Mayra menggeliat dari tidur lelapnya. Alarm sudah berbunyi tanda waktu nya dia bangun untuk segera menghadap sang Penciptanya dan berkeluh kesah.
Namun tubuhnya seakan sulit bergerak.
Mayra membuka mata, dia terkejut mendapati dirinya yang kini tengah meringkuk nyaman dalam rengkuhan tubuh tegap seseorang.
"Astaghfirullah..!!"
Mayra memekik, spontan menutup mulutnya, matanya melotot ke arah wajah laki2 yg ada tepat dihadapannya. Dia terus menatap wajah itu meyakinkan diri, barangkali saja ini hanya sebuah mimpi buruk. Dan tiba2 saja orang itu yang tiada lain dan tiada bukan adalah suaminya, membuka matanya perlahan. Mereka berpandangan lekat.
"Kenapa kau berteriak..?"
Ucap Dirga serak. Mereka masih bertatapan.
"Kenapa..kenapa kau tiba-tiba ada disini?"
"Siapa yang melarangku untuk datang kesini?"
Dirga malah balik bertanya. Mayra mencoba menjauhkan diri dari dekapan tangan Dirga yang masih melingkari pinggangnya.
"Kapan kau datang..?"
Tanya Mayra kembali sembari mencoba melepaskan tangan Dirga dari pinggangnya.
"Malam..!" Jawab Dirga.
Dia menarik kembali tubuh Mayra kedalam dekapannya. Memeluknya erat.
Wajah mereka kini menempel dekat, hembusan napas hangat menyentuh wajah mereka masing-masing.
Kedua mata terkunci. Jantung mereka saling berdetak tak karuan, seakan ingin melompat keluar.
"Tolong..lepaskan aku, aku mau ke kamar mandi.."
Mayra berucap pelan sedikit bergetar. Sementara bibir Dirga sudah maju mendekat, dan Mayra makin panik berusaha untuk menjauh.
"Jangan keras kepala, sebentar lagi..! Biarkan aku dalam posisi seperti ini. Aku masih mengantuk.."
Suara Dirga terdengar berat, napasnya juga sedikit tak beraturan. Mayra terdiam, bibir Dirga sudah menyentuh bibir nya, Mayra tak bisa lagi mengelak.
Dia memejamkan matanya.
Dadanya makin berdebar kencang.
Pelan-pelan Dirga ******* bibir ranum Mayra dengan lembut. Mayra masih diam mencoba mengatupkan bibirnya, namun bibir Dirga makin menekan dan terus melumatnya lembut, menggigit kecil, hingga akhirnya Mayra pun mulai membuka mulutnya.
Dan pelan2 membalas ciuman hangat dari suaminya tersebut. Akhirnya mereka hanyut dalam ciuman mesra yang semakin lama semakin panas.
Mayra mulai bisa mengimbangi ciuman Dirga.
Setelah lama dan hampir kehabisan napas, mereka melepaskan ciuman panasnya, mengatur napas yang kian memburu.
Bibir Dirga beralih ke leher putih Mayra dan bermain disitu, meninggalkan banyak jejak di sana.
Mayra mulai gelisah, antara takut dan juga tak bisa menolak hasrat aneh yang menyerang tubuhnya.
Darahnya seakan mulai mendidih dan menimbulkan hawa panas yang membangkitkan keinginan untuk terus menerima sentuhan lembut Dirga yang memabukan itu.
Bibir Dirga mulai turun kebagian bawah lehernya, mulai menyusup ke balik piyama yang dipakai Mayra.
Aahhh..!!
Desahan lembut yang keluar dari mulut Mayra membuat hasrat Dirga makin menggila.
Tangannya bergerak ke bagian dada Mayra, mencoba menyentuhnya pelan dan lembut.
Shit..!!
Darah Dirga seakan bergejolak saat tangannya menyentuh benda sintal yang tersembunyi dibalik baju tidur itu. Napasnya terasa semakin berat.
Tubuh Mayra menegang seketika. Tangan Dirga ditahannya dan mata mereka saling bertatapan dalam.
Ada hasrat yang begitu menggebu di mata Dirga, namun sorot mata ragu justru terlihat di mata Mayra.
"Jangan.. kumohon..!"
Mayra berucap pelan sambil menggeleng.
Wajah Dirga sontak saja dipenuhi kekecewaan.
"Sampai kapan kamu akan bertahan dengan keangkuhan mu ini..!"
Suara Dirga terdengar dingin. Mayra terlihat bingung merasa bersalah. Namun hatinya benar-benar belum siap untuk hal itu.
"Pergilah..aku mau tidur lagi..!!"
Sentak Dirga sambil membalikan badan dan menarik selimut menutup tubuhnya.
Mayra menatap punggung Dirga yang tertutup selimut itu, mendesah pelan.
"Maaf..akan ada saatnya nanti.."
Akhirnya ucap Mayra.
Kemudian dia turun dari tempat tidur dan berlalu masuk ke kamar mandi.
Dirga menggeram kesal di balik selimut.
Wanita ini benar-benar sulit sekali untuk dia miliki..
*****
Mayra menyiapkan pakaian kerja untuk Dirga yang masih berada di kamar mandi. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat.
Tak lama Dirga keluar dengan hanya memakai handuk putih tipis yang menutupi bagian bawah tubuhnya.
Wajah Mayra terlihat memerah melihat bagaimana sempurna nya tubuh suaminya itu.
Walau dia merupakan wanita yang sedikit tertutup untuk hal2 seperti ini, namun dia masih wanita normal yang mempunyai hasrat dan keinginan.
Dirga hanya tersenyum tipis melihat wajah Mayra yang memerah. Dia menghampiri Mayra yang sudah siap dengan pakaian kerjanya.
"Bantu aku berpakaian..!"
Perintah Dirga santai, dia berdiri tepat dihadapan Mayra yang seketika mematung di tempat.
"Kau bisa sendiri Tuan.., kenapa aku harus.."
"Jangan membantah.! aku ini suami kamu..!
Kamu harus melayani segala kebutuhan ku..!"
Potong Dirga acuh. Mayra membeku, tak bisa lagi menolak permintaan Dirga.
Akhirnya dengan sedikit gugup dia mengambil celana untuk dipakaikan ke suaminya itu. Dan tanpa ragu Dirga melempar handuk putih yang menutupi bagian sensitifnya. Kini tubuh sempurnanya benar-benar terekspos didepan mata Mayra, hanya mengenakan celana dalam saja. Sontak saja Mayra memejamkan matanya melihat hal itu. Dengan gemetar dia memakaikan celana itu ke tubuh Dirga.
Kemudian berlanjut ke kemejanya.
Dirga hanya tersenyum geli melihat reaksi Mayra yang begitu gugupnya. Anehnya..dia sangat menyukai wajah merah merona Mayra saat ini.
Sangat lucu dan juga menggemaskan..
Mayra mengancingkan kemeja itu satu persatu, kemudian memakaikan sabuk dan terakhir memasang dasi. Wajah mereka kini berhadapan. Mata Dirga menatap intens wajah Mayra yang begitu cantik dan menggiurkan. Apalagi bibirnya yang ranum itu..
Aahh..Darah Dirga mendidih lagi.
Dalam gerakan cepat dia menyergap bibir Mayra dan melumatnya rakus. Mata Mayra melotot mendapat serangan dadakan itu, dia memukul dada bidang Dirga ingin melepaskan ciuman itu.
Namun Dirga malah makin memperdalam ciumannya.
Setelah puas, Dirga melepaskan ciuman itu dan tersenyum puas. Kemudian tanpa kata dia berlalu keluar kamar untuk turun ke lantai bawah.
Mayra masih terdiam menegang dadanya dan mengatur napasnya.
Hatinya mengutuk keras kelakuan suaminya itu..
****
Mayra dan Dirga duduk berhadapan di meja makan.
Mereka menikmati sarapannya dengan tenang.
Wajah Mayra nampak masih menyisakan semburat rona merah di pipinya.
Dan Dirga sesekali menatap wajah merona itu, bibirnya tersenyum tipis.
"Aku akan mengantarmu..! Kita berangkat bareng..!"
Ucap Dirga memecah keheningan.
Mayra mengangkat wajahnya, nampak terkejut.
"Tidak usah..aku akan berangkat sendiri..!"
Dirga menatap tajam wajah Mayra. Mata mereka bertemu, dan bertarung di udara.
"Kau tidak ingin bos mu itu tahu kalau kita sudah menikah.! Begitu kan..?"
"Bukankah anda sendiri yang tidak ingin pernikahan ini di ketahui orang lain Tuan..!"
Balas Mayra telak. Tatapan mereka makin panas.
Tapi kali ini keduanya bersikap tenang.
"Akan ada saatnya untuk itu..!"
Ucap Dirga. Mayra mengernyitkan alisnya.
"Aku tidak yakin itu akan terjadi tuan..!"
Sanggah Mayra. Alis Dirga terangkat.
"Kita lihat saja nanti nona sekretaris..!"
Keduanya melengoskan muka.
"Ayo cepat, waktuku tidak banyak.!"
Ucap Dirga kemudian sambil berdiri mengambil jasnya . Mayra bergeming, masih duduk di kursinya .
Dirga melirik, rahangnya mengeras.
Tanpa basa-basi dia menarik tangan Mayra dan menyeretnya berjalan keluar dari ruang makan.
"Lepas..!! Aku bisa sendiri..!"
Teriak Mayra, namun Dirga acuh saja dia terus berjalan menarik tangan Mayra keluar dari apartemen nya langsung menuju lift. Akhirnya Mayra pun mengikuti keinginan suami nya itu.
Sampai di parkiran, ternyata Lee sudah menunggu mereka dan segera membukakan pintu mobil.
Dirga mendorong Mayra untuk masuk ke dalam mobil. Awalnya Mayra ngotot tidak mau, namun tenaganya tidak bisa mengimbangi dorongan keras tangan Dirga.
Akhirnya mereka duduk di jok belakang.
Wajah Mayra tertekuk kesal.
"Antarkan dulu nona sekretaris ini ke kantornya Lee..!"
Ucap Dirga sambil melirik sinis kearah Mayra.
"Baik Tuan..!" Ucap Lee.
Kemudian melesatkan mobilnya meluncur membelah jalanan ibukota yang mulai padat merayap.
Selama perjalanan tak ada yang mengeluarkan suara, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Akhirnya mobil berhenti agak jauh dari kantor
Royal Entertainment.
"Terimakasih sekretaris Lee sudah mengantar saya..!"
Ucap Mayra basa basi.
"Hei..aku yang mengantarmu, bukan Lee..!"
Ucap Dirga seakan tak suka dengan ucapan Mayra .
Mereka bertatapan, Mayra mendengus kemudian keluar dari mobil dengan sedikit membanting pintu.
Setelah itu berlalu tanpa menoleh lagi.
"Haisss...wanita itu..!! Benar-benar wanita aneh..!!"
Dengus Dirga kesal.
Lee yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis..
Ada sesuatu yang menarik dari raut muka bos nya itu..Dan Lee berharap ini suatu hal yang baik...
******
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
andi hastutty
Hem apakah i2 Lee ?🤭
2023-10-09
1
Siti Mushbihah
ada sesuatu ini sepertinya
2022-07-15
1
Ghendis Arrumi
good job mayra
2022-05-22
0