Bagian 19 : Cinta Segitiga

“Ser, kenapa? Kok murung?” Aqan Asta bertanya, kami sedang menikmati malam di sebuah restauran romantis yang terkenal di ibukota ini, aku suka menghabiskan malam dengan Aqan Asta, saat melihatnya, seperti melihat diriku yang bebas, dia tau banyak tentang diriku yang sebenarnya, tapi tidak pernah bicara cinta padaku, dia tidak mengatakan bahwa dia menginginkan aku, jangan-jangan aku hanya GR.

“Nggg, begini ‘A, Malik bilang kami akan pergi beberapa hari ke Paris untuk mengusahakan hubungan kerja sama dengan perusahaan air minum terbesar di Paris.”

“Loh bagus dong, itu peluang besar untuk perusahaan kalian.”

“Itu bukan perusahaan kami, itu perusahaan Malik.” Aku menegaskan betapa aki hanya karyawan saja.

“Ya sama aja, kamu kan selalu bilang kamu membantunya, Malik juga pasti menganggap seperti itu.” Aqan Asta sangat baik.

“Salah, kenapa sih semua orang begitu memuji Malik! Kalian tidak tahu Malik seperti apa, dia, dia .... ” aku menangis, apakah masih ada jejak cinta dihatiku untuk Malik, kenapa aku tidak bisa membeberkan seperti apa Malik sebenarnya.

“Ser, Malik orang baik, dia menjagamu selama ini, jangan pernah lupa itu, bukankah Ayi Mahogra berbudi baik, kenapa kamu berprasangka buruk pada orang yang menjagamu selama ini?” Aqan Asta bahkan tertipu.

“Kamu benar dia menjagaku, dia bahkan kemarin mengurungku di rumah sakit seperti tahanan kriminal.”

“Ser, udah ah.”

“Malik menjagaku hanya untuk mengikatku, dia tidak ingin aku pergi kemanapun, dia bahkan melarangku berhubungan denganmu, dan satu lagi, intuisiku berkata bahwa kalau aku pergi ke Paris, tidak akan ada kesempatan aku untuk bisa bertemu denganmu lagi, aku takut kita tidak bisa bertemu lagi.”

“Ser, tidak akan ada alasan kita tidak bisa bertemu lagi, kamu perempuan dewasa, kamu bisa tetap menemuiku, kalau Malik menyuruh penjaga lagi, kita akan kelabui lagi mereka, seperti di Rumah Sakit.” Aqan Asta tersenyum, senyum yang membuatku tenang.

“A, buat kamu Sera itu apa?” aku memberanikan diri, seperti ABG yang labil, berani sekali aku.

“Buat Aa, Sera itu wanita hebat dan istimewa, Aa merasa bahwa Sera bisa lebih dari ini, selama ini semua ketidaktahuan itu membuat Sera terbelenggu dengan segelnya, jika saja Seira tidak tersegel dan minimal tahu segalanya, kamu akan menjadi wanita yang sangat tangguh dan istimewa, banyak hal yang bisa Sera lakukan seperti membantu banyak orang di banyak tempat, yang mungkin saja menunggu bantuan tapi entah siapa yang bisa membantu.”

“Seperti Abah Ijang ya ‘A?”

“Siapa itu Abah Ijang?” Aku menceritakan pertemuanku dengan Abah Ijang, Aqan Asta mendengar dengan begitu seksama, berbeda sekali dengan Malik, dia bahkan selalu marah jika aku bercerita soal ‘Mereka’.

“Hebat ternyata wanitaku.”

“Wanita Aa?”

“Ya, Kamu wanita hebatku.” Apa ini maksudnya pernyataan cinta? Tapi sepertinya dia tidak butuh jawaban.

“Ser, Ikut saja dengan Malik, jangan melawan, kasihan dia butuh bantuanmu, bukankah dia sangat menginginkan kerjasama itu? mungkin dengan adanya dirimu dia bisa lebih percaya diri, jangan-jangan selama ini alam bawah sadarnyalah sebenarnya yang membuat dia berhasil, karena dia merasa kalau ada kamu dia akan berhasil.” Baik sekali lelaki ini, padahal dia dianggap musuh oleh Malik.

“Aku tidak bisa ‘A, aku tidak nyaman lagi dengannya, dia bahkan melarangku terlibat dengan dunia lain, bahkan dia melarang panglima menunjukan diri didepanku, dia bahkan mengancam akan membunuh seluruh piaraanku.”

“Apa! Dia berkata begitu?” Aqan Asta terlihat marah, “ Tidak seharusnya dia berkata begitu, Panglima adalah Karuhunmu, dia bisa celaka kalau bicara sembarangan!”

“Apa kubilang, Malik keterlaluan bukan?”

“Dia juga melarangmu untuk mengetahui dunia lain itu? kenapa? Bukankah dia memanfaatkan Karuhunmu untuk kepentingan bisnisnya!”

“Memanfaatkan karuhunku? Maksudmu Panglima dan Raden?”

“Bukan hanya mereka tapi juga pasukanmu!”

“Pasukanku? Maksudmu?”

“Malik tidak pernah meminta ijinmu?”

“Ijin? Jangankan ijin, memberitahu tentang mereka saja Malik tidak pernah! Beritahu aku semuanya ‘A aku tidak ingin dibodohi lagi.”

“Aku akan memberitahumu semuanya apapun yang ingin kau ketahui, pertama dia tidak seharusnya bilang akan membunuh Karuhunmu karena diapun ambil manfaat dari mereka, bukan hanya Panglima ataupun Raden, tapi juga pasukanmu, coba ingat satu saja kerjasama besar yang kemungkinan kalian menang tander tipis tapi kemudian kalian menang.”

“Hmm, ada, kerjasama pertama kami, dulu sekali, tiba-tiba perusahaan BUMN memberikan tandernya kepada kami padahal kami sudah ditendang oleh lawan tapi katanya hari terakhir penandatanganan saingan kami tidak datang, beberapa hari kemudian setelah kami akhirnya menang tander, baru ada berita bahwa Bosnya hilang dan diketemukan dalam keadaan stroke.”

“Ok, aku akan jelaskan prosesnya, pertama kalian sudah kalah, lalu Malik menggunakan sebagian Pasukanmu mencari saingan kalian, sebagian lagi mencari si pemberi keputusan tander, tanpa pasukanmu Malik tidak mungkin bisa menjaga supaya semua berjalan sesuai dengan yang dia mau.”

“Maksudmu Malik mencelakai saingan kami dan membujuk pemberi keputusan tender dengan cara Ghaib?”

“Ya, kebetulan sekali bukan dan terlalu naif menganggap itu semua hanya kebetulan.”

“Aku memang sebelumnya sangat naif, karena Malik.”

“Sebelumnya? Memang sekarang sudah tidak?” Aqan Asta tersenyum kepadaku.

Ya, kamu yang membuat mataku terbuka Aqan Asta.

...

“Sudah lama ya Ser ga ke tempat makan itu?” Malik bertanya, malam ini di sabtu malam entah ada angin apa Malik mengajakku bertemu di tempat makan dekat kampus kami dulu, rumah makan pinggir jalan yang menjual sate, tongseng dan olahan daging lainnya.

“Ada apa Malik?”

“Harus ada apa-apa kah untuk mengajakmu makan Ser?”

“Malik kalau ini soal ke Paris, aku tidak bisa.”

“Tidak, aku tidak akan membicarakannya lagi, karena mau ataupun tidak kamu akan kesana pergi denganku.” Kulihat dia berbicara tanpa penekanan tenang sekali, seperti Malik yang kukenal, sangat percaya diri.

“Malik ada yang akan kubicarakan denganmu.” Aku berhenti ditengah jembatan, tempat yang biasa kami lewati setelah makan ditempat itu, jembatannya indah sekali dibawahnya mengalir sungai, dari jembatan itu kita bisa melihat keindahan Ibukota dengan mata telanjang.

“Bicaralah.” Kami berhadapan.

Tak lama dari jauh aku melihat orang yang kutunggu datang

“Ada apa dia kesini Ser?” Malik menunjuk pria yang ada di belakangku.

“Ini yang akan kubicarakan Malik.”

“Bukankah aku sudah bilang bahwa aku tidak suka kalau kamu berhubungan dengan pria ini?” Malik mulai marah, bicaranya sudah tidak tenang lagi, dia bahkan menggulung baju tangan panjangnya.

“Tapi aku suka dia Malik!” Aku berteriak dan memejamkan mata kerika berkata demikian, aku takut, entah takut karena apa, dia bukan Ayahku, tapi caranya menjagaku bahkan lebih dari Ayahku.

“Hei lepaskan tanganmu!” Malik berteriak, dia kehilangan semua wibawanya ketika Aqan Asta memegang tanganku, ya, pria yang aku suka adalah Aqan Asta, aku memang menyuruhnya datang kesini, aku sudah bertekad, aku akan mengakhiri hubungan fana antara diriku dan Malik.

“AKU AKAN MENIKAH DENGANNYA!!!” aku ingin malik mendengarku makanya aku berteriak.

“Apa?” Malik mengedipkan matanya berkali-kali, ekspresi ketika orang tidak percaya dengan apa yang didengarnya atau dia sebenarnya tidak ingin mendengar kata itu.

“Malik seperti yang aku bilang bahwa, aku ingin menikah karena cinta, bukan karena perjanjian atau saling memanfaatkan. Kami ... kami saling mencintai!” Aku melanjutkan kata-kataku, dengan penekanan di akhir kalimat.

“Berapa lama kau mengenalnya, sampai kau semantap ini untuk menikah!!!” Malik berteriak lagi, dia bicara kasar, sebelumnya semarah apapun dia tidak pernah menyebutku dengan kata ‘kau’.

“Cinta bisa timbul karena takdir Malik, bukan berapa lama hubungan.” Aqan Asta berdiri didepanku.

“Saya tidak berbicara dengan anda, mundur atau kau ingin merasakannya lagi?”

“Apa Malik? Merasakannya lagi? Apa kamu pernah berkelahi dengan Aa?” Aku berdiri lagi didepan Aqan Asta, “Jawab aku Malik!”

“Bukan dia, tapi anak buahnya Ser, mereka memukuliku.” Aqan Asta menjawab.

Plak! Kutampar Malik dengan kencang, kulihat bibirnya berdarah, aku memang menggunakan tenaga lain untuk menamparnya, bagus dia tidak terpelanting, kulihat matanya merah menahan amarah, tak lama kulihat dibelakangnya banyak pasukan berselendang Hijau, aku bersiap dengan kemungkinan terburuk, jembatan ini bergoyang seperti gempa, Panglima dan Raden muncul berdiri disamping kanan kiriku, bukankah pasukan itu milikku kenapa mereka ada dibelakang Malik?

Dari Jauh Adinda ikut muncul terbang dengan sangat cepat, dia berada di belakang Malik, Adinda bukankah kau bersama Pak Hanif, kenapa kau kesini?

“Malik, kendalikan amarahmu, dia hanya sendiri.” Malik masih menatapku dengan mata menyalang, dia mengepalkan tangannya, tidak merespon perkataan Adinda, apakah Malik benar akan menghajarku dan Karuhunku?

“Aku akan menikahinya walau apapun yang terjadi.” Aku menatapnya saat berbicara, kukencangkan Karembo Hijauku didepan dada.

“Seira, kau bukan tandingannya bodoh! Menyingkir kau wanita bodoh! “Adinda berteriak, suaranya memekakan telinga.

“Bukankah mereka milikku, kenapa kau mengambilnya Malik?” Aku menunjuk pasukan itu.

Malik menatapku semakin tajam, dia perlahan bersiap menyerang, dia menatap kearahku dengan marah, kulihat matanya mengeluarkan air mata, kenapa dia menangis, tapi aku tidak boleh lagi terbujuk aku harus terlepas darinya.

Aku bangkit dan bersiap mengeluarkan karembo hejo, “Malik, aku tidak main-main dengan ucapanku, aku akan menikahinya, apapun yang terjadi, aku mencintainya.” Aku mencoba meyakinkan, sementara tanganku sudah mengecangkan karembo hejo, bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Seketika tangan Malik mengepal dan dia berlari kearahku, dia bermaksud memukul perutku, aku berusaha menepis tangannya dengan karembo hejo, Malik malah menariknya, tubuhku tertarik, kuat sekali Mali. Karembo hejokupun takluk ditangannya, Aku menendang Malik, dia tak bergeming sama sekali, dia menangkap kakiku dan mendorongnya, aku terjatuh.

Aku berusaha bangkit, belum sempat aku mengambil kuda-kuda, Malik menyerangku, dia bermaksud memukul perutku tapi dihalangi Panglima, Panglima mental jauh menahan pukulannya, aku jatuh terkena efek pukulan itu, Raden berdiri didepanku, Malik bersiap kembali mengambil kuda-kuda, dia bergerak cepat kearahku dan bersiap akan memukulku lagi, lalu ....

__________________________

Catatan Penulis :

Aku menulis bukan untuk memerkan karya, menghina orang, membohongi orang-orang, aku menulis karena dengan menulis aku bahagia, menciptakan karakter dan membangun plot, bahagiaku sederhana, tulisanku dibaca dan orang memahami makna dati tulisanku.

Terpopuler

Comments

Uwie Mmkhansakifa

Uwie Mmkhansakifa

Saking tegangnya berasa ketarik kedalam novelmu aq thorr.....😖

2023-08-15

0

Mey-mey89

Mey-mey89

...

2023-06-21

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

aduhhh knapa dan siapa Malik

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 (Bagian 1 : Seira dan Malik)
2 (Bagian 2 : Seira Kecil)
3 (Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4 (Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5 (Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6 (Bagian 6 : Susuk)
7 Bagian 7 : Cemburu
8 Bagian 8 : Pulau
9 Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10 Bagian 10 : Abah
11 Bagian 11 : Ayah
12 Bagian 12 : Ayi Mahogra
13 Bagian 13 : Malik
14 Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15 Bagian 15 : Aqan Asta
16 ​Bagian 16 : Rahim
17 Bagian 17 : Terhempas
18 Bagian 18 : Aqan Asta
19 Bagian 19 : Cinta Segitiga
20 Bagian 20 : Kepercayaan
21 Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22 Bagian 22 : Malik dan cintanya
23 (Bagian 23 : Masa Kuliah)
24 Bagian 24 : Buka Segel
25 Bagian 25 : Pertarungan
26 Bagian 26 : Perlindungan
27 Bagian 27 : Kejujuran
28 Bagian 28 : Masa Kuliah II
29 Bagian 29 : Cinta Kami
30 Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31 Bagian 31 : Hatiku
32 Bagian 32 : Pramudya Aksara
33 Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34 Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35 Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36 Bagian 36 : Perpisahan
37 Bagian 37 : Ayi Tirung
38 Bagian 38 : Pengorbanan
39 Bagian 39 : Dunia Ghaib
40 Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41 Bagian 41 : Lembah Merah
42 Bagian 42 : Kesepian
43 Bagian 43 : Penantian
44 Bagian 44 : Tanah Pejuang
45 Bagian 45 : Cermin
46 Bagian 46 : Tugas Tertunda
47 Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48 Bagian 48 : Malik Rainan
49 Bagian 49 : Penaklukan Monster
50 Bagian 50 : Si Aing Lengir
51 Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52 Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53 Bagian 53 : Jebakan
54 Bagian 54 : Penaklukan
55 Bagian 55 : Petapa
56 Bagian 56 :Pelepasan
57 Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58 Bagian 58 : Petapa
59 Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60 Episode 60 : Kerinduan
61 Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62 Bagian 62 : Kita
63 Bagian 63 : Kiriman
64 Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65 Bagian 65 : Raja Bapati
66 Bagian 66 : Strategi Perang
67 Bagian 67 : Panglima Bapati
68 Bagian 68 : Pertahanan
69 Bagian 69 : Keserakahan
70 Bagian 70 : Persiapan
71 Bagian 71: Tragedi
72 Bagian 72 : Terjebak
73 Bagian 73: Kepercayaan
74 Bagian 74: Desa Ayah
75 Bagian 75 : Desa Ayah II
76 Bagian 76 : Pagar Ghaib
77 Bagian 77 : Janggal
78 Bagian 78 : Jawaban
79 Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80 Bagian 80 : Undangan Perang
81 Bagian 81 : Perang!!!
82 Bagian 82 : Perang II
83 Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84 Bagian 84 : Hukuman
85 (Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
(Bagian 1 : Seira dan Malik)
2
(Bagian 2 : Seira Kecil)
3
(Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4
(Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5
(Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6
(Bagian 6 : Susuk)
7
Bagian 7 : Cemburu
8
Bagian 8 : Pulau
9
Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10
Bagian 10 : Abah
11
Bagian 11 : Ayah
12
Bagian 12 : Ayi Mahogra
13
Bagian 13 : Malik
14
Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15
Bagian 15 : Aqan Asta
16
​Bagian 16 : Rahim
17
Bagian 17 : Terhempas
18
Bagian 18 : Aqan Asta
19
Bagian 19 : Cinta Segitiga
20
Bagian 20 : Kepercayaan
21
Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22
Bagian 22 : Malik dan cintanya
23
(Bagian 23 : Masa Kuliah)
24
Bagian 24 : Buka Segel
25
Bagian 25 : Pertarungan
26
Bagian 26 : Perlindungan
27
Bagian 27 : Kejujuran
28
Bagian 28 : Masa Kuliah II
29
Bagian 29 : Cinta Kami
30
Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31
Bagian 31 : Hatiku
32
Bagian 32 : Pramudya Aksara
33
Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34
Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35
Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36
Bagian 36 : Perpisahan
37
Bagian 37 : Ayi Tirung
38
Bagian 38 : Pengorbanan
39
Bagian 39 : Dunia Ghaib
40
Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41
Bagian 41 : Lembah Merah
42
Bagian 42 : Kesepian
43
Bagian 43 : Penantian
44
Bagian 44 : Tanah Pejuang
45
Bagian 45 : Cermin
46
Bagian 46 : Tugas Tertunda
47
Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48
Bagian 48 : Malik Rainan
49
Bagian 49 : Penaklukan Monster
50
Bagian 50 : Si Aing Lengir
51
Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52
Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53
Bagian 53 : Jebakan
54
Bagian 54 : Penaklukan
55
Bagian 55 : Petapa
56
Bagian 56 :Pelepasan
57
Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58
Bagian 58 : Petapa
59
Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60
Episode 60 : Kerinduan
61
Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62
Bagian 62 : Kita
63
Bagian 63 : Kiriman
64
Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65
Bagian 65 : Raja Bapati
66
Bagian 66 : Strategi Perang
67
Bagian 67 : Panglima Bapati
68
Bagian 68 : Pertahanan
69
Bagian 69 : Keserakahan
70
Bagian 70 : Persiapan
71
Bagian 71: Tragedi
72
Bagian 72 : Terjebak
73
Bagian 73: Kepercayaan
74
Bagian 74: Desa Ayah
75
Bagian 75 : Desa Ayah II
76
Bagian 76 : Pagar Ghaib
77
Bagian 77 : Janggal
78
Bagian 78 : Jawaban
79
Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80
Bagian 80 : Undangan Perang
81
Bagian 81 : Perang!!!
82
Bagian 82 : Perang II
83
Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84
Bagian 84 : Hukuman
85
(Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!