Antara dosa dan kebaikan itu bagaikan untaian mutiara yang pertama lalu ke dua, ke tiga dan seterusnya begitu juga dengan dosa satu akan berimbas pada yang lain juga begitu pun kebaikan akan berimbas pada yang lain nya juga, orang yang pendosa akan berhenti saat melihat hukuman nya namun orang yang terbiasa berbuat dzalim dan menindas orang lain maka hukuman nya di laku kan oleh masyarakat itu juga dan saat itu juga.
Biasa nya hukum pada masyarakat di laku kan oleh orang yang terkuat, meski mereka tau apa yang di laku kan nya itu suatu dosa namun mereka masih saja melaku kan nya karena kesombongan di dalam hati nya jadi kata lain dari dosa adalah kesombongan yang terpupuk menjadi lah sebuah dosa.
Lalu bagaimana dengan kebaikan, Kebaikan adalah suatu pengorbanan di saat dosa itu berakhir dengan kata lain sang pendosa akan mengakhiri dosa nya bila ada pelaku kebenaran yang berkorban, Lalu harus bagaimana kita menjalan kan kehidupan itu sendiri tetap lah melakukan kebaikan sebab Allah akan membantu dan menurun kan mukjizat nya bagi orang yang berbuat baik.
........................
Setelah pemakaman nenek nya Satrio benar - benar bingung akan pergi kemanakah diri nya sebab selama ini hanya rumah nenek nya lah tempat nya berlindung dari terik nya matahari dan deras nya hujan, saat itu Elly sedang duduk di meja makan sambil memegang cangkir yang berisi teh hangat.
" Mbah Dipo kemana Satrio sedari tadi saya tidak melihat nya."
Kata Elly sambil sesekali meminum teh hangat.
" Tadi waktu di pemakaman Bu sepuh ada Dhoro ayu tapi saat pulang saya tidak melihat lagi Den Satrio kemana."
Jawab mbah Dipo sambil berdiri dan menunduk di hadapan Elly.
" Coba tolong lihat di kamar Satrio Mbah Dipo siapa tau dia sudah tidur atau bagaimana."
Kata Elly sambil menyandarkan kepala nya di kursi meja makan dan sesekali memijat kening nya yang terasa penat.
" Baik Dhoro ayu."
Jawab mbah Dipo sambil berlalu pergi dari hadapan Elly dan berjalan menuju kamar Satrio.
Sewaktu di tangga Mbah Dipo berjumpa dengan Arik yang kebetulan berjalan menuruni tangga.
" Mbah Dipo mau kemana."
Kata Arik sambil melihat mbah Dipo yang berjalan menaiki tangga.
" Ini Dhoro ayu Elly menyuruh saya melihat Den Satrio Dhoro ayu."
Jawab mbah Dipo sambil menunduk di hadapan Arik.
" Tidak perlu Mbah Dipo mencari anak sialan pembawa masalah itu lagi lebih baik Mbah Dipo sekarang kembali ke pekerjaan Mbah Dipo."
Kata Arik dengan tatapan tidak suka ke arah mbah Dipo.
" Tapi Dhoro ayu saya."
Kata Mbah Dipo menjelaskan namun Arik sudah membentak nya.
" SUDAH TIDAK ADA TAPI - TAPI AN MBAH DIPO APA MAU SAYA PECAT MBAH DIPO BERANI MELAWAN SAYA."
Kata Arik dengan bernada tinggi dan marah hingga Elly mendengar nya.
" Mbak Arik apa an sih bentak - bentak Mbah Dipo seperti itu sudah seperti orang kampungan saja yang tidak tau etika."
Kata Elly dengan berjalan mendekati mbah Dipo yang terlihat sedih.
" Jangan bicara masalah etika di depan ku usia kamu itu masih jauh dari aku jadi jangan sok - sok an tau etika dan tata krama El."
Kata Arik yang membuang muka saat bicara dengan Elly adik nya.
" Sudah Mbah Dipo ke belakang saja ya kalau tidak Mbah Dipo sudah bisa beristirahat sekarang."
Kata Elly sambil mengelus pundak Mbah Dipo.......
" Baik Dhoro ayu saya pamit istirahat dahulu."
Jawab Mbah Dipo sambil membalik kan badan dan berjalan menuju kamar nya yang terletak di dekat taman belakang.
" Mbak Arik kenapa sih melarang Mbah Dipo melihat Satrio di kamar nya sedang kan itu tadi aku yang menyuruh Mbah Dipo untuk melihat Satrio sebab aku sehari ini tidak melihat Satrio sama sekali Mbak."
Kata Elly yang mencoba menjelaskan kepada Arik kakak nya yang terlihat emosi.
" Sudah cukup Elly jangan sebut - sebut nama Satrio di depan ku lagi aku sudah muak dengan anak itu kenapa dulu Ibu memelihara nya bukan membuang saja."
Kata Arik sambil berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu.
" Mbak ingat Satrio itu anak mu mbak sampai mati pun atau kamu buang kemana pun Satrio itu tetap anak mu darah daging mu Mbak sekarang Mbak Arik bilang kemana Satrio pergi sebab aku yakin ini semua ulah Mbak Arik."
Kata Elly yang terpancing juga emosi nya mendengar kata - kata Arik yang sedari dulu tidak mau mengakui Satrio sebagai anak.
" Kamu mau tau di mana Satrio El."
Kata Arik sambil membuka pintu ruang tamu nya.
" Iya di mana Satrio bagaimana pun juga Satrio ponakanku dan tidak akan aku biar kan Mbak Arik melukai Satrio."
Kata Elly sambil menarik lengan Arik di karena kan emosi.
" Sana kamu pergi juga ikut bersama Satrio saat ini aku yang berkuasa di rumah ini jadi bila ada yang melawan kata - kata ku silah kan pergi dari rumah ini."
Kata Arik sambil mendorong tubuh Elly hingga tersungkur di lantai teras rumah nya.
" Sudah melampaui batas kamu Mbak makam Ibu saja masih basah tapi sikap mu makin sesombong itu Mbak."
Kata Elly sambil menangis melihat ulah kakak nya yang setega itu kepada anak kandung nya dan adik kandung nya sendiri.
" Dhoro ayu Elly mari bangun Dhoro ayu."
Kata Kang Jarwo membantu Elly bangkit dari jatuh nya.
" Kamu Kang Jarwo mau melawan aku juga silah kan pergi dari rumah ini sebab saya sudah tidak butuh dengan kalian semua."
Kata Arik dengan wajah sombong dan sok nya di hadapan Elly dan Kang Jarwo sopir di rumah itu.
Malam itu juga Elly beserta para pembantu di rumah itu pergi meninggalkan rumah itu tanpa tujuan yang pasti, sedang kan Satrio sendiri sedang berada di dalam masjid sambil merenungi apa yang sebenar nya terjadi dan apa yang harus ia perbuat saat ini, saat Satrio terdiam sambil memandang langit tiba - tiba Satrio mendengar suara Elly dan Rahayu pembantu di rumah nenek nya.
" Dhoro ayu sudah jangan menangis bagaimana kalau kita sekarang mencari kontrakan dulu saja Dhoro ayu sebab seperti nya akan turun hujan."
Kata Rahayu sambil menggandeng tangan Elly yang masih menangis sebab kesedihan.
" Bagaimana kita bisa ngontrak Mbak Rahayu sedangkan saat ini saya tidak memegang uang sepeser pun."
Jawab Elly sambil menangis lalu duduk di trotoar jalanan dengan pikiran yang bingung dan kalut.
" Sudah jangan khawatir Dhoro ayu saya sama yang lain nya masih ada uang kok buat bayar kontrakan yang penting malam ini kita semua tidak kehujanan Dhoro ayu."
Kata Rahayu sambil senyum mencoba menenangkan Elly yang terlihat sangat tertekan.
" Terimakasih banyak ya kalian semua sungguh baik kepada saya jangan panggil saya Dhoro ayu lagi ya Mbak Rahayu, Mbah Dipo dan Kang Jarwo."
Kata Elly yang masih menangis menahan sesak di dada nya menahan semua kesedihan nya.
Tidak begitu lama Satrio pun menghampiri mereka berempat dengan membawa se kantong nasi bungkus dan air minum mineral.
" Mbak Elly, Mbah Dipo, Mbak Rahayu sama Kang Jarwo makan lah terlebih dahulu dan mari ke masjid sana sebab seperti nya akan turun hujan."
Kata Satrio sambil tersenyum damai kepada mereka berempat.
Saat itu Elly sangat senang sebab dapat melihat Satrio lagi dan Elly pun merasa bingung dari mana Satrio sebenar nya dan bagaimana diri nya bisa bertemu di sini lalu tidak begitu lama Elly pun pingsan sebab benar - benar sudah tidak kuat menahan beban pikiran nya.
" Dhen Satrio dari mana saja Dhen, Dhoro ayu Elly sangat mengkhawatirkan Dhen Satrio sampai - sampai tadi Dhoro ayu Elly bertengkar dengan Dhoro ayu Arik dan akhir nya kita semua di usir dari rumah Bu sepuh."
Kata Mbah Dipo sambil memijat kaki Elly yang sedang pingsan.
" Saya di masjid Mbah Dipo untuk menenangkan hati saya kalau masalah mbak Arik saya serah kan pada Allah Mbah biar Allah yang mengurus nya, Yang penting sekarang bagaimana kita akan melanjutkan kehidupan ini Mbah."
Jawab Satrio sambil memegang tangan Elly yang sangat dingin.
Benar - benar dhen Satrio ini manusia paling sabar sejak dalam perut sudah terzolimi bahkan sudah lahir pun masih saja mengalami penyiksaan, hinaan dan fitnaan namun sungguh hebat dhen Satrio masih mampu memaaf kan dan tegar menghadapi semua nya sungguh mulya hati mu nak.
Gumam mbah Dipo dalam hati sambil sesekali memandang ke arah Satrio yang tetap tenang dan tidak ada kecemasan dan kekhawatiran sama sekali, lalu apakah Satrio benar - benar se tenang itu atau kah sebenar nya Satrio hanya mencoba tenang dengan apa yang terjadi atau kah Satrio bisa setenang itu sebab Satrio sudah tau dengan semua konsekuensi keputusan hidup nya hingga saat hal itu terjadi Satrio bisa se tenang itu.
.....................
Seberat itu kah mempertahankan sebuah kebenaran dan kebaikan di muka bumi ini hingga harga diri yang harus menjadi korban nya demi menegakkan sebuah keadilan lalu bagaimana kah Satrio akan menunjuk kan kepada Arik Ibu kandung nya bila hati Arik saja di penuhi dengan kesombongan, kezaliman dan keserakahan.
Maka ikuti terus setiap bab nya agar bisa memetik hikmah nya dari setiap kejadian yang menimpa kepada Satrio serta orang - orang di sekeliling Satrio yang siap berkorban demi tegak nya ke adilan dan kebenaran.
Jangan lupa selalu dukung author dengan like, komen, hadiah dan favorit agar di saat author update kalian lah reader setia pembaca yang pertama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
oyen
sampai gemetar saya Thor bacanya
2022-02-25
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
km harus ikhlas satrio krn stp cobaan pst ada hikmahny
2022-02-25
1
✰͜͡v᭄pit_hiats
ia ihh🤭🤭🤭
2022-01-21
0