Mentari pagi menyinari sinarnya di seluruh muka bumi. sebagian orang sudah sibuk dengan aktivitasnya di luar rumah, sementara disebuah rumah sederhana.
"Lupita!
"Dorr, Dorr, Dorr....
"Haiii! buka pintunya anak pemalas!
"Ceklek!
"Ada apa bibi teriak-teriak! kuping ku sakit!"
"Sedang apa saja kau di dalam! lama sekali membuka pintu kamar!'
"Aku sedang mandi bii, lihat nih rambutku basah!
"Kau semedi apa mandi? pantas saja lama, sana masak aku sudah lapar!"
"Sekarang bibi masak ajah sendiri, hari ini ada sebuah perusahaan yang membutuhkan karyawan, aku mau Pergi melamar."
"Heh' enak saja ya kau ngatur-ngatur aku! kau cuma makan gratis dan numpang hidup disini!
Lupita yang ingin menutup pintu, membukanya kembali. "Apa bibi lupa? siapa yang menumpang di rumah ini? ini rumah almarhum kedua orangtuaku, bibi lah yang menumpang di rumah ku!"
"Kurang ajar kau "Plakk! sebuah tamparan keras mendarat di pipi gadis manis bermata coklat, dan rambut panjang hitam sebahu.
"Berani kau bentak aku! seharusnya kau tau diri! aku yang mengurusi mu sejak usiamu tujuh tahun. Sejak kedua orangtua mu meninggal dalam kecelakaan itu, mereka tidak memberikanmu harta apapun, atau tabungan berupa uang, aku dan pamanmu yang mati matian membiayai sekolahmu dengan jualan warung kopi dipinggir jalan!"
"Bibi tidak usah khawatir, bila aku bekerja akan aku bayar semuanya! agar bibi tidak terus terusan mengungkit lagi" mata Lupita sudah berembun, ia menahannya untuk tidak menangis didepan bibinya yang materialistis.
"Cih! ingin membayar semua jasa ku? memangnya kau bisa? rumah ayahmu dijual saja tidak akan cukup untuk membayar hutang jasamu padaku! anggaplah rumah ini sudah menjadi hak ku dan kau yang menumpang hidup disini!
"Astagfirullah bibi, ini rumah peninggalan orang tuaku. Aku akan bekerja keras untuk membayar semua utang jasa-jasa kepada bibi! sekarang aku ingin berangkat mencari pekerjaan, waktuku sudah habis untuk berdebat hal yang tidak penting!"
"Brakk!
Lupita menutup pintu dengan keras, Airmata sudah membasahi pipinya. Begitu setiap hari bibinya bila berbicara pada Lupita, gadis yatim piatu yang ditinggal pergi selamanya oleh kedua orang tuanya. Sebuah kecelakaan tabrakan motor yang dikendarai kedua orangtua Lupita dengan sebuah mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi, hingga musibah itu tidak terhindari lagi. Setelah kepergian orangtua Lupita datang bibi dan pamannya, awalnya hanya untuk menengok saudaranya yang meninggal. Namun, melihat Lupita tinggal di rumah miliknya sendiri. Mereka berinisiatif untuk tinggal disana dengan alasan akan mengurus Lupita yang anak yatim piatu. Sebenarnya semua uang asuransi dan pensiunan ayahnya diambil semua oleh Paman dan bibinya satu minggu setelah mereka meninggal.
Lupita sudah selesai dengan kemeja putih dan rok pendek hitam selutut, ia mengenakan sepatu pantofel. rambut panjangnya ia kuncir kuda. Membuka Pintu kamar dan berjalan keluar menuju teras.
"Wah pagi pagi sudah rapih, mau kemana luh! tegur seorang gadis seumuran dengan nya yang duduk disofa seraya memainkan ponsel.
Lupita menoleh "Tentu saja kerja cari duit! ucapnya dingin dan melengos pergi tanpa peduli tatapan sinis padanya.
"Heh' dasar cewek gak jelas, paling paling kerja jadi cleaning servis!" umpatnya.
"Mau kemana dia bu! wanita itu bertanya pada ibunya yang adalah bibinya Lupita.
"Cari kerja katanya, ibu sudah muak sama si Lupi itu, jadi anak ko pembangkang, bagaimana caranya untuk mengusir dia dari rumah ini!
"Lah mana bisa ibu mengusirnya, inikah rumah dia bu!"
"Hah, ibu bingung rumah inikan sudah ibu gadaikan ke bank untuk bayar hutang kita di kampung. Untuk bayar hutang ke bank ibu keteteran karena mengandalkan warung kopi saja!"
"Kenapa nggak ibu kawinkan saja Lupita sama juragan karyo!"
"Juragan Karyo yang mana?!"
"Itu loh bu yang bandar togel, dan ternak bebeknya sejibun, juga kontrakannya di mana mana."
"Oohh juragan itu, lah kan bininya banyak udah ada empat."
"Tapi Loly denger dia lagi cari bini baru bu, lumayan bu juragan karyo kan olang kaya."
"Iya ya kau benar juga."
****
Sementara Lupita sudah turun dari angkot, dia mencari gedung perkantoran milik perusahaan vandeles yang tertera di surat kabar.
"Ketemu, itu dia gedungnya." Lupita berjalan kearah gedung perkantoran baru itu, sudah banyak orang yang melamar disana.
"Maaf Nona mau apa datang kemari? tanya seorang satpam.
"Saya mau melamar pekerjaan pak?"
"Silahkan Nona ambil nomor antrian didepan pintu masuk, dan silahkan menunggu."
"Baik terima kasih pak?"
Lupita mengambil nomor seperti yang di perintahkan seorang satpam, lalu ia masuk kedalam dan menunggu panggilan. Hampir empat jam menunggu Lupita belum juga mendapatkan giliran, nomornya sudah mencapai ratusan, tertera angka 332 ditangannya.
"Apa aku pergi saja ya lama bnget, mana cacing perutku sudah pada demo, mau berangkat kesini bukannya dapat sarapan malah dapat cacian dari bi Surti." gumamnya kesal.
Tak lama nomor yang berada ditangan Lupita dipanggil, ia sedikit di lega dan masuk kedalam ruangan personalia.
"Siang Pak." ucap Lupita sopan
"Silahkan duduk."
Lupita duduk didepan Pria itu, bagian penerimaan karyawan.
"Bisa kau tunjukkan ijasah mu."
"Iya, ini Tuan."
Lupita memberikan surat lamaran kerjanya pada pria itu. Ia membuka lamaran kerja dan ijasah Diploma Lupita
"Perusahaan kami sedang membutuhkan S1. Ijasah nona hanya Diploma. Maaf, yang tersisa untuk lowongan pekerjaan hanya ada di bagian Arsitek. Tapi bila kau mau, aku bisa memberikan pekerjaan di tempat lain yang masih milik perusahaan vandeles."
"Kalau memang ada aku mau, karena aku sangat membutuhkan pekerjaan saat ini pak."
"Baik tunggu kabar dari kami melalui via telepon."
"Baik, terima kasih pak."
Lupita sudah keluar perkantoran milik vandeles. Diluar langit mulai gelap, sepertinya akan turun hujan. jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Lupita terus berjalan untuk mencari angkot, tiba-tiba hujan turun dengan deras, ia berlari dan berteduh di emperan toko.
Saat sedang berdiri menunggu hujan reda di disebuah toko yang sudah tutup, tiba-tiba sebuah motor moge melintas dengan kecepatan tinggi, dan tubuh Lupita terkena cipratan air hujan yang kotor.
"Haiii, keterlaluan kau berhenti! teriak Lupita.
Motor itu berhenti, dan pria pengendara moge menoleh pada Lupita yang sedang berdiri dengan ekspresi kesal.
🌺
🌺
🌺
@Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
wah Lupita ketemu jodohnya niihhh
2023-11-28
0
Ⴆι Ⴆσყ 404
cie yg awal pertemuan nya kena cipratan air dr ban moge ny Harlan tuch. baju lu jd kotor pita, hehe sabar y
2023-03-23
1
⍱ॐᗰε ⋰
eh emang bibi lu aja tuch Lupita yg kaga punya akhlaq pengen nguasain harta ortu lu
2023-03-23
0