Saat mereka masih asik berdebat, di tangga muncul seorang gadis cantik bertubuh tinggi semampai, berkulit putih cerah, berambut hitam lurus.
Dia memakai dress diatas lutut berwarna pink yang melekat ketat di tubuh tingginya.
Benar2 cantik seperti model profesional.
Gadis cantik itu tersenyum manis menghampiri Agam dan Mayra. Kemudian begitu sampai dia langsung merangkul Agam dan memeluknya erat.
"Apa kabar kak Agam sayang yang ganteng.?"
Ucap gadis itu masih memeluk erat tubuh Agam yang tampak sedikit kikuk dan tak enak, karena Mayra memperhatikan mereka dari tadi.
"Aku baik Manda..kau sendiri bagaimana, kapan pulang dari Paris?"
Sahut Agam, dan merekapun saling melepaskan rangkulan nya.
"Aku juga baik..baru dua hari yang lalu aku kembali."
Ujar gadis itu, senyum manis tak henti tersungging di bibir indahnya.
Dia berpaling pada Mayra, kemudian melirik lagi pada Agam, lalu tersenyum penuh arti.
"Siapa dia kak ? Pintar juga ya kamu cari pendamping, benar2 luar biasa.!"
Tanya gadis itu di selingi pujian tulus untuk Mayra.
"Hahaa..iya, kenalkan ini sekretaris ku..nona Almayra. Dan May.. kenalkan dia Amanda sepupu ku..!"
Agam memperkenalkan Mayra pada gadis itu yang bernama Amanda, yang ternyata sepupunya.
"Hai.. Mayra..senang bertemu dengan anda..!"
"Haha..hai juga.. Amanda..panggil saja aku Manda, jangan sungkan begitu.."
Sambut Manda ramah. Keduanya berjabat tangan akrab.
"Apa..benar dia hanya sekretaris mu kak?"
Manda mengerlingkan matanya jahil. Agam tersenyum penuh arti, sementara Mayra tertunduk tersipu.
Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana terhadap orang-orang, karena statusnya yang kini sudah bersuami, namun dia juga tidak bisa mengatakannya.
"Sudahlah..aku tidak punya banyak waktu, aku kesini mau mencari gaun pesta yang cocok buat Mayra.!"
Manda tampak melihat intens kearah Mayra.
"Okee..tentu saja, ayoo May..ikuti aku..!"
Sambutnya sambil kemudian menarik tangan Mayra masuk kedalam sebuah ruangan.
Di sana ternyata terdapat baju2 gamis dengan berbagai warna dan model yang berbeda.
Semuanya tampak indah dan elegan.
Mayra terlihat enggan untuk memilih, dia merasa sedikit sungkan untuk memakai baju2 indah itu.
"Ini bagus May, cocok untukmu.! And..yang ini juga bagus..!"
Manda membawakan beberapa gaun untuk di coba oleh Mayra di dalam fitting room.
"Ayo coba May, aku yakin semuanya akan cocok di tubuh kamu, secara kamu cantik banget kaya gini.."
Ucap Manda seraya menggiring Mayra masuk kedalam ruang ganti.
Mau tidak mau akhirnya Mayra nurut juga.
Dia mencoba beberapa gaun yang disiapkan oleh Manda.
******
Hari ini Mayra bisa pulang sesuai jam kerja seperti biasanya.
Dia menghubungi Silvia untuk pulang bareng.
Dan kini mereka sudah berada di sebuah mall untuk sekedar jalan2 sore menghilangkan penat.
Sudah cukup lama mereka tidak jalan bersama karena kesibukan Mayra dan berbagai hal yang menimpanya.
Mereka berdua tampak bahagia, bisa tertawa lepas dan bercanda sesuka hati.
Untuk sejenak Mayra dapat melupakan masalah yang tengah menimpanya.
Setelah melaksanakan sholat Maghrib, mereka memutuskan untuk mengisi perut di sebuah kafe yang lumayan rame.
Keduanya kini tengah duduk menikmati makanan yang dipesannya.
"Sil..ada yang ingin aku beritahukan sama kamu."
Ucap Mayra pelan dan tampak ragu .
Silvia menatap wajah Mayra sambil terus menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Apa itu May..bilang aja..?!"
Tanya Silvia penasaran. Matanya kembali tertuju ke wajah Mayra.
"Tapi kamu janji, ini hanya sampai di kamu saja, aku tidak ingin ada orang lain lagi yang tahu.!"
Silvia menautkan alisnya.
"Heumm baiklah, aku janji.!"
Ucapnya sambil mengangkat tangan.
"Aku..aku sebenarnya sudah menikah..!"
"Apa..???"
Silvia menyemburkan makanan dari mulut nya. Tapi cepat2 di lap nya pake tisu yang ada di atas meja.
Mayra menatap Silvi kesal.
"Kau bercanda kan May, bagaimana bisa.?"
Tanya Silvia tak yakin, dia menatap tajam wajah Mayra.
Mayra menggeleng lemah.
"Aku tidak bercanda Sil, ayah memilihkan laki2 untukku dan memintaku menikah dengannya.."
"Dan kamu setuju?"
"Aku tidak punya pilihan Sil.."
"Kau gila May..!! mengapa kamu korbankan perasaan mu untuk hal konyol seperti ini.!"
Mayra terdiam, memejamkan mata, mencoba menahan desakan air mata yang memaksanya ingin keluar.
Tapi dia tidak ingin menangis lagi untuk saat ini, sudah cukup rasanya dia menangisi semua ini.
"Bagaimana dengan perasaan mu pada pak Agam May..?"
Kembali ucap Silvia. Mayra menggeleng lemah.
"Aku harus mengubur nya Sil, mau tidak mau.!
Ini yang harus aku lakukan sekarang..!"
Ucap Mayra pelan.
"Siapa laki-laki yang ayahmu pilihkan itu May?
Apa dia cukup layak untuk kamu, aku tidak rela kalau laki2 itu tidak istimewa..!"
Mayra tersenyum getir, bayangan wajah angkuh Dirga melintas dalam ingatannya.
"Entahlah..aku butuh waktu untuk mengenalnya lebih jauh..!"
Desah Mayra. Silvia masih menatap Mayra tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
*****
Mayra sampai ke apartemen nya sekitar jam 8 malam.
Seperti biasa Tina menyambutnya dan menawarkan makan malam.
Dan Mayra pun menolak dengan halus.
Dia segera melangkah masuk ke dalam kamarnya karena ingin cepat2 membersihkan tubuhnya yang serasa sudah sangat lengket.
Setelah sekitar setengah jam berada di kamar mandi, akhirnya Mayra keluar dan segera berpakaian.
Dia memakai piyama berbahan lembut dengan tali di pinggang nya. Terlihat santai namun tetap cantik dan mempesona.
Mayra duduk di kursi meja rias dan mengeringkan rambutnya yang masih sedikit basah.
Sedang asik mengeringkan rambutnya, tiba2 ponselnya berdering.
Nomor yang tidak di kenal yang semalam menghubunginya kembali muncul di layar.
Dengan ragu Mayra menggeser tombol hijau, entah kenapa dia ingin sekali mendengar suara laki2 yang sering membuatnya jengkel tersebut.
"Assalamualaikum.."
" Kemana aja.? lama sekali ngangkatnya?"
Sambar suara di sebrang sana terdengar keras.
*Isshh...orang ini belom apa2 udah marah2 aja.!*
Gumam Mayra dalam hati, kesal dengan respon Dirga.
"Ini juga langsung diangkat tuan..apa kau tidak bisa sabar sebentar saja.."
"Jangan banyak alasan..! Aku tahu kamu tidak ingin menjawab telpon dariku kan?!"
"Ya Tuhan..jadi orang gak usah berpikiran jelek dulu kenapa tuan..? Ada apa memangnya meneleponku?"
"Kamu tidak suka aku hubungi ?!"
"Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam, apa anda tidak ingin istirahat.!?"
"Aku lembur..!"
"Sampai selarut ini..??"
"Apa pedulimu..!"
Mayra sudah benar-benar kesal mendengar ocehan Dirga. Mau apa sebenarnya orang ini.
Menghubungi nya malam2 hanya untuk berbicara yang tidak penting, keterlaluan. !!
"Yasudah tuan..selamat bekerja.!
Assalamualaikum..!"
Mayra menutup telponnya geram.
Dasar orang aneh..!!
Ponselnya berdering lagi, tapi Mayra mengacuhkannya. Setelah berhenti beberapa saat ponselnya kembali berdering, Mayra sudah habis kesabaran, dia segera mematikan ponselnya.
Kemudian tersenyum puas.
Setelah itu dia beranjak naik ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya dan segera berdoa.
Tidak lama berselang dia sudah tertidur karena kelelahan.
Sementara di sebrang telpon, Dirga tampak kesal karena lagi2 Mayra mematikan ponselnya.
Bibir Dirga tersenyum mengingat bagaimana raut wajah Mayra yang jengkel karena panggilan nya.
Entah kenapa barusan dia ingin menjahili wanita itu.
Dirga berdiri membuka jas nya dan kemudian keluar dari ruangan nya, di pintu tampak Lee sudah menunggu dengan wajah sedikit lelah.
Mereka berjalan menuju lift.
"Pastikan semua persiapan untuk acara Gala Dinner tidak ada kekurangan Lee. Kita mengundang beberapa rekanan baru dalam acara itu.!"
"Siap Tuan..semua persiapan sudah selesai.!"
"Bagus..! Akan banyak pembicaraan kontrak kerjasama baru nanti, jadi ini sangat penting.!"
"Iya tuan..saya mengerti..!"
Ucap Lee. Keduanya keluar dari dalam lift dan langsung menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari pintu keluar lift.
"Kau langsung pulang saja, ini sudah larut.!"
Perintah Dirga. Lee mengangguk.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi."
Ucap Lee, kemudian berlalu menuju mobilnya sendiri yang hanya sekali2 saja di gunakan saat dia pulang ke rumahnya.
Dirga tiba di rumah utama sudah hampir jam 11 malam, namun pak Agus masih tampak terjaga menyambutnya di pintu masuk .
"Apa Ev sudah tidur ?"
"Sudah Tuan..nyonya tadi pulang sekitar jam 9."
"Heemm..."
Dirga langsung berlalu menuju lantai atas.
Dia ingin segera beristirahat, karena pekerjaan hari ini benar-benar menguras fisiknya..
********
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
andi hastutty
eve kayanya main serong klo ngga pernah dipuaskan
2023-10-09
0
Marice Rorong Fitje
punya istri2 memang enak
2022-04-28
0
mentari
membayangkan
2022-03-09
0