Sebuah Nama

Kau tanyakan sendri saja pada Tuhan! ucap Lupita dingin.

"Pasti nanti akan aku tanyakan." pria itu terkekeh.

"Ish apanya yang lucu? malah tertawa!"

"Wajahmu yang lucu, terlihat menggemaskan." godanya lagi dan terkekeh.

Lupita memegangi kedua pipinya yang sedikit tembem "Kau ketawain pipiku yang tembem ya! mata Lupita melolot pada pria itu, dan disambut gelak tawa olehnya.

"Ish nih orang kenapa ketawa mulu sih, apa masa kecilnya kurang bahagia ya." masih gerutu dalam hati.

"Siapa nama mu? tanyanya lagi.

"Apa sepenting itu sebuah nama?

"Kita sudah tiga kali bertemu, rasanya kurang enak ngobrol tanpa mengenal nama."

Sebenarnya Lupita sedikit ragu, tapi mengingat pria itu sudah pernah menolongnya, "Hmmm... namaku Lupita, panggil saja aku Lupi!

"Lupita? nama yang bagus."

Pria itu mengambil batang rokok dalam saku jaketnya dan mulai menyalakan pemantik, rokok sudah berada dalam jemarinya ia menghisap dalam rokok itu.

"Maaf aku merokok."

Lupita seperti tersihir dengan wajah tampan pria disampingnya, Ia terus memandanginya tanpa berkedip dengan bibir menganga.

"Haii jangan bengong, ayam tetanggaku mati kesambet karena bengong."

"Kwkwkw... tiba-tiba Lupita tertawa terbahak.

"Ternyata pria tampan dan dingin seperti mu bisa becanda juga ya." ucapnya tiba tiba

"Dan namamu siapa? tanya Lupita, ia sudah bisa tertawa lepas dan bicara tidak canggung lagi pada pria itu.

"Panggil saja aku Harlan!"

"Loh ko namamu kaya nama orang sini, ku pikir namamu Jacksen, Wiliam, Alferd ya seperti nama nama orang luar gitu, sesuai dengan wajahmu."

"Aku besar disini, ibu angkat ku yang memberikan nama itu."

"kau memiliki Ibu angkat? apakah ia sangat menyayangimu?"

"Tentu saja ia sangat menyayangiku, aku sudah seperti anak kandungnya sendiri."

Lupita tertunduk sedih, ia memainkan jemari tangannya dibawah pangkuan. Mendengar kata ibu ia teringat akan almarhumah orang tuanya.

"Kenapa diam! dimana kedua orang tuamu."

Lupita menggeleng pelan, wajahnya masih tertunduk sedih. "Kedua orang tuaku sudah tiada mereka meninggal dalam kecelakaan."

"Jadi kau anak yatim piatu? tanya Harlan tak percaya.

Lupita mengangguk kuat, tak terasa kristal bening sudah menetes begitu saja di pipinya.

Harlan menoleh wajah Lupita setelah ia menghabiskan rokoknya "Kau mengais? Lupi maaf kalau pertanyaan ku membuat mu bersedih." menatap dalam wajah Lupita "Maafkan aku tidak bermaksud mengingat masa lalu mu."

"Tidak apa-apa ko pak? Lupita tersenyum sambil mengusap airmata "Aku hanya teringat Ayah dan ibuku."

"Deg! hati Harlan begitu sakit, ia begitu terharu melihat kesedihan gadis didepannya, iapun sama seperti Lupita tidak memiliki kedua orang tua lagi.

"Kita memiliki kesamaan."

"Maksud Bapak? kesamaan dalam hal apa?"

"Haii,, jangan panggil Bapak aku masih muda, panggil saja Mas."

"Maaf!"

"Kedua orang tuaku pun sudah meninggal sejak usiaku sepuluh tahun."

"Apakah mereka sakit?" tanya Lupita memberanikan diri.

Mengingat kedua orang tuanya wajah Harlan berubah murung, kedua orang tuanya meninggal ditembak mati oleh musuh ayahnya, bila mengingat itu membuat Harlan trauma, beruntung pamannya mengasingkan dirinya pada pengasuhnya Mak isah ke Indonesia, bila tidak, mungkin ia juga menjadi korban kebiadaban musuh ayahnya.

SRENG!

SRENG!

Tiba tiba suara petir menyambar dan menjatuhkan seng diatas atap membuat suara kegaduhan, Lupita terpekik.

"Aaaawwwww! sambil menutup kedua telinganya.

Harlan beranjak dari duduknya dan berjalan kesamping warung, ia memindahkan seng yang terjatuh di tanah.

"Kau mau apakan seng itu?

"Disingkirkan biar tidak mengenai banyak orang, ini sangat berbahaya."

"Tapi ini masih hujan, biarkan saja disana, nanti pamanku yang memindahkan."

Tapi Harlan tidak mau mendengar perintah Lupita, ia terus mengangkat seng-seng yang terjatuh itu, dan membawanya kebelakang warung. Hujan masih deras kilatan petir masih menyambar, Harlan tidak peduli dengan air hujan yang mengguyur tubuhnya. Melihat Harlan basah dengan air hujan, Lupita masuk kedalam warung dan mencari handuk kecil untuk diberikan pada Harlan.

"Ambil lah handuk ini, rambutmu basah nanti kau sakit bila tidak di keringkan." ujar Lupita penuh pengertian.

Harlan tersenyum dan berkata dalam hati. "Gadis ini begitu perhatian, selain manis ia juga baik hati."

"Mas apa perlu aku buatkan kopi lagi?"

"Tidak usah, sebentar lagi aku juga sudah mau pulang."

Dengan handuk kecil ditangannya harlan mengelap wajah dan rambut coklatnya.

"Berapa usiamu?"

"Aku? baru sembilan belas tahun, tiga bulan lagi genap dua puluh tahun."

"Kenapa kau tidak mencari pekerjaan?" tanya Harlan masih mengusap rambut basahnya dengan handuk.

"Hah! Liputan mendesah kasar. "Aku sudah berkali kali melamar pekerjaan, tapi tidak pernah mendapat panggilan, keluar masuk perusahaan mencari lowongan pekerjaan, tapi hasilnya nihil. Perusahaan banyak membutuhkan lulusan sarjana minimal S1, sementara aku hanya lulusan Diploma.

"Jadi kau sempat kuliah?

"Iya hanya sampai D3 saja."

"Lulusan Apa?

"Arsitek!"

"Padahal perusahaan ku sedang membutuhkan Arsitek, kenapa ia tidak melamar saja di perusahaanku." bathin nya

"Setau aku ada perusahaan Asing yang baru, sedang membutuhkan tenaga kerja arsitek, Kalau nggak salah perusahaan itu namanya vandeles.

"Oh perusahaan Vandeles, aku sudah pernah melamarnya disana, tapi sepertinya aku ditolak. Sampai sekarangpun tidak ada kabarnya. kau tau tidak? waktu itu motormu menyiprat bajuku sampai kotor, itu aku habis melamar di perusahaan Vandeles."

"Jadi kau sudah pernah melamar disana? wajah Harlan berubah jadi datar.

Lupita mengangguk kuat.

"Siapa nama panjang mu? siapa tau aku punya kenalan orang dalam dan bisa memasukkan mu kerja disana?"

"Apa Mas kerja disana juga? tanya Lupita penuh selidik.

"Aku tidak bekerja disana, aku bekerja sebagai kurir, ya maklum lah cuma lulusan SMA!" ujarnya berdusta.

Lupita menatap tak percaya kalau harlan hanya lulusan SMA, sebenarnya saat ia tinggal sama Mak isah hanya tamatan SMA, tapi selama dua tahun ia tinggal di Belanda, Harlan sekolah lagi di perguruan tinggi, karena ia pintar dan memiliki kecerdasan diatas rata rata, ia mampu menyelesaikan kuliahnya.

Harlan mengambil ponsel "Siapa nama Panjang mu, biar aku bisa menghubungi temanku."

"Lupita Aryani."

Lupita melihat ponsel Harlan dengan merk luar, ia tau ponsel itu sangatlah mahal dan limited edition, melihat Lupita memandangi ponselnya Harlan jadi salah tingkah.

"Ya ampun, ini ponsel Bos ku, tadi ia menyuruh aku membawanya ke kantor, dijalan malah kehujanan dan aku malah mampir ke warung kopimu." hehehe... Harlan terkekeh menutupi kebohongannya.

"Ya Allah, itukan ponsel mahal loh mas, gak takut hilang?

"Takutlah, aku akan membawanya hati hati." Harlan memasukkan kembali ponsel itu kedalam saku bajunya "Hujan sudah reda, aku harus pergi, takut bos ku marah kalau aku tidak antar ponselnya."

"Oh iya Mas."

"Ini uang buat bayar kopi." Harlan menyodorkan uang lembaran ratusan ribu lima lembar.

"Gak usah Mas gratis ajah."

"Kau sedang jualan, aku tidak ingin di gratiskan, ambillah ini." Harlan menarik tangan Lupita dan menaruh di telapak tangannya.

Mata Lupita terbelalak "Hah, Lima ratus ribu? Mas ini banyak sekali, harga kopi cuma empat ribu ko."

"Ambil saja kembaliannya untuk mu, tadi aku habis dapat bonus dari bosku." Harlan lngsung pergi begitu saja meninggalkan Lupita yang terlihat bingung.

'

'

'

'

'

'

Bersambung..... 💃💃💃

Terpopuler

Comments

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

rezeki nomplok ituuu .. aku sih gk nolak

2023-11-28

0

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

ambil aja Lupita rezeki jangan di tolak

2023-11-22

0

Indri Ani40

Indri Ani40

Alhamdulilh rezeki lupita

2022-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Ke Jakarta
3 Lamaran Pekerjaan
4 Pertemuan
5 Pembelaan
6 Pertolongan
7 Perkenalan
8 Sebuah Nama
9 Tawaran pekerjaan
10 Dapat Pekerjaan
11 Gadis Magang
12 Makan Bersama
13 Kepedulian Harlan
14 Mendapatkan Tugas
15 Datang ke Villa
16 Gara Gara Hujan
17 Mengantarkan Pulang
18 Melihat Dua Ular
19 Merasa Bersalah
20 Bertemu Presdir
21 Mulai ada Rasa
22 Sebuah Permintaan
23 Terjatuh
24 Merasa Kehilangan
25 Meminta Menikah
26 Bersandiwara
27 Merindukanmu
28 Titik Terang.
29 Fitnah si pendusta
30 Kehilangan Paman
31 Kedatangan Harlan
32 Amarah Ceo Goergie
33 Kedatangan Harlan
34 Cerita Duka Lupita
35 Diusir Dari Rumah
36 Kembali Bekerja
37 Perhatian Seorang Presdir
38 Mendengar suara Aneh
39 Musyawarah Membawa Hasil
40 Terhempaskan.
41 Penggerebekan.
42 Mendadak Menikah
43 Kesepakatan Bersama
44 Menjalani Rumah Tangga
45 Sekertaris seksi.
46 Menunggu Pulang
47 Nafkah buat Lupita.
48 Kehadiran Della.
49 Janji Harlan untuk pulang
50 Pengakuan Membawa Dilema
51 Terungkap Perasaan Lupita.
52 Jalan-jalan Ke Monas
53 Kedatangan Ular Betina
54 Saling Mengerti
55 Mulai Cemburu
56 Sebuah Pengakuan.
57 Kejujuran Membuat Luka
58 Kesalahpahaman
59 Amarah Harlan
60 Kepanikan Seorang CEO
61 Perlakuan Harlan
62 Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63 Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64 Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65 Mp Yang Menegangkan
66 Masih Haredang (Panas)
67 Mulai Cemburu.
68 Peramal Buta.
69 Minta Pulang
70 Godaan Wiliam
71 Ketakutan Harlan
72 Berbicara Jujur
73 Kesabaran seorang Istri
74 Mencari kebenaran
75 Permintaan Mak isah
76 Hadiah untuk Lupita
77 Aku Harus Pergi
78 Kemana Harus Mencarimu
79 Sebuah Jebakan
80 Seorang Pelindung
81 Kerumah Sakit
82 Drama Ibu dan Anak
83 Rahasia Alfonso
84 Pernyataan Inez
85 Datang Disaat Yang Tepat.
86 ketakutan Harlan
87 Pengakuan Harlan
88 Harus Kehilangan
89 Balasan untuk penjahat
90 Sangat Melelahkan.
91 Keputusan Harlan
92 Kepulangan Lupita
93 Kecemburuan
94 Makan Malam Bersama
95 Makan Malam Bersama
96 Berusaha Memaafkan
97 Curhatan Harlan
98 Kekesalan Inez
99 Rencana Della
100 Pembalasan
101 Awal Pembalasan.
102 Senjata Makan Tuan
103 Ketegasan Istri CEO
104 Kehilangan Inez
105 Perubahan Dratis
106 Shopping
107 Pertengkaran
108 Hari sial Della
109 Sebuah Jebakan
110 Kabar Dari Harlan
111 Tak Tergoyahkan
112 Wanita Masa Lalu
113 Kedatangan Inez
114 Murka Harlan
115 Penjelasan.
116 Menginap
117 Pesona Harlan
118 Pertemuan Mantan Kekasih
119 Pertikaian.
120 Tidak Bisa Menolak
121 Menyadari Kesalahan
122 Istri Sah
123 Istri Sah CEO
124 Mulai Cemburu
125 Menjadi Rebutan
126 Kemesraan suami-istri
127 Ghibah Merajalela
128 Pernyataan Wiliam
129 Kedatangan Seseorang
130 Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131 Menerima
132 Komitmen
133 Kedatangan Alfonso
134 Kedatangan Lupita
135 Kedatangan Lupita
136 Kecemburuan Lupita
137 Kesepakatan
138 Kekuatan Seorang Istri
139 Sama-sama Egois
140 Dilema
141 Salah Orang
142 Apakah Jatuh Cinta
143 Keputusan Inez
144 Kekesalan Lupita
145 Amarah yang tersimpan
146 Pertemuan
147 Nonton Konser
148 Pertemuan Teman Lama
149 Kepergian Harlan
150 Jebakan Margaret
151 Kedatangan Ular Busuk
152 Pertemuan
153 Penculikan
154 Titik Terang
155 Penolakan Membawa Petaka
156 Pernikahan
157 Kegagalan Kedua Kali
158 Akhirnya Sah..
159 Hati Yang Melelahkan
160 Keputusan Lupita
161 Keputusan Akhir Lupita
162 Terungkap Dalang nya
163 Pengaruh Guna-guna Hilang
164 Tragedi Della dan Alfonso
165 Kebahagiaan. (Tamat)
Episodes

Updated 165 Episodes

1
prolog
2
Ke Jakarta
3
Lamaran Pekerjaan
4
Pertemuan
5
Pembelaan
6
Pertolongan
7
Perkenalan
8
Sebuah Nama
9
Tawaran pekerjaan
10
Dapat Pekerjaan
11
Gadis Magang
12
Makan Bersama
13
Kepedulian Harlan
14
Mendapatkan Tugas
15
Datang ke Villa
16
Gara Gara Hujan
17
Mengantarkan Pulang
18
Melihat Dua Ular
19
Merasa Bersalah
20
Bertemu Presdir
21
Mulai ada Rasa
22
Sebuah Permintaan
23
Terjatuh
24
Merasa Kehilangan
25
Meminta Menikah
26
Bersandiwara
27
Merindukanmu
28
Titik Terang.
29
Fitnah si pendusta
30
Kehilangan Paman
31
Kedatangan Harlan
32
Amarah Ceo Goergie
33
Kedatangan Harlan
34
Cerita Duka Lupita
35
Diusir Dari Rumah
36
Kembali Bekerja
37
Perhatian Seorang Presdir
38
Mendengar suara Aneh
39
Musyawarah Membawa Hasil
40
Terhempaskan.
41
Penggerebekan.
42
Mendadak Menikah
43
Kesepakatan Bersama
44
Menjalani Rumah Tangga
45
Sekertaris seksi.
46
Menunggu Pulang
47
Nafkah buat Lupita.
48
Kehadiran Della.
49
Janji Harlan untuk pulang
50
Pengakuan Membawa Dilema
51
Terungkap Perasaan Lupita.
52
Jalan-jalan Ke Monas
53
Kedatangan Ular Betina
54
Saling Mengerti
55
Mulai Cemburu
56
Sebuah Pengakuan.
57
Kejujuran Membuat Luka
58
Kesalahpahaman
59
Amarah Harlan
60
Kepanikan Seorang CEO
61
Perlakuan Harlan
62
Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63
Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64
Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65
Mp Yang Menegangkan
66
Masih Haredang (Panas)
67
Mulai Cemburu.
68
Peramal Buta.
69
Minta Pulang
70
Godaan Wiliam
71
Ketakutan Harlan
72
Berbicara Jujur
73
Kesabaran seorang Istri
74
Mencari kebenaran
75
Permintaan Mak isah
76
Hadiah untuk Lupita
77
Aku Harus Pergi
78
Kemana Harus Mencarimu
79
Sebuah Jebakan
80
Seorang Pelindung
81
Kerumah Sakit
82
Drama Ibu dan Anak
83
Rahasia Alfonso
84
Pernyataan Inez
85
Datang Disaat Yang Tepat.
86
ketakutan Harlan
87
Pengakuan Harlan
88
Harus Kehilangan
89
Balasan untuk penjahat
90
Sangat Melelahkan.
91
Keputusan Harlan
92
Kepulangan Lupita
93
Kecemburuan
94
Makan Malam Bersama
95
Makan Malam Bersama
96
Berusaha Memaafkan
97
Curhatan Harlan
98
Kekesalan Inez
99
Rencana Della
100
Pembalasan
101
Awal Pembalasan.
102
Senjata Makan Tuan
103
Ketegasan Istri CEO
104
Kehilangan Inez
105
Perubahan Dratis
106
Shopping
107
Pertengkaran
108
Hari sial Della
109
Sebuah Jebakan
110
Kabar Dari Harlan
111
Tak Tergoyahkan
112
Wanita Masa Lalu
113
Kedatangan Inez
114
Murka Harlan
115
Penjelasan.
116
Menginap
117
Pesona Harlan
118
Pertemuan Mantan Kekasih
119
Pertikaian.
120
Tidak Bisa Menolak
121
Menyadari Kesalahan
122
Istri Sah
123
Istri Sah CEO
124
Mulai Cemburu
125
Menjadi Rebutan
126
Kemesraan suami-istri
127
Ghibah Merajalela
128
Pernyataan Wiliam
129
Kedatangan Seseorang
130
Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131
Menerima
132
Komitmen
133
Kedatangan Alfonso
134
Kedatangan Lupita
135
Kedatangan Lupita
136
Kecemburuan Lupita
137
Kesepakatan
138
Kekuatan Seorang Istri
139
Sama-sama Egois
140
Dilema
141
Salah Orang
142
Apakah Jatuh Cinta
143
Keputusan Inez
144
Kekesalan Lupita
145
Amarah yang tersimpan
146
Pertemuan
147
Nonton Konser
148
Pertemuan Teman Lama
149
Kepergian Harlan
150
Jebakan Margaret
151
Kedatangan Ular Busuk
152
Pertemuan
153
Penculikan
154
Titik Terang
155
Penolakan Membawa Petaka
156
Pernikahan
157
Kegagalan Kedua Kali
158
Akhirnya Sah..
159
Hati Yang Melelahkan
160
Keputusan Lupita
161
Keputusan Akhir Lupita
162
Terungkap Dalang nya
163
Pengaruh Guna-guna Hilang
164
Tragedi Della dan Alfonso
165
Kebahagiaan. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!