Bimo lelaki yang baik. Sama seperti lelaki umumnya. Tampilan luar begitu bagus dan sempurna.
Awal perjumpaan dengan Ima 2 tahun yang lalu. Saat Bimo mulai bekerja sebagai Guru olahraga dan ekstra kurikuler. Mereka selayaknya rekan kerja, bergaul bersama dan bekerja sama. Namun setelah beberapa bulan berinteraksi. Mereka merasakan perasaan yang berbeda dari hanya rekan kerja. Dan entah mulai kapan mereka sepakat untuk menjalin hubungan yang lebih dari teman kerja.
Hubungan mereka adem ayem tanpa drama. Bahkan sangat lancar. Baik Bimo maupun Ima saling melengkapi dan saling percaya juga saling memahami.
Hubungan mereka yang begitu harmonis membuat sekitar mereka sadar ada yang berbeda dari pertemanan rekan kerja. Mulai dari sekedar guyonan bercandaan beberapa rekan kerja sampai akhirnya tebakan salah satu senior dan di benarkan Bimo ataupun Ima hingga membuat hubungan mereka diketahui rekan kerja satu sekolah hingga beberapa wali murid.
Hubungan yang manis hingga mereka sepakat untuk mengusahakan menuju ke jenjang yang serius, yaitu pernikahan.
Manusia bisa berusaha namun Tuhan jua yang menentukan.
Bimo mengenalkan Ima kepada keluarga nya. Awalnya diterima dengan baik. Ayah dan Bunda Bimo menerima hubungan mereka, begitu juga adik-adik nya.
Benar-benar tanpa drama, lancar selancar jalan bebas hambatan. Mulus semulus kulit bayi, lurus selurus pasta.
Setelah 1 tahun berhubungan dan Bimo membiarkan rencana pernikahan dengan Ima. Entah kenapa tiba-tiba Bundanya tak setuju dengan alasan karena Ima yatim piatu. Dan sudah memiliki calon yang baik bibit, bebet, dan bobot nya.
"Bunda Ndak mau besanan ma orang meninggal"
alasan Bunda nya Bimo yang cukup aneh diterima oleh nya.
"Nanti saat berumah tangga, punya anak. Bunda yang harus repot gitu"
" Ndak mau..."
"Pas nikahan kursi besan kosong... aduh"
" Ndak mau..."
" nanti saat sakit malah ngerepotin keluarga sini"
"Ndak mau..."
" Pokoknya Bunda Ndak mau punya mantu gak ada orang tuanya"
" pacaran silahkan, klo nikah nanti dulu"
Secuil alasan yang di ucapkan Bunda kepada Bimo kala itu. Yang membuat terkejut hingga membuat Bimo kehilangan kata-kata beberapa saat.
"Bun, klo nikahan bisa nyewa WO"
"Bun, klo resepsi masih ada kakak-kakaknya yang gantiin"
"Bun, klo sakit banyak Dokter ma Suster yang bantu bantuin ma jagain"
"Bun, klo punya anak bisa nyewa baby sister ma ART"
Bimo menjawab segala pertanyaan Bunda nya dengan lembut dan diplomatik. Ia mencoba sebijak mungkin. Mencoba berbuat adil antara Bunda nya dan kekasih hatinya.
Bunda Bimo kehilangan kata-kata.
" Pokoknya Bunda Ndak mau punya mantu gak ada orang tuanya"
Perdebatan itu diakhiri dengan Bunda meninggalkan Bimo sendiri.
" Memangnya kamu mau mendengar Bunda mu memusuhi istri mu kelak" Tanya Ayahnya setelah kepergian Bunda karena kalah argumen dengan Bimo.
" Coba kamu pikir... penting mana Bunda mu atau calon mu"
" Kenapa harus membuat ketegangan antara keluarga hanya karena orang lain"
"Tapi Ima bukan orang lain Yah" potong Bimo cepat
"Masih orang lain, dia belum menjadi istrimu. Bukan tanggung jawab mu"
" Apakah kamu masih mau meneruskan sesuatu yang awalnya saja sudah diributkan?"
"Awalnya saja ribut bagaimana akhirnya?"
"Ingat surga mu ada di telapak kaki Bunda mu"
"Carilah orang yang bisa membuat kamu bahagia TAPI Bunda mu pun bahagia"
" Bahagia mu harus membuat keluarga mu bahagia, bukannya malah ribut begini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Titi
Yaelah ada ya ibu ibu kolot begitu 😈
2022-02-08
2
Nur hikmah
uuh bunday bimo mnyebalkn...
2022-01-24
1