Hari hari Lupita selalu ia sibukkan dengan membuat desain villa, saat berada di kantor dengan tekun Lupita terus membuat desain sesuai keinginan Ceo Georgie. Sekarang Lupita sedikit tentang, karena teman temannya sudah tidak lagi menyuruh Lupita mengerjakan yang bukan tugasnya, Mereka semua takut setelah mendapat ancaman dari Alex selaku kepala karyawan bidang ketenagakerjaan. siang ini Lupita harus ke lokasi untuk mengukur dan melihat langsung luas tanah yang akan dibangun, ia ditemani dua orang karyawan bagian pengukuran.
Menggunakan mobil kantor mereka bertiga pergi ke lokasi, setengah jam kemudian mobil sampai disebuah kompleks perumahan elite yang masih berupa kavling. Tanah kavling itu dikelilingi pagar kayu jati yang menjulang tinggi, mereka bertiga masuk kelahan kosong idan pengukuran mulai dilakukan. Lupita membuat kasar desain itu untuk sementara, setelah pengukuran dan model desainnya sudah ia buat, baru akan di pindahkan skala nya ke laptop yang ia bawa.
Sementara didalam ruangan kantor, Harlan sudah selesai mengadakan meeting untuk para pemenang saham, karena kini Harlan akan merambah bisnisnya ke bidang departemen store dan departemen pariwisata.
"Will..."
"Saya Tuan!"
"Sudah berapa persen kah villa yang akan dibuat."
"Saya belum menanyakan pada Tuan Alex, kalau begitu saya akan menumuinya."
"Tidak perlu, biarkan gadis itu berkonsentrasi pada desainnya, aku ingin ke lokasi sekarang."
"Baik Tuan."
Harlan meninggalkan ruangannya, ia pergi menuju villa yang akan dibangun.
Matahari begitu terik, panasnya sampai menembus kulit, untuk mengindari panas yang sangat menyengat Lupita berteduh dibawah pohon mangga yang berada di lahan kavling.
"Mbak pengukurannya sudah selesai belum?" tanya seorang karyawan.
"Mas boleh pulang duluan, aku masih mendesain lokasi ini."
"Loh, kalau kami berdua pulang duluan, bagaimna dengan Mba?"
"Gak apa apa pulang saja, nanti aku bisa naik taxi kok!"
"Ya sudah kalau begitu kami pulang duluan ya Mba."
"Iya Mas!"
Lupita terus bekerja keras untuk menghasilkan desain yang bagus, ia tak peduli akan panasnya matahari. Mobil Harlan sudah tiba didepan villa, Wiliam memarkirkan mobilnya didepan pintu.
Harlan keluar dari mobil, pria tampan berkharisma itu membuka kacamata hitamnya dan melangkah masuk melewati pagar yang tinggi, senyumnya tertahan saat melihat sosok Lupita sedang duduk diatas rumput di bawah pohon mangga.
"Sedang apa gadis itu disana?
Sebelum Melati melihat dirinya, Harlan buru buru balik badan dan "Dukk! kepala harlan kepentok gerbang pintunya sendri. tangannya memegangi keningnya yang sakit, dengan cepat ia melangkah keluar dari pintu.
"Siapa orang itu? kenapa ia pergi lagi? tapi sepertinya ia berpenampilan rapih memakai jas hitam dan berdasi, apa jangan jangan dia pemilik perusahaan vandeles? Tuan Georgie kah yang datang? aku harus apa..? Lupita terperanjat kaget, jantungnya berdebar cepat.
"Will cepat pergi dulu dari sini!"
Harlan masuk ke dalam mobil dengan terburu-buru, membuat William bingung.
"Ada apa Tuan? apa yang Tuan takutkan?
"Sudah cepat kita pergi dari sini!"
Tanpa banyak bicara lagi William masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya.
"Berhenti!
"Ada apa lagi Tuan?" mata Wiliam melihat dari kaca spion benjolan berwarna biru dikening Harlan.
"Ada apa dengan kening tuan?
"Ahh...sial, aku kepentok gerbang pintu tadi."
"Siapa yang ada disana sampai Tuan terburu-buru keluar dari gerbang?"
"Siapa yang menyuruh gadis itu datang kesini, sampai ia harus turun kelapangan!"
"Maksud Tuan gadis magang itu, yang sedang memegang proyek Desain villa!"
"iya siapa lagi!
"Baiklah nanti saya akan bertanya dengan Tuan Alex, apa dia yang menyuruh Gadis itu datang ke lokasi!"
"Sudah! sudah, sekarang kau carikan aku sendal jepit!"
"Apa? sendal jepit? untuk apa tuan memakai sendal jepit."
"Sudah jangan banyak tanya, sekarang kau belikan aku sendal jepit!"
"Tapi di komplek ini mana ada yang jual sendal jepit Tuan?"
"Tadi aku melihat di pertigaan sebelah sana, didepan sebelum masuk komplek ada toko yang berjualan kelontong, dan jangan lupa will, belikan juga berbagai minuman kaleng dan makanan ringan."
Wiliam turun dari mobil dan berjalan keluar kompleks. Harlan melepas jas, kemeja dan sepatu kulitnya, hanya tersisa kaos oblong putih dengan celana panjang. Tak lama Wiliam datang sambil berlari, membawakan pesanan yang Harlan pinta.
"Ini Tuan belanjaannya."
"Kau antar aku ke tempat tadi."
Tanpa banyak bertanya Wiliam mengikuti semua perintah Tuan nya."
Sampai didepan villa, sebelum turun dari mobil Harlan berkata.
"Will, kau pergilah kekantor, tinggalkan aku disini!
"Apa nanti saya menjemput Tuan lagi."
"Tdak perlu, aku bisa naik taksi nanti!"
Harlan memakai jaket hitam yang ia taruh di bagasi, keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam pintu gerbang, Ia masih melihat Lupita duduk di rumput sambil tangannya menulis diatas sebuah lembar kertas, terik matahari yang panas tidak menghentikan Lupita terus mendesain.
"Haiii... kau sedang apa disini?
Lupita menoleh ke asal suara itu, ia melihat sosok pria tinggi besar yang tentu saja sudah ia kenal, Pria itu sudah berdiri di depannya.
"Kau??" sedang apa kau di komplek ini? Kenapa kau tiba-tiba berada disini? Lupita mengeryitkan keningnya.
"Ohh kebetulan tadi aku antar barang di komplek ini, terus motor ku mogok didepan pintu gerbang ini, sambil menunggu temanku tak sengaja aku melihat kau sedang duduk disini." dustanya.
"Ohhhh...
"Boleh aku duduk disini?
"Silakan, tapi ini kan kotor Mas?
"kalau kotor Kenapa kau masih duduk di rumput."
"Karena disini hanya tanah kosong, tidak ada tempat untuk duduk, beruntung masih ada pohon ini buat berteduh." Lupita tersenyum manis.
"Kau masih bisa tersenyum, di terik panas begini, kau memang gadis yang ulet dan tekun bekerja, aku semakin simpati padamu." Harlan membatin dan tersenyum tipis.
"Kau pasti haus, aku membawa minuman kaleng dan makanan ringan, ayo diminum."
Lupita menerima satu kaleng coca cola dari tangan Harlan dan meminumnya setelah Harlan membuka tutupnya.
"Terima kasih Mas."
"Kau sedang membuat apa?"
"Aku sedang mendesain kavling ini untuk dibuat villa mas, tanahnya bagus berada di dataran yang tinggi jadi sesuai dengan permintaan Ceo Georgie yang dingin dan sombong itu!"
"Sombong? apa kau mengenalnya?"
"Tentu saja tidak!
"Lalu bagaimana kau bisa bilang Ceo itu sombong?!
"Jelas sombong, setiap Ceo George masuk kedalam gedung, seluruh karyawan harus menundukan wajahnya, kami tidak boleh melihat wajah Presdir sombong itu! aku saja penasaran seperti apa sih rupa Tuan Georgie itu?! ucap Lupita berapi-api.
Mendengar cerita Lupita Harlan menahan tawanya.
"Apakah kau tau Lupi? Ceo yang kau bilang Sombong itu ada didepan mu!" Batin Harlan, tersenyum lebar.
"Kenapa Mas, senyum senyum sendiri?
"Ahh.. tidak ada!
'
'
'
'
'
'
@Bersambung.......😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mr.VANO
jujur memang menyakitkan,😀
2024-01-18
0
Yoanita_Situmorang
wkwkw gini dong ngumpat depan orgnya langsung
2023-02-20
0
Yoanita_Situmorang
ngakak woi semua serba kebetulan wkwkw
2023-02-20
0