Hal yang ku sesali adalah berbicara
karena selayaknya anak panah yang melesat, tak akan bisa di tangkap lagi.
Dara duduk di atas kasur dalam kamarnya dengan wajah marah beserta nafas yang agak memburu. Di tatapnya Ima yang duduk manis di kursi sebrang kasur miliknya. Wajah Ima menunjukkan kegugupan, keringat dingin membasahi tengguknya.
"Jadi gimana ceritanya" nada suara Dara seperti guru BP yang sedang mengintrogasi murid yang bermasalah.
Ima meremas ujung pakaiannya
"Baju Lo kering itu!!"
"gak usah diperes mulu!!!"
"jadi gimana"
kejengkelan Dara bertambah. Tangan Dara gatal ingin memukul pundak Ima tapi di tahannya karena ingin mendengarkan cerita Ima. Akhirnya dipukul guling miliknya dengan gemas
bug
bug
bug
bug
Ima menelan ludahnya dengan susah payah.
Dara memandangnya dengan tajam, setajam silet. Ima mengalihkan pandangannya saat mata mereka bertemu.
"muka Lo banyak ya.. mpe dibuang-buang"
"jawab dong!!!"
"jadi gimana ceritanya"
Nada suara Dara meningkat. Diremasnya guling miliknya yang ada ditangannya. Kesal, marah, kecewa dan gemas jadi satu.
"hmmm"
Ima akhirnya bersuara. Di garuknya kepalanya walaupun tak gatal. Matanya tak fokus, melirik kesana-kemari. Ia bimbang dan bingung harus memulai menjawab dari mana.
Dara makin gemas melihat teman dekatnya itu, digigitnya guling miliknya lalu dihempaskannya hingga berguling dilantai.
"Ima" akhirnya Dara mengalah. diturunkan intonasi nada suaranya, dilembutkan suaranya. selembut mungkin yang bisa ia lakukan.
Dara berdiri dan mendekat kearah Ima. Di genggamannya tangan Ima. ia bersimpuh di hadapan Ima. Dengan tatapan selembut yang ia bisa dan miliki. Ia mencoba agar Ima bisa rileks bercerita. Di ubahnya taktiknya agar Ima mau bercerita tentang kisahnya dengan Bimo. Bagaimana bisa ia dan Bimo putus dan Bimo bisa tiba-tiba menyebarkan undangan pernikahan nya.
Ima menghela nafasnya lagi. Digigitnya bibir bawahnya. Ia cukup terkejut melihat perubahan sikap Dara, apalagi dengan bersimpuhnya Dara dihadapannya.
"Seminggu yang lalu kita putus dengan baik-baik" Suara Ima masih bergetar saat memulai bercerita.
"Gila!!!!!"
"Bis putus langsung nyebar undangan ma cewe lain!!!"
"fix... Bimo selingkuh dibelakang Lo kan"
Dara berteriak melompat. Dilepaskan tautan tangan mereka. Ima terkejut dengan teriakan Dara yang tiba-tiba. Padahal mood ceritanya sedang awal sedih. Hancur sudah mood berceritanya.
"Gak bisa dibiarin ini"
"Sok ganteng banget doi, bisa mainin dua cewe sekaligus"
"Muka pas-pasan gaya do Juan"
"Dompet tipis, sok playboy"
"Buaya karet imitasi"
Dara membara. Bila tadi Ia merasakan sakit hati membayangkan Ima ditinggal kawin. Sekarang Ia murka marah.
bruk
bruk
bruk
Di injak-injaknya guling yang tadi terjatuh dilantai. Dara melompat menginjak dengan buas.
Ima menghela nafas berat melihat kelakuan temannya. Di usap wajahnya dengan frustasi. Mood ceritanya sudah hilang. Dia tak ada niatan untuk meredam kekesalan Dara. Ia sudah malas untuk meluruskan kesalah pahaman Dara.
'\*Bukannya menghibur temennya yang galau malah bikin drama sendiri'
'Suka suka Lo deh\*'
Ima berdiri dari duduknya. Dirapihkan letak kursi yang ia duduki ketempat semula di meja kerja Dara. Dilihatnya sekilas Dara yang masih menganiaya guling dengan sumpah serapah nya.
'*nyerah gw Ra*'
Diangkat kedua tangannya ke udara layaknya seorang yang menyerah sambil menggelengkan kepalanya. Ia berlalu keluar kamar. Ditutupnya pintu kamar sebelum dia pergi. Ima takut teman satu kosan salah paham melihat kelakuan Dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Ry suka Quotesnya Kk
2022-02-17
1
Arfi Sr Liha
lucu,,menarik ,, menyenangkan bacanya...
2022-01-18
3