“Sepertinya ada pesta disini.”
Saya melihat seorang pria bermuka datar sedang berdiri di sebrang saya.
Karena sejak tadi saya terus merasakan getaran yang aneh jadi saya segera pergi ke tempat itu untuk melihat apa yang terjadi.
Saat sampai pria bermuka datar itu melepaskan bola api yang besar ke arah tujuh pelayan saya.
Jadi saya segera mengubah void menjadi perisai dan menahan serangan yang datang.
“Siapa kau?”
“Harusnya aku yang menanyakan itu padamu, pria aneh.”
Kami berdua saling menatap. Tidak ada yang bicara, tidak ada yang bergerak, kami benar-benar saling menatap dan menciptakan keheningan.
[Hei partner. Sepertinya dia kuat.]
“Benarkah? Tapi bagaimanapun kau melihatnya dia hanya orang aneh yang ingin membunuh saja di mataku.”
Saya dan Void saling berbicara dengan telepati. Saya bisa melihat patung raksasa pak tua Zeus berdiri di sebelah pria itu.
Saya juga merasakan beberapa sihir pria itu menempel pada patung pak Zeus.
Jika saya tidak salah tebak, dia pasti mengira akan mendapatkan kekuatan dewa Zeus jika dia mengalirkan sihir pada patung pak Zeus.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba mata patung pak tua Zeus bersinar. Cahaya biru yang keluar dari matanya masuk ke dalam tubuh saya.
Apakah saya dipilih olehnya? Saya rasa tidak. Karena sejak awal pak tua itu melakukan kontrak dengan saya dengan kata lain saya adalah Zeus itu sendiri.
Sesuatu yang hangat mengalir di dalam tubuh saya, pasti sesuatu yang hangat ini adalah sihir.
“Apa?! Jangan bilang kau dipilih olehnya?”
Pria itu terkejut dan kesal. Dia menggertakan giginya dan menatapku dengan penuh kebencian.
“Aku tidak mengerti kenapa makhluk bodoh sepertimu berharap akan dipilih olehnya. Tapi yang jelas aku tidak mendengar alasanmu, apa pun itu.”
Perisai ditanganku berubah menjadi pedang hitam legam dan dengan sangat cepat saya menebas kepala pria itu.
Tanpa disadari dia sudah mati. Meskipun agak aneh karena saya membunuhnya dengan mudah, yah saya yakin dia sudah kehabisan sihir dan tenaganya untuk serangan bola api tadi.
Saat berbalik, ketujuh gadis berlutut dan menundukkan kepala mereka.
“Maafkan kami, tuan. Kami-” (Gisella)
“Tidak apa-apa. Dia memang kuat tapi sepertinya kalian butuh latihan lagi, aku tidak ingin melihat kalian dikalahkan dengan mudah seperti tadi.”
Kami akhirnya pergi keluar dungeon dengan baik tapi entah kenapa banyak sekali monster yang mengelilingi kami.
...---------------...
Di jalan setapak, sebuah kereta kuda yang agak mewah sedang berjalan lurus.
“Hei Rei, apakah ini kampung halamanmu?”
Seorang gadis berambut merah dengan gaya twintail bertanya pada gadis di hadapannya yang di panggil Rei.
Gadis twintail itu memiliki mata seperti Ruby dan bertubuh kecil, meski terlihat kecil dia sangat ahli dalam sihir api.
“Ya, bukankah tempat ini indah bukan, Bella?”
“Tempat ini cukup tenang dan sepi, apa seperti ini biasanya? Entah kenapa aku merasakan hal yang menakutkan.”
Gadis yang berbicara selanjutnya adalah Shiori. Dia gadis tinggi dengan rambut perak panjang yang diikat ponytail. Wajahnya sangat cantik dan memiliki aura kedewasaan.
“Kau benar. Terakhir kali aku disini, tidak ada perasaan aneh seperti ini.”
Kereta berhenti secara mendadak, membuat ketiga gadis itu terguncang dan kepala mereka saling membentur.
“Aduh!”
“Ah!”
“Apa yang terjadi?!”
Sang kusir memucat dan meminta maaf lewat jendela kecil untuk memberi tahu ketiga gadis itu.
“Maafkan saya, nona. Tapi kita dalam bahaya.”
Mendengar itu, Rei yang memiliki rambut hitam panjang yang tergerai dengan mata merah menyala. Segera turun bersama dua temannya untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka langsung dikejutkan oleh segerombolan black wolf yang sedang mengepung kereta.
Baik depan, belakang ataupun kedua sisi. Semuanya sudah dipenuhi oleh black wolf.
“Sepertinya ada yang tidak beres dengan tempat ini.” (Rei)
“Daripada itu, kurasa kita harus menyingkirkan mereka dulu.” (Shiori)
“Aku siap membakar!” (Bella)
Ketiga gadis itu mengeluarkan senjata mereka. Bella mengangkat tongkat sihirnya tinggi, dan mulai merapal.
“Wahai api, berikanlah kekuatan dan habisi semua yang ada.”
Api berkumpul di ujung tongkat dan membentuk bola besar.
“Bangun dan bakar semua menjadi abu! Fire Canon!”
Bola api masih menempel di ujung tongkat dan saat tongkat di arahkan lurus ke depan, bola api itu melesat seperti laser dan membakar beberapa black wolf menjadi abu.
Shiori menarik pedang dari pinggangnya dan merapal mantra.
“Wahai es, kekuatan sedingin es dan setajam pisau. Hancurkan musuhmu dengan dinginnya es. Ice Break!”
Shiori menebas udara dan mengubah beberapa black wolf menjadi es lalu hancur.
Sementara Rei, memegang pedangnya dengan satu tangan sambil membuat kuda-kuda. Matanya tertutup sambil membuang nafas, dia berputar sambil mengayunkan pedangnya.
Dalam sekejap, black wolf yang mengelilinginya mati dengan tebasan di tubuh mereka.
“Huft... Mereka tidak kuat sama sekali.” (Bella)
“Mereka sangat lemah dibandingkan dengan monster yang biasa kita lawan sebelumnya.” (Shiori)
“Sepertinya sesuatu yang buruk sedang terjadi di dalam hutan.” (Rei)
Mereka waspada dan berbalik untuk kembali ke dalam kereta namun tiba-tiba getaran besar mengguncang mereka seakan gempa bumi yang besar sedang terjadi.
Mereka melihat ke hutan karena sesuatu yang besar sedang berjalan ke arah mereka. Pohon-pohon berjatuhan satu demi satu dan tidak lama kemudian. Getaran besar itu berasal dari monster besar yang sekarang ada di hadapan ke tiga gadis itu.
“Hii!” Kusir segera berlari entah kemana karena ketakutan.
“Ah! Tunggu!” (Bella)
Bella mencoba untuk menahan kusir itu namun dia sudah berlari sangat jauh.
“Eh... Rei?” (Shiori)
“Ya, Shiori.” (Rei)
“Bukankah yang ada di depan kita ini...” (Shiori)
“Kau benar. Dia adalah...”
Sosok raksasa yang ada di depan mereka adalah Orc.
Tubuhnya besar menyerupai manusia dan berwarna hijau, wajah seperti babi hutan dengan taring panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments