3. Tunangan Papa

...^^^^^^^^^^^^...

Vallery mempercepat langkah kakinya saat memasuki rumah, ekspresi wajahnya tampak bahagia. Bagaimana tidak bahagia, Papanya yang super sibuk dan nyaris tak pernah meluangkan waktu makan malam bersama dengannya semenjak dirinya masuk SMP. Tiba-tiba memberitahu kalau malam ini, beliau ingin mengajaknya makan malam bersama. Jadi, begitu selesai mengerjakan tugas kelompok di rumah Tari, salah satu teman kampusnya. Ia langsung mengemudikan Honda Jazz miliknya menuju rumah, ia pun sampai harus repot-repot menolak ajakan teman-teman yang lain untuk nonton film di bioskop.

"Kenapa lari-lari sih, Non?" sambut Bik Jum, pembantu sekaligus pengasuhnya sejak Mamanya meninggal.

"Papa udah pulang, Bik?" tanya Vallery, memilih mengabaikan pertanyaan Bik Jum. Kedua matanya celingukan mencari keberadaan sang Papa.

"Sudah, Non, sekarang Bapak masih di ruang tamu. Tapi mending Non Vallery mandi dulu, terus dandan yang cantik, baru turun ke ruang makan. Bik Jum masak sambal goreng ati kesukaan Non Vallery loh," ujar Bik Jum sembari menggiring tubuh Vallery agar segera naik ke lantai atas.

Meski awalnya ingin memprotes, namun akhirnya Vallery mengangguk setuju dan langsung bergegas naik ke kamarnya. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, ia segera turun ke lantai bawah dan langsung menuju ruang makan. Langkah kakinya mendadak berat saat menemukan seorang wanita bertubuh ramping dengan balutan dress selutut bergaris, sedang sibuk menata makanan di meja makan. Pandangannya lalu beralih pada sang Papa yang terlihat begitu bahagia menatap wanita itu.

Mendadak ia ingin marah.

Pemandangan macam itu? Batin gadis itu sambil mengepalkan telapak tangannya geram. Ia benci situasi ini. Serius, wanita muda itu ingin dijadikan istri oleh Papanya? Jadi anak sulung Papanya atau Kakak untuknya saja wanita itu masih cocok loh, bagaimana Papanya ingin menjadikan wanita itu untuk jadi istrinya dan menjadi Ibu sambung untuknya.

Dalam lamunannya, Vallery menggeleng. Membayangkan memiliki ibu semuda itu bagaikan mimpi buruk baginya. Lantas bagaimana jadinya jika semua itu menjadi kenyataan? Astaga, Vallery tidak mau.

"Vallery? Kenapa kamu hanya berdiri di situ? Ayo, kemarilah!"

Vallery berdecih muak. Ia tidak suka dengan sikap sok ramah sekertaris Papanya itu. Ia ingin marah. Marah dengan Papanya dan juga situasi ini. Tapi, Vallery sadar betul ia tidak bisa marah, setidaknya untuk sekarang ia harus menjaga sikap.

"Sayang, kemarilah! Kita makan sama-sama."

Kalau saja ia benar-benar tidak punya sopan santun atau pun tata krama, ia pasti akan langsung memutar kedua bola matanya sekarang juga. Tapi sayang, ia masih memiliki keduanya, sehingga dengan langkah berat ia mendekat ke meja. Menyapa wanita itu seadanya, lalu duduk di sisi kiri Gerald setelahnya.

"Biar saya ambilkan," ucap Riana saat melihat Gerald hendak menyentuh entong nasi. Ia kemudian meraih piring Gerald dan mengisinya dengan seentong nasi penuh, "segini cukup?" tanyanya sambil menoleh ke arah Gerald.

Sambil tersenyum Gerald mengangguk.

"Mau pake lauk apa?"

"Sayur sop sama tahu aja. Sambalnya jangan lupa, Riana."

Riana mengangguk patuh, lalu mengambil sayur sop dan tahu kuning goreng dan sesendok sambal tomat.

"Ayam gorengnya tidak?" tawar Riana berniat menggoda.

Gerald mendengkus dengan ekspresi cemberut dibuat-buat. "Kamu kan tahu kalau kolesterol saya naik beberapa hari yang lalu, Haris sudah mewanti-wanti saya untuk tidak makan gorengan tapi kamu malah menawarkan ayam goreng. Sengaja sekali," gerutunya kemudian.

Melihat ekspresi cemberut yang ditunjukkan Gerald, Riana tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Wanita itu terlihat bahagia saat menggoda sang kekasih. Ia seakan lupa keberadaan Vallery yang tadi sempat membuatnya gugup setengah mati, yang saat ini sedang menatapnya makin tak suka. Ya, wajar saja jika Vallery tidak suka dengannya. Jarak umurnya dengan Gerald terlalu jauh, sehingga wajar jika Vallery beranggapan jika dirinya hanya menginginkan harta milik Gerald. Jangankan Vallery, beberapa rekan kantornya pun kebanyakan berpikir demikian. Tersinggung, sudah jelas dirasakan Riana. Tapi ia sadar betul jika semua itu adalah resiko yang harus diterimanya, suka atau tidak.

"Vallery, siniin piring kamu, biar saya ambilkan," ucap Riana sembari menatap Vallery lembut.

Tangannya terulur untuk mengambil piring yang ada di hadapan Vallery. Tapi gadis itu hanya menatapnya sekilas lalu menggeleng sebagai tanda jawaban. Meski kecewa, Riana mencoba untuk tersenyum sambil mengangguk maklum.

"Tidak perlu. Saya terbiasa melakukannya sendiri."

"Vallery butuh waktu," bisik Gerald, menyemangati Riana. Tangannya kemudian meremas tangan Riana yang tergeletak di atas meja. "Sekarang kita makan dulu, oke. Percaya dengan saya kalau semua akan baik-baik saja," imbuhnya kemudian.

Riana mengangguk, lalu mulai mengambil nasi dan lauk untuknya sendiri. Suasana makan malam kali ini terasa sepi, tidak ada suara selain dentingan sendok dan garpu membentur piring. Semua fokus dengan kegiatannya masing-masing, atau mungkin meraka hanya pura-pura fokus agar makan malam ini tidak berakhir kacau.

Setelah berhasil menghabiskan sepiring nasi beserta sambal goreng ati kesukaannya, Vallery langsung berdiri.

"Aku sudah selesai. Dan aku akan--"

"Duduk dulu," sela Gerald sambil meletakkan gelasnya kembali di atas meja, ia sedikit mendongak ke arah putrinya, menatap Vallery agar menuruti perintahnya.

Sambil berdecak samar, Vallery akhirnya kembali meletakkan bokongnya di kursi.

"Papa mau ngomong," ucap Gerald hati-hati.

Vallery diam. Ia sudah bisa menebak apa yang ingin diucapkan Papanya, tapi entah kenapa Vallery tidak ingin mendengarnya secara langsung. Dilirik Riana dengan tatapan tidak suka, membuat wanita itu menunduk dan makin gugup.

"Papa sudah melamar Riana secara pribadi."

Rahang Vallery mengetat, menahan amarah. Jadi papanya ini benar-benar akan menikahi wanita ini? Tanpa mempertimbangkan perasaannya. Kenapa Papanya begitu terhadapnya, apa wanita itu jauh lebih penting ketimbang perasaannya.

"Lalu?" Vallery bertanya dengan bibir bergetar menahan tangis.

"Riana akhirnya menerima, setelah Papa ditolak beberapa kali. Lamaran resmi akan diadakan bulan depan, tanggal pastinya akan diadakan sesuai jadwal kosong kamu. Tangg--"

"Papa bahkan nggak meminta persetujuan Valle?" potong Vallery penuh kekecewaan.

"Papa sudah pernah meminta izin sama kamu, Valle. Apa kamu lupa? Lagian Papa nggak butuh persetujuan kamu, yang Papa butuhin itu hanya meyakinkan kamu agar kamu setuju," tegas Gerald tak ingin dibantah. Membuat kedua perempuan beda usia itu melotot kaget.

"Apa?!" desis Vallery tak percaya.

"Mas, kenapa kamu ngomong begitu. Itu akan membuat Vallery semakin membenciku," protes Riana menatap Gerald tidak suka. Baginya kalimat kekasihnya itu benar-benar akan membuat keadaan semakin kacau.

"Tanpa kalimat itu pun saya sudah membenci anda," ketus Vallery langsung berdiri dan meninggalkan meja makan begitu saja. Mengabaikan teriakan Gerald yang memanggil-

manggil namanya dan memerintahnya untuk tetap di sini. Namun, gadis itu memilih untuk menulikan kedua telinganya dan terus mempercepat langkah kakinya menaiki anak tangga.

Riana mendesah lelah. "Kenapa kamu malah memperkeruh keadaan, Mas. Perbedaan umur kita terlalu sulit untuk Vallery terima dan kamu malah bilang kalau kamu tidak butuh persetujuan putri kamu. Kamu memang tidak niat untuk menikahi aku?" Kedua matanya menatap Gerald tajam.

"Kenapa kamu bicara seperti itu, kamu pikir umur saya cocok untuk bermain-main dengan suatu hubungan? Saya bahkan sudah membeli cincin untuk kamu, dan kamu masih berpikir saya tidak serius?"

Riana mendesah sekali lagi, diurut pelipisnya yang terasa berdenyut kencang.

"Kalau kamu serius, kamu harusnya nggak ngomong kalau kamu nggak butuh persetujuannya, Mas. Padahal persetujuan yang paling kamu butuhin itu dari Vallery, putri kandungmu sendiri."

"Maaf, saya tadi emosi," sesal Gerald. Gurat-gurat penyesalan terlihat jelas di wajah tampannya. Meski sudah berumur 46tahun, ketampanannya seolah tidak memudar. Dan mungkin ini yang membuat Riana jatuh hati padanya.

"Kamu tidak perlu meminta maaf padaku karena yang lebih pantas mendapatkan maaf dari kamu itu Vallery."

"Tapi saya membuat kamu kecewa."

"Vallery lebih kecewa daripada aku, Mas."

"Lalu saya harus bagaimana?"

"Minta maaf dengannya, tapi jangan terlalu memaksakan. Ajak ngobrol baik-baik. Jangan langsung memintanya untuk merestui hubungan kita. Semua butuh proses, sayang," bisik Riana sambil meremas telapak tangan Gerald. Kedua mata menatap sang kekasih dengan penuh kelembutan, membuat pria yang sangat cocok dijuluki hot duda ini tersenyum bahagia.

"Saya senang karena jatuh cinta dengan orang tepat," balas Gerald ikut berbisik.

"Dan semoga pilihan kita untuk menjalin hubungan ini adalah pilihan yang tepat." Batin Riana sambil memaksakan senyumnya.

Tbc,

Mohon dukungannya gaessss🙏🙏🙏

Like dan komennya ditunggu

Terpopuler

Comments

Mak sulis

Mak sulis

semoga ini memang pilihan yg tepat..baik luar dalamnya..dan jangan sampe Riana itu punya muka dua yg cuma akting dan baik di depan orangnya saja

2023-06-01

0

◦•●◉✿miamustofa✿◉●•◦

◦•●◉✿miamustofa✿◉●•◦

smangaaaattt.. 😘😘

2022-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bule Jawa
2 2. Barbie Hidup
3 3. Tunangan Papa
4 4. Akhirnya Bertemu
5 5. Hanya Ingin Menolong
6 6. Khilaf
7 7. Sudah Terlanjur
8 8. Telat?
9 9. Sebuah Pengakuan
10 10. Tanggung Jawab
11 11. Kemarahan Papa
12 12. Age Just Number
13 13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14 14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15 15. Bertemu Calon Mertua
16 16. Menjemput Restu
17 17. Pertemuan Dadakan
18 18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19 19. Kekesalan Vallery
20 20. Kekecewaan Vallery
21 21. Akur
22 22. Murkanya Nenek Vallery
23 23. Kekhawatiran Vallery
24 24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25 25. Cemburunya Gerald
26 26. Hampir Khilaf
27 27. Mendamaikan Nick & Patricia
28 28. Sebar undangan
29 29. Pendarahan?
30 30. Drama Sebelum Pernikahan
31 31. Damai
32 32. Fix, Gagal Resepsi
33 33. Ada Yang Jadian
34 34. Sah!
35 35. Bukan Malam Pertama
36 36. Pindahan
37 37. Kunjungan Mertua
38 38. Kencan Ceritanya
39 39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40 40. Chek Kandungan
41 41. Drama Rumah Tangga?
42 42. Ngidam
43 43. Boy's Time
44 44. Chek in di Hotel??
45 45. Ngambek
46 46. Kekhawatiran Semata
47 47. Pernyataan Cinta
48 48. Lamaran Gerald
49 49. Sedang Manis-Manisnya
50 50. Kekecewaan Patricia
51 51. Putus atau Terus?
52 52. Perkara Susu
53 53. Cewek?
54 54. Kedatangan Tamu
55 55. Tamu Tambahan
56 56. Kamu Marah?
57 57. Kegalauan Vallery
58 Pengumuman
59 58. Salah Apa Lagi Nih?
60 59. Jujur
61 60. Nemenin Kondangan
62 61. Pengakuan
63 62. Curhat
64 63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65 64. Rasa Bersalah Lingga
66 65. Kondisi Vallery
67 66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68 67. Tak Ingin Pisah
69 68. Masih Ada Kita
70 69. Ayo, Berjuang!
71 70. Baikan?
72 71. Bertemu Baby
73 72. Cari Nama Buat Baby
74 73. Selamat Tinggal Saka
75 74. Diskusi Berujung Emosi
76 75. Belum Baikan? (part 1)
77 76. Belum Baikan (part 2)
78 77. Rencana Gagal
79 78. Jujur Itu Baik?
80 79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81 80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82 81. Ya, Halo?
83 82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84 83. Menunggu Hasil
85 84. Tetap Kuat, Nak!
86 85. Dijengukin Mama Baru
87 86. Surprise?
88 87. Kating Rese
89 88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90 89. Dilabrak
91 90. Bertahan, Sayang
92 91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93 92. Hampir Ribut Lagi?
94 93. Berdamai?
95 94. Hah? Positif?
96 promo cerita baru
97 Info cerita baru
98 promo
99 cerita baru
100 promo
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Bule Jawa
2
2. Barbie Hidup
3
3. Tunangan Papa
4
4. Akhirnya Bertemu
5
5. Hanya Ingin Menolong
6
6. Khilaf
7
7. Sudah Terlanjur
8
8. Telat?
9
9. Sebuah Pengakuan
10
10. Tanggung Jawab
11
11. Kemarahan Papa
12
12. Age Just Number
13
13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14
14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15
15. Bertemu Calon Mertua
16
16. Menjemput Restu
17
17. Pertemuan Dadakan
18
18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19
19. Kekesalan Vallery
20
20. Kekecewaan Vallery
21
21. Akur
22
22. Murkanya Nenek Vallery
23
23. Kekhawatiran Vallery
24
24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25
25. Cemburunya Gerald
26
26. Hampir Khilaf
27
27. Mendamaikan Nick & Patricia
28
28. Sebar undangan
29
29. Pendarahan?
30
30. Drama Sebelum Pernikahan
31
31. Damai
32
32. Fix, Gagal Resepsi
33
33. Ada Yang Jadian
34
34. Sah!
35
35. Bukan Malam Pertama
36
36. Pindahan
37
37. Kunjungan Mertua
38
38. Kencan Ceritanya
39
39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40
40. Chek Kandungan
41
41. Drama Rumah Tangga?
42
42. Ngidam
43
43. Boy's Time
44
44. Chek in di Hotel??
45
45. Ngambek
46
46. Kekhawatiran Semata
47
47. Pernyataan Cinta
48
48. Lamaran Gerald
49
49. Sedang Manis-Manisnya
50
50. Kekecewaan Patricia
51
51. Putus atau Terus?
52
52. Perkara Susu
53
53. Cewek?
54
54. Kedatangan Tamu
55
55. Tamu Tambahan
56
56. Kamu Marah?
57
57. Kegalauan Vallery
58
Pengumuman
59
58. Salah Apa Lagi Nih?
60
59. Jujur
61
60. Nemenin Kondangan
62
61. Pengakuan
63
62. Curhat
64
63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65
64. Rasa Bersalah Lingga
66
65. Kondisi Vallery
67
66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68
67. Tak Ingin Pisah
69
68. Masih Ada Kita
70
69. Ayo, Berjuang!
71
70. Baikan?
72
71. Bertemu Baby
73
72. Cari Nama Buat Baby
74
73. Selamat Tinggal Saka
75
74. Diskusi Berujung Emosi
76
75. Belum Baikan? (part 1)
77
76. Belum Baikan (part 2)
78
77. Rencana Gagal
79
78. Jujur Itu Baik?
80
79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81
80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82
81. Ya, Halo?
83
82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84
83. Menunggu Hasil
85
84. Tetap Kuat, Nak!
86
85. Dijengukin Mama Baru
87
86. Surprise?
88
87. Kating Rese
89
88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90
89. Dilabrak
91
90. Bertahan, Sayang
92
91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93
92. Hampir Ribut Lagi?
94
93. Berdamai?
95
94. Hah? Positif?
96
promo cerita baru
97
Info cerita baru
98
promo
99
cerita baru
100
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!