LGMH BAB 9 - Tidak Sendiri

Di kamar besar itu, hanya terdengar isakan tangis Bella. Deru napasnya bahkan memburu, menahan amarahnya yang sudah membuncah.

Ia benci, Azam yang bersikap kasar seperti ini.

Ia benci, Azam yang semaunya sendiri.

Ia benci, Azam yang tidak sedikitpun memikirkan tentang hatinya.

Cukup lama diam mengambil alih, akhirnya Bella lebih dulu buka suara. Diantara kedua tangannya yang coba menghapus air mata itu.

"Tidak bisakah sedikit saja kamu berpikir dari sudut pandangku Zam? Bagaimana perasaanku? bagaimana sakit hatinya aku?" tanya Bella dengan suaranya yang bergetar, ia mundur 2 langkah. menjauhi tubuh Azam yang membuatnya jijik.

Tidak ada lagi kekaguman Bella pada sosok Azam. Bahkan kenangan indah diantara mereka dulu semasa kecil kini perlahan sirna.

Seperti sebuah foto yang perlahan terbakar.

Azam hanya bergeming, ia pun tidak tahu kenapa jadi sekasar ini. Tubuhnya seolah bergerak diluar kendali.

"Aku sudah lelah Zam, jangan ganggu aku lagi," putus Bella.

Tak ingin membuat hatinya semakin sakit lagi. Bella segara menuju kamar mandi dan segera mencuci wajahnya.

Tanpa mengganti baju yang ia kenakan, ia segera naik ke atas ranjang milik suaminya itu. Menarik selimut dan tidur dengan memunggungi Azam.

Laki-laki dengan wajah tegas dan tatapan dingin ini masih setia berdiri. Melihat pergerakan Bella yang seolah tak menganggapnya ada.

Sebuah rasa tak nyaman tiba-tiba muncul dengan sendirinya. Perasaan bersalah yang membuatnya tak tenang.

Azam berjalan dan memilih duduk di sofa kamar itu.

Hening.

Tak suara apapun didalam kamar itu. Lama Azam duduk disana, bahkan kini sudah menunjukkan jam 1 malam.

Azam bangkit dan mendekati sang istri. Melihat Bella yang terlelap dengan wajahnya yang sembab.

Hatinya kembali berdesir, mendadak gelisah meski tak tahu persis apa penyebab pastinya. Ia terus menatap wajah istrinya itu, bahkan melihat pergelangan tangan Bella yang nampak merah.

Azam tahu, itu karena ulahnya.

"Maafkan aku Bell," ucap Azam, lirih. Ia terus menatap lekat wajah Bella hingga getaran ponsel di dalam saku celana mengalihkan perhatiannya.

Azam lebih dulu membenahi selimut istrinya itu, lalu sedikit menyingkir dan merogoh ponselnya.

Melihat, ada panggilan masuk dari Raya. Azam mengusap wajahnya, mendadak ingat janji yang sudah ia lupakan.

Sebelumnya Azam sudah mengatakan, jika ia akan menghubungi Raya setelah makan malam keluarga usai. Namun Bella membuatnya melupakan janji itu.

Tak ingin mengganggu Bella yang sudah tidur. Azam, memutuskan untuk keluar dan menjawab panggilan Raya.

Seperti biasa, suara lembut Raya selalu mampu menenangkan Azam. Bahkan laki-laki itu sedikit mengulas senyum saat mendengar suara sang kekasih.

"Apa ada sesuatu yang terjadi Mas? kenapa tidak menelponku?" tanya Raya bertubi, membuat Azam kembali teringat dengan Bella.

Mendadak suasana hatinya kembali tak tenang, merasa gundah.

"Tidak Ray, aku hanya sedang memikirkan Bella," jujur Azam. Membuat Raya mendadak sesak. Namun Raya hanya mampu diam, menyembunyikan rasa cemburunya dalam-dalam.

Raya tahu, Azam butuh kepercayaannya. Bukan selalu menuntut ini dan itu.

Tapi sekuat tenaga menahan sesak, namun hatinya tetap tak kuasa untuk meminta penjelasan tentang hubungan mereka.

"Apa Mas ingin mengakhiri hubungan kita?" tanya Raya akhirnya, membuat Azam bergeming.

"Dulu aku sudah mau menyerah Mas, tapi Mas Azam yang menahanku untuk pergi. Apa sekarang Mas yang akan meninggalkan aku?" Tanya Raya, lagi.

Kini gadis lemah lembut ini sudah tidak berada di Jakarta, ia sudah pulang ke Bandung atas permintaan Azam.

Azam menepati janjinya pada Bella, untuk mengeluarkan kekasihnya itu dari mansion.

"Bukan seperti itu Ray, aku hanya butuh waktu untuk menyelesaikan ini semua," balas Azam akhirnya, setelah cukup lama ia hanya diam dan mendengarkan.

Diujung sana, Raya tersenyum getir.

"Aku akan menunggu Mas." Hanya itulah yang mampu Raya ucapkan.

Namun berhasil, membuat Azam semakin merasa bersalah pada gadis lemah lembut ini.

Benar kata Raya, ialah yang sudah menariknya kembali masuk ke dalam rumah tangganya.

"Maafkan aku Ray."

"Jangan meminta maaf, Mas tidak bersalah."

Hening, panggilan telepon itupun terasa semakin dingin. Ada yang berubah di hati Azam, yang iapun tak tahu apa penyebabnya.

Yang Azam yakini, ini adalah rasa bersalahnya. Bersalah terhadap Raya dan juga Bella.

Tak sampai lama, panggilan itu pun terputus. Azam kembali masuk ke dalam kamar , tanpa sadar jika Zura mendengar semua ucapannya dalam panggilan itu.

Air mata Zura kembali mengalir, seolah merasakan sakit hatinya jadi Bella.

Kini ia bahkan ragu untuk kembali mempersatukan Bella dengan sang kakak. Kini Zura malah merasa, jika ia harus memisahkan keduanya.

Zura tidak terima, Bella diperlakukan seperti ini.

"Tidak, aku tidak boleh menyerah. Aku tidak akan membiarkan perempuan itu menang. Sudah tahu abang Azam menikah, tapi berani-beraninya ia menghubungi abang di jam seperti ini," gumam Zura. Kembali menemukan tujuannya yang sempat hilang.

Mencoba tenang, Zura pun pergi dari balik tembok itu dan kembali masuk ke dalam kamarnya sendiri, dengan membawa segelas air putih di tangan.

Sementara itu, di dalam kamar Azam. Ia pun langsung berbaring disebelah Bella. Tidur miring dan memperhatikan punggung sang istri yang membelakanginya.

Terus Azam memperhatikan punggung itu hingga akhirnya ia terlelap.

Dan saat pagi menjelang dan ia membuka mata. Azam, sudah tidak melihat Bella disana.

Seketika kedua matanya membola. Ia bahkan langsung bangkit, duduk diatas ranjang itu dan menelisik setiap sudut kamar.

Azam, tak melihat Bella di mana pun. Bahkan tak ada suara yang terdengar dari dalam kamar mandi.

Mendadak, hatinya terasa kosong. Merasakan, ada sesuatu yang hilang.

"Perasaan bersalah ini sungguh menyiksaku," gumam Azam, seraya mengusap wajahnya frustasi.

Azam lalu turun dan mengambil ponselnya di atas nakas. Menghubungi seorang wanita yang selama ini ia tugaskan untuk mengikuti sang istri.

"Dimana Bella?" tanya Azam langsung dan sang mata-mata langsung menjawab apa adanya.

"Nyonya sudah di Bandara Tuan, pagi ini juga ia akan kembali ke Singapura."

Azam, tercengang. Bahkan saat ini masih jam 5 subuh. Lalu jam berapa Bella terbangun dan meninggalkan dirinya.

"Nyonya tidak sendiri Tuan, beliau bersama tuan Arnold."

Tak menjawab apapun, Azam langsung memutuskan panggilan itu.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

sakit hati ku panas mrndidih

2025-01-22

0

May Keisya

May Keisya

kayanya dia cewe bermuka dua dech

2024-11-15

0

rin

rin

gak nyangka azam spt ituh

2024-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 LGMH BAB 1 - Azam Dan Bella
2 LGMH BAB 2 - Menemukan Jawaban
3 LGMH BAB 3 - Kebenaran Dan Pertengkaran
4 LGMH BAB 4 - Pria Brengsekk
5 LGMH BAB 5 - Kecurigaan Azura
6 LGMH BAB 6 - Membuatnya Menjadi Nyata
7 LGMH BAB 7 - Sebuah Permainan
8 LGMH BAB 8 - Makan Malam
9 LGMH BAB 9 - Tidak Sendiri
10 LGMH BAB 10 - Pan Pacific, Singapura
11 LGMH BAB 11 - Turuti Saja
12 LGMH BAB 12 - Bisakah Seperti Dulu?
13 LGMH BAB 13 - Jatuh Dan Tak Sadarkan Diri
14 LGMH BAB 14 - Singapura, Jakarta, Bandung
15 LGMH BAB 15 - Si Pembuat Ulah
16 LGMH BAB 16 - Bukan Alasan
17 LGMH BAB 17 - Keputusan Azam
18 LGMH BAB 18 - Tidak Ingin Tahu
19 LGMH BAB 19 - Seribu Bunga Mawar Putih
20 LGMH BAB 20 - Membanting Pria Brengsek
21 LGMH BAB 21 - Selamat Malam
22 LGMH BAB 22 - Tidak Akan Melepaskanmu
23 LGMH BAB 23 - Jangan Bohong
24 LGMH BAB 24 - Kesalahan Yang Tidak Pernah Habis
25 LGMH BAB 25 - Kejujuran
26 LGMH BAB 26 - Sakit Tapi Tidak Berdarah
27 LGMH BAB 27 - Berlagak Seperti Orang Bodoh
28 LGMH BAB 28 - Rindu Kebersamaan Ini
29 LGMH BAB 29 - Mencintaimu Lebih Dalam
30 LGMH BAB 30 - Pesan Azam
31 LGMH BAB 31 - Permainan Mesuum
32 LGMH BAB 32 - Pergi Ke Jepang
33 LGMH BAB 33 - Mandi
34 LGMH BAB 34 - Mendeteksi Perasaan Melalui Ciuman
35 LGMH BAB 35 - Inilah Dunia Bella
36 LGMH BAB 36 - Abang Sayang
37 LGMH BAB 37 - Kembali Terluka
38 LGMH BAB 38 - Meninggalnya Nenek Zahra
39 LGMH BAB 39 - Pesan Terakhir
40 LGMH BAB 40 - Kejujuran Bella
41 LGMH BAb 41 - Beri Aku Sedikit Waktu
42 LGMH BAB 42 - Gerimis Malam Ini
43 LGMH BAB 43 - Skandal
44 LGMH BAB 44 - Cintanya Bukan Untukku
45 LGMH BAB 45 - Pelukan Hangat
46 LGMH BAB 46 - Menata Hidupnya Kembali
47 LGMH BAB 47 - Letting Go My Husband
48 LGMH BAB 48 - Bunga Lagi
49 LGMH BAB 49 - Menjadi Teman
50 RETURN
51 LGMH BAB 50 - Mungkin Aku Salah Lihat
52 Bringing Back, My Wife
53 jangan dibaca
54 Gairah Sang Casanova
55 Wajib Baca
56 After Divorce
57 Bride Of Choice Karya Lunoxs
58 Crazy Love karya baru Lunoxs
59 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 59 Episodes

1
LGMH BAB 1 - Azam Dan Bella
2
LGMH BAB 2 - Menemukan Jawaban
3
LGMH BAB 3 - Kebenaran Dan Pertengkaran
4
LGMH BAB 4 - Pria Brengsekk
5
LGMH BAB 5 - Kecurigaan Azura
6
LGMH BAB 6 - Membuatnya Menjadi Nyata
7
LGMH BAB 7 - Sebuah Permainan
8
LGMH BAB 8 - Makan Malam
9
LGMH BAB 9 - Tidak Sendiri
10
LGMH BAB 10 - Pan Pacific, Singapura
11
LGMH BAB 11 - Turuti Saja
12
LGMH BAB 12 - Bisakah Seperti Dulu?
13
LGMH BAB 13 - Jatuh Dan Tak Sadarkan Diri
14
LGMH BAB 14 - Singapura, Jakarta, Bandung
15
LGMH BAB 15 - Si Pembuat Ulah
16
LGMH BAB 16 - Bukan Alasan
17
LGMH BAB 17 - Keputusan Azam
18
LGMH BAB 18 - Tidak Ingin Tahu
19
LGMH BAB 19 - Seribu Bunga Mawar Putih
20
LGMH BAB 20 - Membanting Pria Brengsek
21
LGMH BAB 21 - Selamat Malam
22
LGMH BAB 22 - Tidak Akan Melepaskanmu
23
LGMH BAB 23 - Jangan Bohong
24
LGMH BAB 24 - Kesalahan Yang Tidak Pernah Habis
25
LGMH BAB 25 - Kejujuran
26
LGMH BAB 26 - Sakit Tapi Tidak Berdarah
27
LGMH BAB 27 - Berlagak Seperti Orang Bodoh
28
LGMH BAB 28 - Rindu Kebersamaan Ini
29
LGMH BAB 29 - Mencintaimu Lebih Dalam
30
LGMH BAB 30 - Pesan Azam
31
LGMH BAB 31 - Permainan Mesuum
32
LGMH BAB 32 - Pergi Ke Jepang
33
LGMH BAB 33 - Mandi
34
LGMH BAB 34 - Mendeteksi Perasaan Melalui Ciuman
35
LGMH BAB 35 - Inilah Dunia Bella
36
LGMH BAB 36 - Abang Sayang
37
LGMH BAB 37 - Kembali Terluka
38
LGMH BAB 38 - Meninggalnya Nenek Zahra
39
LGMH BAB 39 - Pesan Terakhir
40
LGMH BAB 40 - Kejujuran Bella
41
LGMH BAb 41 - Beri Aku Sedikit Waktu
42
LGMH BAB 42 - Gerimis Malam Ini
43
LGMH BAB 43 - Skandal
44
LGMH BAB 44 - Cintanya Bukan Untukku
45
LGMH BAB 45 - Pelukan Hangat
46
LGMH BAB 46 - Menata Hidupnya Kembali
47
LGMH BAB 47 - Letting Go My Husband
48
LGMH BAB 48 - Bunga Lagi
49
LGMH BAB 49 - Menjadi Teman
50
RETURN
51
LGMH BAB 50 - Mungkin Aku Salah Lihat
52
Bringing Back, My Wife
53
jangan dibaca
54
Gairah Sang Casanova
55
Wajib Baca
56
After Divorce
57
Bride Of Choice Karya Lunoxs
58
Crazy Love karya baru Lunoxs
59
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!