Ini uang buat bayar kopi." Harlan menyodorkan uang lembaran ratusan ribu lima lembar.
"Gak usah Mas gratis ajah."
"Kau sedang jualan, aku tidak ingin di gratiskan, ambillah ini." Harlan menarik tangan Lupita dan menaruh di telapak tangannya.
Mata Lupita terbelalak "Hah, lima ratus ribu? Mas ini banyak sekali, harga kopi cuma empat ribu ko."
"Ambil saja kembaliannya untukmu, tadi aku habis dapat bonus dari bos ku." ujar Harlan berjalan kearah motornya.
"Terima kasih banyak Mas, hati hati dijalan."
Harlan tersenyum dan ngsung pergi begitu saja meninggalkan Lupita yang terlihat bingung.
Apa nggak salah nih orang, bayar kopi lima ratus ribu? ini rezeki paman." Lupita tersenyum sumringah.
******
Pagi itu Harlan sudah selesai berpakaian, jas biru retro menambah kesan elegan dengan sepatu kulit hitam mengkilap. sentuhan terakhir ia memakai Pomade pada rambutnya, terlihat maskulin. Aroma minyak wangi "Louis Vuitton" buatan Perancis biasa dipakai para sultan dan bos bos berkelas menambah kesan misterius bagi pemakainya.
Sosok Harlan yang tegas, dingin dan galak itu, ia tunjukkan hanya pada client dan semua karyawannya.Tapi disisi lain sikap manisnya akan ia berikan pada orang yang ia sukai, begitulah sifat asli dari Tuan Georgie vandeles.
Seperti biasa Mak isah sudah menaruh beef stik dan sandwich diatas piring untuk diberikan pada Harlan, satu gelas susu murni berada disamping piring.
"Makanlah nak, hari ini kau akan menghadiri rapat bukan."
"Iya Mak."
"Kau tidak perlu berkeliling Jakarta lagi, urus perusahaan mu, ini perusahaan perdana mu di Jakarta, Mak gak mau kau melupakan identitas mu Lan."
"Mak tenang saja ya, aku bisa tempatkan diriku dimana saja, aku tidak pernah lupa posisiku sebagai seorang Georgie vandeles dan juga sebagai Harlan, itu dua karakter yang berbeda Mak, Goegie seperti yang Mak lihat sekarang, kalau sosok Harlan adalah pria sederhana." ujar Harlan sambil memasukkan potongan beef stik ke mulutnya.
Mak isah menghela nafas panjang "Ya sudah terserah kau saja, yang terpenting kau bisa jaga diri di Negara orang."
"Tentu saja Mak."
"Will.."
"Siap Tuan!"
"Tolong kau belikan ponsel harga dibawah dua jutaan!"
"Hah? apa aku gak salah dengar Tuan? Wiliam membelalakkan matanya. "Untuk siapa ponsel murah itu Tuan."
"Gak usah banyak tanya belikan saja sesuai perintah ku!"
"Apa kuping ku bermasalah? mulai kapan Tuan muda tertarik dengan ponsel murahan kaya gitu? bukankah ia memiliki koleksi ponsel yang harganya ratusan juta." Wiliam membatin, ia masih tercengang dan dibuat bingung oleh Tuan nya.
"Will!"
"Iya Tuan!"
"Kau sedang memikirkan apa? cepat habiskan makan mu, kita harus cepat sampai kantor." perintah harlan, mengambil gelas susu dan meminumnya habis.
"Aku berangkat dulu Mak?" mencium kening dan punggung tangan Mak isah.
"Hati hati dijalan nak, semoga hari hari mu bahagia." Mak isah mengelus lembut kepala Harlan.
Berbeda dengan Wiliam yang notabene asli orang Belanda dan tinggal besar disana, tidak ada cium tangan pada orangtua karena memang begitu tradisi budaya orang barat.
Mobil sudah meninggalkan kediaman Harlan, mereka menuju perkantoran baru milik Harlan yang berada di daerah Kuningan Jakarta.
Satu jam setengah perjalanan, mobil sampai didepan gedung perkantoran. Harlan turun setelah bodyguard membukakan pintu, Ia di dampingi Asistennya Wiliam masuk kedalam perkantoran berlantai Lima belas itu. sambutan hangat dari para karyawan dan jajaran penting di perusahaan hadir dan berdiri memberikan sambutan.
"Selamat datang Tuan Presdir."
Ucapan para karyawan dan seluruh yang hadir memberikan ucapan selamat datang sambil membungkuk memberi hormat.
Harlan berjalan melewati mereka dengan tatapan dingin dan sorot mata tajam, bahkan aura kehadirannya sangat menakutkan bagi yang melihatnya. begitulah sosok Harlan yang misterius, ia tidak ingin kehidupan pribadinya terganggu apalagi sampai dunia luar tau siapa ia sebenarnya, seorang Pria pewaris tunggal perusahaan permata dan Berlian terbesar di Belanda negara asalnya, ia sangat menutup rapat soal itu.
Ia berjalan menuju lift, diikuti belasan para bodyguard dibelakangnya.
Harlan masuk kedalam Kantor pribadinya, ruangan yang luas dengan karpet merah sebagai lantainya. Cat putih dipadu warna abu-abu terkesan sederhana tapi romantis. Terasa nyaman bila berada didalam ruangan itu, menunjukkan sifat asli si pemilik perusahaan.
"Will, panggil bagian personalia." kata Harlan yang sudah duduk dikursi presdirnya.
"Baik tuan!
Wiliam mulai menekan tombol telpon ke line bagian personalia untuk datang ke ruangan presdirnya.
Tok, tok, tok.
"Masuk!
"Pagi Tuan presdir? membungkuk
"Kau yang mengurus lamaran pegawai?
"Iya Tuan, dan semuanya sudah selesai, laporan kerja dan daftar pegawai sudah saya serahkan pada Asisten Wiliam."
"Benar Tuan muda, aku sudah pernah memberikan daftar karyawan baru, tapi tuan tidak membacanya."
"Kau diam will, aku tidak memintamu untuk bicara!"
"Maaf Tuan!"
"Kau cari nama pelamar Lupita Aryani, sekarang!"
"What?! ta_pi Tuan, surat lamaran itu sudah tertumpuk didalam karung, karena begitu banyaknya antusias pelamar hingga mencapai ribuan, bagaimna aku harus mencarinya?"
"Itu tugas mu! kalau kau tidak mau, lebih baik mundur sekarang!
"Ba_ik tuan, aku akan mencarinya sekarang."
"Bagus! lakukan sekarang!
"Maafkan saya Tuan, saya permisi."
Pria bertubuh tambun itu gemetaran dan berjalan keluar setelah membungkuk.
"Sebenarnya siapa yang Tuan Georgie cari? gumam William dalam hati.
"Tuan sebentar lagi meeting dengan para pejabat perusahaan akan dimulai."
"Tunggu sampai personalia menemukan surat lamaran itu!' ujar Harlan.
"Hah! sepenting itukah sampai harus menunda meeting penting?" bathin Wiliam, tak percaya.
Wiliam terus menunggu dengan cemas, pasalnya para pejabat terus memberi pesan diponselnya menanyakan meeting kapan dimulai.
Satu jam kemudian kepala personalia datang dan memberikan surat lamaran yang diminta Tuan nya, Harlan membuka map coklat itu dan membacanya."
"Hubungi wanita ini untuk bekerja di perusahaan ku."
"Tapi Tuan, ia hanya lulusan diploma dan belum ada pengalaman kerja, sedangkan yang kita butuhkan S1 dengan kualitas dan pengalaman yang banyak."
"Untuk sementara taruh ia sebagai pekerja magang dengan kontrak kerja dua tahun."
"Baik Tuan!"
Harlan tersenyum puas, lalu ia pergi bersama Wiliam menuju ruangan meeting.
'
'
'
'
'
'
'
Bersambung.......💃💃💃
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mr.VANO
kembalih lg thor,.blm selesai bacar cerita si ganteng harlan,😀
2024-01-18
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
waaahhh Harlan ternyata malaikat Lupita pemirsah
2023-11-28
0
HARTIN MARLIN
syukur alhamdulillah 🤲🤲 Lupita bisa bekerja
2023-11-22
0