Author's PoV
Stasiun Kereta Api Bandung sudah sipenuhi oleh orang yang bersiap-siap akan mudik ke berbagai tujuan. Lebaran sudah berlalu selama tiga hari, namun masih banyak warga yang baru akan melaksanakan mudik ataupun bepergian. Mereka adalah warga asli Bandung yang kebanyakan ingin menghabiskan sisa hari libur di kota lain. Contohnya adalah Kaina dan Rosa.
Sebagaimana rencana mereka dari jauh hari, Rosa mengidam level kronis main ke Dunia Fantasi alias Dufan. Andre, kekasihnya sudah memberi ijin sebelum dia gathering bersama teman kantornya. Kaina sendiri juga sudah memberitahukan keluarganya kalau dia tidak bisa full berlibur di Tasik.
And here they are, duduk manis di gerbong bisnis kereta yang akan membawa mereka ke Jakarta. Selama kurang lebih tiga jam, mereka akan menempuh perjalanan yang biasanya tidak akan terasa berlalu apabila kita punya teman untuk berbagi cerita. Kaina dan Rosa contohnya. Sejak masuk ke dalam gerbong kereta saja mereka sudah asyik mengobrol sampai tidak sadar kereta sudah berangkat, meninggalkan kota Bandung dan cold weather-nya.
"Terus, setelah kak Kai tau perasaan kak Ferdi, apa kelanjutannya?"
"Ya sebisa mungkin aku tetap bersikap seperti biasa, Ros. Nanti jadinya bakalan enggak enak kalau sudah saling tahu."
"Tapi kak Ray tetap jaga rahasia kan?"
Kaina mengangguk. Setelah malam itu, Ray memang tidak pernah lagi menyinggung soal perasaan Ferdi. Sekalipun saat mereka hanya berdua. Kaina membenarkan anggapan yang mengatakan, seorang laki-laki lebih mampu menjaga rahasia, menahan diri, menjaga perkataan dibandingkan seorang perempuan. Lebih tepatnya kaum adam tidak suka mencampuri urusan orang lain. Waktu itu mungkin Ray hanya ingin Kaina mengetahui perasaan Ferdi sehingga harus mengatakannya. Itu pun hanya dengan kode yang membuat Kaina sadar dengan sendirinya.
"Terus, kak Ray masih suka jahilin kak Kaina?"
"Oh, kalau Ray enggak usah ditanya Ros. Usilnya nomor satu. Suka nyubit lagi, sampai lenganku biru."
"Astaga, memangnya kenapa sampai dicubit begitu Kak?" Rosa sedikit kaget melihat bekas cubitan yang membiru di lengan Kaina.
"Tau deh, kadang tiba-tiba nyubit, enggak ada angin enggak ada hujan, nyubit. Sakit pula. Sebell!"
"Terus, kak Kai diam saja?"
"Hahaha, ya enggaklah, aku cubit balik dong! " Kaina tertawa kegirangan.
Rosa memutar bola matanya.
"Yahhh, sama dong kalian berdua, usil," katanya.
"Ray itu usilnya kebangetan Ros. Dua hari yang lalu dia meletakkan ulat bulu di atas bukuku. Padahal dia tau aku paling takut sama hewan itu."
"Ckckck... usil banget sih dia. Jadi penasaran yang mana orangnya."
"Kapan-kapan deh, kalau ada kesempatan, aku kenalin."
"Siippp! Eh, by the way, kita jadi nemuin kak Hans kan di Jakarta?"
Raut wajah Kaina langsung berubah, perutnya mendadak mules. Dia hampir lupa kalau dia juga punya tujuan khusus datang ke ibu kota.
Finding Hans.
*****
Mereka tiba di Jakarta saat Sang Surya sudah terbenam. Seakan tidak ada matinya, hiruk pikuk ibu kota tetap tidak berkurang. Kaina yang sudah sering main ke Jakarta tidak terlalu takjub seperti Rosa.
Rosa asal Manado, mengaku belum pernah main lagi ke Jakarta setelah dia besar, alias fase dimana dia sudah mengerti apa itu liburan. Dulu dia pernah berkunjung ke tempat saudaranya saat umurnya masih empat tahun. Belum mengerti apa-apa.
Kakak sepupu Rosa sudah stand by di stasiun Gambir menanti kedatangan mereka. Rosa bilang, Ruth -sepupunya itu- sudah membeli tiket untuk main di Ancol. Bukan hanya Dufan, tapi Atlantic dan tempat bermain lainnya. Kaina sampai speechless mengingat berapa rupiah yang rela dikeluarkan Ruth untuk mendahulukan semua tiket tersebut.
"Oh, tenang, gua dapat yang promo dari temen kok. You are lucky, guys," cerita Ruth saat di mobil. Ruth terlihat lebih tua sedikit dari Rosa, tapi lebih muda dari Kaina. Kaina memperkirakan umurnya 24 atau 25.
"Gua tahun ini 32, Kai," jawab Ruth dengan tawa kecil di bibirnya. Kaina langsung terbelalak. Tidak bisa menyembunyikan bahwa dia terkejut.
"Kenapa? Gua imut banget ya? Suami gua juga bilang kayak gitu."
Lagi-lagi Kaina tercengang. Rosa hanya bisa tertawa tanpa henti. Salahnya tidak memberitahu Kaina terlebih dahulu tentang Ruth.
"Jadi, kak Ruth sudah merried? Kirain masih single kak."
"Memangnya lu mau ngenalin siapa ke gua Kai?" Ruth membalas dengan nada ramahnya. Suaranya masih bercampur tawa.
Setelah itu mereka mengobrol tentang rencana keesokan hari. Kaina dan Rosa akan liburan berdua karena Ruth sudah mulai aktif bekerja. Dia adalah wanita karir yang jauh dari suami dan anak. Untuk fakta yang satu ini, Kaina juga masih tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Istri secantik Ruth, rela dibiarkan jauh oleh suaminya. Apa enggak takut diembat orang lain? Batin Kaina gagal fokus. Bagaimana dengan anaknya? Apakah tidak membutuhkan ibu yang fulltimer?
Kaina menggaruk kepalanya karena sudah penasaran tidak jelas atas kehidupan orang lain.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Suryatina Handayani
bersenang senang k dufan,ingat waktu msh kerja d Jakarta setiap ada hari libur pasti ramai2 pergi k t4 rekreasi atau pergi k mall sekedar cuci mata hehehe...skrng sdh balik kampung mengurus keluarga,biasa ibu rt hehehe...
2021-04-28
0
Teh yan"
lanjut thor
2021-02-17
0
Sayidah Nurcholifah
Ikut dong jl2nya kai..
2020-11-17
0