Pagi itu Elly, Satrio dan Gunawan sudah bersiap - siap untuk menuju gunung salak yang letak nya di daerah Sukabumi jawa barat sedang kan saat ini posisi mereka berada di jawa timur, membutuhkan waktu sekitar satu hari satu malam hingga mencapai tujuan.
Gunawan adalah laki - laki yang akan di jodoh kan dengan Elly yang menurut Ibu nya keluarga mereka sederajat dan satu kasta tanpa memikirkan bagaimana perasaan Elly, begitulah pola pikir orang jaman dulu semua sesuai keinginan orang tua dan bila anak memiliki pendapat sendiri di kata kan bahwa anak durhaka yang melawan keinginan orang tua.
Ok reader kita kembali lagi ke perjalanan Satrio, Elly dan Gunawan, mereka naik kereta untuk menuju Jakarta dan setiba nya di stasiun Gambir mereka melanjutkan perjalanan lagi menuju stasiun parung kuda Sukabumi jawa barat dan akhir nya mereka bertiga sampai juga di stasiun parung kuda saat itu jam menunjuk kan pukul 19.30 malam dan pasti nya mereka tidak mungkin memaksakan untuk melanjutkan perjalanan pendakian di gunung salak tersebut sebab mereka tidak tau sama sekali rute gunung salak seperti apa.
" Dik Elly sebaik nya kita mencari losmen atau hotel terlebih dahulu sebab waktu sudah malam dan tidak mungkin kita lanjut kan perjalanan malam ini juga."
Kata Gunawan sambil membuka botol air mineral yang baru saja di beli nya di warung rokok pinggir jalan.
" Tio bagaimana menurut mu dan pasti nya kita semua lelah perjalanan yang lumayan jauh."
Kata Elly sambil melihat ke Gunawan dan Satrio bergantian.
" Ok kalau begitu kita istirahat dahulu malam ini dan besok pagi kita lanjut kan pendakian ke gunung salak ini lalu kita tidur di mana mbak?"
Kata Satrio sambil melihat sekeliling nya untuk mencari hotel atau losmen terdekat.
" Pos kamling dari tadi kita juga nyari losmen Satrio bawel."
Kata Elly sambil berjalan menuju tukang ojek yang sedang duduk di pankalan menunggu penumpang.
" Selamat malam Pak maaf mau tanya di daerah sini ada losmen atau hotel terdekat tidak Pak?"
Tanya Elly sambil memegangi tas ransel berisi keperluan kemping.
" Wah kalau di daerah sini tidak ada Neng tapi kalau agak naik ke atas pas di bawah kaki gunung salak ada vila di sana Neng."
Jawab bapak - bapak itu sambil tangan nya menunjuk ke arah kiri nya.
" Maaf apa Bapak bisa mengantar kami ke sana Pak sebab kami ke malam an untuk melanjutkan pendakian saat ini."
Kata Gunawan yang berdiri di sebelah kanan Elly.
" Berdua saja ini Jang ( sebutan laki - laki dalam bahasa sunda ) atau masih ada lagi teman nya Jang."
Tanya Bapak itu sambil melihat Elly dengan pandangan yang sedikit binal dan Elly pun merasa tidak nyaman.
" Tidak Pak kami bertiga dengan adik kami."
Jawab Gunawan sambil menoleh ke arah Satrio namun Satrio sudah tidak ada di tempat semula.
" Oh begitu ya sudah mari siapa yang mau saya antar duluan ujang nya apa neng nya duluan."
Kata Bapak itu sambil menyalakan sepeda motor nya.
Sedang kan Gunawan masih bingung kemana Satrio pergi nya hingga membuat Elly dan Gunawan kebingungan mencari kemana Satrio pergi nya dan kenapa tanpa memberi tau, sebab mereka pendatang baru di situ pasti nya tidak tau betul bagaimana kondisi di situ.
" Maaf Pak sebentar saya panggil adik saya."
Kata Elly sambil berlari menyeberangi jalan sebab melihat Satrio yang sibuk memperhatikan sebuah patung besar di sebuah alun - alun.
" Tio kamu sedang apa sih di sini malah ngobrol sama patung sudah ayo buruan itu kasian Bapak nya nungguin."
Kata Elly sambil menggandeng tangan Satrio berjalan menuju Gunawan dan Bapak - Bapak tukang ojek.
Dengan waktu yang bersamaan Elly juga melihat Satrio yang sedang berbincang - bincang dengan Gunawan di seberang jalan, saat itu Elly mulai bingung lalu siapa yang di gandeng Elly saat itu.
" Dik Tio dari mana saja kok tiba - tiba datang dari arah sana bikin saya dan mbak Elly mu khawatir aja kamu itu dek."
Kata Gunawan sambil senyum dan menepuk pundak Satrio.
" Maaf Mas itu tadi saya kebelet pipis sudah tidak bisa tahan maka nya saya lari ke spbu lalu mbak Elly kemana Mas."
Kata Satrio sambil membetulkan sabuk di celana nya.
" Itu mbak mu dek lo ngapain itu dek Elly berdiri disitu dengan aneh dan bawa - bawa batang pohon apa itu."
Kata Gunawan sambil melihat aneh ke arah Elly yang berdiri di seberang jalan.
Saat itu Elly merasa tidak percaya dengan yang di lihat nya hingga jatuh pingsan lah Elly dan saat itu tiba - tiba ada seorang kakek - kakek yang menghampiri mereka lalu mengajak nya ke rumah kakek tersebut untuk bermalam di situ sebab hujan pun turun sangat deras malam itu.
" Adek - adek ini sebenar nya dari mana dan akan kemana kalau boleh saya tau."
Kata kakek itu sambil duduk di hadapan mereka dan melinting tembakau di hadapan nya.
Saat itu Gunawan menjelaskan bahwa mereka dari Jawa Timur dan ingin naik gunung salak namun rupa nya ke malaman jadi mereka memutus kan besok pagi - pagi baru melanjutkan perjalanan mendaki gunung salah.
Kakek itu hanya terdiam dan sesekali tersenyum melihat mereka bertiga yang masih lugu dan polos bahkan mereka tidak tau bahwa itu tadi yang di lihat mereka mahkluk astral semua tapi maklum lah mereka orang kota mana percaya dengan hal seperti itu.
Malam itu berjalan begitu cepat dengan ditemani udara yang sangat dingin hingga menusuk tulang rasa nya, pagi pun telah tiba dan mereka semua sudah terbangun dan bersiap - siap melanjutkan perjalanan menuju gunung salak dengan di antar kakek hingga sampai tepat kaki gunung dan mereka bertiga mengucap kan banyak terimakasih kepada sang kakek yang baik hati.
Akhir nya mereka bertiga bisa sampai ke tempat yang di tuju dengan berbagai rintangan yang mampu mereka hadapi dan mereka memutus kan mendirikan tenda dekat dengan air terjun dan aliran sungai untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
Setelah mereka bertiga mendirikan tenda mereka berbagi tugas Gunawan mencari kayu, Elly memasak nasi dan Satrio mengambil air untuk minum dan memasak, setelah mengambil air Satrio duduk di sebuah batu besar sambil melihat air terjun dan melihat air yang mengalir di sungai lumayan deras arus nya, tiba - tiba Satrio mendengar suara yang tidak asing di telinga nya meski sudah 10 tahun tidak mendengar nya namun Satrio masih sangat mengenal suara tersebut.
" Ternyata sudah besar anak kesayangan Ku."
Kata sosok yang suka di panggil Bapa dengan Satrio.
" Bapa kemana saja selama ini aku sangat merindu kan engkau Bapa."
Kata Satrio sambil memeluk erat sosok tersebut yang tiba - tiba sudah duduk di samping Satrio sambil tersenyum.
" Aku selalu bersama mu nak hanya saja kamu tidak melihat ku sebab kamu telah di buta kan oleh keindahan duniawi yang hanya sementara."
Jawab nya sambil melihat ke arah Satrio yang merasa kesedihan di hati nya.
" Iya Bapa ternyata semua ke indah an dan kemewahan itu tidak bisa mengisi kekosongan hati ku di saat Bapa tidak hadir di setiap saat."
Kata Satrio sambil menunduk sedih hingga air mata nya menetes di pipi nya merasakan kerinduan yang teramat sangat menyiksa.
" Aku tau kerinduan mu pada ku anak kesayangan ku dan saat ini kamu sudah dewasa saat nya kamu memilih dan menentukan jalan hidup mu sendiri anak ku."
Kata nya sambil memegang lengan Satrio yang masih rindu pada sosok tersebut..
" Apa yang harus aku pilih Bapa."
Tanya Satrio sambil memandang ke arah sosok tersebut.
" Ingat - ingat lah apa yang sudah terjadi dalam hidup mu selama 10 tahun terakhir ini dan bagaimana perasaan mu lalu banding kan saat 2 tahun kamu mengenal ku sebagai Bapa mu anak ku."
Kata sosok tersebut sambil melihat ke arah Satrio yang mencoba mengingat dan membandingkan semua nya.
Saat itu Satrio memaksa ingatan nya untuk kembali ke kejadian kurang lebih 12 tahun yang lalu lalu Satrio pun membandingkan semua apa yang di rasakan dan beberapa saat kemudian sosok tersebut mengatakan kepada Satrio yang masih berfikir.
" Aku tidak menyuruh mu menjawab saat ini juga anak ku tapi pertimbangkan terlebih dahulu."
Kata sosok tersebut dan tiba - tiba menghilang entah kemana dan saat itu Satrio sempat berteriak memanggil nya.
" BAPA ... BAPA ... BAPA ... kemana engkau pergi."
Teriak Satrio sambil berdiri di atas batu besar menghadap ke arah air terjun yang begitu deras.
Karena begitu deras nya air terjun itu hingga Elly dan Gunawan pun tidak mendengar dengan jelas apa yang di teriak kan Satrio saat itu.
.............
Itulah kehidupan kita selalu di hadap kan pada 2 pilihan yang lumayan sulit pasti nya sebab sudah menjadi kodrat nya manusia menginginkan segala nya namun yang pasti hanya satu yang wajib kita pilih dalam kehidupan ini dengan segala resiko yang harus kita hadapi nanti nya.
Maka dari itu bila kita di hadap kan pada sebuah masalah cari lah resiko terkecil dan pilih lah jalan yang tidak merugi kan bagi mahkluk di sekitar kita.
Lalu bagaimana dengan Satrio kira - kira kehidupan seperti apa yang akan dia pilih dan akan tepat kah pilihan Satrio atau bahkan pilihan Satrio akan salah hingga membuat banyak mahkluk lain menderita.
................
Reader maaf ya baru update sebab author lumayan sibuk berapa hari ini jadi sekarang lah baru sempat update sekali mohon maaf reader setia ku.😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
kira2siapa y sosok bapak yg dpnggl satrio
2022-02-10
0
EsterEka.
👍👍👍👍👍
2021-12-29
0
(✿ ♡‿♡)Yatun~Borsel 💞ιиɑ͜͡✦
mampir lagi abah
2021-12-16
0