Matahari pun menyapa dengan hangat, embun pagi masih meninggal kan jejak nya di dedaunan aroma tanah basah pun terbawa oleh hembusan angin hingga menyejukkan sukma, pagi ini mereka bertiga mulai berkemas sebab harus kembali kerumah dengan segala kesan yang masih tersimpan di dalam benak masing - masing dan pengalaman yang pasti nya membuat mereka makin dekat kepada alam.
Saat itu Satrio mulai memikirkan apa yang akan dia jumpai saat perjalanan turun gunung lalu mbak Elly dan mas Gunawan bagaimana nanti saat diri nya tidak di temukan, begitu banyak nya pertanyaan yang ada di dalam hati dan pikiran Satrio sehingga tidak mendengar saat Elly bertanya pada nya.
" Tio apa kamu mau makan mie juga kalau mau aku buat kan sekalian."
Tanya Elly sambil mengambil mie instan di dalam tas ransel nya.
" Sudah buat kan saja dek Tio Dik Elly nanti kalau dia belum sarapan malah masuk angin lagi."
Kata Gunawan sambil membereskan tenda nya.
Saat itu Elly pun memasak mie instan 3 bungkus tidak begitu lama Satrio pun menghampiri Elly kemudian duduk di samping Elly sambil bertanya sesuatu yang membuat Elly lumayan mengernyit kan dahi.
" Mbak Elly kalau aku masuk islam bagaimana."
Tanya Satrio sambil menyodorkan kayu ke dalam perapian di hadapan nya.
" Tio kamu kesambit apa kok tiba - tiba menanyakan hal itu atau apa gara - gara kamu akan mengejar gadis berhijab yang ada di dalam mimpi mu itu."
Kata Elly dengan memandang ke arah Satrio duduk.
" Tidak Mbak aku mau masuk islam bukan gara - gara gadis itu tapi islam lah tiang kehidupan dan hukum dalam kehidupan ini Mbak."
Kata Satrio dengan semangat menjelaskan kepada Elly yang masih tidak percaya dengan apa yang di dengar nya.
" Sudah - sudah ayo kita sarapan dulu masalah kamu mau masuk islam atau bagaimana nanti saja kita bicarakan setelah sampai di rumah ya Dik Tio."
Kata Gunawan yang mencoba menenangkan mereka berdua yang dari nada suara nya mulai bersitegang......
Kemudian mereka bertiga pun sarapan terlebih dahulu sebelum melaku kan perjalanan turun gunung, kurang lebih 1 jam kemudian mereka bertiga pun memulai perjalanan nya turun gunung untuk menuju jalan utama.
Awal perjalanan turun gunung semua seakan baik - baik saja dan tidak ada kendala sedikit pun namun di hati kecil Elly masih saja bertanya - tanya dengan apa maksud Satrio menanyakan masalah itu tadi pada nya dan Elly pun memikirkan kebenaran nya pertanyaan Satrio tersebut apakah hanya iseng atau akan benar di laku kan dengan Satrio dan dari mana Satrio dapat pemikiran seperti itu sungguh di luar dugaan bagi Elly yang sudah mengenal Satrio sejak bayi.
Di seperempat perjalanan mereka tiba - tiba datang lah angin yang cukup besar dan langit pun berubah menjadi gelap tertutup awan yang sangat pekat gemuru petir pun mulai ber saut - saut an menandakan akan turun hujan yang sangat lebat.
" Dik Elly seperti nya kita harus berteduh lebih dahulu sebab hujan mulai turun."
Kata Gunawan sambil menarik lengan Elly yang sedang berjalan di samping Gunawan.
Saat itu Elly hanya mengangguk dan mengikuti langkah Gunawan menuju sebuah gubuk kecil, tiba - tiba di wilayah itu tertutup oleh kabut yang lumayan tebal sehingga jarak pandang mereka sangat lah terbatas, suara hujan yang begitu deras serta petir menambah suasana semakin crepe dan mereka berdua baru menyadari bahwa Satrio tidak bersama mereka saat itu.
" Mas Gun kemana Satrio."
Tanya Elly sambil melihat ke sekeliling tempat mereka berteduh dari hujan badai saat itu.
"Lo bukan nya tadi dek Tio jalan di samping mu dek kok malah menghilang dia."
Kata Gunawan yang terlihat juga ikut panik sebab menyadari Satrio tidak bersama mereka.
Di sisi lain ada Satrio masuk kedalam dimensi lain dan saat itu Satrio lumayan kebingungan juga mencari mbak Elly dan mas Gunawan nya yang ternyata sudah tidak bersama nya.
" Mbak Elly, Mas Gunawan."
Teriak Satrio berulang kali memanggil mereka berdua sambil terus berjalan dengan mencoba melihat kedepan sebab kondisi saat itu kabut yang lumayan tebal.
Namun seperti nya usaha Satrio untuk menemukan mereka berdua sia - sia belaka namun Satrio terus berjalan menyusuri hutan yang di tumbuhi pohon - pohon yang cukup besar - besar.
Hingga Satrio melihat sebuah rumah bambu yang tidak begitu besar, Satrio segera menuju rumah tersebut untuk sekedar berteduh saja awal nya namun ternyata saat Satrio berdiri di depan rumah itu tiba - tiba pintu rumah itu terbuka dan keluar lah 3 orang laki - laki yang di mata Satrio belum pernah melihat nya dan ke 3 laki - laki itu menggunakan baju yang sangat aneh di mata Satrio.
" Assalamualaikum."
Kata ke 3 laki - laki itu bersamaan sambil tersenyum ke arah Satrio.
Saat itu Satrio hanya diam tidak tau harus menjawab apa sebab Satrio bukan lah orang muslim, kemudian mereka bertiga mendekat ke arah Satrio berdiri.
" Kamu Satrio kan."
Kata laki - laki yang berjenggot panjang dan mengenakan surban warna putih sambil tersenyum lembut.
" Iya benar lalu Bapak - Bapak ini siapa dan saya sedang di mana saat ini Pak."
Kata Satrio dengan pandangan masih bingung dengan mereka bertiga.
" Perkenalkan kami bertiga adalah pamomong mu yang akan membimbing mu mengenal islam dan mempelajari semua kitab."
Kata seorang laki - laki yang berdiri di tengah sambil tersenyum damai kepada Satrio.
" Saat ini kamu sedang masuk ke dalam alam kami nak jangan takut ya sebab kami tidak akan menyakiti mu."
Kata laki - laki terakhir yang tubuh nya tidak sekekar kedua laki - laki yang lain.
" Maaf Pak apa saya sudah meninggal lalu siapa nama Bapak - Bapak ini kalau saya boleh tau Pak."
Kata Satrio sambil gemetar menahan dingin yang semakin menusuk ke tulang sumsum.
" Kamu masih hidup anak ku bukti nya kamu bisa merasakan dingin saat ini hingga bergetar tubuh mu."
Kata laki - laki pertama yang ber janggut panjang kepada Satrio.
" Nak perkenalkan nama ku Syeh Samandari, Syeh Mahdi dan Syeh Qori'."
Kata mereka bertiga bergantian menyebut kan nama nya sambil tersenyum ramah kepada Satrio.
" Apakah kalian kah yang di bicarakan oleh Bapa ku berapa hari yang lalu."
Tanya Satrio lagi kepada mereka bertiga yang masih berdiri di hadapan Satrio.
" Benar kami lah yang akan meng islam kan mu dan akan mengajar mu apa itu islam dan akan mempersiap kan mu agar nanti tiba saat nya kamu sudah siap menghadapi lawan - lawan mu nak."
Jawab Syeh Mahdi sambil tersenyum menepuk pundak Satrio yang kelihatan nya masih bingung.
" Mari masuk ke dalam anak ku seperti nya kamu semakin kedinginan."
Kata Syeh Samandari sambil merangkul tubuh Satrio yang gemetar kedinginan.
Di sisi lain Elly dan Gunawan sibuk mencari Satrio bahkan mereka kembali menyusuri jalan setapak menuju perkemahan mereka di mana awal mereka sampai namun hasil nya pun nihil tetap Satrio tidak di temukan hingga Elly pun putus asa dan duduk di sebuah batu sambil menangis.
" Tio kamu kemana sih jangan bercanda deh aku takut kalau kamu hilang aku harus berkata apa dengan Ibu dan mbak Arik."
Kata Elly sambil menangis dan sesekali melihat sekeliling siapa tau diri nya melihat Satrio.
" Dik Satrio."
Teriak Gunawan yang terus berteriak memanggil nama Satrio siapa tau Satrio mendengar teriakan nya.
Namun seperti nya usaha Gunawan pun sia - sia tidak ada tanda - tanda keberadaan Satrio saat itu di mana sehingga mereka berdua duduk di sebuah batu besar sebab merasa kan lelah dan putus asa.
" Mas Gun lebih baik kita sekarang segera meminta bantuan aparat atau warga setempat yang lebih mengetahui wilayah gunung salak ini agar Satrio segera di temukan Mas."
Kata Elly sambil masih menangis sebab dalam pikiran Elly sudah negatif.
" Benar juga Dik Elly ya sudah ayo kita segera turun sebelum malam tiba Dik."
Jawab Gunawan sambil segera bangkit dari duduk nya di ikuti oleh Elly yang masih menangis.
Di sisi lain ada Satrio dan ke 3 Syeh itu sedang menikmati singkong rebus hangat - hangat dan teh tanpa gula sambil mereka berganti - gantian menjelaskan kepada Satrio apa tugas mereka masing - masing dan untuk apa Satrio harus menjadi islam dan untuk apa mereka membimbing Satrio.
................
Dunia ini panggung sandiwara begitu banyak peran yang harus kita peran kan dan semua mahkluk mendapat kan peran sendiri - sendiri, tidak ada satu mahkluk pun di muka bumi ini tidak memiliki peranan nya, maka dari itu mari lah kita semua memerankan peran kita masing - masing agar film kehidupan kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
Lalu peran apakah yang akan di peran kan oleh Satrio apakah Satrio tidak akan berjumpa lagi dengan keluarga nya atau kah Satrio kembali ke pada keluarga nya dengan lupa ingatan.
Ikuti terus perjalanan Satrio agar kita bisa mengambil hikmah di setiap kisah perjalanan hidup sang Satrio, jangan pernah lupa like, komen, vote dan favorite kan agar kalian lah orang pertama yang membaca di saat author update .😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
EsterEka.
peran dan Film terpanjang yg hrs di mainkan ketika sang pemilik segala nya masih mempercayakan nafas hidup Nya kpda pribadi lepas pribadi.
2022-10-02
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
entah apa yg akn trjd dgn khdpn satrio selanjutnya stlh brjumpa dgn3 kyai
2022-02-10
0
Kidung Mesra
jejak disini kakak
2022-01-19
0