kasian kamu dompet.. semakin tipis saja
Dara mengelus-elus dompet merah muda bergambar kucing tanpa mulut dengan pita putih dan baju ungu muda. Dengan kasih sayang dan penuh kelembutan di belai dompetnya tentu saja dengan wajah sedih mengenaskan. Ia terpaksa harus mengeluarkan uang simpanannya untuk membayar makan siang yang kesorean Ima dan dirinya. Padahal masih seminggu lagi rekening tabunganya bertambah dari hasil keringat jerih payahnya walaupun hanya sedikit melakukan hal yang seharusnya ia kerjakan. Mayoritas pekerjaan nya banyak dilakukan oleh Ima, bukan karena Ima baik hati dan tidak sombong juga tidak rajin menabung. Tapi karena Ima geregetan melihat pekerjaan Dara yang lelet menurunya. Ima dengan segala kemalasannya bisa mendapatkan ide diluar akal teman-teman lainnya termasuk dirinya. menghemat waktu dan tenaga. Namun membuat Dara rendah diri
hah... kertas merahku berubah warna
masih gerutu Dara dalam perjalanan pulang menuju kosannya. Digoyang-goyangkan badan dan kepalanya seperti anak kecil yang sedang merajuk kepada orang tua nya.
"WOY...." teriakan Ima menggelegar diantara keriuhan jalanan
" jangan goyang-goyang ngapa" di pelankan kecepatan motor yang dikendarai oleh nya dan perlahan berhenti di bahu jalan dengan lampu sen yang menyala
" kalau mau mati sendiri aja, jangan ngajak-ngajak"
" gw belum kawin.... dah ditinggal kawin... belum juga gw perlihatkan betapa bisa move on nya gw dan glowing gw setelah ditinggal... harus bisa bikin mantan menyesal meninggalkan gw"
entah sejak kapan Ima sudah turun dari motor setelah mematikan mesin dan memarkirkan motor dengan Dara masih ada diatas motor. Ima berkacak pinggang dengan wajah serius, sedangkan Dara dengan wajah bingung
'gila, Ima kuat amet markirin motor ada gw nya'
'bisa dibanting ini kalau dia ngamuk' wajah Dara berubah pias
"kenapa lo kayak cacing kepanasan, goyang-goyang dibonceng" Ima masih dalam mode serius marah
"itu... tadi..."
'ayo cepet pikir... otak ayo'
"APA!!" naik satu oktaf suara Ima
'aduh mati gw'
Dara kejang
"ada binatang yang masuk baju"
Ima refleks memukuli seluruh badan Dara
"Mana, dimana"
tujuan Ima untuk mengusir binatang yang masuk kedalam baju Dara tapi yang dirasakan Dara malah seperti badannya dianiaya
'aduh...apes amat gw... malah dipukulin Ima'
Dara hanya bisa meratapi kesialannya akibat ualahnya sendiri
'dah bokek, dipukulin lagi'
Dara mengoleskan minyak urut dilengannya setelah membersihkan badannya. Setiap hari selesai kembali dari tempat kerja pasti Dara akan membersihkan badannya. Tetapi hari ini karena ulahnya dia menambahkan rutinitas sehari-harinya dengan mengoleskan minyak urut. Ada beberapa bagian lengannya yang terlihat memar kebiruan. sepertinya gerak refleks Ima memang dahsyat. kekuatan Ima seperti tubuhnya. Ima mempunyai tinggi diatas rata-rata, dibandingkan dengan rekan kerja wanita di kantor lantai 1 Sekolah swasta mereka. Tinggi 170cm bisa membuat leher Dara sakit setiap hari bila berbincang sambil berjalan dengan Ima. Dara yang hanya 155cm merasa seperti melihat raksasa.
"Ra, ini ada minyak tawon mau dibantu olesin ke punggung gak" Ima tiba-tiba masuk kamar tanpa permisi dan menyodorkan botol minyak di muka Dara.
Dara tak menjawab hanya membalikkan badannya dan membuka kaosnya. Menunjukkan punggungnya yang dibeberapa tempat terlihat memar kecil.
"Maaf ya Ra..."
"refleks tangannya"
Ima membalur punggung Dara dengan lembut dan hati-hati karena Ima merasa bersalah kepada Dara.
"Iya, gak pa pa"
"tapi Lo baik-baik aja kan Ma"
"tangan gw gak kenapa-napa. punggung Lo malah memar"
"bukan ini maksudnya" tunjuk Dara ke punggungnya sendiri
" Lo baik-baik aja soal Bimo" dengan nada canggung Dara mamberanikan diri bertanya
Ima menghela nafasnya pelan
" Gw baik-baik aja sekarang kok"
"gw ma Bimo gak jodoh"
"Doain biar gw bisa ketemu jodoh yang baik ya"
Dara bangkit dan memeluk Ima dengan erat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Ry suka Quotesnya Kk
Udh Ry Favorite , Like n Komen
3 Cogan dan Ry mampir
2022-02-16
2