Bagi Harlan menghadapi empat orang yang bertubuh standar hal yang biasa, dulu waktu tinggal dikampung ia sudah memiliki ilmu bela diri, apalagi selama di Belanda ia belajar taekwondo, memanah dan menembak. Harlan memiliki bakat alami sejak kecil, pamannya selalu menanamkan kekerasan untuk menjaga dirinya sendiri, di negaranya Belanda Harlan banyak ditakuti lawannya, karena ia memiliki genk Mafia yang diketuai pamannya Alfonso, bagi Harlan bertempur sudah menjadi makanannya sehari-hari.
Tubuh Lupita bergetar ia sungguh takut dengan orang suruhan juragan karyo, ia tidak menyangka akan menghadapi hidup yang rumit. Melihat Lupita yang tertekan Harlan berjalan mendekat.
"Kau tidak apa-apa Lupi?!"
Airmata Lupita sudah menetes dengan senyuman tertahan. hiks.. hiks... "Tidak mas aku hanya syok."
"Dimana tempat tinggal juragan itu! biar aku yang menemuinya."
"Jangan Mas! aku tidak ingin mas dapat masalah dari orang orang itu!"
"Tapi kau akan terus dikejar seperti ini?!
"Semua ini adalah ulah bibiku, dia yang harus bertanggung jawab dengan semua ini, aku tidak ingin masalah ku makin melebar bila kau ikut campur masalah ini, plis aku mohon!"
"Baiklah bila itu mau mu, tapi tetap aku akan terus menjaga mu."
Lupita mengusap air matanya "Terimakasih mas, kalau tadi tidak ada Mas, aku sudah tidak tau lagi."
"Kau tidak usah khawatir, aku berjanji akan terus melindungi mu, kalau begitu aku antar kau sampai rumah, aku takut kau kenapa napa."
Lupita mengangguk setuju, mereka berdua berjalan menuju rumah Lupita.
Mereka berdua masuk kedalam gang sempit menuju rumah Lupita, saat sudah sampai di depan teras yang tidak terlalu besar, Lupita mempersilakan Harlan masuk kedalam rumahnya yang sederhana.
"Ceklek!
Pintu terbuka, mereka masuk kedalam ruangan tamu yang berukuran 3x3 meter, satu set sofa tamu yang sudah jadul masih berada ditempat nya, Lupita mempersilakan Harlan untuk duduk.
"Mas sebentar ya, aku ganti baju dulu"
"Iya silakan."
"Oiya Mas mau minum apa?"
"Nggak usah repot-repot!"
"Nggak apa-apa ko Mas, mumpung disini."
"Dingin dingin begini enaknya minum kopi ya."
"Kopi hitam ya Mas?
Harlan mengangguk dan tersenyum tipis.
Lupita masuk kedalam dapur untuk membuat kopi, ternyata di ruangan makan ada Surti dan Lolita yang sedang makan sambil bergosip, antara dapur dan ruangan makan hanya disekat sebuah dinding. mereka saling bersitatap saat kedatangan Lupita.
"Ehh Lupi! tumben luh pulang malam." sindir Loly tapi tidak ia hiraukan, Lupita mngambil gelas dan memasukkan kopi hitam kedalam gelas."
"Buat apa luh bikin kopi! tanya Lolita lagi.
"Teman ku! jawab Lupita singkat.
"Wah.. wah.. hebat loh ya udah bawa temen kemari, apa temen luh udah tahu kalau luh sebentar lagi mau dikawinin sama juragan karyo!
Lupita menghentikan tangannya yang sedang mengaduk kopi, menatap wajah Loly tajam "kau selalu saja mencari gara-gara, bahkan dengan teganya kalian ingin menjual diriku ya tidak tahu apa-apa!"
"Ehh Lupi! bibi ngambil uang itu juga buat keperluan sehari-hari dan kebutuhan hidup! makanya luh cari pacar orang kaya biar memenuhi kebutuhan elu nggak perlu lagi hidup susah!"
"Kecilkan suara bibi! aku gak enak sama temen ku! gak perlu bibi mengajari aku tentang pria!"
"Oh... jadi yang datang temen cowok! makanya kalau cari pacar orang kaya, kalau miskin melarat! teriak Lolita, ia sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar sampai ruang tamu.
Wajah Lupita memerah, ia membawa kopinya kerungan tamu, sementara Harlan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, ia bisa mendengar percakapan mereka didalam dapur, karena antara ruangan tamu dan meja makan juga tersekat dinding.
"Mas silakan di minum dulu kopinya."
"Loh katanya mau ganti baju? cepatlah kau ganti baju dulu, pakaianmu basah nanti kau sakit." ujar Harlan khawatir.
"Iya tadi aku buat kopi dulu."
Saat Lupita masuk kedalam kamar, Lolita dan bi Surti keluar.
"Wowww... ohh my good! Lolita terkejut saat melihat wajah tampan Harlan yang asli bule. "Bule darimana kah? jantung Lolita seakan mau copot, dadanya berdebar kencang.
"Ya Tuhan, ada cogan di rumahku! celetuk Lolita.
"Jadi ini temannya Lupita?" kata Surti langsung duduk di samping harlan. "Kenalkan aku bibinya yang mengurusi Lupita masih kecil sampai sekarang." hehehehe... mengulurkan tangan pada Harlan.
"Aku Lolita, sepupuh nya Lupi! tersenyum lebar, mengulurkan tangannya.
Harlan menatap aneh dua orang didepannya, prilakunya sangat jauh berbeda dengan Lupita yang dewasa.
"Jadi dua wanita ini yang sudah membuat Lupita menderita, dasar ular bisa bisanya dia ingin menjual keponakannya sendiri! Harlan membatin dengan tangan mengepal.
Harlan tidak mau menjabat tangan kedua wanita itu, ia hanya tersenyum tipis sambil melipat kedua tangannya didada.
"Silahkan diminum bang, ehh..Mas, ehh..Kaka" ujar Surti salah tingkah.
Tak lama Lupita datang dan duduk disamping bibinya. "Mas ko nggak diminum kopinya."
Harlan tersenyum "Ini baru mau diminum." mengakat cangkir kopi dan menyeruputnya perlahan."
"Kalau saya boleh tahu kaka kenal dimana sama Lupita?"
"Dijalan!"
"Hah! di jalanan? Loly dan Surti saling bersitatap.
"Terus Kaka kerja dimana? tanya Lolita lagi.
"Seorang kurir! Harlan tersenyum.
"Apa?! kurir? tanya Surti dan Loly berbarengan.
"Ko kerjaannya gak sesuai dengan tampang! Ganteng sih tapi cuma kurir!" cibir Lolita.
"Loly jaga bicaramu didepan tamu! Lupita tak enak hati melihat sindiran Loly buat Harlan.
"Tidak apa-apa Lupi, cuma aku beri saran jangan pernah memandang seseorang dari penampilan luarnya saja, Karena penampilan bisa saja menipu! meneguk habis kopi di tangannya.
"Tak! menaruh cangkir kopi diatas tatakan.
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu, terima kasih kopinya."
"Iya mas, terima kasih ya sudah mengantarku pulang."
"Ehh.. ngomng ngomong dimana motornya, dari tadi aku tidak melihat ada motor? Ohh iya atau jangan-jangan Kaka pakai mobil ya? mungkin saja taruh didepan jalan."
Harlan tersenyum sambil geleng-geleng kepala "Kan tadi aku sudah bilang, kerjaan ku saja sebagai kurir pengantar barang, aku orang miskin tidak memiliki apa-apa, jangankan memiliki mobil, punya motor saja udah syukur, motorku jadul itupun lagi berada di bengkel.
"Ya Tuhan, lengkap sudah penderitaan mu Lupita! cari cowok jangan cuma modal ganteng doank! tapi isi dompetnya yang penting! sindir Lolita lagi bernada cetus.
"Astaga loly! kau masih saja bicara seperti itu?! mata Lupita melorot pada Loly "Maaf ya Mas, jangan diambil hati ucapan sepupuku." ujar Lupita tak enak hati.
"Tdak apa-apa, aku sudah terbiasa dihina seperti itu, Oke aku pulang dulu ya."
Lupita mengantarkan sampai depan pintu "Hati hati dijalan Mas!" Harlan mengangguk dan tersenyum tipis.
"Jaga dirimu baik-baik, kalau ada apa-apa hubungi aku."
"Iya Mas sekali lagi terima kasih."
Lupita menatap kepergian Harlan hingga punggung lebarnya mnghilang dari gang kecil itu."
'
'
'
'
'
'
'
@Bersambung.....💃💃💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
emang mulut bau yang ada tar melongo kalo tahu ya,,,
2022-07-04
0
afrena
eh bunga bangke, klu tau siapa yg kau hina itu org kaya baru dech pada jilat sana sini udh kaya biawak. dasar ular kepala dua minta dipengal itu kepala biar gk bertingkah senang jidatnya menjual org dgn alasan apapun. inhin hidup enak dan mewah kerja jgn ngutang dan jual nama org.
2022-06-24
0
Zicha Zhu
lah kapan ngasi nmr tlpnya ya
2022-06-08
0