Begitu banyak manusia merencanakan untuk masa depan nya, jadi masa depan hasil dari adopsi rencana yang di pupuk menjadi mimpi hingga jutaan mimpi yang sudah di produksi dalam satu hari itu, bukan nya memang seperti itu kah manusia?
Coba kita lihat pendaki gunung yang menginjak kan kaki nya pertama kali pasti sudah menyusun rencana hingga sampai ke puncak, Namun apakah setiap rencana nya bisa berjalan hingga puncak, Sekali lagi jawaban nya tidak sebab di setiap langkah rencana nya pasti ada hambatan dan rintangan bisa saja rencana awal membuat nya jatuh tergelincir ke bawah hingga harus merubah rencana awal dengan rencana berikut nya, maka dari itu tidak bisa kita merubah gunung menjadi seperti rencana kita namun yang bisa kita laku kan adalah beradaptasi dengan gunung itu agar kita bisa sampai ke puncak dan menerima kebahagian dan kedamaian.
Begitu pun dengan Satrio yang berencana saat berjumpa Bapak nya dia akan melakukan banyak sekali keinginan nya namun sesampai nya di sana ternyata kenyataan yang sangat pahit yang di terima nya lalu apakah saat itu Satrio hancur, galau, kecewa dan berputus asa sekali lagi tidak yang hancur hanya impian dan keinginan nya Satrio sedang kan di dunia nyata nya Satrio masih tetap hidup, Bisa tersenyum makan dan tidur dengan enak.
Setelah kejadian di pemakaman itu Satrio banyak di bicarakan orang di sekitar nya terutama sanak keluarga nya, saat Satrio melihat Ibu nya pingsan di hati kecil nya merasa sedih dan memutus kan turun dari gendongan Bapak nya dan mendekati Ibu, nenek dan Elly yang masih pingsan saat itu.
" Ibu bangun lah putra mu telah kembali."
Kata Satrio lirih namun jelas terdengar semua orang yang berada di ruangan itu dan dengan senyuman khas nya sambil memegang telapak tangan Ibu Arik nya.
Di ruangan itu tiba - tiba menjadi sunyi senyap dan ada hembusan angin yang sejuk dan menyegarkan dari arah jendela kamar yang saat itu terbuka dan saat itu ke 3 wanita yang sedang pingsan membuka mata nya dan memeluk Satrio sambil masing - masing mengatakan kata - kata maaf kepada Satrio.
" Maaf kan kami Satrio."
Kata ke tiga wanita itu sambil menangis dan memeluk Satrio yang duduk di sisi tempat tidur.
" Sebelum kalian mengatakan itu aku sudah memaafkan kalian dan meminta maaf lah pada Bapa ku sebab Bapa ku tidak suka dengan orang yang egois."
Jawab Satrio masih sambil tersenyum dan melepas kan pelukan mereka bertiga.
Saat itu seisi ruangan tertegun mendengar kata - kata Satrio yang di lihat usia nya baru 5 tahun namun kata - kata nya bak orang dewasa.
" Satrio kamu dari mana nak hingga membuat semua orang sedih dan panik sebab menganggap kamu meninggal dunia."
Kata Santo yang berdiri di belakang Satrio kemudian jongkok di samping Satrio.
" Mengapa kalian mengkhawatirkan aku saat aku pergi ke rumah Bapa ku namun saat aku di hadapan kalian aku bagaikan orang asing di mata kalian."
Jawab Satrio dengan tatapan yang teduh dan menenangkan ke pada Santo Bapak kandung nya.
" Tio siapa yang kamu maksud Bapa mu itu bukan kah kamu sudah mengetahui bahwa Santo lah Bapak kandung mu nak?"
Tanya Nenek nya Satrio dengan tatapan bingung dengan perubahan cucu nya yang sangat drastis.
Sebelum Satrio menjawab pertanyaan Nenek nya pandangan Satrio tiba - tiba tertuju di pojok ruangan kamar itu sambil masih tersenyum dan melepas kan tangan Arik Ibu kandung nya.
" Bapa ku yang selalu ada sejak dulu yang selalu ada untuk ku Bapa ku yang selalu menggendong ku, memeluk ku, menuntun ku dan selalu mengajar kan aku untuk selalu memaafkan dan mengasihi siapa pun."
Kata Satrio sambil berdiri dan menggenggam buah apel lalu di berikan kepada Santo dengan senyuman yang teduh dan damai.
Seketika saat itu seisi ruangan tertunduk merasa malu dengan sikap mereka memperlakukan anak mereka masing - masing begitu pun Santo seketika itu menetes kan air mata dan merasa sangat terpukul oleh kata - kata anak nya sendiri yang sejak dalam kandungan sudah di sia - sia kan dan di fitnah.
" Tiodari mana kamu dapat kan buah apel itu?"
Tanya Elly kepada Satrio dengan pandangan bingung.
" Di rumah Bapa ku begitu banyak pohon buah - buahan dan semua buah - buahan ada di sana lalu aku di beri buah apel itu untuk di berikan pada dia."
Kata Satrio sambil menunjuk ke arah Santo yang masih menangis menyesali kesalahan nya di waktu dulu.
" Satrio anak ku itu Bapak mu nak jadi panggil lah dia Bapak jangan seperti itu Ibu dan Nenek mu tidak pernah mengajarkan hal yang tidak sopan nak."
Kata Arik sambil merangkul Satrio dan mencium kening nya.
Saat itu Satrio tersenyum lalu berjalan mendekati Yanto dan Ilyas adik kandung dari Santo dan Satrio pun memegang tangan mereka.
" Ibu lihat lah mereka juga Bapak kan karena mereka laki - laki dan Tante Merry, Tante Nia, Tante Nisa dan Tante Diva itu Ibu kan sebab mereka perempuan."
Kata Satrio saat itu sambil melanjutkan langkah kaki nya menuju ke ruang tamu yang masih banyak orang.
Semua pertanyaan yang di ajukan kepada Satrio di jawab dengan jawaban yang telak yang mampu membuat orang itu terasa terbongkar semua aib nya.
Di teras rumah Santo ada beberapa Bapak - Bapak yang memiliki penyakit secara medis saat itu Satrio melihat Bapak itu dan menghampiri nya dengan langkah kaki yang cepat dan pasti.
" Bapak boleh kah aku makan di rumah mu?"
Tanya Satrio sambil memegang telapak tangan Bapak itu.
Seketika Bapak itu menetes kan air mata nya sebab bahagia ada orang yang mau makan di rumah nya padahal seumur hidup nya semua orang mencemooh keluarga Bapak itu sebab dia adalah seorang rentenir dan ke tiga anak gadis nya pekerja di club malam.
Setelah Satrio pergi menuju ke rumah Bapak itu dengan di ikuti banyak orang sebab mereka menganggap Satrio anak aneh bisa hidup setelah mati dan di era tahun 1986 sangat minim pengetahuan secara medis sedang kan mati suri sendiri di sah kan oleh medis baru sekitar tahun 1998.
Di sisi lain di rumah Santo masih banyak sanak saudara dari Santo dan kawan - kawan Merry di situ dengan pembahasan ke aneh an sikap Satrio yang bangkit dari kematian nya serta semua kata - kata nya yang begitu tidak umum untuk anak seusia Satrio.
Saat itu Merry, Nisa, Nia dan Diva sedang duduk di teras rumah Santo di bawah pohon mangga yang lumayan besar dan rimbun.
" Div kamu ingat tidak kemaren sore kita kan kemari kumpul - kumpul lalu aku mendekati Satrio itu dan memberi nya kue kemudian dia mengatakan bahwa Bapa nya akan memberi apa yang aku ingin kan dan saat itu hati ku langsung berkata aku menginginkan seorang anak Bapa, Reflek aku mengatakan hal itu dan tadi pagi saat aku bangun tidur aku tes dengan tespek ternyata aku positif hamil Div."
Kata Nia dengan pelan namun penuh semangat menyiratkan begitu bahagia nya bahwa akhir nya bisa hamil juga.
" Oh iya benar - benar aku ingat dan waktu itu aku lihat Satrio memberikan mobil - mobilan kecil nya dan berkata untuk adik kecil pada mu Ni selamat ya Ni aku ikut senang mendengar nya kamu sedang hamil."
Jawab Diva sambil senyum kecil dan memegang telapak tangan Nia menandakan Diva turut bahagia.
" Apaan sih kalian berdua bisik - bisik lalu ketawa tidak ajak - ajak."
Kata Merry sambil berlagak cemberut sebab tidak di beri tau apa yang sedang mereka bicarakan.
Kemudian Diva dan Nia menceritakan kepada Merry secara bergantian dengan penuh semangat dan senyum menandakan mereka bahagia saat itu.
" Alaaahhh paling itu hanya kebetulan saja kan bisa saja kamu sebenar nya sudah hamil dari kemaren - kemaren tapi kamu baru tespek nya tadi pagi jadi baru ke tahuan kalau kamu hamil udah deh jangan sangkut paut kan anak aneh itu di hidup mu yang ada kamu sial seumur hidup mu."
Kata Merry yang tidak sepaham dengan pikiran Nia dan Diva sambil wajah nya penuh kegelisahan.
Tiba - Tiba dari arah pagar datang Ibu - ibu yang gendut sambil berlari dan berteriak - teriak menuju rumah Santo dan otomatis semua pandangan semua orang tertuju pada nya.
" Aku sembuh Pak Santo saya sembuh Pak saya sudah bisa berjalan lagi Pak dan saya bisa bekerja lagi ikut Bapak."
Teriak ibu - ibu itu sambil berlari masuk ke dalam rumah Santo yang masih banyak tamu.
" Mbok Darmi kenapa Mbok ada apa jangan teriak - teriak ayo duduk di sini cerita kan apa yang terjadi."
Kata Santo sambil menggandeng tangan Mbok Darmi pembantu di rumah itu dulu.
Kemudian saat itu Mbok Darmi menceritakan bahwa 2 tahun yang lalu Mbok Darmi saat bekerja ikut Santo pernah terpeleset di kamar mandi hingga membuat diri nya menjadi stroke badan nya yang sebelah kiri tidak bisa di gerak kan sama sekali, sudah berobat kemana saja tidak juga kunjung sembuh namun ini tadi kaki Mbok Darmi di sentuh dengan Satrio kemudian bisa bergerak dan tidak stroke lagi.
Sejak saat itu banyak bermunculan prediksi yang pro dan kontra mengenai Satrio anak ajaib dan aneh, image masyarakat semakin bermacam - macam bila yang senang akan memuji dan mengagung kan Tuhan namun bila yang tidak suka banyak hal negatif yang di timbul kan.
Itu lah manusia yang hanya berencana dan menumpuk semua mimpi tanpa menyertakan hasil ekspektasi hingga semua harus sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri bahkan banyak manusia tidak bisa membedakan impian, rencana dan kenyataan.
................
Semoga di novel ini mampu menambah wawasan dan di jadi kan sebuah pembelajaran, lalu bagaimana kah perjalanan hidup Satrio selanjutnya dengan semua kelebihan yang tanpa orang sadari?
Ikuti terus perjalanan hidup Satrio yang penuh rintangan dan teka teki, jangan lupa dukung selalu agar makin semangat author update nya.😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
EsterEka.
hampir sama persis seperti kisah zakius orang pemdek si pemungut cukai, yg ketika bertemu yesus sungguh bahagai.
2022-09-30
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
Merry bilang begitu karena dia gk suka sama Satrio
2022-03-01
1
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
janji maraton ku tepati
2022-02-28
1