Anak adalah suatu amanah dalam kehidupan ini yang harus di jaga, di rawat, di sayangi dan di bahagia kan, sering kali sebagai orang tua memberikan banyak ke bahagiaan dan kenyamanan untuk anak - anak nya lalu apakah kebahagiaan itu datang dengan sendiri nya tanpa kerja keras sekali lagi tidak sebenar nya kebahagiaan itu datang dari usaha, kerja keras dan penderitaan maka akan menghasilkan kebahagiaan itu sendiri lalu bagaimana orang tua yang selalu memberikan kebahagiaan pada anak - anak nya dengan kata lain melarang merasa kan penderitaan jawab nya maka orang tua itu sendiri yang menutup pintu kebahagiaan untuk anak - anak nya.
Anak adalah cerminan dari orang tua itu sendiri maka bila orang tua nya menyuguhkan tindakan yang arogan maka anak itu pun akan menjadi karakter arogan nanti nya dan jika orang tua menyuguhkan tindakan yang baik maka anak itu pun akan memiliki karakter yang baik juga lalu bukan nya karakter itu sama dengan watak dan watak tidak bisa di rubah tepat sekali karakter atau watak memang tidak bisa di rubah tetapi karakter bisa di tumbuh kan sejak dini, begitu banyak orang tua mengkhawatirkan masa depan anak nya nanti jadi apa namun mereka tidak memikirkan juga bagaimana karakter anak nya sebab bila karakter anak yang baik tidak perlu di khawatirkan masa depan nya.
Lalu bagaimana dengan karakter dan masa depan Satrio yang sedari lahir tidak mengenal Bapak dan ibu nya bisa di bilang terlahir di keluarga yang broken home apakah karakter dan masa depan Satrio akan baik - baik saja atau malah sebaliknya mari kita ikuti perjalanan hidup Satrio.
Setelah kejadian itu dan mereka ber empat Nenek nya Satrio, Arik, Elly dan Satrio pun mohon pamit kepada Santo untuk kembali pulang ke rumah nya, selama perjalanan pulang Satrio sering memperlihatkan banyak ke aneh an namun mereka tidak menyadari semua itu dan menganggap suatu kebetulan saja.
" Pak Jarwo semoga saja nanti kita di jalan tidak ketemu macet ya."
Kata Nenek nya Satrio sambil membetulkan baju kebayanya.
" Memang Ibu hari ini ada acara apa Bu kok seperti nya ada janjian."
Tanya Arik yang duduk di bangku tepat di belakang Pak Jarwo sopir pribadi Nenek nya Satrio.
" Itu lo Rik Ibu ada janji sama tukang buat taman di belakang, rencana nya Ibu mau buat kolam ikan buat Satrio sebab Satrio sudah lama minta tapi belum sempat Ibu turuti."
Jawab Nenek nya Satrio sambil pandangan nya lurus kedepan memperhatikan jalanan yang mulai ramai pagi itu.
" Asikkkk Nenek mau buat kan aku kolam ikan Mbak Elly nanti kita isi apa ya kolam ikan nya."
Kata Satrio sambil tersenyum lebar sebab bahagia akhir nya Nenek nya membuat kan kolam ikan untuk nya.
" Ya isi nya ikan lah Tio masak kolam ikan isi nya donat, bala - bala, pisang goreng itu nama nya penggorengan bukan kolam ikan."
Jawab Elly sambil ketawa dan memeluk Satrio sambil mencium pipi Satrio.
" Iya Mbak Elly maksud ku nanti kita isi ikan jenis apa ya."
Kata Satrio sambil mencoba menjelaskan maksud nya kemudian berlagak berfikir sambil jari telunjuk nya di gerak - gerak kan di pipi kanan nya.
Saat itu seisi mobil tertawa melihat ulah Satrio dan Elly yang tiada hari tanpa adu argumentasi namun bila mereka saling jauh pun saling merindukan satu dengan yang lain, saat itu setiap akan mendekati lampu merah pasti lampu nya berubah menjadi hijau hingga mobil yang mereka tumpangi tidak pernah berhenti terlalu lama begitu juga saat tempat yang biasa nya macet pun saat itu berjalan normal padahal bukan hari libur.
Semenjak kejadian Satrio mati suri Arik lebih perhatian kepada Satrio meski masih saja Arik jaga jarak hampir bisa di hitung dengan jari Arik mengajak bicara Satrio namun kasih sayang Arik kepada Satrio di tunjuk kan melalui materi, sejak saat itu hampir tiap hari Satrio mendapat kan mainan baru, baju baru, jaket baru dan sepatu baru dan pasti nya semua itu berharga mahal dan bermerek yang belum tentu kawan - kawan Satrio memiliki nya di jaman itu.
Kurang lebih 2 jam perjalanan di tempuh sebab tidak menemui hambatan sama sekali selama perjalanan, setiba nya di rumah seperti biasa Satrio dan Elly segera berlari menuju ruang keluarga untuk menonton film favorit mereka sikomo.
" Pak Jarwo nanti kalau ada Pak Amin datang suruh tunggu sebentar ya saya mau mandi dan ganti baju sebentar."
Kata Nenek nya Satrio sambil berjalan masuk ke dalam rumah sambil di ikuti Arik di belakang nya.
" Injeh (iya) Bu sepuh nanti saya sampaikan."
Jawab Pak Jarwo sambil menundukkan kepala sampai Nenek nya Satrio berlalu dari hadapan nya.
Begitulah etika tata krama dalam adat jawa harus tetap sopan ke pada atasan atau pun orang yang di tua kan yang di zaman moderen ini semua itu sudah terkikis tergantikan adat ke barat - baratan dan melupakan adat tanah kelahiran nya sendiri hanya agar mendapat predikat anak gaul.
Setelah Arik masuk ke kamar nya lalu merebahkan badan nya di kasur sambil melihat langit - langit kamar nya dan mencoba mengingat semua yang telah terjadi kemarin dan mencoba menerka - nerka apa yang sebenar nya terjadi pada Satrio putra semata wayang nya dan tanpa terasa air mata Arik menetes di pipi nya dan sesekali Arik memejam kan mata.
Kurang lebih 30 menit kemudian Pak Amin dan beberapa tukang nya datang dan dipersilakan duduk oleh Pak Jarwo sebab Nenek nya Satrio sedang mandi, setelah itu Pak Jarwo ke dapur untuk memberi tau mbak Rahayu agar membuat kan minum para tamu, saat itu terjadi perbincangan antara Mbah Dipo, Kang Jarwo dan Mbak Rahayu di dapur.
" Wo kemaren kamu antar kan Bu sepuh ke rumah nya dhoro Santu bagaimana dan dhen Satrio sakit apa Wo."
Tanya Mbah Dipo sambil menunduk mengambil parang untuk memotong pepohonan yang sudah lebat daun nya.
" Iya benar Kang Jarwo gimana cerita nya kita berdua kan juga ingin tau lalu apa dhen Satrio sudah sembuh sekarang Kang."
Tanya Mbak Rahayu dengan wajah yang penasaran sambil tangan nya memegang teko berisi air.
Kemudian Kang Jarwo pun menceritakan dengan detail apa saja yang terjadi selama di sana hingga kembali menuju pulang, saat itu Pak Dipo dan mbak Rahayu merasakan merinding saat mendengar kan cerita pak Jarwo yang begitu bersemangat, lalu Pak Dipo pun menceritakan sering nya melihat Satrio bertingkah aneh begitu pun mbak Rahayu namun mereka tidak berani mengatakan kepada nenek nya Satrio.
" Benar Wo aku juga pernah memergoki dhen Satrio sedang bicara sendiri di ayunan taman belakang lalu dhen Satrio sesekali menengok ke belakang seperti nya ada orang yang sedang mendorong ayunan itu padahal aku lihat tidak ada siapa - siapa."
kata Mbah Dipo menceritakan kejadian yang di pandang nya aneh dan tidak masuk akal bagi manusia umum nya.
" Walah Mbah Dipo saya juga sering kalau melihat dhen Satrio seperti itu di ayunan kapan itu malah sempat saya lihat dhen Satrio mainan lempar karet sama cicak awal nya saya berfikir dhen Satrio mainan sama dhoro ayu Elly ehhhh waktu saya dekati tau nya dhen Satrio mainan sama cicak."
Kata Mbak Rahayu yang juga menceritakan kisah nya melihat Satrio berprilaku aneh dan tidak sewajarnya umum nya anak kecil usia 5 tahun.
Tiba - tiba mereka bertiga merasakan bulu kuduk nya berdiri dan mereka bertiga melihat sekeliling nya masing - masing lalu berhamburan lah mereka bertiga karena ketakutan dan merasa aneh di rumah itu.
Sedang kan di ruang keluarga sudah ada Arik, Elly dan Satrio yang sedang menonton tv dan Satrio melihat ada anak kecil sedang bermain sepeda saat itu Satrio langsung meminta belikan ke pada Arik.
" Bu Arik aku belikan sepeda seperti itu bagus biar aku bisa main sepeda di belakang sama Mbah Dipo."
Kata Satrio tanpa menoleh ke arah Arik sedang kan awal nya Satrio tidak tau bahwa Arik sudah duduk di kursi belakang nya.
" Kayak bisa aja naik sepeda yang ada kamu jatuh nangis deh kan kamu anak cengeng weeeekkkkk."
Kata Elly sambil meledek Satrio yang duduk di samping nya dan berharap Satrio menangis.
Saat itu Arik melihat mereka berdua sambil senyum lalu berdiri mendekati telepon rumah yang berada tidak begitu jauh dari tv.
" El dimana ya buku telefon yang biasa nya di sini kok tidak ada ya."
Kata Arik sambil membuka - buka majalah di meja telepon.
" Di pindah mungkin Mbak sama Mbak Rahayu kalau tidak di bawa Ibu ke depan Mbak."
Jawab Elly sambil masih menggoda Satrio agar menangis dan marah sebab bagi Elly saat melihat Satrio menangis dan marah itu hal yang paling lucu.
Kemudian Arik pun tanpa banyak bicara segera pergi dan mengambil kunci mobil untuk keluar membeli sepeda kecil untuk Satrio dan tidak hanya sepeda kecil yang Arik belikan namun beserta pelindung tangan dan helm nya agar bila nanti Satrio terjatuh tidak sampai terluka parah.
Menyayangi seorang anak dan membahagiakan itu harus namun harus seimbang dengan didikan agar menjadi kan anak tersebut bisa menghargai apa pun milik nya dan bisa menghargai orang lain, jadi di situ lah penting nya mendidik anak membangun sebuah karakter yang bertanggung jawab atas diri nya sendiri.
.................
Lalu bagaimana kah nanti tumbuh nya karakter Satrio yang terlalu dimanjakan oleh Nenek nya dan Ibu kandung nya apakah Satrio mampu memiliki karakter yang bertanggung jawab dan menghargai orang lain?
Ikuti terus perjalanan Satrio agar mampu mengobati rasa penasaran pembaca.😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mat Grobak
bakat alam satrio
2022-05-07
1
Jukir *As You* (hiat)
si komo?
jd inget lagu macet lg macet lg gara2 si komo lewat!
wkwkwk
2022-03-13
2
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
gelagat aneh Satrio mulai keliatan ,orang2 jadi pada takut
2022-03-05
1