Waktu pun terus berjalan Satrio kini bukan lagi anak kecil lagi yang penuh ke luguan namun kini Satrio sudah beranjak dewasa, kini usia nya sudah 15 tahun dan pertumbuhan Satrio semakin besar makin terlihat karakter keras nya meski pun semua sifat brutal nya itu di tutupi dengan dia diam dan sangat jarang bicara.
Karena sikap pendiam nya itu banyak sekali kaum hawa ingin mendapat kan nya saat itu, sebab mereka tidak tau sifat asli Satrio yang keras, pemarah, pendendam dan arogan ke tiga sifat itu terbentuk di saat masa kecil nya yang salah asuhan menjadi kan Satrio seperti itu.
Pagi itu seperti biasa Satrio berangkat ke sekolah nya dengan mengendarai mobil panther terbaru di era itu dan di sekolah itu hanya Satrio murid yang membawa mobil lalu mengapa di izin kan oleh pihak sekolah ???? tempat Satrio ber sekolah tersebut adalah yayasan milik Nenek nya Satrio jadi kepala sekolah dan guru - guru di sekolah tidak bisa bicara banyak mengenai Satrio.
" Tio tunggu main kabur aja ini ketua osis ya."
Panggil ocik sambil berlari mengejar Satrio yang berjalan menuju kantin sekolah nya.
Sudah menjadi watak Satrio bila di panggil kawan atau siapa pun tidak akan menengok meski dia mendengar nya kecuali di depan mata nya baru Satrio menjawab itu pun bila Satrio ingin menjawab, sesampai nya di kantin Satrio membeli susu hangat dengan kuning telor nya 4 butir dan sandwich.
" Wah bener - bener parah kamu Tio sampai sesak dada ku lari ngejar kamu."
Kata Ocik sambil duduk di depan Satrio yang sedang membuka buku fisika sambil menunggu pesanan nya.
" Memang ada apa kamu sampai lari - lari seperti itu memang nya ada yang sangat penting Cik."
Jawab Satrio dengan santai nya sambil memainkan pinsil di tangan kanan nya tanpa memandang ke arah Ocik.
" Kalau tidak penting buat apa aku sampai lari - lari Tio kapan itu kan kamu bilang pada ku kalau kamu suka dengan Yasinta kan nah itu cewek ternyata juga suka sama kamu dan ini aku mau kasih surat dari Dia."
Kata Ocik sambil meletak kan secarik surat dari Yasinta di atas buku paket Fisika nya Satrio.
Saat itu Satrio hanya senyum melihat secarik surat yang berada di hadapan nya namun tidak segera mengambil nya malah Satrio mengambil segelas susu yang di pesan nya lalu meminum nya sedikit kemudian susu itu di siram kan kepada Ocik dan sontak Ocik memerah wajah nya sebab di lihat oleh seisi kantin pagi itu.
" Kamu pikir aku bodoh ya Yasinta setelah kamu leceh kan lalu kamu buang begitu saja dan sekarang kamu berani - berani nya datang ke hadapan ku dengan lagak tidak berdosa mu dasar pecundang."
Kata Satrio sambil menggenggam kra baju seragam Ocik yang sudah basah oleh air susu.
" Ba ... ba ... bagaimana kamu bisa tau semua itu Tio dan hal itu sudah terjadi 1 minggu yang lalu tapi kenapa kamu baru marah pada ku tentang masalah waktu itu."
Jawab Ocik dengan gugup dan takut melihat Satrio yang marah besar pada nya saat itu.
" Aku selama ini diam dan berpura - pura tidak tau sebab aku menunggu kata - kata maaf mu pada Yasinta tapi sampai 1 minggu berlalu kamu makin merajalela mempermainkan perempuan, apakah kamu tidak memiliki Ibu atau saudara perempuan hingga kamu semudah itu mempermainkan perempuan."
Kata Satrio dengan geram namun nada suara nya sangat pelan.
Saat itu datang lah Yasinta baru keluar dari toilet saat itu Yasinta lumayan terkejut melihat kejadian itu dan mencoba melerai nya.
" STOP TIO ... apa kalian tidak malu di tonton banyak orang pagi - pagi sudah berkelahi di kantin."
Kata Yasinta dengan bernada tinggi agar Satrio melepas kan cengkeraman nya.
" Waktu yang tepat kamu datang juga Yas, Laku kan perintah ku bila kamu tidak mau semua sendi - sendi mu aku patah kan pagi ini."
Kata Satrio sambil melempar kan Ocik ke hadapan Yasinta yang berdiri kebingungan melihat ocik yang tersungkur di hadapan nya.
" Ada apa ini Tio."
Kata Yasinta sambil bergantian menatap Satrio dan Ocik.
" Yas aku sudah menodai kamu dan aku minta maaf bila maaf ku belum cukup kamu bisa menghukum ku saat ini juga Yas."
Kata Ocik sambil menangis ketakutan sebab Satrio berdiri di belakang Ocik sambil menikmati sandwich.
Saat itu mata Yasinta terbelalak melihat Ocik yang masih menunduk dan menangis kemudian melihat ke arah Satrio dengan tatapan sebal dan dendam sebab Yasinta merasa di permalu kan di hadapan banyak orang oleh Satrio saat itu.
" Menyebalkan pulang sekolah aku tunggu kamu di lapangan basket."
Kata Yasinta sambil kesal dan berlalu pergi dari hadapan mereka berdua.
Yasinta adalah seorang gadis yang lumayan cantik dan begitu banyak lelaki yang menginginkan namun cara bergaul Yasinta terlalu bebas untuk seusia 15 tahun dan Satrio tidak suka melihat semua hal yang melenceng dari julur rel Tuhan dan bila sampai Satrio melihat nya maka jangan harap lepas dari cengkeraman nya, Satrio berbuat seperti itu agar semua kawan - kawan nya tau bahwa sesungguh nya Yasinta begitu murahan dan tidak memiliki akhlak yang baik, dengan berbekal kecantikan nya Yasinta menggaet siapa pun.
Semenjak kejadian itu Satrio semakin digandrungi kaum hawa yang ingin di jadi kan kekasih nya namun sayang nya Satrio tidak menggubris mereka semua dan bila Satrio berpapasan dengan kawan wanita di sekolah Satrio hanya senyum simpul lalu berlalu.
Di sisi lain ada se gerombol anak sekolah yang tidak suka ke pada sikap Satrio sebab menurut mereka Satrio sangat lah angkuh dan sombong sehingga mereka merencanakan akan menjebak Satrio atas suruan Yasinta.
Jam pelajaran pun di mulai, Satrio pun duduk di bangku no 3 dari depan dengan fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan mata pelajaran fisika, namun dari arah belakang Satrio di lempar kertas oleh golongan nya Andre yang juga tidak menyukai Satrio di kertas itu tertulis bahwa Satrio anak haram, anak pungut dan masih banyak lagi bila Satrio tidak terima di tunggu di lapangan basket.
Saat itu Satrio hanya senyum dengan tenang dan melipat kertas itu lalu memasukkan kedalam saku celana nya, namun dalam hati Satrio sangat bergejolak dengan semua hinaan yang di terima nya, jam pelajaran pun berakhir Satrio segera menuju lapangan basket dan ternyata di situ masih sepi bahkan lampu nya pun masih di mati kan.
Satrio menunggu mereka datang sambil bermain basket sendirian di situ dan kurang lebih 15 menit kemudian datang lah mereka semua.
" Wah ternyata hebat juga anak haram ini main basket nya."
Kata Andre sambil tersenyum dan bertepuk tangan berjalan mendekat kepada Satrio.
" Tidak perlu banyak basa - basi apa yang kalian mau dari ku dan punya masalah apa kalian dengan ku."
Kata Satrio sambil masih melempar bola basket ke ring basket dan selalu masuk.
" Anak yang manis aku suka gaya mu kawan apa kamu sudah lupa tadi pagi di kantin sekolah kamu sudah membuat onar dan mempermalukan kekasih ku Yasinta dan sahabat ku Ocik."
Jawab Andre sambil merangkul pundak Satrio dan saat itu Satrio hanya senyum dan melirik tangan Andre di pundak nya.
" Apakah pantas seorang gadis yang sudah memiliki kekasih melaku kan hal ini pada laki - laki lain."
Kata Satrio sambil menyerah kan surat yang di berikan Ocik tadi pagi ke pada Andre.
" Jangan membuat fitnah kamu anak haram tidak mungkin kekasih ku melaku kan hal ini."
Jawab Andre sambil meremas kertas yang sudah di baca nya dan melempar kan ke samping.
" Sekali lagi kamu kata kan aku anak haram aku patah kan semua sendi - sendi mu."
Kata Satrio sambil memandang tajam ke arah Andre.
" Lalu kamu mau kita panggil pangeran play boy gitu yang lebih tepat anak haram hahahahaha."
Kata Andre sambil ketawa puas sebab sudah meledek dan menghina Satrio saat itu.
Tidak perlu waktu lama Satrio pun menghajar mereka hingga ada yang patah kaki nya, tangan nya patah dan ada juga yang ke dua mata nya berdarah sebab di colok oleh Satrio dan setelah puas Satrio memukuli mereka semua Satrio pun melangkah pergi dari hadapan mereka dan mendatangi ruang kepala sekolah untuk memberi tau ada yang terluka di lapangan basket.
" Selamat sore Bu kepala sekolah saya hanya mau memberi tau bahwa di lapangan basket banyak yang terluka tolong panggil kan ambulance."
Kata Satrio dengan tenang sambil senyum kepada Ibu kepala sekolah.
" Ini pasti ulah mu lagi kan Satrio sebenar nya apa yang terjadi hingga seperti itu Tio dan hampir setiap hari kamu berkelahi ada apa sebenar nya Tio."
Kata Ibu kepala sekolah setelah memerintah kan wakil nya untuk melihat ke lapangan basket.
Saat itu Satrio tidak menjawab satu patah kata pun namun Satrio memberikan kertas yang di lempar pada Satrio waktu jam perjalanan berlangsung, kemudian Ibu kepala sekolah mengambil kertas tersebut dan membaca nya dengan mencoba memahami sikap Satrio yang arogan.
.....................
Menghargai seorang wanita itu penting bahkan sangat penting namun tidak harus dengan ke kerasan bukan ???? namun karena Satrio mendapat kan cinta dan sayang yang salah dari lingkup keluarga nya yang hanya memberi materi, materi dan materi tanpa ada didikan sama sekali akhir nya jadi lah Satrio yang arogan.
Apakah Satrio selama nya seperti itu yang arogan, keras kepala, egois tidak pernah berubah atau kah Tuhan akan mengirim kan seseorang untuk mengarah kan nya???? lalu seperti apa orang yang bisa mengarah kan anak yang broken home dan tidak pernah mengenal kasih sayang dari keluarga yang utuh.
Ikuti terus perjalanan hidup Satrio untuk mengobati rasa penasaran pembaca. 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Jukir *As You* (hiat)
sabar tio, di unggah'ke yo di mudun'ke!
tapi jiwa muda yo kudu ngono sih!
koyo nom2an'ku biyen!
2022-03-13
2
ᶬ⃝𝔣ɴͣᴀͭᴜͪғͣᴀꙷʟͣ💯ᴀᷟ🎯™✇⃟ᴮᴿ
gitu ya kelakuan satrio
2022-02-10
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
tuh ibu kepala sekolah main nuduh j
2022-02-09
1