Sesuai dengan rencana yang sudah Kaira susun tadi, Kaira membawa bekal ke sekolah dan memakannya di atap. Setelah mendengar bel istirahat Dengan Cepat Kaira menuju kesana.
Zeline dan kedua temannya melihat Kaira yang pergi dengan terburu-buru langsung mengikutinya. Mereka bertiga bingung saat tau Kaira menuju ke atap.
Zeline melihat Kaira yang sedang memakan bekal di atap dan segera menghampirinya.
"Ini akan menjadi pertunjukan yang bagus" Bisik Zeline pada temannya.
Sesampainya di atap Kaira langsung memakan bekalnya. Baru saja Kaira memakan beberapa suap tiba-tiba Zeline dan teman-temannya datang dan menumpahkan makanan Kaira.
"Zeline" Ucap Kaira
"Apa kau mau marah?, bangun nggak kamu" Ujar Zanna sambil menarik rambut Kaira hingga Kaira berdiri.
Kaira tak bisa berkata apa-apa, pandangannya hanya tertuju pada bekalnya yang berhamburan dilantai, padahal Kaira sudah susah payah memasaknya saat akan berangkat tadi. Dan Zeline dengan teganya menumpahkan makanannya ke lantai
"Suruh Chaiden pidah duduknya agar tak duduk disamping mu" Ucap Zeline
"Kenapa kau tak suruh dia sendiri. Kenapa harus aku" Jawab Kaira
"Kau berani melawan" Kata Zeline sambil mengayunkan tangannya bersiap untuk menampar Kaira tapi seseorang menahan tangannya.
"Dasar kampungan beraninya menindas yang lemah" Ucapnya sambil menghempaskan tangan Zeline dengan kuat.
"Chaiden" Ucap Zeline dan teman-temannya secara bersamaan.
"Kau bertiga tau apa yang kalian lakukan padanya" Tanya Chaiden dengan raut wajah yang menyeramkan
"Apa sih, kita cuma main-main aja kok"
"Main-main kau bilang. Aku lihat dan aku dengan apa yang sudah kalian lakukan padanya"
"Udah yuk cabut aja, nggak asik disini ada pengganggu" Ucap Zeline pergi meninggalkan Kaira dan Chaiden karena dirinya sudah terpojok.
Kaira langsung berniat untuk pergi tapi ditahan oleh Chaiden.
"Kau nggak apa-apa?" Tanya Chaiden
"Enggak. Thanks ya" Kaira melepas genggaman tangan Chaiden dan segera pergi.
Kaira berjalan menuju taman dan duduk di kursi taman dibawah pohon.
"Aku lapar sekali" Ucap Kaira sambil memegangi perutnya. Kaira sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh.
Sudah berniat tidak ke kantin dan ingin memakan bekal dengan tenang Zeline malah datang dan mengacaukan semuanya itu.
Saat Kaira sedang melamun tiba-tiba ponselnya berbunyi, Kaira melihat ponselnya dan ternyata yang menelpon adalah bibinya.
"Kaira kau apa kabar" Sapa sang bibi dari balik telepon. Keluarga satu-satunya yang Kaira punya hanyalah bibinya. Bibinya seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Saat ini Bibinya hanya membuka tempat makan kecil di desanya.
"Kaira baik, bibi sendiri bagaimana?" Jawab Kaira dengan seceria mungkin agar bibi tidak curiga jika Kaira menjalani hari yang sulit selama ini.
"Kaira bibi tadi menemukan tabungan milik Papamu dan sudah bibi kirim uangnya ke rekening kamu ya"
"Kenapa bibi kirimkan kepadaku?"
"Sudahlah Kaira kau tak bisa seperti ini terus. Uang itu lebih dari cukup untuk kau gunakan. Bibi tau jika kau selama ini banting tulang bekerja paruh waktu, jadi gunakan saja uang itu dengan baik ya"
"Hem.. baiklah. Kalau begitu Kaira masuk dulu ya bi, sudah bel"
"Baiklah"
Sambil berjalan ke kelas Kaira mengecek saldo rekening lewat ponselnya. Saldo yang kaira punya sebelumnya hanya 800.000 ribu sekarang jumlahnya bertambah sangat banyak yaitu 5,1 milyar.
"Bagaimana bisa?" Ucap Kaira. Kaira sungguh terkejut melihat nominal yang ada di rekeningnya. Kaira mengusap matanya beberapa kali, Kaira pikir ini hanyalah ilusi Kaira saja. Tapi saat Kaira lihat kembali Jumlahnya tetap saja banyak. Kaira segera menghubungi bibinya lagi
"Bibi bagaimana bisa jadi sebanyak ini" Ucap Kaira saat panggilan sudah terhubung
"Itu hadiah dari ayahmu karena dia sudah menelantarkan kamu. Gunakan sebaik mungkin ya. Nanti jika sudah waktunya, bibi akan memberitahukan padamu dimana Ayahmu berada" Jelas Bibi dan langsung mengakhiri panggilan tersebut.
Kaira tak habis pikir. Bagaimana bisa uang sebayak itu ada di rekeningnya sekarang. Sebenarnya Papa Kaira kerja apa dan ada dimana hingga bisa memberi uang sebayak ini. Kaira sudah mencari Papanya kemana-mana tapi tak pernah menemukannya, dan sekarang tidak ada angin tidak ada hujan Papanya memberikannya uang. Sungguh ini tak masuk di akal bagi Kaira. Memikirkan itu membuat Kaira pusing, jadi Kaira akan memikirkan masalah ini nanti saja.
Kaira langsung duduk di bangkunya begitu masuk ke kelas dan memilih tak menghiraukan murid yang lain. Kaira sibuk dengan pikirannya sendiri dan melamun.
Chaiden yang baru saja datang langung duduk disamping Kaira kembali.
"Maaf tapi sepertinya kau harus pindah tempat duduk, jangan disini" Ucap Kaira
"Kenapa kau malah mendengarkan perkataan mereka. Ini hidupku jangan kau atur-atur" Jawab Chaiden dengan sedikit marah.
Oke Kaira tak akan lagi berbicara dengan Chaiden. Kaira kira, Chaiden adalah orang yang sangat baik dan lembut tapi nyatanya dia orang yang sangat angkuh dan sombong.
Guru pun mulai masuk untuk memulai kelas.
"Anak-anak tugas kali ini harus dikerjakan berkelompok dan kelompok terdiri dari 2 orang, teman sebangku kalian yang akan menjadi kelompok kalian" Jelas pak Dev
"Baik pak" Jawab mereka semua.
Zeline seketika langsung menoleh kearah Kaira. Entah mengapa Zeline tak suka jika Kaira memiliki teman padahal Zeline tidak ada masalah pribadi apapun dengan Kaira.
"Bagaimana jika dikerjakan nanti" Ucap Chaiden mencoba memberi saran
"Sepertinya tak bisa, aku nanti ada janji" Jelas Kaira
"Kalau begitu besok saja. kerjakan di rumahku"
"terserah kau saja"
Mereka berdua kembali diam dan mendengarkan materi yang dijelaskan oleh pak Dev didepan. Sepertinya Chaiden hanya suka bicara hal-hal penting saja, selain itu Chaiden tak suka. Begitulah pemikiran Kaira tentang Chaiden.
Sebenarnya dari kemarin Chaiden terus menerus curi-curi pandang ke arah Kaira. Entah kenapa wajah Kaira seperti tidak asing bagi Chaiden seperti mereka pernah bertemu tapi Chaiden tak ingat dimana.
.
.
.
Next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
♡Ñùř♡
duh makin penasaran nih
di tunggu kelanjutannya thor ,semangat ⚘
2021-11-05
1