Semalaman Ima menangis, menyalurkan sakit hatinya. Setidaknya dengan menangis ia tidak merasakan sesak di dadanya lagi.
Menjelang fajar kantuknya sudah tak dapat ia tahan dan tertidurlah ia dengan sisa air mata yang tersisa di sudut matanya.
' setidaknya aku masih bisa tidur saat sakit hati '
Minggu pagi kala itu cukup cerah. Ima hanya memejamkan matanya beberapa jam saja, terbangun saat matahari pagi masih bisa untuk menjemur badan. Tak dia sia-siakan waktu untuk menjemur tubuhnya. Di pandanginya matahari pagi yang bersinar cerah.
' Belum kiamat kan'
'Matahari masih bersinar, bumi masih berputar'
' Semua masih baik-baik saja'
'Hanya hatiku yang terpotek'
'Jadi ayo hati, lekaslah baik'
Di Pejamkan mata sembabnya menikmati udara dan sinar matahari pagi hari itu.
Senin kembali dengan cepat. Ima menghela nafas dengan berat dan panjang. Di tatapnya pantulan dirinya di depan cermin kamar kosannya. Sambil menyisir merapihkan rambutnya, Ia termenung memikirkan bagaimana cara nya bersikap nanti saat bertemu dengan Bimo. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia putus, namun ini kali pertama ia putus dengan pacar sekaligus rekan kerja, mana satu kantor.
hah
hah
Argh
Di acaknya rambutnya karena kesal. Ia jadi menyesal mengapa menjalin hubungan dengan rekan kerja. Andai ia tak berpacaran dengan rekan kerja tak akan bingung begini kalau putus.
'Nasib..nasib'
Akhirnya dirapihkan kembali rambutnya. Dia bersiap untuk berangkat menuju Sekolah tempanya bekerja.
"DARA!!!!" Teriakan Ima menggelegar di depan pintu kamar Dara.
Seperti biasa setiap hari bekerja, Ima dan Dara selalu bersama. Dara menumpang motor Ima untuk berangkat dan pulang. Ima pun tak keberatan dengan itu. Menghemat waktu, tenaga dan bisa mengobrol seru.
Dan... seperti biasa Dara selalu lelet
Ima membawa laju motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Mengejar waktu akibat leletnya Dara.
"IMA...GW TAKUT" teriak Dara di belakang boncengan
Seperti yang di takutkan Ima. Ia canggung saat bertemu dengan Bimo. Bimo memandang Ima dengan wajah memelas juga dengan mata yang terlihat sembab. Bimo mencoba mendekati Ima saat di parkiran.
"Aduh.... pagi-pagi mau uwu-uwu an aja sih"
"Kan jiwa jomblowati aku meraung-raung nih" ledekan Dara untuk pasangan Bimo Ima
'*Uwu-uwuan dari hongkong*' Runtuk Ima
"aku duluan deh... tau diri kok" melenggang lah Dara meninggalkan pasangan Bimo Ima.
Ima mencoba menghindari Bimo dengan ikut berjalan di belakang Dara, namun tangan Bimo sudah menahan jalannya Ima.
"Dek.." dengan suara lembut yang terdengar sedikit serak Bimo merengek kepada Ima agar mau berbicara dengan nya
"Pak Bimo, saya mau absen dulu"
Ima mencoba melepaskan genggaman tangan Bimo di pergelangan lengannya.
Bimo terkejut dengan panggilan Ima yang sudah berubah kepadanya. Di lepaskan tangannya yang menggenggam lengan Ima dengan lemas. Dia menundukkan kepalanya, Ia merasa kalah dan terbuang.
'bahkan panggilan sayangmu pun sudah berubah dek'
Ima tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Bimo melepaskan genggaman nya. Ia berjalan cepat meninggalkan Bimo menuju kantor di lantai 1
Di tutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia merasa frustasi. Dadanya pun sesak. Segala yang diperjuangkan sia-sia.
'*Dek, kenapa kamu melepaskan mas. Kenapa adek gak mau berjuang bersama mendapatkan hati Bunda*'
'*Mas berusaha semuanya untuk kita*'
'*kenapa adek malah menyerah dan meninggalkan mas*'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Ry suka Quotesnya Kk
Tp Ikhlas tp gak rela Kk
2022-02-17
1
Nur hikmah
aduh bimo enyahlh...
2022-01-24
1