Pertemuan

Lupita sudah keluar perkantoran milik vandeles, diluar langit mulai gelap, sepertinya akan turun hujan. jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Lupita terus berjalan untuk mencari angkot, tiba-tiba hujan turun dengan deras, ia berlari dan berteduh di emperan toko.

Saat sedang berdiri menunggu hujan reda di disebuah toko yang sudah tutup, tiba-tiba sebuah motor moge melintas dengan kecepatan tinggi, dan tubuh Lupita terkena cipratan air hujan yang kotor.

"Haiii, dasar bodoh berhenti! teriak Lupita.

Motor itu berhenti, dan pria pengendara moge itu menoleh pada Lupita yang sedang berdiri dengan ekspresi kesal.

Pria itu menepikan moge nya di pinggir trotoar. untung hujan sudah reda tidak sederas tadi, hanya tinggal rintik rintik kecil saja yang belum berhenti. Pria itu masih memakai helm hitam di kepalanya, fostur tubuhnya tinggi besar berbalut jaket kulit hitam, bukan perawakan ciri orang Indonesia yang hanya tinggi diatas rata rata. Ia berjalan mendekat kearah Lupita yang sedikit ciut melihat perawakan pria itu. jantungnya berirama sangat cepat, ia menelan salivanya saat pria itu sudah berdiri didepannya.

Lupita memang gadis manis dan periang, ia juga sedikit berani pada orang orang yang bakal menyakitinya. Baginya hidup sendiri tanpa kedua orangtua harus bisa mandiri dan menjaga diri sendiri.

Wajah Lupita mendongak keatas agar bisa melihat wajah pria itu yang masih tertutup helm. tinggi Lupita hanya sebahunya, padahal ia memiliki tinggi 157, tinggi standar bagi orang Asia.

"Buka helm mu! tantang Lupita memberanikan diri, dengan kedua tangan melipat di dada.

Pria itu menatap liar Lupita dari ujung rambut sampai kakinya. Ia mengikuti perintah Lupita melepaskan helm itu.

"Orang bule?! celetuk Lupita, matanya terbelalak sambil terus mengadah keatas.

"Ya Tuhan, ini cowok ganteng pisan. aku gak salah lihat kan? sang pangeran ada didepan ku." ohh Pangeran Wiliam..." gumamnya dalam hati.

"Bibir mu jngan mangap terus, nanti kemasukan lalat, lihat bibirmu sudah nyeces." sindir pria Itu dingin.

"Huffp! Lupita membekap mulutnya karena takut nyeces, tapi ia merasa tidak ada yang keluar air liurnya.

"Ish dasar! mana ada aku nyeces! gerutu Lupita "Heh' tunggu..? kau bisa bahasa Indonesia?! tanyanya polos.

"Aku sejak kecil tinggal di Indonesia! Kenapa tadi kau meneriaki ku?" tanya pria itu lagi.

"Heh' cogan lihat nih ulah mu! menunjukkan bajunya yang basah terciprat genangan air hujan yang kotor. "Seenaknya saja kau melintas di depanku, dan cipratan ban motor itu mengenai baju putihku ini!

Pria itu melihat baju lupita yang kotor, ia merasa bersalah "Maafkan aku Nona, tadi aku terburu buru." tersenyum tipis.

"Ajegile senyumannya ajah maut, bikin hatiku meleleh." gumamnya lagi dalam hati. tiba-tiba Lupita terkekeh geli.

"Apanya yang lucu."

"Ahh, tidak ada! memasang wajah datar.

"Aku akan tanggung jawab dan membelikan baju untukmu yang baru."

"Apa? mau beliin aku baju." melipat kedua tangan lagi. "Nggak usah, biar aku cuci sendiri dirumah."

"Kalau begitu aku antar kau pulang?

"What?! mau antarkan aku pulang? menoleh sekilas pada Pria itu, Lupita masih berfikir, pria itu mengangkat satu alisnya menunggu jawaban Lupita.

"Sebenarnya boleh juga sih antar aku pulang, mayankan gak usah keluar ongkos angkot, tapi... tidak! aku malas sama bi surti dan lolita mereka kalau lagi bergosip bikin kuping panas.

"Haii.. apa yang kau pikirkan? kebetulan hujan sudah berhenti, ayo aku antar pulang." menarik tangan Lupita

"Tidak usah! Lupita menarik kembali tangannya. "Aku bisa pulang sendiri!"

Tak lama sebuah angkot berhenti didepan Lupita.

"Ayo neng, jurusan krayon." kata supir angkot.

"Iya bang tunggu, sampai krayon ya bng." tanpa banyak basa-basi Lupita langsung masuk kedalam mobil angkot.

Mobil angkot itu pergi setelah Lupita naik, Lupita masih melihat Pria bule itu menatap kepergiannya.

"Gadis aneh!" ucapnya gelengkan kepala.

Pria itu berjalan kearah Mogenya, memakai helm itu kembali dan melaju dengan kecepatan sedang. Motor terus berjalan tanpa beban menyelusuri jalanan raya ibu kota. Fostur tubuhnya yang tinggi besar sangat cocok dengan moge yang ia naiki. terlihat macho dan maskulin seperti laki laki sejati pada umumnya.

Motor memasuki perumahan Real estate, tak jauh dari gapura perumahan super mewah itu, motor berhenti didepan pintu gerbang bercet hitam, terlihat rumah mewah berlantai empat dari depan jalan raya. Motor masuk kedalam setelah seorang penjaga membuka pintu.

Motor terparkir langsung kedalam garasi. ia membuka helm dan jaket kulitnya.

"Harlan kau darimana saja, emak sangat khawatir." tutur wanita paruh baya itu yang sudah berdiri di depan Harlan.

"Aku hanya jalan jalan mengitari ibukota Mak! tadi sempat ke Monas, aku harus Mengetahui jalanan kota Jakarta ini."

"Kau kan bisa pakai mobil, kalau pakai motor kepanasan dan kehujanan, lihat bajumu basah terkena air hujan."

"kalau naik mobil pasti macet Mak, aku sudah terbiasa dulu di kampung selalu naik motor walau tidak sebagus motor ini, tapi aku senang memakainya. Aku merindukan kampung halaman tempat kita dulu Mak." kata Harlan mengenang

"Ya sudah ayo kita masuk kedalam, kau mandi dulu sana, Mak akan siapkan makan malam."

Sementara Lupita sudah sampai didepan gang, setelah turun dari angkot ia tidak langsung pulang kerumah, tapi mampir ke warung kopi dipinggir jalan tempat pamannya mengais rezeki.

"Paman."

"Lupita, kau darimana? baju mu ko kotor."

"Apa Bibi tidak bilang kalau aku sedang mencari pekerjaan?"

"Dari tadi pagi bibimu tidak datang ke warung, jadi paman tidak tahu kalau kau sedang mencari pekerjaan."

"Ya sudah tidak apa-apa kok paman."

"Kau sudah makan? tanya pamannya.

Lupita hanya tersenyum, ia tahu hanya pamannya yang baik dan perhatian, karena paman Imron adik kandung ayahnya.

"Pasti kau lapar, Paman buatkan mie instan dulu ya."

Imron memasak mie instan dan membuat teh manis hangat untuk Lupita.

"Ini makan dan habiskan lah." menaruh mangkok mie dan teh manis didepan Lupita.

"Terima kasih paman."

Lupita makan dengan lahap, karena sejak pagi ia hanya makan sepotong roti yang ia beli di warung.

"Akhirnya kenyang juga." menghela nafas panjang sambil menyeruput teh manis yang masih panas.

"Gara gara Pria bule tadi aku jadi kelaparan, lihat baju ku kotor semua gak bisa makan di warung bu mineh, Aku sumpahin biar keselek tulang ayam! rutuk Lupita.

*****

"Uhuk.. uhuk.. uhuk..

"Harlan, kalau lagi makan pelan pelan Nak," ujar Mak isah gelengkan kepala.

"Will..

Dengan sigap William yang sedang makan dimeja makan yang sama, menuangkan air putih kedalam gelas Harlan.

"Ini Tuan." memberikan gelas itu, Harlan meneguknya hingga habis.

"Glek.. glek.. glek..

"Sial, kenapa tiba-tiba aku keselek."

"Biasanya kalau ada yang keselek gitu, ada orang yang lagi nyumpahin!" ucap Mak isah terkekeh.

"Yang bener Mak?! Harlan mengeryitkan alisnya

"Kata orang tua dulu sih begitu."

"Jangan jangan gadis yang marah marah tadi yang merutuki ku!!" ucapan Harlan masih terdengar Mak isah dan William.

"Gadis? ucap keduanya berbarengan.

Harlan menatap Mak Isah dan will bergantian.

"Ahh kalian ini bisanya menguping pembicaraan orang, aku sudah tidak mau makan lagi." Harlan beranjak dari duduknya dan berjalan kearah tangga.

"Will, habiskan makan mu, biarkan saja dia. Sepertinya Harlan sudah mulai membuka hati untuk seseorang." Mak Isah tersenyum sumringah.

'

'

'

'

'

Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝓪𝓫𝓲𝓭𝔃𝓪𝓻

𝓪𝓫𝓲𝓭𝔃𝓪𝓻

untung aja paman lu masih sayang dan perhatian ma lu pita, buruan tuch di makan dah di siapin mie ma teh kan ma Paman lu

2023-03-23

0

⍱ॐᗰε ⋰

⍱ॐᗰε ⋰

hadeh Lupita, kondisikan mata lu dong. liat si bule jadi klepek² kan lu

2023-03-23

0

☯︎𝚋𝚒 𝚋𝚘𝚢¹¹

☯︎𝚋𝚒 𝚋𝚘𝚢¹¹

wkwkwk, bathin jadi keselek kan lu Harlan. noh si Lupita ya lagi ngomongin lu. lagian sih lu bawa moge nya kencang bngt

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Ke Jakarta
3 Lamaran Pekerjaan
4 Pertemuan
5 Pembelaan
6 Pertolongan
7 Perkenalan
8 Sebuah Nama
9 Tawaran pekerjaan
10 Dapat Pekerjaan
11 Gadis Magang
12 Makan Bersama
13 Kepedulian Harlan
14 Mendapatkan Tugas
15 Datang ke Villa
16 Gara Gara Hujan
17 Mengantarkan Pulang
18 Melihat Dua Ular
19 Merasa Bersalah
20 Bertemu Presdir
21 Mulai ada Rasa
22 Sebuah Permintaan
23 Terjatuh
24 Merasa Kehilangan
25 Meminta Menikah
26 Bersandiwara
27 Merindukanmu
28 Titik Terang.
29 Fitnah si pendusta
30 Kehilangan Paman
31 Kedatangan Harlan
32 Amarah Ceo Goergie
33 Kedatangan Harlan
34 Cerita Duka Lupita
35 Diusir Dari Rumah
36 Kembali Bekerja
37 Perhatian Seorang Presdir
38 Mendengar suara Aneh
39 Musyawarah Membawa Hasil
40 Terhempaskan.
41 Penggerebekan.
42 Mendadak Menikah
43 Kesepakatan Bersama
44 Menjalani Rumah Tangga
45 Sekertaris seksi.
46 Menunggu Pulang
47 Nafkah buat Lupita.
48 Kehadiran Della.
49 Janji Harlan untuk pulang
50 Pengakuan Membawa Dilema
51 Terungkap Perasaan Lupita.
52 Jalan-jalan Ke Monas
53 Kedatangan Ular Betina
54 Saling Mengerti
55 Mulai Cemburu
56 Sebuah Pengakuan.
57 Kejujuran Membuat Luka
58 Kesalahpahaman
59 Amarah Harlan
60 Kepanikan Seorang CEO
61 Perlakuan Harlan
62 Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63 Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64 Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65 Mp Yang Menegangkan
66 Masih Haredang (Panas)
67 Mulai Cemburu.
68 Peramal Buta.
69 Minta Pulang
70 Godaan Wiliam
71 Ketakutan Harlan
72 Berbicara Jujur
73 Kesabaran seorang Istri
74 Mencari kebenaran
75 Permintaan Mak isah
76 Hadiah untuk Lupita
77 Aku Harus Pergi
78 Kemana Harus Mencarimu
79 Sebuah Jebakan
80 Seorang Pelindung
81 Kerumah Sakit
82 Drama Ibu dan Anak
83 Rahasia Alfonso
84 Pernyataan Inez
85 Datang Disaat Yang Tepat.
86 ketakutan Harlan
87 Pengakuan Harlan
88 Harus Kehilangan
89 Balasan untuk penjahat
90 Sangat Melelahkan.
91 Keputusan Harlan
92 Kepulangan Lupita
93 Kecemburuan
94 Makan Malam Bersama
95 Makan Malam Bersama
96 Berusaha Memaafkan
97 Curhatan Harlan
98 Kekesalan Inez
99 Rencana Della
100 Pembalasan
101 Awal Pembalasan.
102 Senjata Makan Tuan
103 Ketegasan Istri CEO
104 Kehilangan Inez
105 Perubahan Dratis
106 Shopping
107 Pertengkaran
108 Hari sial Della
109 Sebuah Jebakan
110 Kabar Dari Harlan
111 Tak Tergoyahkan
112 Wanita Masa Lalu
113 Kedatangan Inez
114 Murka Harlan
115 Penjelasan.
116 Menginap
117 Pesona Harlan
118 Pertemuan Mantan Kekasih
119 Pertikaian.
120 Tidak Bisa Menolak
121 Menyadari Kesalahan
122 Istri Sah
123 Istri Sah CEO
124 Mulai Cemburu
125 Menjadi Rebutan
126 Kemesraan suami-istri
127 Ghibah Merajalela
128 Pernyataan Wiliam
129 Kedatangan Seseorang
130 Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131 Menerima
132 Komitmen
133 Kedatangan Alfonso
134 Kedatangan Lupita
135 Kedatangan Lupita
136 Kecemburuan Lupita
137 Kesepakatan
138 Kekuatan Seorang Istri
139 Sama-sama Egois
140 Dilema
141 Salah Orang
142 Apakah Jatuh Cinta
143 Keputusan Inez
144 Kekesalan Lupita
145 Amarah yang tersimpan
146 Pertemuan
147 Nonton Konser
148 Pertemuan Teman Lama
149 Kepergian Harlan
150 Jebakan Margaret
151 Kedatangan Ular Busuk
152 Pertemuan
153 Penculikan
154 Titik Terang
155 Penolakan Membawa Petaka
156 Pernikahan
157 Kegagalan Kedua Kali
158 Akhirnya Sah..
159 Hati Yang Melelahkan
160 Keputusan Lupita
161 Keputusan Akhir Lupita
162 Terungkap Dalang nya
163 Pengaruh Guna-guna Hilang
164 Tragedi Della dan Alfonso
165 Kebahagiaan. (Tamat)
Episodes

Updated 165 Episodes

1
prolog
2
Ke Jakarta
3
Lamaran Pekerjaan
4
Pertemuan
5
Pembelaan
6
Pertolongan
7
Perkenalan
8
Sebuah Nama
9
Tawaran pekerjaan
10
Dapat Pekerjaan
11
Gadis Magang
12
Makan Bersama
13
Kepedulian Harlan
14
Mendapatkan Tugas
15
Datang ke Villa
16
Gara Gara Hujan
17
Mengantarkan Pulang
18
Melihat Dua Ular
19
Merasa Bersalah
20
Bertemu Presdir
21
Mulai ada Rasa
22
Sebuah Permintaan
23
Terjatuh
24
Merasa Kehilangan
25
Meminta Menikah
26
Bersandiwara
27
Merindukanmu
28
Titik Terang.
29
Fitnah si pendusta
30
Kehilangan Paman
31
Kedatangan Harlan
32
Amarah Ceo Goergie
33
Kedatangan Harlan
34
Cerita Duka Lupita
35
Diusir Dari Rumah
36
Kembali Bekerja
37
Perhatian Seorang Presdir
38
Mendengar suara Aneh
39
Musyawarah Membawa Hasil
40
Terhempaskan.
41
Penggerebekan.
42
Mendadak Menikah
43
Kesepakatan Bersama
44
Menjalani Rumah Tangga
45
Sekertaris seksi.
46
Menunggu Pulang
47
Nafkah buat Lupita.
48
Kehadiran Della.
49
Janji Harlan untuk pulang
50
Pengakuan Membawa Dilema
51
Terungkap Perasaan Lupita.
52
Jalan-jalan Ke Monas
53
Kedatangan Ular Betina
54
Saling Mengerti
55
Mulai Cemburu
56
Sebuah Pengakuan.
57
Kejujuran Membuat Luka
58
Kesalahpahaman
59
Amarah Harlan
60
Kepanikan Seorang CEO
61
Perlakuan Harlan
62
Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63
Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64
Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65
Mp Yang Menegangkan
66
Masih Haredang (Panas)
67
Mulai Cemburu.
68
Peramal Buta.
69
Minta Pulang
70
Godaan Wiliam
71
Ketakutan Harlan
72
Berbicara Jujur
73
Kesabaran seorang Istri
74
Mencari kebenaran
75
Permintaan Mak isah
76
Hadiah untuk Lupita
77
Aku Harus Pergi
78
Kemana Harus Mencarimu
79
Sebuah Jebakan
80
Seorang Pelindung
81
Kerumah Sakit
82
Drama Ibu dan Anak
83
Rahasia Alfonso
84
Pernyataan Inez
85
Datang Disaat Yang Tepat.
86
ketakutan Harlan
87
Pengakuan Harlan
88
Harus Kehilangan
89
Balasan untuk penjahat
90
Sangat Melelahkan.
91
Keputusan Harlan
92
Kepulangan Lupita
93
Kecemburuan
94
Makan Malam Bersama
95
Makan Malam Bersama
96
Berusaha Memaafkan
97
Curhatan Harlan
98
Kekesalan Inez
99
Rencana Della
100
Pembalasan
101
Awal Pembalasan.
102
Senjata Makan Tuan
103
Ketegasan Istri CEO
104
Kehilangan Inez
105
Perubahan Dratis
106
Shopping
107
Pertengkaran
108
Hari sial Della
109
Sebuah Jebakan
110
Kabar Dari Harlan
111
Tak Tergoyahkan
112
Wanita Masa Lalu
113
Kedatangan Inez
114
Murka Harlan
115
Penjelasan.
116
Menginap
117
Pesona Harlan
118
Pertemuan Mantan Kekasih
119
Pertikaian.
120
Tidak Bisa Menolak
121
Menyadari Kesalahan
122
Istri Sah
123
Istri Sah CEO
124
Mulai Cemburu
125
Menjadi Rebutan
126
Kemesraan suami-istri
127
Ghibah Merajalela
128
Pernyataan Wiliam
129
Kedatangan Seseorang
130
Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131
Menerima
132
Komitmen
133
Kedatangan Alfonso
134
Kedatangan Lupita
135
Kedatangan Lupita
136
Kecemburuan Lupita
137
Kesepakatan
138
Kekuatan Seorang Istri
139
Sama-sama Egois
140
Dilema
141
Salah Orang
142
Apakah Jatuh Cinta
143
Keputusan Inez
144
Kekesalan Lupita
145
Amarah yang tersimpan
146
Pertemuan
147
Nonton Konser
148
Pertemuan Teman Lama
149
Kepergian Harlan
150
Jebakan Margaret
151
Kedatangan Ular Busuk
152
Pertemuan
153
Penculikan
154
Titik Terang
155
Penolakan Membawa Petaka
156
Pernikahan
157
Kegagalan Kedua Kali
158
Akhirnya Sah..
159
Hati Yang Melelahkan
160
Keputusan Lupita
161
Keputusan Akhir Lupita
162
Terungkap Dalang nya
163
Pengaruh Guna-guna Hilang
164
Tragedi Della dan Alfonso
165
Kebahagiaan. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!