Tidak usah Mas, lebih baik Mas simpan saja uang nya."
'Hmm...jadi kau maunya dimana?"
"Aku lebih suka pecel lele atau pecel Ayam." ujar Lupita malu malu.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita cari pecel lele disana."
Motor Harlan melaju kembali dan berhenti di warung pecel lele pinggir jalan. Lupita turun dari motor dan mereka berdua masuk kedalam warung tenda itu.
Harlan memesan dua pecel lele. Ya baru seumur hidup dan pertama kalinya Harlan bisa menikmati hidup yang sesungguhnya, makan berdua dipinggir jalan dengan seorang gadis yang baru ia kenal. Sebenarnya ia telah menemukan sosok Nadin dalam jiwa Lupita, wanita yang baik dan tegar, tidak pernah menyerah dengan keadaan, pekerja keras dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sambil menunggu pesanan datang Harlan memulai pembicaraan.
"Bagaimana perasaan mu saat bekerja di perusahaan vandeles."
"Aku baru saru bulan setengah bekerja disana Mas, sangat menyenangkan sih walau ada ajah yang kurang puas dengan pekerjaan ku."
"Maksudnya kurang puas bagaimna?"
"Iya di dalam satu ruangan ada ajah yang merasa pintar dan suka meremehkan orang, kadang pekerjaanku dianggap tidak becus, apalagi aku hanya pekerja magang disana yang pendidikan ku paling rendah hanya Diploma, sementara mereka S2 dan S1 sudah jelas mereka orang berpendidikan tinggi."
"Kau jangan merasa merendah begitu, jadi posisi adek disana sebagai apa?
"Aku hanya membantu mereka membuat laporan dan menyalin berkas berkas pekerjaan mereka, berjalan dari satu lantai ke lantai berikutnya, menyetak foto copy desain."
Wajah Harlan berubah masam, terlihat kekesalan dari raut wajahnya yang dingin.
"Apa keahlianmu sebagai Arsitek diploma."
"Sejak kecil aku menyukai menggambar dan melukis, dulu sejak usia ku tujuh tahun ayah dan ibuku sering membawa aku dalam perlombaan, dan aku selalu jadi juara pertama. Bila ada festival perlombaan melukis dan menggambar aku pasti ikut, makanya kenapa aku lebih memilih jadi Arsitek."
"Kenapa bakat mu tidak kau kembangkan untuk mendesain di kantor vandeles, bukankah banyak peluang untuk mendesain sebuah bangunan atau ruangan yang sedang perusahaan itu butuhkan."
"Aku tidak diberi kesempatan untuk itu, atau mungkin juga karena posisi ku yang baru bekerja di sana jadi belum mendapat kesempatan saja untuk membuat sebuah desain." ujar Lupita tersenyum manis.
Tangan Harlan mengepal, rahangnya mulai mengeras karena kesal, ia paling tidak suka membeda bedakan karyawan, apalagi Lupita gadis berbakat walau hanya pendidikan diploma.
"Aku suka desain ini." Lupita mngambil gambar milik yono yang sudah dibuang dan membuka lipatannya. Harlan terperanjat kaget, bukankah itu desain yang tadi pagi ia tolak. ucapnya dalam hati.
"Kau mau apakan Desain itu?
"Tentu saja ingin aku modifikasi." Lupita membuka lebar karton putih itu diatas meja. lalu memberikan penjelasan secara detail kepada Harlan, sungguh Harlan tercengang dengan kecerdasan Lupita, dengan gamblang ia memberikan penjelasan dan masukkan tentang sekolah taman kanak-kanak yang ingin Harlan buat. Sebuah sekolahan berkelas dan senyaman mungkin dengan memiliki banyak fasilitas didalamnya. karena ia merasa masa kecilnya tidak pernah bahagia, kedua orangtuanya mati tertembak saat ia berusia sepuluh tahun, itulah kenapa Harlan ingin membuat sebuah sekolah dan taman kanak-kanak diatas tanah seribu meter.
"Kau sangat berbakat sekali Dek, dimasa depan kau akan jadi orang sukses." puji Harlan tersenyum tipis.
"Ini memang cita cita ku sejak kecil, aku suka sekali menggambar dan aku memilih jurusan arsitek walau hanya sampai diploma"
"Kenapa kau tidak meneruskan sampai S1?"
"Aku tidak memiliki biaya mas, semenjak kedua orangtuamu meninggal, aku diasuh oleh bibi dan paman ku, ya pendapatan Paman yang hanya memiliki warung kopi hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, untung aku menjadi leseler berbagai produk jadi bisa mengumpulkan uang untuk kuliah."
Mendengar cerita Lupita Harlan begitu terharu, ia yang hidup berkecukupan dengan materi berlimpah tidak perlu susah payah bekerja keras, semua harta dan perusahaan sudah ia dapatkan secara cuma-cuma dari orang tuanya.
"Mas kepada bengong..?" tanya Lupita.
Harlan menghela nafas dalam "Tidak apa apa."
"Apa Mas bosan mendengar cerita aku?
"Tidak Lupi, justru aku senang mendengarnya, kau bisa berbagi cerita dengan ku."
Sudah cukup lama menunggu pelayan membawa pesanan mereka berdua, pecel lele beserta nasi dan lalapan sudah berada di atas meja.
"Lupi sekarang kita makan dulu, simpan desain itu kau bisa meneruskan dan membuatnya nanti, kurasa ide mu sangat bagus bahkan diluar imajinasi aku."
"Apa Mas seorang Arsitek juga, sepertinya sangat memahami desain ini."
"Bukan, tapi aku suka juga menggambar seperti mu, nanti aku bantu membuatnya juga ya."
Lupita tersenyum sumringah, terlihat manis dan menggemaskan membuat Harlan tidak berkedip menatapnya.
"Mas, Ayo dimakan ko malah bengong."
"Ahh... Iya." Harlan sedikit kaget dan mengalihkan pandangannya pada ikan lele didepannya, akhirnya mereka berdua menikmati makan malam bersama.
Dulu saat Nadine tinggal dikampungnya, Harlan selalu makan ikan mas dan lele yang langsung ia ambil dari empang, makan bertiga bersama Mak Isah dan Nadine sambil lesehan, kenangan itu tidak pernah ia lupakan. Kini ia kembali makan bersama Lupita gadis manis yang sedang makan didepannya. Selama tinggal di Belanda Harlan selalu makan makanan mewah dan berkelas, kerap kali ia sering bosan apalagi bila pamannya tahu ia makan makanan yang tidak sehat dan bergizi sudah pasti sang koki lah yang kena damprat Alfonso. Di Belanda Harlan tidak bisa bebas seperti di jakarta, kemanapun ia pergi selalu di kawal bodyguard, hidupnya sangat terkekang dan selalu diatur, tapi saat ia berada di Indonesia merasa mendapat kebebasan dan kebahagiaan.
Selesai makan pecel lele, Harlan mengantar Lupita sampai depan warung pamannya sesuai permintaannya.
"Sudah Mas turun disini saja."
"Biar aku antar sampai rumah."
"Tidak usah biar disini saja, masuk kedalam gang tidak jauh dari sini ko."
Harlan tidak mau memaksa, ia menurunkan Lupita sesuai permintaan nya.
"Terima kasih banyak Mas, maaf sudah merepotkan."
"Tidak apa-apa, jaga kesehatan dan tidur lebih awal karena besok pagi kau sudah bekerja."
"Iya Mas, sekali lagi terimakasih."
Harlan pamit dan melajukan motornya meningglkan Lupita yang masih berdiri menatap kepergian Nya.
.
.
.
.
.
.
@Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
🇦 🇷 🇾 🇦 🇳 🇦 🇲 🇦 🇾 🇦
Klo aj di dunia nyata ad cwok kya harlan 🤔😁🤭🤭🤭
2022-07-06
3
Har Tini
semoga harlan tulus suka sm lupita
2022-06-03
0
Dewi Kijang
lanjut lupi semangat ya...
2022-01-11
1