Akhirnya dengan berat hati dan penuh keterpaksaan Dara membeli minuman tapi masih ditolak Ima
"Es teh manis dari kantin ini saya juga bisa beli kok Bu Dara. Mengenaskan ya seperti ini toh kemurahan hati anda"
Dara tertohok mendengar sindiran Ima. Dan akhirnya Dara mentraktir Ima makan di warung sate. Ima menerima dengan enggan.
"Karena sudah ada disini dan sudah dipesan juga sudah ada diatas meja ya mari makan" Ima berbicara dengan wajah datarnya
Dari situlah akhirnya Ima dan Dara menjadi dekat. Karena terbiasa saling sindir akhirnya mereka saling mengetahui sifat masing-masing. Dari berantem menjadi berteman baik.
Tapi memang, tabiat seseorang susah berubah. Dara meminta patungan itu artinya memakai uang Ima dulu dan entah kapan akan diganti. Harus dengan perjuangan untuk meminta kembali uang yang memang miliknya dari Dara. Seperti pepatah, saat meminjam lucunya seperti anak kucing tapi saat menagih ganasnya seperti harimau lapar.
'Mending kabur cuci mata'
Ima masih berjalan melihat-lihat jejeran etalase kaca toko-toko, mencuci mata.
"Ima ya?" Sapa seseorang dari samping Ima
"eh.. Mas Satya" Ima menoleh dan kaget melihat orang disampingnya
"Kok bisa ada disini?"
"Ajak anak ini, mau liat salju. Sendirian aja Ma?"
"Ooo sama anak ya mas..." Ima canggung
"Iya sendirian"
"Mau liat salju juga ya... Mainnya jauh-jauh kesini juga"
"Nggak kok, aku Kerja di Bekasi juga, jadi sekarang ya tinggal di daerah sini juga. Ini main-main aja bis pulang kerja" senyum canggung Ima terbit
"Wah, sekarang jadi orang planet luar bumi nih"
"hahahaha" mereka tertawa bersama
"Makanya ada salju cuma disini" canda Ima
Awalnya Ima begitu canggung bertemu dengan Satya yang merupakan mantan tapi bukan mantan. Mereka tidak pernah pacaran atau berhubungan baik, hanya kenal saja. Satya adalah mantan tunangan Ima, tapi tidak jadi menikah karena Satya memutuskan pertunangan untuk menikahi pacarnya. Jadi mereka dijodohkan oleh keluarga tanpa pernah bertemu dan kenal akrab.
Mereka hanya kenal seperti kenal saudara jauh, karena jarang bertemu. Selain itu usia mereka yang berbeda jauh 8 tahun. Maka jarang ada pembicaraan yang menyambung.
"Ikut yuk Ma" Ajak Satya
"Hmmm?" Ima bimbang
"Ayah ayoooo" anak Satya merengek
"Mila, sebentar ya"
"Hallo Ade cantik" Ima membungkuk tubuhnya, mensejajarkan wajahnya dengan pandangan mata anak Satya
"Hallo kakak" Anak Satya membalas sapaan dengan malu-malu
"Nama ibu, ibu Ima. Adek cantik siapa namanya?" Jiwa pengajar Ima keluar dengan aura kasih sayang yang terlihat
"Aku Ade cantik?"
"Iya, Ade cantik sekali" dicolek hidungnya
"Aku Kamila Putri, dipanggil Mila" Rona wajah Mila memerah tersipu malu senang
Mereka berjabat tangan dengan senyum yang mengembang. Satya yang melihat pemandangan itu juga ikut tersenyum.
"Cantiklah anaknya, Bapaknya aja ganteng" Satya dengan percaya diri membanggakan dirinya
Ima hanya bisa tersenyum menggukkan kepalanya dengan memberikan ibu jarinya kepada Satya. Ima kehilangan kata-kata.
"Mila mau main salju Ibu Ima. Ikut main yuk" Mila mengajak Ima dengan menggenggam tangan Ima setelah melepaskan genggaman tangannya pada Satya
"Ikut aja ya Ma"
"Mas bayarin"
"Boleh" Ima tersenyum senang. Kapan lagi dapat yang Gratis-gratis , tidak boleh untuk dilewatkan
Ima dan Mila berjalan riang sambil bergandengan tangan. Satya tersenyum melihat mereka dari belakang, Ia berjalan di belakang tubuh Ima dan Mila.
❤️ Minta like jempolnya kakak 👍
❤️ Terima kasih banyak ❤️
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Ry suka Quotesnya Kk
2022-02-18
1