Saya pulang ke rumah setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya Yukari.
Ketika saya sampai di rumah, saya mendapati ayah dengan mood yang buruk.
Dia menunjukkan ekspresi marah. Kedua tangannya berada di pinggang, sembari dia berdiri di beranda rumah.
Hm, apakah aku mengacaukan sesuatu? Kalau dipikir-pikir lagi, kesalahan yang kuperbuat sampai saat ini hanyalah, pulang agak malam. (Bahkan ini belum gelap sama sekali)
“Yah, aku pulang.”
“Apakah kau tahu mengapa aku marah?”
“Tidak.”
“Barusan saja, Nyonya kira datang untuk mencariku. Tampaknya kau telah memukul anaknya, Giram.”
Kira, Giram. Siapa sih?
Saya mulai memikirkan nama-nama yang tidak pernah kudengar sebelumnya.
Pada dasarnya, saya baru saja keluar rumah, dan menyapa beberapa orang.
Saya sempat menyebutkan namaku, dan orang lain membalasnya dengan memperkenalkan diri.Apakah ada di antara mereka yang bernama Kira? Sepertinya tidak ada sih ......
Hm? Tunggu.
“Apakah itu tentang apa yang telah aku lakukan hari ini?”
“Ya.”
Aku bertemu Yukari dan 3 anak nakal hari ini.
Itu berarti Giram adalah salah satu dari 3 anak nakal tersebut?
“Aku tidak memukul siapapun. Aku hanya menolong seseorang.”
“Kau pikir ayah akan percaya?”
Oh, jadi seperti ini ayah marah. Baiklah, saya rasa ayah tidak akan mendengarkan apapun yang saya katakan.
“Aku tidak meminta ayah untuk mempercayaiku. Aku hanya mengatakan sebuah kejujuran.”
Kalau dipikir-pikir, bocah-bocah nakal itu akan mengumumkan bahwa saya telah menjadi teman iblis.
Saya tidak tahu jenis kebohongan yang mereka tuduhkan padaku. Namun, apapun itu yang mereka targetkan adalah saya.
“Aku tidak tahu berita macam apa yang ayah dengar...”
“Tidak!! Kalau kau berbuat kesalahan maka kau harus meminta maaf!!”
Saya dimarahi dengan keras.
Saya tidak yakin apa yang ia dengar, tapi kalau sudah seperti ini ayah menjadi sangat merepotkan.
Kalau sudah seperti ini maka yang bisa saya lakukan adalah menggunakan saksi.
“Mau berapa kali ayah menyuruhku untuk meminta maaf, aku tidak akan pernah melakukannya. Bahkan hingga ayah meminta dewa untuk membuatku minta maaf aku tidak akan pernah melakukannya.”
”Ren!!”
Plak... Saya menerima tamparan keras di pipiku hingga terjatuh.
Hah... sungguh merepotkan.
Saya segera memanggil Nia dengan suara lantang.
“Nia! Bisa kau membantuku untuk mengurus orang tua ini?!”
Caraku berbicara membuat ayah geram. Tidak hanya Nia yang datang tapi juga ibu.
“Ren? Kau kenapa?!”
“Ya, tuan muda. Apakah anda memanggil saya?”
Ibu membantu saya berdiri, namun saya fokus pada Nia.
“Nia, bisakah kau beritahu orang tua ini bahwa apa yang saya lakukan hari ini.”
“Ada apa ini sebenarnya?” Ibu tampak bingung dengan situasi yang terjadi.
“Apa maksud anda tentang gadis hari ini?”
“Ya, tentang dia.”
Saya segera melepaskan diri dari ibu dan masuk ke dalam rumah dan mengurung diri dalam kamar dengan mood yang buruk.
......................
Di depan pintu rumah. Nia, Mio dan Clovis sedang berdiri.
Nia yang selesai menceritakan tentang tindakan Ren hari ini, membuat Clovis merasa bersalah.
“Jadi itu yang terjadi.”
“Tapi baru saja, nyonya kira datang dan mengatakan kalau anaknya dipukul oleh Ren. Dan aku melihat luka memar di wajahnya.”
Clovis tidak percaya bahwa anaknya adalah anak yang hebat dan pemberani. Dia berani menolong orang walaupun kalah jumlah.
Tapi dalam cerita Nia, Ren hanya melempar lumpur dan bukan pukulan. Bahkan ia membawa anak yang di bully itu ke rumah.
“Sayang, kau mungkin tidak tahu. Tapi Giram itu memang anak yang nakal bahkan tetangga tetangga lain juga tahu kenakalan seperti apa yang selalu ia perbuat pada anak lainnya.”
Clovis yang mendengar itu dari istrinya, Mio. Semakin yakin kalau disini ia adalah seorang ayah yang buruk. Dia tidak mendengarkan anaknya dengan baik.
Tapi yang membuatnya terkejut adalah sifatnya yang terakhir setelah ia menampar Ren.
Itu terasa bukan Ren yang ia kenal. Anaknya yang selalu diam dan pecinta buku terlihat seperti orang lain. Yang ia rasakan saat melihat itu adalah seperti anak nakal yang tidak mengetahui sopan santun dan selalu memberontak pada orang tua. Bahkan ia menyebut dirinya "orang tua" dan bukan "ayah".
Ia merasa itu hal yang wajar, karena mungkin dari sudut pandang Ren, yang sudah menunjukkan sikap yang baik namun tidak dipercayai bahkan ia sampai menampar Ren dengan keras.
Clovis merasa ia harus meminta maaf pada anaknya tapi ia tidak takut akan dibenci oleh anaknya sendiri.
“Sudahlah, aku yakin besok ia akan kembali seperti biasanya.”
“Ya tuan, kurasa tuan muda akan mengerti betapa khawatirnya anda pada dia.”
Mio dan Nia mencoba menghibur Clovis namun Clovis tidak yakin.
“Aku tidak yakin, aku akan dimaafkan olehnya.”
Dengan wajah yang murung, ia masuk ke dalam dan berbaring di sofa sambil menatap api unggun dengan mata kosong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
acil
lumayan
2022-12-12
0