“Ser, kenapa? Kok murung?” Aqan Asta bertanya, kami sedang menikmati malam di sebuah restauran romantis yang terkenal di ibukota ini, aku suka menghabiskan malam dengan Aqan Asta, saat melihatnya, seperti melihat diriku yang bebas, dia tau banyak tentang diriku yang sebenarnya, tapi tidak pernah bicara cinta padaku, dia tidak mengatakan bahwa dia menginginkan aku, jangan-jangan aku hanya GR.
“Nggg, begini ‘A, Malik bilang kami akan pergi beberapa hari ke Paris untuk mengusahakan hubungan kerja sama dengan perusahaan air minum terbesar di Paris.”
“Loh bagus dong, itu peluang besar untuk perusahaan kalian.”
“Itu bukan perusahaan kami, itu perusahaan Malik.” Aku menegaskan betapa aki hanya karyawan saja.
“Ya sama aja, kamu kan selalu bilang kamu membantunya, Malik juga pasti menganggap seperti itu.” Aqan Asta sangat baik.
“Salah, kenapa sih semua orang begitu memuji Malik! Kalian tidak tahu Malik seperti apa, dia, dia .... ” aku menangis, apakah masih ada jejak cinta dihatiku untuk Malik, kenapa aku tidak bisa membeberkan seperti apa Malik sebenarnya.
“Ser, Malik orang baik, dia menjagamu selama ini, jangan pernah lupa itu, bukankah Ayi Mahogra berbudi baik, kenapa kamu berprasangka buruk pada orang yang menjagamu selama ini?” Aqan Asta bahkan tertipu.
“Kamu benar dia menjagaku, dia bahkan kemarin mengurungku di rumah sakit seperti tahanan kriminal.”
“Ser, udah ah.”
“Malik menjagaku hanya untuk mengikatku, dia tidak ingin aku pergi kemanapun, dia bahkan melarangku berhubungan denganmu, dan satu lagi, intuisiku berkata bahwa kalau aku pergi ke Paris, tidak akan ada kesempatan aku untuk bisa bertemu denganmu lagi, aku takut kita tidak bisa bertemu lagi.”
“Ser, tidak akan ada alasan kita tidak bisa bertemu lagi, kamu perempuan dewasa, kamu bisa tetap menemuiku, kalau Malik menyuruh penjaga lagi, kita akan kelabui lagi mereka, seperti di Rumah Sakit.” Aqan Asta tersenyum, senyum yang membuatku tenang.
“A, buat kamu Sera itu apa?” aku memberanikan diri, seperti ABG yang labil, berani sekali aku.
“Buat Aa, Sera itu wanita hebat dan istimewa, Aa merasa bahwa Sera bisa lebih dari ini, selama ini semua ketidaktahuan itu membuat Sera terbelenggu dengan segelnya, jika saja Seira tidak tersegel dan minimal tahu segalanya, kamu akan menjadi wanita yang sangat tangguh dan istimewa, banyak hal yang bisa Sera lakukan seperti membantu banyak orang di banyak tempat, yang mungkin saja menunggu bantuan tapi entah siapa yang bisa membantu.”
“Seperti Abah Ijang ya ‘A?”
“Siapa itu Abah Ijang?” Aku menceritakan pertemuanku dengan Abah Ijang, Aqan Asta mendengar dengan begitu seksama, berbeda sekali dengan Malik, dia bahkan selalu marah jika aku bercerita soal ‘Mereka’.
“Hebat ternyata wanitaku.”
“Wanita Aa?”
“Ya, Kamu wanita hebatku.” Apa ini maksudnya pernyataan cinta? Tapi sepertinya dia tidak butuh jawaban.
“Ser, Ikut saja dengan Malik, jangan melawan, kasihan dia butuh bantuanmu, bukankah dia sangat menginginkan kerjasama itu? mungkin dengan adanya dirimu dia bisa lebih percaya diri, jangan-jangan selama ini alam bawah sadarnyalah sebenarnya yang membuat dia berhasil, karena dia merasa kalau ada kamu dia akan berhasil.” Baik sekali lelaki ini, padahal dia dianggap musuh oleh Malik.
“Aku tidak bisa ‘A, aku tidak nyaman lagi dengannya, dia bahkan melarangku terlibat dengan dunia lain, bahkan dia melarang panglima menunjukan diri didepanku, dia bahkan mengancam akan membunuh seluruh piaraanku.”
“Apa! Dia berkata begitu?” Aqan Asta terlihat marah, “ Tidak seharusnya dia berkata begitu, Panglima adalah Karuhunmu, dia bisa celaka kalau bicara sembarangan!”
“Apa kubilang, Malik keterlaluan bukan?”
“Dia juga melarangmu untuk mengetahui dunia lain itu? kenapa? Bukankah dia memanfaatkan Karuhunmu untuk kepentingan bisnisnya!”
“Memanfaatkan karuhunku? Maksudmu Panglima dan Raden?”
“Bukan hanya mereka tapi juga pasukanmu!”
“Pasukanku? Maksudmu?”
“Malik tidak pernah meminta ijinmu?”
“Ijin? Jangankan ijin, memberitahu tentang mereka saja Malik tidak pernah! Beritahu aku semuanya ‘A aku tidak ingin dibodohi lagi.”
“Aku akan memberitahumu semuanya apapun yang ingin kau ketahui, pertama dia tidak seharusnya bilang akan membunuh Karuhunmu karena diapun ambil manfaat dari mereka, bukan hanya Panglima ataupun Raden, tapi juga pasukanmu, coba ingat satu saja kerjasama besar yang kemungkinan kalian menang tander tipis tapi kemudian kalian menang.”
“Hmm, ada, kerjasama pertama kami, dulu sekali, tiba-tiba perusahaan BUMN memberikan tandernya kepada kami padahal kami sudah ditendang oleh lawan tapi katanya hari terakhir penandatanganan saingan kami tidak datang, beberapa hari kemudian setelah kami akhirnya menang tander, baru ada berita bahwa Bosnya hilang dan diketemukan dalam keadaan stroke.”
“Ok, aku akan jelaskan prosesnya, pertama kalian sudah kalah, lalu Malik menggunakan sebagian Pasukanmu mencari saingan kalian, sebagian lagi mencari si pemberi keputusan tander, tanpa pasukanmu Malik tidak mungkin bisa menjaga supaya semua berjalan sesuai dengan yang dia mau.”
“Maksudmu Malik mencelakai saingan kami dan membujuk pemberi keputusan tender dengan cara Ghaib?”
“Ya, kebetulan sekali bukan dan terlalu naif menganggap itu semua hanya kebetulan.”
“Aku memang sebelumnya sangat naif, karena Malik.”
“Sebelumnya? Memang sekarang sudah tidak?” Aqan Asta tersenyum kepadaku.
Ya, kamu yang membuat mataku terbuka Aqan Asta.
...
“Sudah lama ya Ser ga ke tempat makan itu?” Malik bertanya, malam ini di sabtu malam entah ada angin apa Malik mengajakku bertemu di tempat makan dekat kampus kami dulu, rumah makan pinggir jalan yang menjual sate, tongseng dan olahan daging lainnya.
“Ada apa Malik?”
“Harus ada apa-apa kah untuk mengajakmu makan Ser?”
“Malik kalau ini soal ke Paris, aku tidak bisa.”
“Tidak, aku tidak akan membicarakannya lagi, karena mau ataupun tidak kamu akan kesana pergi denganku.” Kulihat dia berbicara tanpa penekanan tenang sekali, seperti Malik yang kukenal, sangat percaya diri.
“Malik ada yang akan kubicarakan denganmu.” Aku berhenti ditengah jembatan, tempat yang biasa kami lewati setelah makan ditempat itu, jembatannya indah sekali dibawahnya mengalir sungai, dari jembatan itu kita bisa melihat keindahan Ibukota dengan mata telanjang.
“Bicaralah.” Kami berhadapan.
Tak lama dari jauh aku melihat orang yang kutunggu datang
“Ada apa dia kesini Ser?” Malik menunjuk pria yang ada di belakangku.
“Ini yang akan kubicarakan Malik.”
“Bukankah aku sudah bilang bahwa aku tidak suka kalau kamu berhubungan dengan pria ini?” Malik mulai marah, bicaranya sudah tidak tenang lagi, dia bahkan menggulung baju tangan panjangnya.
“Tapi aku suka dia Malik!” Aku berteriak dan memejamkan mata kerika berkata demikian, aku takut, entah takut karena apa, dia bukan Ayahku, tapi caranya menjagaku bahkan lebih dari Ayahku.
“Hei lepaskan tanganmu!” Malik berteriak, dia kehilangan semua wibawanya ketika Aqan Asta memegang tanganku, ya, pria yang aku suka adalah Aqan Asta, aku memang menyuruhnya datang kesini, aku sudah bertekad, aku akan mengakhiri hubungan fana antara diriku dan Malik.
“AKU AKAN MENIKAH DENGANNYA!!!” aku ingin malik mendengarku makanya aku berteriak.
“Apa?” Malik mengedipkan matanya berkali-kali, ekspresi ketika orang tidak percaya dengan apa yang didengarnya atau dia sebenarnya tidak ingin mendengar kata itu.
“Malik seperti yang aku bilang bahwa, aku ingin menikah karena cinta, bukan karena perjanjian atau saling memanfaatkan. Kami ... kami saling mencintai!” Aku melanjutkan kata-kataku, dengan penekanan di akhir kalimat.
“Berapa lama kau mengenalnya, sampai kau semantap ini untuk menikah!!!” Malik berteriak lagi, dia bicara kasar, sebelumnya semarah apapun dia tidak pernah menyebutku dengan kata ‘kau’.
“Cinta bisa timbul karena takdir Malik, bukan berapa lama hubungan.” Aqan Asta berdiri didepanku.
“Saya tidak berbicara dengan anda, mundur atau kau ingin merasakannya lagi?”
“Apa Malik? Merasakannya lagi? Apa kamu pernah berkelahi dengan Aa?” Aku berdiri lagi didepan Aqan Asta, “Jawab aku Malik!”
“Bukan dia, tapi anak buahnya Ser, mereka memukuliku.” Aqan Asta menjawab.
Plak! Kutampar Malik dengan kencang, kulihat bibirnya berdarah, aku memang menggunakan tenaga lain untuk menamparnya, bagus dia tidak terpelanting, kulihat matanya merah menahan amarah, tak lama kulihat dibelakangnya banyak pasukan berselendang Hijau, aku bersiap dengan kemungkinan terburuk, jembatan ini bergoyang seperti gempa, Panglima dan Raden muncul berdiri disamping kanan kiriku, bukankah pasukan itu milikku kenapa mereka ada dibelakang Malik?
Dari Jauh Adinda ikut muncul terbang dengan sangat cepat, dia berada di belakang Malik, Adinda bukankah kau bersama Pak Hanif, kenapa kau kesini?
“Malik, kendalikan amarahmu, dia hanya sendiri.” Malik masih menatapku dengan mata menyalang, dia mengepalkan tangannya, tidak merespon perkataan Adinda, apakah Malik benar akan menghajarku dan Karuhunku?
“Aku akan menikahinya walau apapun yang terjadi.” Aku menatapnya saat berbicara, kukencangkan Karembo Hijauku didepan dada.
“Seira, kau bukan tandingannya bodoh! Menyingkir kau wanita bodoh! “Adinda berteriak, suaranya memekakan telinga.
“Bukankah mereka milikku, kenapa kau mengambilnya Malik?” Aku menunjuk pasukan itu.
Malik menatapku semakin tajam, dia perlahan bersiap menyerang, dia menatap kearahku dengan marah, kulihat matanya mengeluarkan air mata, kenapa dia menangis, tapi aku tidak boleh lagi terbujuk aku harus terlepas darinya.
Aku bangkit dan bersiap mengeluarkan karembo hejo, “Malik, aku tidak main-main dengan ucapanku, aku akan menikahinya, apapun yang terjadi, aku mencintainya.” Aku mencoba meyakinkan, sementara tanganku sudah mengecangkan karembo hejo, bersiap untuk kemungkinan terburuk.
Seketika tangan Malik mengepal dan dia berlari kearahku, dia bermaksud memukul perutku, aku berusaha menepis tangannya dengan karembo hejo, Malik malah menariknya, tubuhku tertarik, kuat sekali Mali. Karembo hejokupun takluk ditangannya, Aku menendang Malik, dia tak bergeming sama sekali, dia menangkap kakiku dan mendorongnya, aku terjatuh.
Aku berusaha bangkit, belum sempat aku mengambil kuda-kuda, Malik menyerangku, dia bermaksud memukul perutku tapi dihalangi Panglima, Panglima mental jauh menahan pukulannya, aku jatuh terkena efek pukulan itu, Raden berdiri didepanku, Malik bersiap kembali mengambil kuda-kuda, dia bergerak cepat kearahku dan bersiap akan memukulku lagi, lalu ....
__________________________
Catatan Penulis :
Aku menulis bukan untuk memerkan karya, menghina orang, membohongi orang-orang, aku menulis karena dengan menulis aku bahagia, menciptakan karakter dan membangun plot, bahagiaku sederhana, tulisanku dibaca dan orang memahami makna dati tulisanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Uwie Mmkhansakifa
Saking tegangnya berasa ketarik kedalam novelmu aq thorr.....😖
2023-08-15
0
Mey-mey89
...
2023-06-21
0
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
aduhhh knapa dan siapa Malik
2023-01-15
0