Hari ini.
Bella di rawat di rumah sakit. Meski para pengawalnya sudah mengamankan keadaan. Nyatanya kabar masuknya Bella ke rumah sakit masih tersebar luas.
Bella tidak ingin menemui para wartawan, makin membuat semua orang bertanya-tanya.
Ada apa? kenapa?
Tidak ingin ada huru hara lagi, Bella akhirnya melakukan siaran langsung di media sosialnya, instagram.
Dan menceritakan keadaannya saat ini.
"Aku baik-baik saja, kata dokter aku kelelahan," ucap Bella, ia lalu melihat kolom komentar. Membaca banyaknya dukungan yang diberikan oleh para Fans.
"Terima kasih," ucap Bella dengan tersenyum.
Hingga tak sengaja dalam kamera itu nampak lengan seorang pria yang meletakkan irisan buah dihadapan Bella.
Warganet kembali heboh, menanyakan lengan siapa itu.
Sementara Bella hanya diam, membuatnya jadi misteri.
Dan mereka mulai mengira-ngira sendiri, jika itu adalah lengan sang suami, Azam Malik. Seketika emoticon love memenuhi kolom komentar. Merasa terharu dan ikut bahagia dengan keromantisan Azam.
Sementara Bella yang melihatnya hanya mampu tersenyum saja, dan memakan buah itu dengan lahap.
Lengan tadi bukan lengan Azam, tapi lengan Arnold.
Cukup lama Bella melakukan siaran langsung itu, lalu mematikannya saat ada panggilan masuk dari sang ibu.
Sarah menelpon dan dengan cemas menanyakan kabarnya. Ditanya ibunya seperti itu, Bella langsung menjawab dengan riang, mengatakan jika dia baik-baik saja.
Selesai mama sarah dan papa Agra menelpon, kini giliran ibu Haura dan ayah Adam pula yang mencemaskan keadaannya.
Lalu Haruka dan Zura yang melakukan panggilan video Call bersama.
Terkahir, Jullian dan Ryu mengirimkan banyak emoticon cinta dan dukungan melalui pesan singkat.
Dalam sekejab saja, kamar Bella juga dipenuhi bunga-bunga kiriman dari para Fans. Membuatnya benar-benar merasa disayangi dan tidak sendirian.
Satu per satu, Bella membaca kartu ucapan di tiap bunga itu.
Hingga ia menemukan satu yang terlihat misterius. Hanya bertuliskan nama inisial, dari ES.
Bella terkekeh, merasa lucu.
"Lihat, aku punya pengagum rahasia," pamer Bella pada Arnold.
Arnold pun langsung melihat kartu ucapan itu, dan langsung mengingat satu nama Edward Saverun, pengusaha muda dari Singapura.
"Mungkin itu dari Edward Saverun," tebak Arnold, sesuai isi di kepalanya.
Bella tergelak, merasa semakin lucu.
"Tidak mungkin," kilah Bella, lalu menggeser bunga itu dan memilih melihat kartu ucapan di bunga yang lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jakarta, Indonesia.
Azam, duduk di singgasananya, kursi CEO Malik Kingdom. Dihadapannya banyak dokumen menumpuk. Bahkan kedua sekretarisnya sudah menunggu untuk meminta tanda tangan sang tuan.
Sedangkan Ben, bingung harus bagaimana. Bukannya fokus bekerja, sang tuan malah fokus menatap layar ponselnya.
Melihat, siaran langsung Bella yang sudah tayang 1 jam lalu.
"Ben!"
"Iya Tuan."
"Suruh Priska kembali mengikuti Bella."
"Baik Tuan."
Azam, kembali menatap layar ponselnya. Menatap wajah Bella yang nampak lebih pucat.
Bella, selalu berhasil mengusik hatinya. Membuat ia merasa bersalah dengan apapun yang terjadi pada wanita itu.
Baru semalam ia tinggal tanpa pengawasan, Bella sudah jatuh sakit. Pasti setelah ini ayah dan ibunya akan kembali menyalahkan dia.
Ya, seminggu lagi aku akan ke jepang. Temanku akan bertunangan. Jelas Bella dalam siaran langsung itu.
Haruka, seminggu lagi akan bertunangan dengan Ryu. Semenjak kecil bersama, membuat keduanya semakin yakin untuk melangkah lebih maju.
Dari persahabatan ke hubungan yang lebih serius. Sebuah pernikahan.
Tidak, aku pergi sendiri. Suamiku itu sangat sibuk. balas Bella, menjawab banyaknya pertanyaan yang ia baca di kolom komentar.
Hahaha, apa kalian bosan melihat wajah Arnold? tenang saja, besok aku tidak hanya pergi berdua dengannya, tapi pergi juga dengan Azura dan Julian.
Melihat tawa Bella, entah kenapa hati Azam malah berdesir nyeri, seolah sudah lama sekali ia tidak melihat tawa Bella itu. lalu kini ia kembali melihatnya, namun bukan namanya yang disebut. Melainkan Arnold.
Hai Jepang, tunggu aku datang. Bella, melambaikan tangannya didepan kamera. Saat ada beberapa fansnya yang ternyata orang jepang.
Kalian ingin aku melakukan siaran langsung dengan Zura dan Haruka? Baiklah, besok akan aku lakukan.
"Tuan," panggil Ben akhirnya, hingga membuat perhatian Azam teralih.
Kini, Azam menatap Ben lekat. Dari tatapannya itu, ia bertanya, ada apa?
"Maaf Tuan, tapi ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani," jelas Ben apa adanya.
Membuat Azam jadi bingung sendiri, sebenarnya apa yang sudah ia lakukan.
Meletakkan ponselnya asal diatas meja, Azam lalu melambai pada sekretarisnya dan menandatangani banyak berkas itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bandung.
Raya sedang duduk disisi ranjang dan memperhatikan sang ayah yang tengah sakit.
Sebagai anak bungsu, kini tinggal Raya lah yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Sementara kakak-kakaknya yang lain sudah menikah dan berumah tangga.
"Ray, bangunkan ayahmu, sudah waktunya minum obat."
Sang ibu datang, dengan membawa segelas air putih dan plastik kecil berisi obat di tangannya.
Raya, kemudian membangunkan sang ayah lalu membantunya untuk duduk.
Dan setelah selesai meminum obat itu, ia kembali berbaring.
"Ray," panggil pak Rusli, pada sang anak.
Raya pun menoleh, bahkan menggenggam erat salah satu tangan ayahnya.
"Apa Pah?" tanya Raya, pelan.
"Akhiri hubunganmu dengan tuan Azam Nak, itu salah," ucap Rusli, lirih.
Sang ibu, Sundari langsung menoleh. Menatap suaminya itu dengan seksama.
Dulu, Sundari lah yang bekerja di rumah keluarga Malik. Tapi semenjak suaminya sakit, Raya yang menggantikannya.
Sundari paling tahu, bagaimana bisa tuan muda di rumah itu sampai menyukai anak gadisnya.
Dari dulu, sebelum akhirnya menikah dengan Bella.
Sundari ingin buka suara, namun ia tahan mengingat kondisi suami yamg tengah sakit.
Sementara Raya hanya bisa diam. Dulu, ia sudah ingin menyerah dalam hubungan ini. Namun lagi-lagi Azam memintanya untuk menunggu.
Cintanya pada Azam sangat besar, membuatnya selalu menuruti semua ucapan Azam itu.
"Hidup itu bukan perkara tentang cinta Ray, tapi banyak yang lainnya lagi. Berpikirlah yang luas, bagaimana jika sampai tuan Adam dan Nyonya Haura tau?" ucap Rusli lagi, membuat Raya hanya bisa menunduk.
Melihat anak gadisnya selalu disalahkan, akhirnya Sundari buka suara.
"Jika tuan Adam dan nyonya Haura tahu, harusnya dia merestui keputusan Azam Pah. Nyonya Haura dulu juga sama seperti kita, orang tidak punya dan dia bisa menikah dengan tuan Adam. Lalu kenapa sekarang anak kita tidak bisa?" tanya Sundari pula, dengan menggebu.
Mendengar itu Rusli memejamkan matanya sejenak, menahan sesak di dada yang jadi semakin sakit.
Ia menyesalkan tindakan istrinya yang malah mendukung Raya.
"Mah, andaikan sekarang Azam belum menikah, tidak apa-apa kamu bicara seperti itu. Tapi sekarang masalahnya lain. Azam sudah menikah Mah, jangan rendahkan harga diri anakmu untuk jadi perusak rumah tangga orang lain." jelas Rusli, membuat air bening jatuh dari kedua netra Raya.
Ia menunduk dan air mata itu jatuh di atas pangkuannya.
Dan Sundari hanya diam, tak tahu harus menjawab apalagi. Namun ia tetap kukuh, Azam harus menikahi Raya.
"Kamu tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati Nak, jika mendapatkan pria dari cara seperti ini." Final Rusli, dengan suaranya yang lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
komalia komalia
bukan wanita baik kalau masih mau sama suami orang mah jangan alasan karena cinta kamu raya sampai rela mau jadi pelakor
2025-01-23
0
andi hastutty
Benar sekali ucapan ayahmu raya dan ini ibunya meskipun haura dlu miskin tapi dia tidak merebut
2024-09-15
0
Leng Loy
Bener tuch nasehat Papamu Ray
2024-06-11
0