Hampir setiap hari Lupita mencari pekerjaan dari satu kantor ke kantor lainnya, kadang ada rasa putus asa karena banyak penolakan dari lamarannya dengan alasan sedang pengurangan karyawan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya, Lupita masih berjuang menjadi leseller melalui jalur online, walau pendapatannya mulai berkurang tidak seramai dulu, tapi ia masih bersyukur bisa mendapatkan uang buat jajan dan ongkos mencari pekerjaan. Karena mulai banyaknya persaingan yang ikut ikutan menjadi leseller.
Pagi itu Imron meminta tolong pada Lupita untuk menjaga warung kopinya, karena ia bersama anak dan istrinya harus pergi mengunjungi keluarga bibinya yang sedang mengadakan pesta pernikahan.
"Lupi, tolong dijaga warung kopinya, kalau sore Paman sudah pulang, biar paman yang gantikan."
"Iya paman."
"Ehh Lupi, luh jangan korupsi yee, jaga warung yang bener, jangan cuma kerjanya pecicilan sama abang abang kuli bangunan!" cibir Lolita
"Astagfirullah.... " Lupita mengelus dadanya menahan amarah. "Kau pikir aku pencuri, kau selalu saja bicara menyakitkan Loly!"
"Loly bisa nggak kalau tidak buat masalah! bentak Imron.
"Lupi nggak usah kamu dengerin si Loly, paman sangat percaya sama kamu."
"Cih! dasar wanita cengeng, bisanya cari muka sama bapak gue!
"Ayo Pak kita berangkat, ibu udah males lama lama disini! sindir Surti menatap benci pada Lupita.
"Ibu! Imron begitu kesal pada anak dan istrinya yang selalu saja ngomong nyakitin.
"Lupi, paman berangkat dulu ya, jaga dirimu baik-baik." mengelus lembut punggung Lupi.
"Iya Paman."
Setelah kepergian mereka semua, Lupita berbenah rumah, mencuci piring dan pakaian, selesai mengepel lantai Lupita mengunci pintu rumah, ia berjalan menuju warung yang berada di pinggir jalan. Pagi itu Lupita membuka warung kopi milik pamannya dan mulai membereskan dagangannya, warung kopi pamannya biasa buka pada pagi hari dan tutup menjelang malam. warung kopi itu cukup ramai karena banyak dikunjungi pekerja kuli bangunan yang bekerja tidak jauh dari warung paman nya.
Sebelum pembeli datang biasanya pamannya menggoreng pisang, bakwan dan tahu goreng, Lupi sudah menyiapkan dari rumah bahan bahan itu, dan ia mulai menggoreng seperti yang biasa pamannya lakukan.
Sebagian gorengannya sudah ada yang matang, ia menaruh diatas piring dan membawanya kedepan, dijejerkan makanan itu diatas meja agar pembeli mudah mengambilnya.
"Neng kopi hitam satu, gulanya sedikit ajah." kata pembeli yang baru datang sambil mngambil pisang goreng.
"Gulanya sedikit ajah ya kang.'
"Iya neng, kan manisnya udah sama eneng." goda pria itu yang ternyata kuli bangunan langganan pamannya.
Lupita tidak pernah menggubris selama ia tidak jahil dan menyentuhnya, semakin siang semakin ramai, di jam istrahat kuli kuli itu banyak membeli kopi, teh manis, bahkan ada yang memesan mie instan, Lupita sangat keteteran tapi ia bisa menanganinya dengan baik.
"Neng cantik banget sih, mau gak sama abng." goda tukang bangunan itu, Lupita hanya tersenyum tipis tanpa membalas ucapan mereka yang terus menggoda.
jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, tiba tiba hujan mulai turun deras, pembeli belum ada lagi yang berkunjung, ia bisa sedikit santai sambil menjual produk yang ia pasarkan di online, tiba-tiba rasa kantuk menyerang karena hujan membuatnya ngantuk setelah ia melayani banyak pembeli.
"Mba kopi susunya satu ya"
Suara seorang pria menyadarkan Lupita dalam kantuknya, ia beranjak dari duduknya.
"Iya Mas, sebentar ya."
Tanpa melihat sosok pria itu ia langsung membuatkan kopi susu yang ia pesan.
"Wah hujannya deras sekali Mba."
pria itu duduk menghadap kedepan jalan sambil menatap air hujan, membelakangi Lupita yang sedang membuat kopi.
"Iya Mas, dari tadi hujannya belum berhenti." ujarnya sambil mengaduk kopi.
"Mas darimana? tanya Lupita basa basi.
"Biasa mengitari Jakarta?"
"Hah! ngitari Jakarta? nih orang kurang kerjaan kali ya masa Jakarta di ngitari?." gumamnya pelan.
Lupita tak ambil pusing, ia berjalan keluar warung sambil membawa kopi pesanan pria itu.
"Ini Mas kopinya." saat sudah berdiri didepan pria itu, ia menatap wajahnya dan Lupita terperanjat kaget.
"Kau...?
Gelas Kopi ditangan Lupita hampir saja jatuh, beruntung Pria itu memegang tangan Lupita agar kopinya tidak terjatuh.
"Hati hati nanti kopinya tumpah."
"Heh' Iya..." tersenyum canggung
"Berhati hatilah jangan kagetan, kalau kopi ini jatuh akan terkena kakimu." Pria itu mengambil gelas kopi dari tangan Lupita.
Lupita masih berdiri mematung dengan perasaan canggung.
"Duduklah, temani aku ngobrol."
"Tidak! aku takut orang berfikiran macam macam kalau kita duduk berdua disini."
Pria itu tergelak "Emangnya kita mau melakukan apa? kita berada ditempat yang terbuka, bukan didalam ruangan."
Dengan perasaan tak enak, akhirnya Lupita duduk di bangku kayu itu dengan memberi jarak.
Pria itu mengangkat gelas dan menyeruputnya perlahan, menikmati setiap air kopi yang masuk kedalam mulutnya "Hemm.. sungguh enak kopi buatan mu." pujinya.
"Kopi itu bukan buatanku, tapi buatan pabrik. Aku hanya memberikan air dan mengaduknya." tutur Lupita memberikan penjelasan.
"Nih cowok alay bnget sih, tau itu kopi kemasan beli di warung, mana bisa aku bikin kopi, aku hanya memberikan air panas doang! gerutunya dalam hati.
Pria itu menoleh pada Lupita dan tersenyum tipis "Ternyata kau jualan kopi disini?
"Bukan! ini warung pamanku, aku hanya membantunya saja kalau ia lagi ada keperluan." Lupita mulai membuka pembicaraan.
"Kenapa Tuhan selalu pertemukan kita." ujar pria itu, menyeruput kopi itu kembali.
"Tak! menaruh kembali pada tatakannya.
"Kau tanyakan sendri saja pada Tuhan! ucap Lupita dingin.
"Pasti nanti akan aku tanyakan." pria itu terkekeh.
"Ish apanya yang lucu? malah tertawa!"
"Wajahmu yang lucu, terlihat menggemaskan." godanya lagi dan terkekeh.
Lupita memegangi kedua pipinya yang sedikit tembem "Kau ketawain pipiku yang tembem ya! mata Lupita melolot pada pria itu, dan disambut gelak tawa olehnya.
"Ish nih orang kenapa ketawa mulu sih, apa masa kecilnya kurang bahagia ya." masih gerutu dalam hati.
"Siapa nama mu? tanyanya lagi.
"Apa sepenting itu sebuah nama? tanya Lupita.
"Kita sudah tiga kali bertemu, rasanya kurang enak ngobrol tanpa mengenal nama."
Sebenarnya Lupita sedikit ragu, mengingat pria itu sudah pernah menolongnya, "Hmmm... namaku Lupita, panggil saja aku Lupi!
'
'
'
'
'
'
'
Bersambung.... cuyyy😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
ahhh shukaaaaaaa Harlan selangkah lebih maju pertemuan ke tiga baru tanya siapaaa namamuuu 😉😉😉
2023-11-28
0
Rice Btamban
semoga jdh Lupi SM Harlan Thor
2023-01-02
0
🇦 🇷 🇾 🇦 🇳 🇦 🇲 🇦 🇾 🇦
Kopi manis pedagang nya pun manis😅😅
Anjaay.. 😂😂😂🤭🤭🤭
2022-07-05
3