Makan Bersama

Hebat ya, seorang kurir bisa memberikan makanan mahal ini, jangan jangan kurir itu pura pura jadi orang biasa, Lupi."

"Nggak kok dia emang pekerja kurir!" kata Lupita meyakinkan, ia mengingat semua pertemuannya dengan sosok pria yang datang ke warung pamannya.

"Tapi ngomong ngomong kenapa juga yang mengantarkan Asisten presdir?!

"IYa ya.." mereka baru tersadar dan ikut melongo saat yang mengantarkan tadi Asisten presdir.

Selesai menikmati santapan dari Lupita, mereka semua bekerja seperti biasa. Lupita tersenyum puas dan meneruskan aktivitasnya.

Jam waktu pulang sudah tiba, sebagian karyawan sudah pulang karena tugasnya sudah selesai, sementara Lupita masih sibuk mengetik diatas laptop, banyak temannya yang hanya memanfaatkan Lupita dengan alasan sedang terburu-buru karena mempunyai anak balita, berbagai macam alasan selalu mereka bebankan pada Lupita hingga berkas itu menumpuk diatas meja kerja Lupita.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, Lupita masih terus berkutat didepan laptop karena laporan itu sudah harus selesai besok pagi.

"Ya Allah, semua orang sudah pulang, hanya ada beberapa cleaning servis yang sedang bersih bersih lantai."

"Maaf Mbak kenapa belum pulang?" tanya seorang cleaning servis yang sedang menyapu lantai.

"Masih banyak tugas yang harus aku kerjakan, biasanya kantor tutup jam berapa Mas?

"Paling telat gedung ini jam delapan malam sudah harus kosong Mba."

Lupita menatap jam di dinding. "Sudah jam setengah tujuh." Lupita mendesah kasar "Mas aku minta tolong, bisakah aku lembur sampai jam setengah delapan,, maksudku jangan sampai dikunci dulu kantornya biarkan lampu ini tetap menyala."

"Baiklah, nanti aku beritahu satpam penjaga."

"Terima kasih ya Mas."

Waktu terus berjalan, satpam sudah bulak balik menegur Lupita agar secepatnya pulang, karena kantor sudah harus ditutup.

"Ahh, akhirnya selesai juga." Lupita bernafas lega "Aku harus buru buru pergi dari sini."

Lupita mulai membereskan berkas berkas diatas meja, dan menyimpan semua datanya dengan baik. "Besok tinggal aku salin, hari ini sudah tidak sempat lagi."

"Mba ini sudah jam delapan kurang lima belas menit, cepatlah keluar saya mau tutup ruangan ini."

"Baik pak!" dengan cepat Lupita beranjak dari duduknya, saat melewati pintu ia melihat karton putih milik pak Yanto tadi. "Desain inikan sudah dibuang, aku akan mempelajarinya." Lupita mngambil karton itu dan melipat lipatnya.

Sementara Harlan baru saja selesai meeting, ia dan Asisten Wiliam berjalan menuju lift khusus, dan lngsung turun kelantai paling bawah tempat parkiran.

Wiliam membukakan pintu mobil untuk tuannya, Harlan masuk kedalam mobil dan mobil mulai berjalan meninggalkan parkiran itu. Saat didepan gedung perkantoran Harlan melihat Lupita sedang berdiri di depan sebuah lobby. ia seperti kebingungan karena kantor sudah tampak sepi lalu berjalan kearah luar gedung.

"Wiliam berhenti!

"Ciiitttt!

William yang kaget langsung rem mendadak.

"Apa jam segini masih ada pekerja kantor!"

"Tidak ada Tuan, semua karyawan pulang jam lima sore, paling telat jam enam mereka semua sudah mengosongkan gedung perkantoran."

"Lalu Kenapa masih ada wanita pekerja yang pulang jam segini? Harlan tampak kesal "Lihatlah Wil, ini sudah jam delapan malam, siapa yang bertanggung jawab kepada para karyawan.

"Pak Alex tuan!"

"Besok pagi suruh menghadap ku!

"Baik Tuan!"

"Will, kau cari sebuah motor untukku sekarang!

"Apa?! untuk apa Tuan?" Will mengerutkan kedua alisnya.

"Kau kenapa jadi banyak tanya will..?"

"Motor apa saja, kalau perlu kau bayar tiga kali lipat, jangan lupa jaket dan helmnya. cepat waktu ku tak banyak." ujar Harlan matanya masih terus mengikuti langkah Lupita yang terus berjalan.

William turun dari mobil, ia berinisiatif menemui satpam penjaga, William melihat empat orang penjaga yang sedang berkumpul, sementara penjaga lainnya sudah berpencar.

"Malam semua.'

"Malam Tuan! mereka terkejut dengan kedatangan Asisten Ceo, semua membungkuk pada Wiliam yang sudah berdiri disana.

"Siapa diantara kalian yang ingin menjual motor, aku akan menghargai tiga kali lipat."

Empat orang satpam yang sedang berjaga tercengang mereka saling bersitatap.

"Tiga kali lipat Tuan? tanya seorang satpam.

"Iya! cepat lah!

Seorang satpam itu berlari mngambil motornya yang terparkir dan kembali lagi didepan William.

"Ini Tuan motornya"

"Taksiran motor secen ini hanya tujuh juta, aku bayar dua puluh juta!"

"Apa? dua puluh juta? baik tuan saya mau menjualnya." kata satpam itu senang.

"Ya sudah berikan motornya padaku, nanti aku trasfer, jaket dan helm nya kuambil."

"Silahkan Tuan.."

Wiliam menaiki motor itu dan berhenti disamping mobil sedan hitam. ia mengetuk kaca mobil "Tuan ini motornya."

"Berikan jaket itu padaku!"

Harlan membuka jas dan dasinya, tinggal kemeja putih dan celana bahan yang melekat, ia menutupi kemejanya dengan jaket, lalu turun dari mobil dan memakai helm.

"Cepat kau pulang lebih dulu, bila Mak tanya, bilang aku ada urusan dengan seorang teman."

Motor langsung melaju dengan cepat meninggalkan perkantoran.

"Apa yang terjadi pada tuan Georgie, kenapa tingkatnya semakin aneh?" ujar William geleng-geleng kepala.

Lupita sudah berdiri didepan Halte, ia sedang menunggu angkot lewat, beberapakali setiap ia menyetop mobil angkot, selalu saja penuh. jam pulang kerja biasanya mobil angkot penuh, karena mereka telah mengantri di terminal.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepan Lupita, ia membuka helm dan tersenyum pada Lupita yang sedang berdiri.

"Haiii...!

"Kau..? kenapa bisa ada disini?

"Kebetulan tadi aku mengantar barang ke gedung itu, dan melihat mu disini."

"Oohh, gedung itu berada disebelah kantorku."

"Ayo ku antar pulang."

"Tidak usah Mas, sebentar lagi angkot juga lewat."

"Nggak apa-apa ayo, gak baik seorang gadis pulang malam."

"Tapi, apa nggak merepotkan Mas, rumah ku jauh loh."

"Nggak masalah, aku sudah biasa mengitari Jakarta kok."

Karena tak enak hati, Lupita menerima juga ajakan Harlan. ia naik motor duduk menyamping karena memakai rok sepan.

"Sudah siap?

"Sudah Mas."

Motor melaju dengan kecepatan sedang.

"Hmmm.. Mas ini wangi banget sih, masa kurir yang setiap hari keluar masuk perkantoran dan berdebu di jalanan tidak bau keringat, malah parfumnya sangat menyengat." gumam Lupita.

"Dek! panggil Harlan.

"Adek? Mas panggil aku apa?

"Adek, aku panggil kamu adik ajah ya."

"Terserah Mas saja." ujar Lupita tersenyum lebar, sambil merapikan rambutnya yang diterpa angin.

"Kenapa kau pulang ralut malam, setahu aku kantor itu sampai jam lima sore."

"Iya Mas, tadi aku lembur sendri karena besok semua laporan harus masuk ke atasan,"

"Setahu aku dikantor vandeles tidak ada jam lembur, kalaupun ada pasti ada laporan ke Ceo nya."

"Loh ko Mas sepertinya paham betul keadaan di kantor ku?"

Harlan rupanya lupa kalau ia sudah buat Lupita curiga. "Teman ku bekerja di perusahaan vandeles, ia sering cerita padaku, jadi aku paham keadaan disana."

"Ouhh... teman Mas bekerja di bagian apa?

"Bagian apa ya, aku lupa ntar aku tanya."

"Dek! kau sudah makan belum? kita makan dulu ya?"

"Sudah Mas tadi siang, Oiya aku hampir lupa tadi Mas yang kirimkan aku makanan ya."

"Iya dek, kebetulan tadi aku lewat kantor mu."

"Kata teman teman ku itu makanan dari restoran mahal, besok gak usah lagi kasih aku makanan mas, aku sudah bawa bekal dari rumah." ujar Lupita berbohong.

"Nggak apa-apa kok, kebelulan temanku bekerja di restoran itu jadi aku dapat diskon."

Motor Harlan berhenti disebuah rumah makan.

"Mas aku sudah kenyang."

"Kalau kau menolak berarti kau tidak menghargai aku dek."

"Restoran ini pasti mahal mas, lihat kebanyakan bermobil semua yang datang kesini."

"Tidak apa-apa aku punya uang ko, aku selalu dapat bonus dari bos ku."

"Tidak usah Mas, lebih baik Mas simpan saja uang nya."

'Hmm...jadi kau maunya dimana?"

"Aku lebih suka pecel lele atau pecel Ayam." ujar Lupita malu malu.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita cari pecel lele disana."

Motor Harlan melaju kembali dan berhenti di warung pecel lele pinggir jalan. Lupita turun dari motor dan mereka berdua masuk kedalam warung tenda itu.

.

.

.

.

.

.

.

@Bersambung.............

Terpopuler

Comments

Erna

Erna

kasihan si harlan,dekatin cewek gak matre,,pece lele,🤩

2024-01-18

0

Yoanita_Situmorang

Yoanita_Situmorang

wkw semua serba kebetulan ya
bisa ae bohongnya mas Harlan 🤭🤪🤪🤪

2023-02-20

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

ceritanya sangat menarik dan lucu

2022-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Ke Jakarta
3 Lamaran Pekerjaan
4 Pertemuan
5 Pembelaan
6 Pertolongan
7 Perkenalan
8 Sebuah Nama
9 Tawaran pekerjaan
10 Dapat Pekerjaan
11 Gadis Magang
12 Makan Bersama
13 Kepedulian Harlan
14 Mendapatkan Tugas
15 Datang ke Villa
16 Gara Gara Hujan
17 Mengantarkan Pulang
18 Melihat Dua Ular
19 Merasa Bersalah
20 Bertemu Presdir
21 Mulai ada Rasa
22 Sebuah Permintaan
23 Terjatuh
24 Merasa Kehilangan
25 Meminta Menikah
26 Bersandiwara
27 Merindukanmu
28 Titik Terang.
29 Fitnah si pendusta
30 Kehilangan Paman
31 Kedatangan Harlan
32 Amarah Ceo Goergie
33 Kedatangan Harlan
34 Cerita Duka Lupita
35 Diusir Dari Rumah
36 Kembali Bekerja
37 Perhatian Seorang Presdir
38 Mendengar suara Aneh
39 Musyawarah Membawa Hasil
40 Terhempaskan.
41 Penggerebekan.
42 Mendadak Menikah
43 Kesepakatan Bersama
44 Menjalani Rumah Tangga
45 Sekertaris seksi.
46 Menunggu Pulang
47 Nafkah buat Lupita.
48 Kehadiran Della.
49 Janji Harlan untuk pulang
50 Pengakuan Membawa Dilema
51 Terungkap Perasaan Lupita.
52 Jalan-jalan Ke Monas
53 Kedatangan Ular Betina
54 Saling Mengerti
55 Mulai Cemburu
56 Sebuah Pengakuan.
57 Kejujuran Membuat Luka
58 Kesalahpahaman
59 Amarah Harlan
60 Kepanikan Seorang CEO
61 Perlakuan Harlan
62 Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63 Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64 Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65 Mp Yang Menegangkan
66 Masih Haredang (Panas)
67 Mulai Cemburu.
68 Peramal Buta.
69 Minta Pulang
70 Godaan Wiliam
71 Ketakutan Harlan
72 Berbicara Jujur
73 Kesabaran seorang Istri
74 Mencari kebenaran
75 Permintaan Mak isah
76 Hadiah untuk Lupita
77 Aku Harus Pergi
78 Kemana Harus Mencarimu
79 Sebuah Jebakan
80 Seorang Pelindung
81 Kerumah Sakit
82 Drama Ibu dan Anak
83 Rahasia Alfonso
84 Pernyataan Inez
85 Datang Disaat Yang Tepat.
86 ketakutan Harlan
87 Pengakuan Harlan
88 Harus Kehilangan
89 Balasan untuk penjahat
90 Sangat Melelahkan.
91 Keputusan Harlan
92 Kepulangan Lupita
93 Kecemburuan
94 Makan Malam Bersama
95 Makan Malam Bersama
96 Berusaha Memaafkan
97 Curhatan Harlan
98 Kekesalan Inez
99 Rencana Della
100 Pembalasan
101 Awal Pembalasan.
102 Senjata Makan Tuan
103 Ketegasan Istri CEO
104 Kehilangan Inez
105 Perubahan Dratis
106 Shopping
107 Pertengkaran
108 Hari sial Della
109 Sebuah Jebakan
110 Kabar Dari Harlan
111 Tak Tergoyahkan
112 Wanita Masa Lalu
113 Kedatangan Inez
114 Murka Harlan
115 Penjelasan.
116 Menginap
117 Pesona Harlan
118 Pertemuan Mantan Kekasih
119 Pertikaian.
120 Tidak Bisa Menolak
121 Menyadari Kesalahan
122 Istri Sah
123 Istri Sah CEO
124 Mulai Cemburu
125 Menjadi Rebutan
126 Kemesraan suami-istri
127 Ghibah Merajalela
128 Pernyataan Wiliam
129 Kedatangan Seseorang
130 Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131 Menerima
132 Komitmen
133 Kedatangan Alfonso
134 Kedatangan Lupita
135 Kedatangan Lupita
136 Kecemburuan Lupita
137 Kesepakatan
138 Kekuatan Seorang Istri
139 Sama-sama Egois
140 Dilema
141 Salah Orang
142 Apakah Jatuh Cinta
143 Keputusan Inez
144 Kekesalan Lupita
145 Amarah yang tersimpan
146 Pertemuan
147 Nonton Konser
148 Pertemuan Teman Lama
149 Kepergian Harlan
150 Jebakan Margaret
151 Kedatangan Ular Busuk
152 Pertemuan
153 Penculikan
154 Titik Terang
155 Penolakan Membawa Petaka
156 Pernikahan
157 Kegagalan Kedua Kali
158 Akhirnya Sah..
159 Hati Yang Melelahkan
160 Keputusan Lupita
161 Keputusan Akhir Lupita
162 Terungkap Dalang nya
163 Pengaruh Guna-guna Hilang
164 Tragedi Della dan Alfonso
165 Kebahagiaan. (Tamat)
Episodes

Updated 165 Episodes

1
prolog
2
Ke Jakarta
3
Lamaran Pekerjaan
4
Pertemuan
5
Pembelaan
6
Pertolongan
7
Perkenalan
8
Sebuah Nama
9
Tawaran pekerjaan
10
Dapat Pekerjaan
11
Gadis Magang
12
Makan Bersama
13
Kepedulian Harlan
14
Mendapatkan Tugas
15
Datang ke Villa
16
Gara Gara Hujan
17
Mengantarkan Pulang
18
Melihat Dua Ular
19
Merasa Bersalah
20
Bertemu Presdir
21
Mulai ada Rasa
22
Sebuah Permintaan
23
Terjatuh
24
Merasa Kehilangan
25
Meminta Menikah
26
Bersandiwara
27
Merindukanmu
28
Titik Terang.
29
Fitnah si pendusta
30
Kehilangan Paman
31
Kedatangan Harlan
32
Amarah Ceo Goergie
33
Kedatangan Harlan
34
Cerita Duka Lupita
35
Diusir Dari Rumah
36
Kembali Bekerja
37
Perhatian Seorang Presdir
38
Mendengar suara Aneh
39
Musyawarah Membawa Hasil
40
Terhempaskan.
41
Penggerebekan.
42
Mendadak Menikah
43
Kesepakatan Bersama
44
Menjalani Rumah Tangga
45
Sekertaris seksi.
46
Menunggu Pulang
47
Nafkah buat Lupita.
48
Kehadiran Della.
49
Janji Harlan untuk pulang
50
Pengakuan Membawa Dilema
51
Terungkap Perasaan Lupita.
52
Jalan-jalan Ke Monas
53
Kedatangan Ular Betina
54
Saling Mengerti
55
Mulai Cemburu
56
Sebuah Pengakuan.
57
Kejujuran Membuat Luka
58
Kesalahpahaman
59
Amarah Harlan
60
Kepanikan Seorang CEO
61
Perlakuan Harlan
62
Bulan Madu Ke Bali (episode 1 )
63
Bulan Madu ke Bali (episode 2)
64
Bulan Madu ke Bali ( episode 3 )
65
Mp Yang Menegangkan
66
Masih Haredang (Panas)
67
Mulai Cemburu.
68
Peramal Buta.
69
Minta Pulang
70
Godaan Wiliam
71
Ketakutan Harlan
72
Berbicara Jujur
73
Kesabaran seorang Istri
74
Mencari kebenaran
75
Permintaan Mak isah
76
Hadiah untuk Lupita
77
Aku Harus Pergi
78
Kemana Harus Mencarimu
79
Sebuah Jebakan
80
Seorang Pelindung
81
Kerumah Sakit
82
Drama Ibu dan Anak
83
Rahasia Alfonso
84
Pernyataan Inez
85
Datang Disaat Yang Tepat.
86
ketakutan Harlan
87
Pengakuan Harlan
88
Harus Kehilangan
89
Balasan untuk penjahat
90
Sangat Melelahkan.
91
Keputusan Harlan
92
Kepulangan Lupita
93
Kecemburuan
94
Makan Malam Bersama
95
Makan Malam Bersama
96
Berusaha Memaafkan
97
Curhatan Harlan
98
Kekesalan Inez
99
Rencana Della
100
Pembalasan
101
Awal Pembalasan.
102
Senjata Makan Tuan
103
Ketegasan Istri CEO
104
Kehilangan Inez
105
Perubahan Dratis
106
Shopping
107
Pertengkaran
108
Hari sial Della
109
Sebuah Jebakan
110
Kabar Dari Harlan
111
Tak Tergoyahkan
112
Wanita Masa Lalu
113
Kedatangan Inez
114
Murka Harlan
115
Penjelasan.
116
Menginap
117
Pesona Harlan
118
Pertemuan Mantan Kekasih
119
Pertikaian.
120
Tidak Bisa Menolak
121
Menyadari Kesalahan
122
Istri Sah
123
Istri Sah CEO
124
Mulai Cemburu
125
Menjadi Rebutan
126
Kemesraan suami-istri
127
Ghibah Merajalela
128
Pernyataan Wiliam
129
Kedatangan Seseorang
130
Pengakuan Dan Ketegasan Wiliam
131
Menerima
132
Komitmen
133
Kedatangan Alfonso
134
Kedatangan Lupita
135
Kedatangan Lupita
136
Kecemburuan Lupita
137
Kesepakatan
138
Kekuatan Seorang Istri
139
Sama-sama Egois
140
Dilema
141
Salah Orang
142
Apakah Jatuh Cinta
143
Keputusan Inez
144
Kekesalan Lupita
145
Amarah yang tersimpan
146
Pertemuan
147
Nonton Konser
148
Pertemuan Teman Lama
149
Kepergian Harlan
150
Jebakan Margaret
151
Kedatangan Ular Busuk
152
Pertemuan
153
Penculikan
154
Titik Terang
155
Penolakan Membawa Petaka
156
Pernikahan
157
Kegagalan Kedua Kali
158
Akhirnya Sah..
159
Hati Yang Melelahkan
160
Keputusan Lupita
161
Keputusan Akhir Lupita
162
Terungkap Dalang nya
163
Pengaruh Guna-guna Hilang
164
Tragedi Della dan Alfonso
165
Kebahagiaan. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!