Di dalam sebuah kelas pasti nya begitu banyak murid yang belajar di situ lalu apakah semua murid akan memahami semua pelajaran dari guru nya sama semua jawab nya tentu tidak lalu apakah murid yang tidak memahami pelajaran maka di sebut tidak berdedikasi sekali lagi bukan begitu lalu bagaimana kebenaran nya kebenaran nya semua murid pasti berdedikasi kepada guru nya namun bila murid itu tidak mampu mencerna apa yang di sampai kan guru nya itu masalah nya pada otak nya yang salah dalam berfikir.
Rasa takut adalah penggerak bagi manusia dengan rasa takut maka manusia mengambil sebuah keputusan meski tidak di ketaui fakta apa yang akan terjadi bahkan begitu banyak manusia merasa ketakutan untuk berbicara kebenaran sebab memikirkan emosi orang lain sedang kan kebenaran adalah jiwa itu sendiri lalu bagaimana seharusnya maka seharusnya kata kan lah kebenaran meski akan berakibat kepada yang lain sebab semua itu hanya tentang waktu, bila ada orang akan menyakiti mu apakah benar orang itu bisa menyakiti mu.
Keberanian terkadang kita begitu takut untuk mengatakan fakta ke muka bumi dengan begitu banyak pertimbangan hingga menimbulkan kebohongan untuk menutupi kebenaran, Lalu apakah kebenaran itu kebenaran dan keberanian itu adalah satu rangkaian sebab untuk mengungkap kebenaran kita membutuhkan keberanian dan keberanian itu sendiri memiliki waktu, Lalu apakah waktu milik kita tidak waktu bukan milik kita, Milik teman kita bahkan juga waktu bukan milik musuh kita tetapi waktu adalah milik Allah.
.....................
Saat ini kita akan mengulas tentang Dedikasi, Rasa takut dan Kebenaran di dalam kehidupan Satrio, bagaimana kah Satrio menyikapi ke tiga hal tersebut dalam waktu yang singkat tanpa membuat orang lain terluka.
Jam sudah menunjuk kan pukul 17.00 kereta api pun telah tiba untuk mengantar para penumpang menuju ke tujuan masing - masing, begitu juga dengan Satrio, Elly dan Gunawan yang berniat menuju pulang ke rumah, saat itu tempat duduk mereka berpisah sebab lumayan penuh penumpang saat itu dan Satrio terpisah duduk nya dari Elly dan Gunawan namun masih satu gerbong kereta.
Saat itu yang duduk di samping Satrio adalah seorang nenek - nenek yang membawa cucu dan seperti nya cucu nya tersebut sedang sakit sebab terlihat dari wajah nya yang begitu pucat dan postur tubuh yang kurus.
" Nek tujuan nya kemana."
Tanya Satrio sambil senyum ke arah nenek - nenek itu.
" Saya mau ke kota nak mencari kan obat untuk cucu saya yang sedang sakit."
Jawab nenek itu dengan nada yang berat dan tersirat kesedihan yang mendalam.
" Oh lalu Ibu dan Bapak cucu nenek ini kemana apa beserta Nenek."
Tanya Satrio lagi sambil memandang wajah anak kecil yang sedang tertidur di pangkuan nenek nya.
" Bapak dan Ibu nya sedang bekerja di luar negri nak jadi saya yang merawat cucu saya sedang bayi."
Jawab Nenek itu sambil mengelus kening cucu nya.
" Kalau boleh tau sakit apa cucu nya Nek."
Tanya Satrio yang semakin iba melihat Nenek itu.
" Kanker getah bening nak stadium akhir."
Kata nenek itu sambil mengusap air mata nya yang jatuh di pipi nya yang sudah mulai keriput.
Satrio pun terdiam sejenak hingga serasa sesak dada nya melihat kejadian yang memilukan itu, kemudian Satrio memperhatikan anak kecil itu lalu terdengar bahwa anak itu akan meninggal sebentar lagi dan seketika Satrio terkejut hingga menjatuhkan botol mineral di tangan nya, kemudian Satrio berdiri mengambil botol mineral itu dan berjalan menuju pembatas gerbong dan ternyata di situ ada mas Gunawan yang sedang merokok sambil jongkok dan pandangan nya tertuju pada hamparan sawah di sisi rel kereta.
" Eh Dik Tio apa mau ke kamar mandi."
Kata Gunawan sambil bangkit dari tempat duduk nya sebab Gunawan duduk tepat di depan pintu kamar mandi.
" Tidak Mas aku cuma mau lihat pemandangan saja kok capek duduk terus Mas."
Jawab Satrio sambil senyum lalu berdiri di hadapan Gunawan sambil pandangan Satrio menerawang ke langit yang mulai gelap.
Ya Allah bila engkau berkenan kabul kan lah doa hamba ya Allah agar anak kecil itu bisa tetap hidup dan mampu memulyakan nama Mu ya Allah amiin.
Gumam Satrio dalam batin nya sambil masih memandang langit dan tiba - tiba terdengar teriakan dari arah gerbong tempat Satrio duduk yang mampu membuat semua penumpang berdiri dan pandangan tertuju ke pada suara itu berasal.
" Ya Allah kenapa Engkau mengambil cucu ku ya Allah cabut saja nyawa ku ya Allah."
Teriak nenek itu sambil menangis sejadi - jadi nya sambil memeluk tubuh kecil cucu nya yang sudah tidak bernyawa.
Saat itu Satrio dan Gunawan segera bergegas mendekati nenek tersebut untuk memastikan apa yang terjadi saat itu dan semua penumpang pun mendekati nenek itu dengan perasaan iba dan bingung apa yang harus di perbuat, lalu Satrio mendekati nenek itu dan bersimpuh di hadapan nenek itu.
" Ada apa Nek kenapa cucu nya?"
Tanya Satrio sambil memandang wajah nenek itu yang sedang menangis sejadi - jadi nya
" Cucu ku mati Allah tidak adil mengapa harus mengambil cucu ku yang masih panjang masa depan nya kenapa bukan aku saja yang mati."
Kata Nenek itu sambil masih menangis sejadi - jadi nya.
"Cucu mu tidak mati Nek, Cucu mu hanya sedang tidur maka tenang lah."
Kata Satrio sambil senyum kepada nenek itu lalu memegang tangan gadis kecil itu yang memang sebenar nya sudah meninggal.
" Bangun lah ... Bangun lah ... Bangun lah."
Kata Satrio sambil pandangan nya fokus memandang ke arah wajah gadis kecil itu.
Saat itu seisi gerbong tiba - tiba menjadi sunyi, sepi dan hening dan pasti nya semua mata tertuju kepada Satrio dan gadis kecil yang di nyata kan telah meninggal itu, tiba - tiba entah dari mana datang nya angin yang lumayan sejuk itu berasal namun yang pasti seisi gerbong merasakan merinding yang sangat pekat saat itu.
Beberapa menit kemudian gadis kecil yang di nyata kan meninggal itu tiba - tiba membuka mata nya lalu duduk dan memandang ke arah Satrio yang masih memegang tangan gadis kecil itu, saat itu seisi gerbong kereta mengucapkan syukur melihat gadis kecil itu telah hidup kembali dan tidak henti - henti nenek gadis kecil itu mengucap kan terimakasih kepada Satrio.
" Terimakasih banyak ya nak entah dengan apa aku harus membalas kebaikan mu ini nak seperti nya nyawa ku pun masih kurang untuk membalas ke baikan mu nak."
Kata Nenek itu sambil memegang lengan Satrio dengan masih bercucuran air mata.
" Bila Nenek ingin membalas kebaikan maka berikan lah kepada Allah sebab hanya Allah yang baik dan kembali lah di jalan Allah sebab Allah merindu kan Nenek dan keturunan Nenek sejak lama."
Jawab Satrio sambil berdiri lalu melangkah pergi dari hadapan Nenek itu.
Siapa sebenar nya anak itu bagaimana dia seakan tau bagaimana kehidupan ku sejak dulu hingga kini bahkan aku sangat malu kepada Allah dengan semua dosa - dosa ku yang mungkin tidak bisa di beri kan pengampunan lagi.
Gumam Nenek itu sambil masih memperhatikan Satrio dari jauh.
Ternyata Nenek itu masa lalu nya sungguh kelam dia adalah penjajah *** semasa mudah nya bahkan dari ke 3 putri nya tidak memiliki ayah pantas saja Satrio berkata seperti itu kepada Nenek itu lalu dari mana Satrio tau masa lalu Nenek itu sedang kan mereka berdua baru bertemu di kereta itu.
Waktu pun terus berjalan tanpa terasa sampai juga kereta itu di stasiun di mana Satrio, Elly dan Gunawan harus turun sebab mereka sudah sampai di tujuan, selama perjalanan menuju rumah nenek nya Satrio, Elly dan Gunawan hanya diam tanpa mampu berkata - kata bagaikan keluh lidah mereka saat itu hanya mampu memandang Satrio kemudian kembali terdiam.
Sekitar 30 menit sampai lah mereka bertiga di rumah nenek nya Satrio, saat itu Satrio langsung menuju kamar nya untuk mandi dan bersiap sholat dhuhur sedang kan Gunawan dipersilahkan beristirahat di kamar tamu dan Elly segera mencari Ibu yang sedang duduk di taman belakang.
Setelah berjumpa dengan Ibu nya Elly menceritakan semua yang terjadi di gunung salak hingga kejadian di kereta saat mereka menuju pulang saat itu Ibu nya Elly hanya diam sambil melihat ke langit sambil sesekali menghela nafas panjang seakan - akan sudah mengetahui hal itu pasti terjadi, 30 menit kemudian Satrio pun menghampiri nenek nya dan Elly pun beranjak pergi untuk mandi.
" Nek maaf ya aku sudah buat nenek khawatir."
Kata Satrio sambil memegang tangan nenek nya.
" Iya Tio Nenek sangat khawatir mengapa kamu pulang nya terlambat nak."
Jawab nenek nya sambil senyum dan mengelus kepala Satrio yang sedang bersimpu di depan nenek nya.
" Begitu banyak pengalaman baru yang aku terima di sana nek dan ternyata aku masih butuh belajar banyak mengenai alam ini."
Kata Satrio sambil senyum dan mata yang bersinar.
" Benar sekali nak.alam ini menyimpan begitu banyak misteri yang perlu kita pelajari."
Jawab nenek Satrio dengan mata yang berkaca - kaca seakan tau apa yang terjadi pada Satrio.
" Nek maaf kan Satrio, Saat ini Satrio sudah menjadi muslim mungkin hal ini membuat Nenek kecewa."
Kata Satrio sambil menunduk sebab sejujur nya Satrio sangat takut mengatakan kebenaran ini kepada Nenek nya namun kebenaran tetap harus di kata kan.
Saat itu nenek nya Satrio hanya terdiam dan menetes kan air mata sambil tangan nya bergetar memegang tangan Satrio, saat itu Satrio berfikir pasti nenek nya akan marah besar mendengar keputusan Satrio atau bahkan penyakit jantung koroner nenek nya akan kambuh hal itu lah yang di takut kan Satrio.
......................
Sepertinya membuat para reader semakin penasaran saja ya Satrio dan semua sikap nya yang tenang, tegas, welas asih dan berdedikasi membuat para reader ingin berjumpa dengan Satrio namun sayang nya ini hanya ada di dunia fiktif.
Kira - kira apa yang akan terjadi kedepan nya kepada Satrio yang sudah beda keyakinan dengan keluarga nya, masih kah Satrio tinggal bersama mereka atau kah nenek nya akan mengusir nya.
Ikuti terus perjalanan hidup Satrio semoga kisah hidup Satrio bisa menjadi motivasi dalam kehidupan nyata dan jangan lupa selalu dukung author dengan like, komentar, hadiah dan favorit agar saat author update bab baru kalian lah pembaca pertama nya.😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
EsterEka.
Tuhan karunia kan dan percayakan kpda satrio memiliki anugerah penglihatan dan kesembuhan.
2022-10-02
1
Mat Grobak
Ajak semua menjadi muslim satrio
2022-05-09
1
EsterEka.
hidup kt mmg di butuhkan keseimbangan dg orang dn alam di sekeliling kt, sejati na hidup ini hrs saling, menghargai,menghormati dn menjaga seperti mata rantai kehidupan.
2021-12-29
1