Semua yang hidup di muka bumi ini pasti mati, Contoh nya dedaunan yang tumbuh di musim semi dan akan jatuh menguning di musim gugur, Ada juga dedaunan yang masih menempel pada pohon nya menyerap nutrisi dari matahari namun harus berjuang melawan angin yang menerpa nya tergantung kuat tidak nya sebuah akar pohon tersebut.
Begitu juga dengan manusia ada yang memang sudah waktu nya mati dan ada juga yang harus berjuang demi mempertahankan hidup nya dari hembusan ke ego an, Kerakusan dan Ketamakan agar hidup nya tetap berlanjut.
Lalu bagaimana kah kebenaran nya kebenaran nya adalah kita sebagai manusia harus menjalan kan kebenaran apa pun itu resiko nya sebab kebenaran itu lah sebuah jalan penghubung antara kita dan Allah, Dengan kata lain bila kita sudah tidak mau menjalan kan kebenaran maka jauh lah kita dari Allah maka akan berimbas pada rapuh nya sebuah tubuh dan akhir nya maut lah yang kita terima.
.....................
Siang itu Satrio benar - benar di uji kesabaran nya dengan segerombolan laki - laki di kampung itu sehingga ego seorang laki - laki benar - benar terusik, Satrio mencoba meredam segala emosi yang keluar dari hati nya sambil terus tersenyum dan berdzikir meminta bantuan Allah agar hati nya di kuat kan menghadapi mereka.
" Hay Satrio bukti kan kalau kamu bisa mendatang kan hujan tapi bukan hujan air turun kan hujan uang agar kami semua bisa kaya raya hahahahahaha dasar anak sinting kebanyakan menghayal."
Kata salah satu laki - laki itu sambil menertawakan Satrio yang hanya diam melihat ulah mereka.
" Astoufirullahalazim.Kang jangan pernah dzolim kepada Allah Kang Allah bisa melakukan apa pun kalau saya hanya hamba Allah jadi bila akang semua meminta sesuatu minta lah ke pada Allah insyaallah akan Allah hijabah bila niat Akang - Akang bermanfaat untuk mahkluk hidup lain."
Jawab Satrio yang mencoba tenang menghadapi mereka yang makin menjadi.
Namun seperti nya mereka masih saja mengatai Satrio dengan berbagai macam hinaan bahkan hingga melontarkan kata - kata yang tidak pantas sehingga memuncak lah emosi Satrio saat itu.
" YA ALLAH ENGKAU LAH ROB KU ENGKAU LAH HAKIM YANG SANGAT ADIL MAKA BERILAH KEADILAN UNTUK HAMBA MU INI YA ALLAH."
Teriak Satrio sambil memandang langit berteriak sekuat mungkin ke pada Allah.
Di saat itu segerombolan laki - laki itu masih saja menertawakan Satrio sambil jari mereka menunjuk ke arah Satrio yang sedang memuncak emosi nya.
" Hahaha panggil Tuhan mu suruh turun di hadapan ku siapa tau aku bisa jadi kaya raya lalu banyak wanita mengejar ku hahahahahahaha."
Kata laki - laki itu sambil di ikuti gelak tawa kawan - kawan nya.
Seketika awan pun berarak menutupi matahari dan langit pun menjadi hitam pekat dengan kilatan petir yang bersaut - sautan dan angin berhembus sangat kencang pohon beringin di depan mushola itu pun hingga hampir tumbang karena hembusan angin yang begitu kencang.
" Segera bertaubat lah kalian sebelum Allah menunjuk kan murka nya kepada kalian semua."
Kata Satrio dengan tatapan tajam ke arah mereka yang mulai ada yang terjatuh karena angin yang begitu kencang.
" Ayo bos kita pergi dia itu dukun golongan dajjal maka nya dia keluarkan ilmu hitam nya."
Kata salah satu lelaki yang terhuyung - huyung melawan hembusan angin.
" Bilang sama Tuhan mu aku tunggu di rumah ya hahahaha dasar anak sinting anak haram cccuuuuiiiiiiii."
Kata laki - laki yang berbadan kekar yang sedari tadi menghina Satrio.
Tiba - tiba petir pun menyambar laki - laki itu dan membakar seluruh tubuh nya hingga mati, saat itu semua kawan lelaki itu berhamburan ketakutan menyaksikan hal itu sungguh mengerikan.
Sedang kan Satrio beranjak pergi masuk ke dalam mushola untuk memukul bedug menandakan masuk nya waktu shalat dhuhur setelah memukul bedug Satrio pun melantunkan adzan di mushola itu, sesaat kemudian mulai lah berdatangan warga menuju mushola tersebut.
Warga pun sungguh terkejut melihat sosok laki - laki yang meninggal dengan kondisi mengenaskan di depan mushola namun mereka menjalan kan sholat terlebih dahulu baru mengurus jasad laki - laki tersebut yang mati terkena sambaran petir dan ternyata laki - laki itu adalah preman pembuat onar di kampung tersebut dan sudah banyak korban nya.
Setelah mengurus jenasah itu Satrio pun berjalan menuju rumah nya tanpa berfikir macam - macam dan lagi - lagi Satrio mendapat kata - kata yang sangat kasar dan fitnaan dari keluarga nya sendiri bahkan kata - kata itu yang melontarkan Ibu kandung Satrio.
" Satrio dari mana kamu."
Kata Arik sambil tumpang tangan berdiri di depan pintu.
" Dari mushola Mbak Arik bagaimana kondisi Nenek Mbak apa sudah membaik."
Tanya Satrio ke pada mbak Arik yang sebenar nya Ibu kandung nya.
" Kamu ingat kan apa kata ku sebelum aku ke rumah sakit Sat bila sampai ada apa - apa dengan Ibu ku jangan harap kamu masih bisa tinggal di rumah ini."
Kata Arik sambil menghapus air mata nya dan mencoba kuat di hadapan Satrio.
" Maksud nya Mbak Arik ada apa dengan Nenek Mbak."
Tanya Satrio sambil bingung melihat expresi Arik yang menangis.
" Ibu ku meninggal gara - gara kamu dasar anak sialan sejak dulu kamu sudah mendatang kan malapetaka dalam kehidupan ku oh Tuhan kenapa tidak sejak dulu membunuh mu sungguh sial aku memiliki anak seperti mu ingat ya aku selalu melaku kan apa yang sudah aku ucapkan jadi sekarang juga kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi."
Kata Arik sambil menangis dan mengusir Satrio dari hadapan nya.
" Baik Mbak Arik bila memang itu membuat Mbak Arik tenang saya akan pergi dari rumah ini tapi ijin kan saya melihat jenah Nenek untuk terakhir kali nya."
Kata Satrio yang merasakan sesak di dada nya mendengar berita bahwa Nenek ke sayang an nya telah meninggal dunia.
" Tidak ada sekarang juga kamu pergi dari hadapan ku jangan pernah kamu injak kan lagi kaki mu di rumah ini."
Kata Arik dengan nada marah dan masih menangis.
Tidak begitu lama datang lah ambulance membawa jenasah nenek nya Satrio dan beberapa warga kampung pun mulai berdatangan dan suasana duka begitu terasa di tambah lagi dengan suasana alam pun yang hujan gerimis semakin pekat hawa kesedihan.
" Inalillahi wa' inalillahirojiun Nek semoga Nenek tenang di sisi Allah dan aku cucu mu akan terus berjuang menegak kan kebenaran yang selalu Nenek ajar kan."
Kata Satrio sambil meneteskan air mata nya lalu beranjak pergi menuju pemakaman untuk membantu penggali kuburan.
Sungguh berat kita mengalah kan ego diri kita sendiri dengan bersikap selalu mengalah dalam segala hal sebab perang yang sesungguhnya adalah memerangi hawa nafsu keinginan yang berada dalam diri kita masing - masing sebab itu lah musuh terbesar dalam diri kita.
Lalu apakah Satrio mampu hidup sendiri di luar sana dan akan tinggal di mana kah Satrio nanti bagaimana Satrio akan mencukupi kebutuhan sehari - hari nya sedang kan Satrio masih bersekolah, apakah Satrio akan putus sekolah atau kah Satrio akan berjuang demi kelangsungan hidup nya yang pasti nya tidak mudah di jalani sebatang kara di luar sana.
Dukung terus author agar rajin update nya jangan lupa tinggal kan like, komen dan favorit agar kalian lah pembaca pertama saat author update bab selanjut nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mat Grobak
semangat satrio
2022-05-10
1
Jukir *As You* (hiat)
Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan!
sabar bro tetap amar ma'ruf nahi mungkar!
2022-03-13
2
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
ini bukan salah satrio tp ini sudah takdir nenek meninggal
2022-02-22
0