Bimo masih mencerna kata-kata dari kedua orang tua nya. Dia dalam dilema diantara orang-orang yang ia sayangi. Satu sisi orang tua nya, yang melahirkan, membesarkan, merawat, memberikan pendidikan, tempat berlindung dalam segala hal dalam hidupnya. Dan satu sisi adalah kekasih hatinya, wanita yang mengerti dirinya luar dalam. Memahami, mengerti, melengkapi, dan menemani.
Inginnya adalah menggenggam keduanya. Memegang tangan keduanya agar menjadi masa depannya.
Bimo masih termenung diteras rumah nya. Memandang langit senja kala itu. Hanya mampu mendesah diantara kepulan asap rokoknya.
" Mas, coba diskusikan ma mba Ima dulu" saran Sarah adiknya tiba-tiba yang sudah duduk di hadapannya tanpa Ia sadari.
Bimo hanya mendengar kan tanpa menjawab. Sibuk dengan kepulan asap rokok miliknya
"Sarah yakin mba Ima bisa kasih solusi lebih baik, secara mba Ima itu lebih bijak dari pada mas kan"
Namun setelah Bimo mendiskusikan masalah penolakan Bundanya dengan Ima. Jawaban Ima sangat diluar prediksi.
"Berarti kita Ndak jodoh mas" dengan suara lembut milik Ima yang biasanya menenangkan segala kegundahan perasaan nya malah sekarang seperti petir di siang bolong.
" Dek, kok kamu malah nyerah begini sih" Bimo frustasi dengan sikap Ima
"Ayo kita berjuang melembutkan hati Bunda"
"Masih banyak waktu dek"
"aku maunya sama kamu bukan sama wanita pilihan Bunda"
Ima terkejut mendengar pernyataan Bimo. Di lepaskan tautan tangan mereka. Ima berdiri dari duduknya. Bimo ikut terkejut dengan reaksi tiba-tiba Ima, kekasih hatinya.
"Mas, terima kasih selama ini. Semoga bahagia dengan wanita pilihan Bundanya mas" senyum Ima terlihat terpaksa dengan mata yang berkaca-kaca
"GAK dek!!!" Dipeluknya Ima dengan erat
Ima berusaha melepaskan pelukan mereka. Selain risih karena selama mereka berpacaran tidak pernah ada kontak fisik sama sekali kecuali berpegang tangan. Ima teguh dengan pendiriannya dengan pacaran yang sehat tanpa embel-embel kontak fisik.
"Apapun yang terjadi, kita tetap bersama"
" Mas, turuti kata-kata Orang tua terutama Bunda. Jangan sampai menyesal jika kelak mereka meninggalkan dunia. Berbaktilah mas"
"adek mengerti bagaimana sakitnya karena penyesalan saat ditinggal meninggal kedua orang tua"
Akhirnya hal yang tidak Ima tahu dan Bimo menutupi sebuah fakta yang sangat penting terungkap saat Sarah adik Bimo menghubungi lewat pesawat telepon. Sarah menceritakan bahwa saat Bimo pulang kampung untuk meminta restu untuk menuju kejenjang pernikahan Bimo dan Ima. Bunda sudah menyiapkan acara lamaran dengan calon wanita pilihan tanpa sepengetahuan Bimo.
Bimo di giring tanpa tahu bahwa acara itu adalah acara lamarannya dengan wanita pilihan Bundanya. Bimo yang tak ingin membuat malu keluarga nya ikut menjalankan acara lamaran itu dengan tenang namun hati yang berkecamuk.
"Mas sudah memiliki calon pengantin sendiri"
"Jangan menjilat ludah sendiri mas"
Bimo terkejut mendengar pernyataan Ima dan melepaskan pelukan mereka
" Dek " Bimo kehilangan kata-kata nya
"Sarah yang ngasih tahu adek saat mas lamaran"
Air mata Ima luruh akhirnya. ia mundur teratur dan menyeka air matanya dengan cepat. Ia tak sanggup memandang wajah Bimo. Hatinya sakit karena ketidak jujuran lelakinya. Bukan pertama kalinya Ima ditinggal menikah dengan lelaki tapi yang membuatnya sakit hati adalah kebohongan Bimo. Bagaimana dengan wajah tanpa dosa Bimo masih memohon agar mereka berjuang melunakkan hati Bundanya padahal ia sudah melakukan lamaran dengan wanita lain tanpa ada penolakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mom FA
salam dari in memories🙏
2022-02-14
2
Nur hikmah
jd pngn namplok si bimo
2022-01-24
3