Seperti biasa Lupita masuk ke dalam ruangan kerjanya, tatapan teman-temannya terlihat tidak suka pada Lupita yang baru saja datang. Lupita yang ramah menyapa dengan sopan.
"Selamat pagi semua."
Tapi mereka seperti tidak mendengar sapaan Lupita, merasa tidak dihiraukan Lupita berjalan kearah meja kerjanya. Saat ia membuka tas dan ingin mengambil desain yang ia buat kemarin, terdengar suara notifikasi dari ponselnya, Lupita mngambil ponsel dan melihat notifikasi itu, ia sangat terkejut saat notifikasi dari m-banking dengan jumlah uang sepuluh juta.
"Apa! sepuluh juta? mata Lupita terbelalak sempurna, suaranya terdengar semua orang yang berada didalam ruangan, mata mereka menatap kearahnya. "Ehh... maaf?" Lupita tersenyum canggung dan tak enak hati.
"Siapa yang telah mentransfer uang sebanyak ini?! Lupita begitu kaget dan terus berfikir, sampai ia tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.
"Ting!
Terdengar suara pesan masuk, dengan cepat Lupita membuka isi pesan itu yang ternyata dari Harlan.
"Aku sudah mentransfer uang yang aku pinjam semalam."
"Tapi tidak sebanyak ini Mas!"
"Tidak apa-apa, lebihnya untuk mu saja."
Saat ingin membalas, nomornya sudah tidak aktif lagi.
"Tidak! aku tidak bisa menerima uang itu! darimana ia bisa tau nomor rekening ku? gumamnya bicara sendri.
Sore itu selesai ia pulang kerja, Lupita langsung menuju ATM yang berada di luar gedung perkantoran. ia mengambil total uang sepuluh juta dan menaruhnya kedalam sebuah amplop, dan memasukkannya kedalam tas. Dari kejauhan Harlan sudah melihat Lupita sedang berdiri di halte, kepada William ia meminta motornya yang berada di dalam gudang.
Setelah berganti pakaian Harlan menaiki motor bebeknya menuju halte.
"Haiii Lupi! apa kau sudah lama menunggu? Harlan tersenyum ramah.
Wajah Lupita tidak seperti biasanya yang terlihat manis, ia seperti sedang menahan kesal, didepan Harlan Lupita membuka tasnya dan mengambil sebuah amplop, lalu memberikannya pada Harlan.
"Maaf Mas aku tidak bisa menerima uang ini, ini bukan milikku!
"Tapi aku memberikannya ikhlas untukmu?"
"Tapi itu bukan uang sedikit mas, mas bisa gunakan uang itu untuk kebutuhan Mas sendiri, aku masih bisa mencari uang dari hasil kerja kerasku sendiri, tanpa harus meminta belas kasihan orang lain!
"Tapi uang itu hasil tabunganku, aku memberikannya untukmu."
"Mas sudah merendahkan aku dengan uang itu! aku bukan wanita materialis seperti ucapan sepupuh ku semalam! cukup pertemanan kita sampai disini saja! Lupita menyetop mobil angkot dan masuk kedalam mobil.
"Lupita tunggu! bukan begitu maksudku?!
Mobil angkot itu terus berjalan, Karena tidak boleh ngetem didepan halte.
"Lupita kau salah sangka? aku memberikan uang ini agar kau bisa menggunakannya untuk membeli ponselmu yang sudah rusak, aku tahu kau bukan wanita materialis." Harlan menghela nafas panjang "Itulah kenapa aku menyukai dirimu, kau berbeda dari wanita lain."
Harlan meningglkan halte dan pulang menuju rumahnya, dia berhenti didepan gerbang tapi satpam enggan membukakan pintu.
"Anda cari siapa didepan pintu, sana pergi! usir satpam itu.
"Anda tidak boleh numpang parkir didepan pintu." seru satpam satunya.
Harlan terdiam sejenak tanpa membuka helm, ia sengaja membiarkan dua orang satpam memakinya. Wiliam keluar sambil memaki dua orang satpam, Will melihat dari kamera cctv jelas saja ia tau itu Harlan yang datang.
"Haiii.. kalian berdua cari mati! itu Tuan kalian yang datang! bukakan pintu gerbangnya! seru Wiliam emosi
"Apa? kedua satpam itu saling bersitatap dan dengan cepat Ia membuka pintu gerbang itu.
"Maafkan kami Tuan, kami tidak tahu kalau itu Tuan yang datang?" ujar kedua satpam itu membungkuk memberi hormat dengan ketakutan.
Harlan masuk melewati pintu gerbang itu dan memarkirkan motornya di depan teras rumah. ia masuk kedalam di ikuti Wiliam.
"Nak kau baru pulang? Kenapa akhir-akhir ini Kau sering pulang sendiri, Kemana saja setelah pulang dari kantor."
Harlan terdiam sejenak, ia sedang memikirkan kata-kata yang tidak membuat Mak Isa curiga "kadang aku nongkrong di warung kopi untuk menghilangkan kepenatan setelah banyak pekerjaan di kantor Mak."
"Lebih baik istirahat di rumah saja daripada di pinggir jalan, tidak baik untuk kesehatan."
"Iya Mak, Ya sudah aku mau bersih-bersih dulu."
Harlan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, ia melepas semua pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi, merendamkan tubuhnya masuk kedalam bahtub yang sudah Wiliam siapkan.
Setengah jam kemudian Harlan keluar dari Bathtub dan membalut tubuhnya dengan jubah handuk, ia keluar dari kamar mandi menuju balkon, pintu kaca menembus balkon ia biarkan terbuka begitu saja.
Harlan berdiri sambil memandang bintang di langit, aroma kopi yang menyengat tercium dari belakang punggungnya, ia memutar tubuhnya dan melihat Wiliam sudah membawa dua cangkir kopi panas dan menaruhnya di meja teras.
"Aku buatin kopi ini untuk teman ngobrol, sepertinya tuan sedikit ada masalah."
Harlan berjalan kearah meja teras mendudukan tubuhnya dan mengambil secangkir kopi dari atas meja, menyeruput kopi itu perlahan.
"Will...
"Ya Tuan, apa yang bisa saya bantu?
"Apakah salah kalau kita memberikan uang pada orang yang kita sukai?
Maksud Tuan memberikan uang pada seorang wanita?" will menoleh pada Harlan yang sedang menatap kedepan.
Harlan mengangguk pelan.
"Tuan, bolehkah aku bertanya?
"katakan lah!"
"Apakah Tuan menyukai gadis itu? Ahh.. maksud saya gadis bernama Lupita yang bekerja sebagai Arsitek magang."
Harlan menatap William "Apa menurutmu aku salah menyukai gadis itu? gadis sederhana yang baik hati, periang, bahkan ia tidak pernah memandang sesuatu dari uang." Harlan beranjak dari duduknya dan berdiri, ia melihat jalanan dari atas balkon.
"Tapi maaf Tuan, menurutku gadis itu tidak sepadan dengan tuan, dilihat dari latar belakangnya sangat jauh berbeda, Tuan memiliki kedudukan kehormatan dan kekayaan, mudah bagi begitu Tuan untuk mencari wanita baik-baik dan terhormat."
Kenapa kau selalu memandang gadis itu tidak baik, kau belum mengenalnya." Harlan membalikkan tubuhnya dan menatap William tak suka. "kau tahu sendiri bukan, kebanyakan dari wanita yang aku kenal, mereka hanya menyukai harta dan kedudukan ku saja, mereka lebih mementingkan materi daripada perasaan, mendekatiku hanya untuk kedudukan dan kehormatan. Apakah wanita seperti itu pantas untuk di jadikan pendampingku!
William terdiam dengan ekspresi malu "Semua yang Tuannya katakan adalah benar "Maafkan aku Tuan, Aku hanya tidak ingin Tuan jatuh cinta pada wanita yang salah, bila Tuan yakin Nona Lupita bisa mencintai tuan dengan tulus, aku orang pertama yang mendukungnya." ujar Wiliam tersenyum sumringah.
"Aku berharap seperti itu!'
"Kenapa Tuan tidak berterus terang saja pada Nona Lupita, kalau anda adalah Tuan Georgi pemilik perusahaan tempat ia bekerja."
"Aku tidak bisa mengatakannya dan aku tidak ingin dia tahu kalau aku adalah pemilik perusahaan vandeles, aku ingin menguji kesetiaan seorang wanita yang tidak pernah memandang ku dari sebuah harta dan kedudukan."
"Sekarang aku mengerti kenapa Tuan menyamar menjadi pria biasa yang tidak memiliki harta."
"Kalau begitu apa yang harus aku berikan agar hatinya luluh."
William mulai berpikir "Ahh,, aku sudah menemukan ide Tuan."
"Apa itu will..?
"Bunga! Aku rasa semua wanita menyukai bunga."
Harlan tersenyum tipis "Baiklah, kau berikan Lupita bunga setiap di ruangan kerjanya, dan kirimkan atas nama Harlan, sebagai bentuk rasa bersalah padanya."
"Baik Tuan akan aku urus semuanya."
'
'
'
'
'
'
'
@Bersambung.....💃💃💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
🍁Angela𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ
so sweet pantas jadi asisten kau Wil Will kereeennn ide muu
2023-11-30
0
🇦 🇷 🇾 🇦 🇳 🇦 🇲 🇦 🇾 🇦
klo dek lupita nolak. transfer ke aku aj thor😁😁
2022-07-06
4
Sugiharti Rusli
mulai jatuh cinta nih si babang Harlan
2022-07-04
0