7. Sudah Terlanjur

*****

Vallery menerjapkan kedua matanya saat merasakan sinar matahari menembus masuk ke dalam kamarnya. Kepalanya terasa pening, daerah kewanitaannya terasa perih dan juga ngilu.

Tunggu dulu, daerah kewanitaan terasa ngilu? Loh, memangnya apa yang telah ia lakukan semalam? Seingatnya ia hanya pergi ke club, mabuk lalu menari sepuasnya seperti orang gila.

Dengan susah payah Vallery mengumpulkan kesadaran. Mencoba mengingat-ngingat apa yang telah dilakukannya, dengan gerakan ragu, ia kemudian mengintip ke dalam selimut. Jantung Vallery rasanya seperti ditikam, tubuh telanjang dan bercak darah?

Astaga, apa yang sudah ia lakukan kemarin. Dia baru saja kehilangan keperawanannya? Dan ia tidak ingat dengan siapa melakukannya?

Kau benar-benar sudah tidak waras, Vallery. Batin Vallery frustasi.

Vallery panik sekaligus bingung. Kedua matanya mengelilingi seisi kamar bernuasa monokrom ini, sepertinya ini bukan hotel. Batin Vallery berasumsi.

Cklek!

Vallery langsung menarik selimut hingga batas leher lalu menoleh ke arah pintu. Di sana ia menemukan Lingga berdiri sambil membawa nampan berisi segelas susu dan juga roti bakar.

"Sudah bangun?" sapa Lingga sambil tersenyum. Pria itu kemudian berjalan mendekat ke arah Vallery. Meletakkan nampan itu di nakas samping ranjang.

Oh, jadi ini kamar Lingga?

Pria yang bahkan baru ditemuinya sebanyak tiga kali, itu pun kalau Vallery tidak salah hitung.

Vallery mengangguk sambil mencengkram ujung selimutnya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Lingga lalu mengambil posisi duduk di tepi ranjang.

"Ya, cukup baik," jawab Vallery sedikit ragu.

"Apa kamu tidak merasa menyesal?" tanya Lingga tiba-tiba.

"Tentang yang semalam?"

Lingga mengangguk.

"Aku sebenarnya belum ingat kejadian semalam." Vallery mengigit bibir bawahnya, perasaannya tak enak. "Apa semalam kita... melakukannya? Benar-benar melakukannya?" imbuhnya ragu.

Dengan wajah bersalahnya, Lingga mengangguk. "Maaf. Aku harusnya menolak dan bisa menahan diri."

"Tunggu dulu!"

"Kenapa?" tanya Lingga dengan wajah bingungnya.

"Kamu bilang harusnya kamu menolak?"

"Iya. Harusnya aku menolak dan--"

"Itu artinya aku yang memaksamu?" potong Vallert tidak percaya.

Bukan tidak percaya dengan Lingga, Vallery lebih tidak percaya terhadap dirinya sendiri, yang nyaris selalu kehilangan kontrol saat mabuk. Vallery akui, ia tidak suka akan fakta itu.

Lingga terlihat ragu, ia mengusap kepala bagian belakangnya kemudian menggeleng ragu.

"Bukan memaksa tapi menggoda" koreksi Lingga sambil terkekeh geli. Ia sengaja melakukannya untuk menggoda Vallery.

"Aku bahkan menggodamu?"

Lingga mengangguk. "Dan sialnya aku pria normal," ucapnya sambil memasang wajah pura-pura sedih.

Astaga, Vallery benar-benar merasa kehilangan mukanya saat ini. Ia shock dengan kelakuannya yang seperti wanita penggoda itu.

Ck. Alkohol sialan. Umpat Vallery dalam hati.

"Astaga, memalukan sekali," guman Vallery masih shock.

"Tidak juga. Dibanding memalukan, menurutku yang semalam itu sangat memuaskan," bisik Lingga sengaja kembalik menggoda Vallery.

Secara otomatis, kedua pipi Vallery memerah menahan malu. Astaga, tidak peka sekali pria ini, ya Tuhan. Pekik Vallery dalam hati sambil menutup wajahnya menggunakan selimut.

"Aku hanya bercanda," ujar Lingga menenangkan. Ia berusaha menahan diri untuk tidak tertawa. Karena serius, melihat wajah bersemu Vallery membuat Lingga gemas. Tidak sekedar ingin tertawa, tapi juga sangat ingin mengulang kejadian semalam. Oh, oke, sepertinya otak Lingga mulai tidak waras.

"Kalau ingin tertawa, tertawa saja, tidak perlu ditahan-tahan begitu," gerutu Vallery sebal.

"Aku tidak sedang ingin tertawa. Aku hanya ingin kamu segera menghabiskan sarapanmu lalu mandi dan aku akan mengantarmu pulang," ucap Lingga sambil mengacak rambut Vallery gemas. Membuat gadis itu cemberut karena kesal.

"Aku ada kelas pagi," balas Vallery sambil membenarkan selimutnya yang agak melorot.

Lingga mangguk-mangguk. "Oh, oke. Aku akan mengantarmu ke kampus kalau begitu." ia kemudian berjalan menjauh dari ranjang, berniat untuk meninggalkan kamarnya, namun tidak jadi dan berbalik. "ngomong- ngomong soal semalam, kamu benar-benar sedang tidak dalam masa subur kan?"

"Kenapa?"

Lingga menggeleng. "Hanya sedikit khawatir. Kalau aku sih tidak masalah, umurku sudah cukup matang untuk menjadi Ayah. Tapi kalau kamu?" Ia menggaruk kepalanya ragu, "kamu masih terlalu muda, Vallery. Aku mungkin akan sa--"

"Tidak," potong Vallery cepat, "aku tahu ini rumahmu. Tapi bisa tidak kalau kamu keluar sekarang? Aku ingin mandi."

Lingga mengangguk paham lalu segera keluar kamar. Sedangkan Vallery memilih untuk meraih segelas susu putih dan langsung meneguknya hingga habis. Meski tidak terlalu suka susu rasa vanila, ia tetap menghabiskannya, karena apa? Karena ia merasa kehausan. Baru setelahnya ia turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Tubuhnya lengket dan ia ingin segera mandi.

****

Vallery menggaruk tengkuknya bingung. Ia baru menyelesaikan ritual mandinya, masih menggunakan handuk kimono dengan kepala yang dibungkus handuk kecil. Mencari-cari keberadaan kemeja dan juga celana jeans-nya yang dipakai semalam.

Tunggu!

Lingga tidak menyobek pakaiannya kan semalam?

Dengan sedikit berlari kecil, ia kemudian keluar dari kamar dan mencari keberadaan Lingga.

Vallery langsung menemukan Lingga saat ia menuruni anak tangga. Tanpa ba-bi-bu ia langsung menghampiri Lingga yang terlihat fokus dengan Macbooknya. Saking sibuknya pria itu bahkan tak menyadari keberadaannya yang kini sedang menatapnya tajam, dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada.

Baru saat gadis itu berdehem, Lingga menoleh.

"Sudah selesai? Kenapa tidak pakai baju sekalian?" tanya Lingga sambil meletakkan macbooknya di atas meja.

Vallery tak langsung menjawab, gadis itu lebih memilih untuk duduk di sebelah Lingga terlebih dahulu.

"Aku nggak nemuin bajuku. Kamu kemanain?" tanya Vallery. "Enggak kamu robekkan?"

Secara spontan Lingga tertawa. "Tidak. Kenapa kamu berpikir begitu? Aku belum sebirahi itu semalam. Lagian, meski birahiku sedang naik-naiknya, aku bukan tipekal pria yang suka main terburu-buru. Dan lebih suka main lembut tapi tidak menuntut. Kamu tidak merasakannya?"

Vallery memutar kedua bola matanya. "Aku mabuk semalam. Jadi belum ingat."

Lingga pura-pura memasang wajah sedihnya. "Sayang sekali kamu tidak meningatnya."

"Ha?"

Lingga menoleh ke arah Vallery dengan ekspresi datarnya. "Akan sangat menyenangkan kalau kamu mengingatnya."

Vallery berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Astaga! Jadi mana kamu meletakkannya?"

"Dicuci."

"Udah?"

Lingga menggeleng. "Nanti. Kalau ART-ku sudah ke sini."

"Terus sekarang di mana? Aku pake itu aja dulu."

Vallery heran. Kalau belum dicuci harusnya ia dapat memakainya kembali,  kecuali kalau sudah terlanjur dicuci baru tidak bisa dipakai.

"Aku sudah membelikan baju, tinggal kamu pakai. Sudah aku taruh di kamar sekalian."

"Kenapa tidak bilang dari tadi," gerutu Vallery sambil menghentakkan  kedua kakinya imut, lalu bergegas naik ke lantai atas kembali.

Lingga hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala, menatap punggung Vallery yang kian menjauh.

Tak lama setelahnya, Vallery segera turun. Lingga langsung tersenyum menyambutnya dan menyuruh gadis itu duduk.

"Kita harus bicara."

"Tentang?"

"Yang semalam."

"Kenapa?"

"Apa kau menyesal?"

Vallery mengangguk.

"Tapi kenapa kamu bisa setenang ini?" tanya Lingga keheranan.

"Ya, memang kamu maunya aku bagaimana? Semua sudah terlanjur terjadi, menangis tersedu-sedu dan terpuruk dalam penyesalan tidak akan membuat keperawananku kembali bukan?"

Mendengar jawaban Vallery, seketika itu Lingga tidak bisa berkata-kata. Mental anak muda jaman sekarang benar-benar mengerikan. Batinnya sambil bergidik ngeri.

Tbc,

Terpopuler

Comments

Partiah Yake

Partiah Yake

iya benar. sudah terlanjur mau gimana Lagi

2022-09-16

1

berkah banyak rejeki dan sehat

berkah banyak rejeki dan sehat

GT

2022-04-22

1

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

khilaf sama bab sdh terlanjur ini sama an deh ceritanya

2021-11-22

3

lihat semua
Episodes
1 1. Bule Jawa
2 2. Barbie Hidup
3 3. Tunangan Papa
4 4. Akhirnya Bertemu
5 5. Hanya Ingin Menolong
6 6. Khilaf
7 7. Sudah Terlanjur
8 8. Telat?
9 9. Sebuah Pengakuan
10 10. Tanggung Jawab
11 11. Kemarahan Papa
12 12. Age Just Number
13 13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14 14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15 15. Bertemu Calon Mertua
16 16. Menjemput Restu
17 17. Pertemuan Dadakan
18 18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19 19. Kekesalan Vallery
20 20. Kekecewaan Vallery
21 21. Akur
22 22. Murkanya Nenek Vallery
23 23. Kekhawatiran Vallery
24 24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25 25. Cemburunya Gerald
26 26. Hampir Khilaf
27 27. Mendamaikan Nick & Patricia
28 28. Sebar undangan
29 29. Pendarahan?
30 30. Drama Sebelum Pernikahan
31 31. Damai
32 32. Fix, Gagal Resepsi
33 33. Ada Yang Jadian
34 34. Sah!
35 35. Bukan Malam Pertama
36 36. Pindahan
37 37. Kunjungan Mertua
38 38. Kencan Ceritanya
39 39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40 40. Chek Kandungan
41 41. Drama Rumah Tangga?
42 42. Ngidam
43 43. Boy's Time
44 44. Chek in di Hotel??
45 45. Ngambek
46 46. Kekhawatiran Semata
47 47. Pernyataan Cinta
48 48. Lamaran Gerald
49 49. Sedang Manis-Manisnya
50 50. Kekecewaan Patricia
51 51. Putus atau Terus?
52 52. Perkara Susu
53 53. Cewek?
54 54. Kedatangan Tamu
55 55. Tamu Tambahan
56 56. Kamu Marah?
57 57. Kegalauan Vallery
58 Pengumuman
59 58. Salah Apa Lagi Nih?
60 59. Jujur
61 60. Nemenin Kondangan
62 61. Pengakuan
63 62. Curhat
64 63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65 64. Rasa Bersalah Lingga
66 65. Kondisi Vallery
67 66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68 67. Tak Ingin Pisah
69 68. Masih Ada Kita
70 69. Ayo, Berjuang!
71 70. Baikan?
72 71. Bertemu Baby
73 72. Cari Nama Buat Baby
74 73. Selamat Tinggal Saka
75 74. Diskusi Berujung Emosi
76 75. Belum Baikan? (part 1)
77 76. Belum Baikan (part 2)
78 77. Rencana Gagal
79 78. Jujur Itu Baik?
80 79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81 80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82 81. Ya, Halo?
83 82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84 83. Menunggu Hasil
85 84. Tetap Kuat, Nak!
86 85. Dijengukin Mama Baru
87 86. Surprise?
88 87. Kating Rese
89 88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90 89. Dilabrak
91 90. Bertahan, Sayang
92 91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93 92. Hampir Ribut Lagi?
94 93. Berdamai?
95 94. Hah? Positif?
96 promo cerita baru
97 Info cerita baru
98 promo
99 cerita baru
100 promo
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Bule Jawa
2
2. Barbie Hidup
3
3. Tunangan Papa
4
4. Akhirnya Bertemu
5
5. Hanya Ingin Menolong
6
6. Khilaf
7
7. Sudah Terlanjur
8
8. Telat?
9
9. Sebuah Pengakuan
10
10. Tanggung Jawab
11
11. Kemarahan Papa
12
12. Age Just Number
13
13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14
14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15
15. Bertemu Calon Mertua
16
16. Menjemput Restu
17
17. Pertemuan Dadakan
18
18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19
19. Kekesalan Vallery
20
20. Kekecewaan Vallery
21
21. Akur
22
22. Murkanya Nenek Vallery
23
23. Kekhawatiran Vallery
24
24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25
25. Cemburunya Gerald
26
26. Hampir Khilaf
27
27. Mendamaikan Nick & Patricia
28
28. Sebar undangan
29
29. Pendarahan?
30
30. Drama Sebelum Pernikahan
31
31. Damai
32
32. Fix, Gagal Resepsi
33
33. Ada Yang Jadian
34
34. Sah!
35
35. Bukan Malam Pertama
36
36. Pindahan
37
37. Kunjungan Mertua
38
38. Kencan Ceritanya
39
39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40
40. Chek Kandungan
41
41. Drama Rumah Tangga?
42
42. Ngidam
43
43. Boy's Time
44
44. Chek in di Hotel??
45
45. Ngambek
46
46. Kekhawatiran Semata
47
47. Pernyataan Cinta
48
48. Lamaran Gerald
49
49. Sedang Manis-Manisnya
50
50. Kekecewaan Patricia
51
51. Putus atau Terus?
52
52. Perkara Susu
53
53. Cewek?
54
54. Kedatangan Tamu
55
55. Tamu Tambahan
56
56. Kamu Marah?
57
57. Kegalauan Vallery
58
Pengumuman
59
58. Salah Apa Lagi Nih?
60
59. Jujur
61
60. Nemenin Kondangan
62
61. Pengakuan
63
62. Curhat
64
63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65
64. Rasa Bersalah Lingga
66
65. Kondisi Vallery
67
66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68
67. Tak Ingin Pisah
69
68. Masih Ada Kita
70
69. Ayo, Berjuang!
71
70. Baikan?
72
71. Bertemu Baby
73
72. Cari Nama Buat Baby
74
73. Selamat Tinggal Saka
75
74. Diskusi Berujung Emosi
76
75. Belum Baikan? (part 1)
77
76. Belum Baikan (part 2)
78
77. Rencana Gagal
79
78. Jujur Itu Baik?
80
79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81
80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82
81. Ya, Halo?
83
82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84
83. Menunggu Hasil
85
84. Tetap Kuat, Nak!
86
85. Dijengukin Mama Baru
87
86. Surprise?
88
87. Kating Rese
89
88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90
89. Dilabrak
91
90. Bertahan, Sayang
92
91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93
92. Hampir Ribut Lagi?
94
93. Berdamai?
95
94. Hah? Positif?
96
promo cerita baru
97
Info cerita baru
98
promo
99
cerita baru
100
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!