Secret Life [Rafael Vers_]
Rafael Benedict, laki-laki tampan dengan sifat dinginnya yang begitu di incar semua wanita.
Siapa yang tidak mengenal Rafael Benedict? Pangeran di kerajaan Benedict itu bisa di bilang sebagai visual di kerajaan nya.
Bukan hanya tampan, tapi kemahiran nya dalam segala hal membuat dia begitu di takuti oleh siapapun.
Kedua adik nya yang bernama Rachel dan Raymond pun tak kalah hebat, mereka benar-benar menuruni sifat kedua orang tua nya.
Baik keahlian ataupun visual.
.......
Terbangun tiba-tiba di sebuah tempat yang sama sekali tak kau kenali, apa yang akan kau lakukan jika berada di posisi itu?.
Kaget? panik? bingung? was-was? takut? marah? Atau kesal?.
Itu mungkin berlaku untuk orang-orang yang sudah biasa mengeluarkan semua ekspresi mereka.
Tapi tidak untuk manusia satu ini, saat manik mata berwarna hazel itu perlahan terbuka, tak ada ekspresi lain selain kedua dahi yang mengernyit terlihat heran dan bingung.
Manusia yang berjenis kelamin laki-laki itu mulai mengedarkan pandangan nya menatap sekitar, aneh, batin pria itu saat dia tak mengenali tempat nya saat ini.
Pria itu mulai mencoba mendudukkan tubuhnya, dia sedikit meringis saat merasakan sakit di kepala nya.
Saat sudah berhasil duduk pria itu pun tak sengaja menatap tubuhnya, apala lagi ini? Batin nya.
Saat ini dia memakai pakaian yang tidak seperti biasa nya, sejujurnya dia tidak terlalu kaget karena dia sudah biasa memakai pakaian seperti ini, sedari kecil karena nenek dan kakek nya.
Dia menghela nafas lalu dia pun mencoba turun dari tempat yang dia tiduri tadi, saat sudah berdiri dia menatap ke sekeliling nya, dapat dia pastikan jika ini sebuah kamar.
Terlihat dari lemari, kaca, kursi dan sebuah benda berbentuk segi empat yang ada di atas, entah dia tidak tahu apa itu nama nya.
Lalu dia pun berjalan menuju pintu yang sedikit menarik perhatian nya, saat sudah sampai dia pun membuka pintu itu, terlihat seperti tempat mandi?.
Entahlah, dia tidak peduli.
Lalu setelah nya dia pun menutup kembali pintu itu, lalu dia berjalan menuju pintu satu nya.
Dia membuka pintu itu dengan perlahan dan saat dia membuka pintu nya, dia dapat melihat dua orang berpakaian hitam-hitam berdiri di luar pintu itu.
"Tuan muda?." ucap mereka serempak dengan kaget.
Lalu mereka pun membungkuk.
"Anda sudah sadar tuan muda? Apa anda membutuhkan sesuatu? Ah apa perlu saya panggilkan dokter?."
Pria yang di panggil tuan muda itu mengernyit, dia menatap aneh kedua pria di depan nya.
"Kalian siapa?." Dua kata yang berhasil lolos dari bibir merah nan seksi itu membuat kedua pria tadi saling menoleh dengan terkejut.
"Tu-tuan muda?." salah satu penjaga itu berucap dengan terbata.
Sebelum penjaga tadi kembali melanjutkan perkataannya, pria yang di panggil tuan muda itu pun berjalan meninggalkan kedua penjaga tadi.
Lama.
Ck, dia tidak suka menunggu! Hanya untuk menjawab pertanyaan nya saja kenapa lama sekali?.
Pria itupun menuruni tangga rumah dengan santai nya, tidak ada ketakutan di wajah nya, wajah tampan yang memiliki sedikit lebam di wajahnya itu terlihat datar sekali dengan pandangan lurus yang sangat dingin.
Mata tajam nya mampu begitu mengintimidasi setiap orang yang bersitatap dengan nya.
Suara ketukan sendal yang dia pakai di setiap tangga yang dia turuni, mampu menarik perhatian orang-orang yang berada di lantai bawah.
Orang-orang yang berada di ruang tamu menoleh kan pandangan mereka pada tangga, mereka terkejut saat melihat siapa yang baru saja turun.
"Rafael?." pekik seseorang dengan lumayan keras dan pria yang baru saja menuruni tangga itu pun menoleh.
Dia menatap seseorang yang meneriakkan nama nya tadi.
Dia berjalan dengan santai menuju orang-orang disana.
"Kau mengenalku?." tanya nya dengan dingin saat sampai di hadapan mereka semua.
Semua orang yang ada di sana terkejut, mereka bangkit berdiri dan menatap pria itu heran.
"Aku bertanya." ucap nya lagi yang sekarang sudah menatap semua orang di sana dengan datar.
"Rafael apa-apaan kau ini? Apa kau tidak bisa sopan sedikit?!." bentak seseorang dengan lumayan keras.
Pria yang di panggil Rafael itu memicing, dia menatap tak suka pada pria tua yang membentak nya tadi.
"Selama ini, tidak ada yang berani membentak ku!." jawabannya dengan sangat dingin.
Mereka semua kembali saling menatap, merasa aneh dengan sifat Rafael.
"Sudah-sudah jangan bertengkar, lebih baik kita lanjutkan acara yang sempat tertunda." lerai seorang wanita yang di perkirakan berumur 35 tahun ke atas itu.
"Dan kau Rafael, duduklah. Setelah ini kita lanjut berbicara." lanjut nya lagi dengan ketus dan menatap Rafael tak suka.
Rafael tak menjawab, dia berjalan menuju tempat yang dia yakini kursi itu tapi ini terasa empuk saat dia menduduki nya.
Setelah duduk Rafael hanya diam menatap semua orang dengan wajah datar nya, tak ada kata yang dia ucapkan sama sekali.
"Baiklah, kita lanjutkan acara tadi." semua orang mengangguk.
Mereka kembali fokus dengan acara yang sempat tertunda tadi, dapat Rafael pastikan jika acara itu sedang membahas acara pertunangan.
Setelah selesai dan menyepakati kapan acara itu akan berlangsung, mereka pun saling tersenyum bahagia.
Berbeda dengan Rafael yang merasa sangat bosan dan mengantuk sekali.
"Rafael, aku tau kau pasti saat ini sedang merasa sedih kan? Maafkan aku, tapi bagaimana pun Keyzia hanya mencintai ku." ucap seseorang dengan remeh.
Rafael yang sempat memejamkan matanya perlahan membuka nya kembali, dia menatap seseorang yang baru saja berbicara itu dengan alis yang terangkat.
Dia yakin pria di depan nya ini tak jauh berbeda umur nya dengan nya, mungkin lebih tua satu atau dua tahun darinya.
"Kau jangan marah pada kakak mu Rafael, karena yang di ucapkan oleh nya itu benar.
Aku hanya mencintai Leo, bukan dirimu." timpal seseorang.
Rafael beralih menatap wanita itu, wanita yang sama dengan yang meneriakkan namanya tadi.
Lagi-lagi Rafael terdiam.
"Omong kosong apa yang kalian katakan?." jawab Rafael dengan dingin.
"Jangan berlagak seolah kau tak mengenal kami Rafael, akui saja jika kau marah dan benci pada kami." ucap pria yang di sebut Leo itu.
Rafael semakin memicing.
"Tapi aku memang tidak mengenal kalian, jangan berlagak akrab padaku! Karena dasar nya aku memang tidak mengenal kalian!."
Beberapa kata yang berhasil keluar dari bibir Rafael berhasil membuat mereka semua terkejut bukan main, apa barusan yang dia katakan? Rafael tidak mengenal mereka?.
"Kau sudah berani rupa nya!." sela pria tua tadi dengan marah.
Lagi-lagi Rafael hanya menatap pria itu dengan aneh.
"Sejak kapan aku menjadi pengecut?." jawab Rafael dengan tersenyum miring.
"Kau?!." pria itu menunjuk Rafael dengan geram dan tatapan yang terlihat begitu marah.
Rafael yang memang pada dasarnya tidak pernah di perlakukan seperti itu semakin mendatarkan wajahnya.
Selama ini tidak ada yang berani membentak, memarahi ataupun menunjuk dengan tidak sopan padanya.
Tapi sekarang? Pria tua ini berani nya melakukan hal seperti itu pada nya.
Rafael yang geram pun memegang jari pria itu lalu memelintir nya dengan keras.
"Akhh!."
Teriakan keras dapat Rafael dengan saat dia semakin memelintir jari pria itu, semua orang terkejut dan segera membantu pria itu.
"Kakek!."
"Rafael hentikan!." teriak wanita yang melerai tadi.
Plakk
Suara tamparan yang begitu keras terdengar di ruangan itu, mereka semua terdiam begitu pun dengan Rafael yang segera melepaskan tangan nya.
Dia memegang pipi sebelah kanan nya yang baru saja terkena tamparan begitu keras, tanpa banyak kata Rafael segera berdiri dia menatap orang yang baru saja menampar nya itu dengan marah.
Plakk
Bugh
Brukh
"Ayah."
"Paman."
Tamparan dan tinjuan pada perut Rafael berikan untuk pria yang dia yakini suami wanita tadi.
Leo membantu ayah nya untuk berdiri, dia menatap Rafael dengan marah dan terkejut.
"Berani-beraninya kau?!."
Rafael berjalan menghampiri Leo dan ayah nya itu, lalu dia menarik kerah baju mereka berdua dengan cepat.
"Jangan pernah mengusik ketenangan ku jika kalian ingin hidup damai, selama ini tidak ada yang berani menampar ku tapi dengan berani nya pria tua seperti mu menampar wajah berharga ku!.
Untuk sekarang aku akan mengampuni mu, tapi tidak untuk lain kali, mungkin kalian akan menemui ajal kalian!."
Rafael berbicara dengan nada rendah yang terkesan menyeramkan, setelah mengatakan itu dia pun mendorong kedua orang tadi ke arah belakang lalu setelah nya berjalan pergi dari sana.
Dia lebih memilih kembali ke tempat awal dia terbangun, ada banyak yang harus dia pikirkan termasuk kenapa dia berada di tempat ini dengan orang-orang yang terlihat sangat membenci nya.
Rafael Benedict
Putra pertama dari Devin dan Freya, saudara kembar Rachel dan Raymond.
Rafael Alexander
........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
yoona
shittt, rafael....
2021-11-26
1
guest1052940504
nyimakkkk perdana thor
2021-11-09
1
LegiSutri
hhhhmmm...,menarik utk diikuti..
2021-10-31
1