Bagian 14 : Anak Cucu Iblis

“Boleh minta tolong?” Nenek itu bertanya masih sambil tersenyum, Lalu ia cekikikan mendekatiku, memegang tanganku, seluruh tubuhku lemas aku tidak berdaya, nenek ini menyeretku dengan tubuh rentanya sambil bersiul, dia menyeret kakiku sehingga badanku jatuh kelantai, kulihat ada banyak anak kecil di ujung lorong, seperti sedang kelaparan dan menunggu untuk dikasih makan. Aku panik, lidahku kelu aku tidak bisa memanggil Panglima dan Raden, Ya Allah Sang Pemilik Alam, bantu aku.

Nenek ini masih terus menyeretku sambil bersiul, semua gelap, anak-anak kecil tadi mengerubutiku, mereka berusaha meraih badanku, bekas pegangan anak itu membuat tubuhku memar, lalu Nenek itu meninggalkanku di Gudang, sepertinya ini Gudang rumah sakit, gelap tidak ada satu orangpun, aku tidak diikat, tapi aku terbelenggu dengan suatu energi yang tidak terlihat, aku tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbicara.

Tidak lama kemudian ada sesuatu yang menggelinding mengenai sepatuku, aku tidak bisa melihatnya karena gelap, apa itu? apakah itu bola atau, Ya Allah kepala, Astagfrullah itu kepala laki-laki...

“Seirahhhhhh....” Kepala itu berbicara, matanya melotot kearahku, ternyata menghadapi mereka sendiri cukup menakutkan, kemana Panglima dan Raden, aku tidak bisa memanggil mereka.

Kulihat kepala itu mengeluarkan darah dari lehernya yang terputus, darahnya mengotori kakiku, lalu kepala itu loncat dan terbang, kepala itu sekarang berhadapan denganku.

“Hei, gadis cantik, mau kah kau menikah denganku?” Lelaki tanpa tubuh itu menjulurkan lidahnya, menjijikan!!!

Aku hanya bisa sekuat tenaga untuk menghindar, dia berusaha mendekati kepalaku, aku akhirnya tidak bisa menghindar, lidahnya menjilat pipiku, MENJIJIKAN!!! Aku marah, ku tatap kepala sialan ini, dia kaget karena aku menantangnya, aku masih berusaha bicara tapi belum berhasil, tapi tatapan tajamku membuat kepala itu  pergi. Menjijikan pipiku sakit sekali, sepertinya luka karena jilatan itu.

Ku pikir sudah tidak ada gangguan lagi, tapi aku salah, ada rambut yang menjuntai dari atas, aku menengok dengan mataku keatas, Astagfirullah, kuntilanak sedang menatapku dari atas sana, dia sedang menangis.”

“Kamu lihat anakku? Anakku itu anak yang mungil dan cantik, dia hilang....” Kuntilanak itu menangis dengan suara yang menyayat hati, “Hei, jawab aku perempuan busuk!” Kuntilanak itu turun dan memegang leherku, bagaimana aku bisa jawab, bodoh sekali kuntilanak ini.

“Apa jangan-jangan kau sembunyikan anakku dirahimmu, mau kulubangi rahimmu?” sekali lagi kutatap kuntilanak ini, lalu dia pergi begitu saja masih dengan isakan yang menyayat hati.

Ok apa lagi? Oh Tuhan, ini dia peran utamanya datang, si Nenek tukang siul.

“Siera, sudah kenalan dengan peliharaanku? Inikah ngiiiingggggg,” Kupingku berdengung kalimat itu lagi, “ Kata mereka para Tetua kamu adalah gadis hebat, buka ikatanku saja kamu tidak mampu, atau kamu ingin bertemu dengan anak-anakku?” Nenek itu membuka pintunya, kulihat puluhan masuk kedalam, mereka botak hanya mengenakan celan dalam, bertaring dan air liur tdak henti diwajah mereka. Mereka berlari berusaha menggapaiku, aku tidak bisa melawan, mereka mulai menggigit seluruh tubuhku, sakit sekali, aku kesakitan dan menangis, aku tanpa Panglima dan Raden ternyata bukan hanya manusia biasa, apakah ini akhir hidupku? Aku sudah memanggil Panglima dan Raden berkali-kali tapi mereka tidak mendengar, tapi aku belum memanggil Aam, tidak ada salahnya kucoba, disisa-sisa tenagaku, aku memanggil Aam dalam hati.

“AAM!!!! AAM!!!” Lalu aku terjatuh karena aku merasa begitu kesakitan, kulihat samar-samar pintu gudang dibuka dengan paksa. “Aam, toloooongggg.” Dibelakangnya Ada Cula Bagong peliharaannya, Panglima dan Raden, mereka langsung menangkap semua anak yang sedang menyantapku, Nenek itu lari menghilang, Aam menarik badanku.

“Hampura Ayi, Hampura.” Aam membawaku keluar, suasana diluar ramai sekali tidak seperti sebelumnya, saat aku di seret kemari, semua gelap, dingin dan hanya ada anak-anak nenek tua itu, aku menengok ke belakang, suasananya pun berbeda dari sebelumnya sudah terang ternyata ini baru saja pukul 4 sore, lagi-lagi aku masuk ke dimensi mereka, aku dipapah oleh Aam ke ruang UGD.

“Loh ini kenapa? Habis dirampok atau berkelahi.” Dokter bingung dengan pakaianku yang compang-camping dan sekujur tubuhku membiru, ditambah wajahku yang bengkak seperti habis di tonjok beberapa orang.

“Jatuh Dok,” Aam sigap menjawab.

“Apa perlu telepon Polisi?”

“Tidak Dok.”Aku menjawab dengan bibir yang bengkak.

“Kalau ada kekerasan seperti KDRT atau perampokan silahkan hubungi polisi ya.” Dokter itu lalu pergi setelah memeriksa keadaanku.

“Ser!!!” Dari jauh Malik memanggil dan berlari kearahku, diikuti oleh Sekertaris barunya, ngintil mulu si Hani!

“Kenapa bisa begini!!!” Malik membentak Aam, “KENAPA BISA BEGINI!!!” Malik mencekek Aam.” Sepertinya dia tidak butuh jawaban, dia hanya ingin menyakiti Aam.

“Malik lepas!” Lagi-lagi aku memaksa bicara dengan bibir yang  robek dan menahan Malik. Sebenarnya seluruh tubuhku sakit, tapi dia sedang menyakiti adikku.

“Aku sudah bilang jangan dekati hal-hal yang tidak mampu kau kuasai bukan?!” Malik memeriksa wajahku.

“Siapa?” Malik bertanya lagi pada Aam, Aam hanya tertunduk.

“Ni Tegrek Pak.” Pak Hanif tiba-tiba datang, aku mengangguk tanda menghormati kedatangan Pak Hanif, kapan dia datang? Bukannya dia masih di pulau?

“Pak, biar saya saja,” Pak Hanif menahan Malik yang entah tadinya mau kemana, “Bapak disini saja temani Bu Seira.” Kulihat sekertaris itu masih mengekori Malik.

Aku mengantuk sekali, capek, tapi jujur aku takut.

“Malik.” Aku memegang tangannya, akhirnya Malik luluh dan dia memapahku ke tempat tidur.

“Malik aku mau berdua aja, Aam pulang ya. Lagian disini nggak boleh rame-rame nunggunya.” Aku masih di UGD belum dapat kamar perawatan.

“Hani, urus kamar perawatan buat Seira, bilang kamar VVIP ya, pasti masih ada yang kosong.”

Hani pergi tanpa menjawab, ya memang sudah seharusnya dia mengerjakan tugas sebagai sekertaris, bukan cuma ngintil aja kayak istrinya Malik.

...

“Malik, siapa Ni Tegrek?”

“Bukan urusanmu, sudah makan yang benar dan pulihkan kesehatanmu.”

“Malik, mungkin kau benar bahwa dunia disana itu begitu menakutkan dan gelap, aku terjebak beberapa kali, tapi aku tidak bisa menghindar Malik, biarpun kau suruh aku meninggalkan dunia itu, Aku tidak akan bisa Malik, mereka menarikku, kau tidak akan bisa selamanya menjagaku, lihat beberapa kali Panglima dan Raden yang menjagaku, sekarang bahkan Aam yang kau tarik kerahnya itu, dia yang melindungiku bukan kau.”

“Sudah kubilang Sera, kalau kau bersikeras aku akan menghabisi dia dan dia.” Malik menunjuk Panglima dan Raden dan mereka mengaum tanda menantang.

“Bagaimana kau melihat mereka? Bagaimana kau bisa menghabisi mereka kalau kamupun hanya manusia biasa Malik? Kamu tidak akan mampu.” Aku menangis mengucapkannya, aku tahu ini pasti melukai harga dirinya.

“Aku tidak main-main dengan ucapanku Ser.”

“Kamu terlalu banyak menutupi kebenaran dari aku Malik! Kamu bisa melihat Panglima dan Raden, kamu tidak bilang dan sekarang kamu berusaha menjauhkan aku dari mereka yang selalu membantuku? Malik cukup, turuti saja papimu, menikahlah dengan Hani, ini duniaku, dari dulu duniaku berbeda dengan duniamu.”

Kulihat Malik lama menatap mataku, ada guratan kecewa di wajahnya dengan kata-kataku.

“Mungkin kau benar, kita dari dulu berbeda, percuma semua hal yang kulakukan untuk menjagamu agar sejajar denganku, aku salah telah bertahan selama ini, sedari dulu memang kita tidak pantas untuk satu sama lain.” Bukan Malik namanya kalau tidak mampu menyakiti orang yang membuat dia kecewa, Malik sukses membuatku merasa rendah diri, dia memang seorang bos dan aku hanya orang miskin yang dia banyak bantu.

Setelah Malik pergi, aku pun menangis sesegukan, aku mencintai Malik hampir seluruh hidupku, Malik aku fikir perpisahan lebih baik, bagaimana mungkin aku meninggalkan dunia itu, sementara kakiku berada di kedua dunia.

Tidak lama Aam masuk. “Ayi mau apa?”

“Am, jelasin, siapa Ni Tegrek?’

“Ayi Am takut, takut sama Pak Malik, dia melarang Aam untuk cerita.”

“Kamu lebih takut sama Malik ketimbang Ayi?”

“Ayi, Pak Malik itu, dia lebih menakutkan dari Ayah Aam, dia .... ”

“Ser, udah baikan?” Ku lihat Pak Hanif masuk.

“Hei Pak, udah enakan, paling ini bibirku masih agak sakit.”

“Am, kamu ke kantin rumah sakit ya, sudah saya pesankan sarapan.” Pak Hanif menyuruh Aam keluar dengan halus, sepertinya ada yang ingin dia bicarakan, Pak Hanif memang selalu penuh dengan adab.

“Ada apa pak? Apa ini soal Ni Tegrek?” Aku langsung menodong Pak Hanif dengan pertanyaan.

“Oh kamu sudah tahu nama Nenek itu?”

“Iya dari Aam.”

“Bu, Lebih baik jangan terlalu percaya Aam, dia masih terlalu muda dan terkadang informasi yang dia dapatkan tidak sepenuhnya tepat, bisa hanya dari desas-desus atau dari sumber yang tidak ahli.”

“Lalu saya harus percaya siapa? Malik? Dia saja langsung marah kalau saya bahas soal beginian, padahal dari mulai dia membangun bisnis kami selalu berpegangan pada intuisiku, kenapa sekarang dia marah kalau aku menyentuh hal yang memang sudah menjadi kodratku.”

“Kita balik lagi soal Ni Tegrek aja ya Ser, jadi dia itu Jin yang memiliki kemampuan menciptakan dunia tipuan, kalau kamu selama ini mengenal tentang dua dunia, dunia nyata dan Ghaib, dia menciptakan dunia sendiri, tujuannya untuk mengembangbiakan anaknya, dan tidak terdeteksi oleh para Tetua, karena Tetua tidak mampu menjamah dunia yang Ni Tegrek ciptakan.”

“Jadi benar anak-anak kecil yang mencoba memakanku adalah anak-anak Ni Tegrek?”

“Betul, sebenarnya mereka tidak benar-benar bisa memakan manusia, mereka hanya memakan energinya, tapi untuk tujuan tidak baik.”

“Kalau memang mereka tidak memakanku kenapa tubuhku penuh memar dan bengkak, bahkan bibirku bengkak.”

“Kalau mereka benar memakanmu, tubuhmu akan robek-robek, mereka hanya memakan energimu, tapi karena kamu masuk kedunia mereka makanya efeknya separah ini.”

“Kenapa aku masuk ke dunia yang diciptakan Ni Tegrek?”

“Tidak ada yang bisa masuk ke dunia Ni Tegrek, bahkan para Tetua, tapi berbeda dengan Ayi Mahogra, kalau di IT kami sebut Ayi Mahogra itu seperti Security Tertinggi, tingkatannya SUPER VVIP user, bukan sekedar Administrator yang mampu mengganti kunci dari sebuah PC, Ayi Mahogra adalah Super VVIP yang bisa menciptakan puluhan server dan memilihkan banyak client dari server tersebut, Ni Tegrek hanya mampu menciptakan satu server saja dan menjadikan anak-anaknya tim Client yang melaksanakan apapun perintah dari Ni Tegrek.”

Penjelasan pak Hanif masuk akal, tapi memang Ni Tegrek ahli IT sampai bisa menciptakan server, aku tertawa sendiri mendengarnya, mungkin karena Pak Hanif seorang IT makanya penjelasannya jauh kearah kemampuannya.

“Ok anggap aku bengong dan secara tidak sengaja masuk ke dunia yang diciptakan Ni Tegrek, apa tujuan dia menangkapku dan menyiksaku? Satu lagi, kalau kemampuanku setinggi yang kamu katakan, kenapa aku bahkan tidak bisa bergerak didunianya?” aku ingat saat kepala buntung dan Kuntilanak itu main-main dengan tubuhku.

“Ni tegrek menciptakan servernya sendiri hanya untuk berkembangabiak, lalu ketika anaknya sudah banyak dia akan keluar kedunia nyata, disinilah tujuan utamanya, dirumah sakit ini, makanya servernya dia simpan di rumah sakit, tujuan utamanya sangat menakutkan bagi penghuni rumah sakit ini.”

“Apa tujuan utamanya?”

“Membuat para pesakitan, mati dengan keadaan buruk, tidak mampu mengucapkan Syahadat, kebanyakan dari mereka yang dikerjai meninggal dalam keadaan ketakutan, karena client-client yang dilahirkan Ni Tegrek mendekati mereka menyerap sisa energi mereka dan membiarkan mereka yang sakaratul maut melihat makhluk mengerikan itu, makanya mereka tidak sempat mengucapkan Syahadat, itu hal yang paling menakutkan bagi kita Umat Muslim, meninggal dalam keadaan Su’ul Khatimah.”

“Jadi maksudmu anak-anak yang menggigitku itu akan mengerjai orang yang sedang sakaratul maut? Itu kejam sekali.” Aku geram.

“Soal pertanyaan mu, kenapa kamu tidak bisa bergerak di dunia itu, karena kamu masih tersegel, hanya sekitar 30 persen kemampuan yang kamu bawa ke dunia Ni tegrek, kalau segelmu sudah terbuka semua, dunia Ni Tegrek hanya seperti ini.”

Pak Hanif meniup debu di tangannya.

“Apakah aku bisa membuka segel ini?” Aku tak sabar ingin menghajarnya.

“Bukan itu pertanyaannya, tapi apakah kamu mau?”

Aku hanya menaikan bahu, aku pun masih ragu, perlukah aku membuka segel?

_________________

Catatan Penulis :

Semua orang istimewa untuk dirinya dan orang-orang yang dicintainya, maka itu cara kau memilih siapa yang mampu mencintaimu dengan baik atau hanya sekedar, karena dengan orang baik kau akan bersinar.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Rikko Nur Bakti

Rikko Nur Bakti

jempol...

2023-10-24

0

Mey-mey89

Mey-mey89

..

2023-06-15

1

Asyiyah Setiawan

Asyiyah Setiawan

terus author, mau nanya dong, kalau qta bersinar di sisi org yg mengaku tidak mencintai qta. tapi qta semakin terpuruk di sisi org yg mencintai dan mampu bertahan di segala kondisi bersama qta. itu artinya apa?

2023-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 (Bagian 1 : Seira dan Malik)
2 (Bagian 2 : Seira Kecil)
3 (Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4 (Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5 (Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6 (Bagian 6 : Susuk)
7 Bagian 7 : Cemburu
8 Bagian 8 : Pulau
9 Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10 Bagian 10 : Abah
11 Bagian 11 : Ayah
12 Bagian 12 : Ayi Mahogra
13 Bagian 13 : Malik
14 Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15 Bagian 15 : Aqan Asta
16 ​Bagian 16 : Rahim
17 Bagian 17 : Terhempas
18 Bagian 18 : Aqan Asta
19 Bagian 19 : Cinta Segitiga
20 Bagian 20 : Kepercayaan
21 Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22 Bagian 22 : Malik dan cintanya
23 (Bagian 23 : Masa Kuliah)
24 Bagian 24 : Buka Segel
25 Bagian 25 : Pertarungan
26 Bagian 26 : Perlindungan
27 Bagian 27 : Kejujuran
28 Bagian 28 : Masa Kuliah II
29 Bagian 29 : Cinta Kami
30 Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31 Bagian 31 : Hatiku
32 Bagian 32 : Pramudya Aksara
33 Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34 Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35 Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36 Bagian 36 : Perpisahan
37 Bagian 37 : Ayi Tirung
38 Bagian 38 : Pengorbanan
39 Bagian 39 : Dunia Ghaib
40 Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41 Bagian 41 : Lembah Merah
42 Bagian 42 : Kesepian
43 Bagian 43 : Penantian
44 Bagian 44 : Tanah Pejuang
45 Bagian 45 : Cermin
46 Bagian 46 : Tugas Tertunda
47 Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48 Bagian 48 : Malik Rainan
49 Bagian 49 : Penaklukan Monster
50 Bagian 50 : Si Aing Lengir
51 Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52 Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53 Bagian 53 : Jebakan
54 Bagian 54 : Penaklukan
55 Bagian 55 : Petapa
56 Bagian 56 :Pelepasan
57 Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58 Bagian 58 : Petapa
59 Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60 Episode 60 : Kerinduan
61 Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62 Bagian 62 : Kita
63 Bagian 63 : Kiriman
64 Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65 Bagian 65 : Raja Bapati
66 Bagian 66 : Strategi Perang
67 Bagian 67 : Panglima Bapati
68 Bagian 68 : Pertahanan
69 Bagian 69 : Keserakahan
70 Bagian 70 : Persiapan
71 Bagian 71: Tragedi
72 Bagian 72 : Terjebak
73 Bagian 73: Kepercayaan
74 Bagian 74: Desa Ayah
75 Bagian 75 : Desa Ayah II
76 Bagian 76 : Pagar Ghaib
77 Bagian 77 : Janggal
78 Bagian 78 : Jawaban
79 Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80 Bagian 80 : Undangan Perang
81 Bagian 81 : Perang!!!
82 Bagian 82 : Perang II
83 Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84 Bagian 84 : Hukuman
85 (Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
(Bagian 1 : Seira dan Malik)
2
(Bagian 2 : Seira Kecil)
3
(Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4
(Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5
(Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6
(Bagian 6 : Susuk)
7
Bagian 7 : Cemburu
8
Bagian 8 : Pulau
9
Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10
Bagian 10 : Abah
11
Bagian 11 : Ayah
12
Bagian 12 : Ayi Mahogra
13
Bagian 13 : Malik
14
Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15
Bagian 15 : Aqan Asta
16
​Bagian 16 : Rahim
17
Bagian 17 : Terhempas
18
Bagian 18 : Aqan Asta
19
Bagian 19 : Cinta Segitiga
20
Bagian 20 : Kepercayaan
21
Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22
Bagian 22 : Malik dan cintanya
23
(Bagian 23 : Masa Kuliah)
24
Bagian 24 : Buka Segel
25
Bagian 25 : Pertarungan
26
Bagian 26 : Perlindungan
27
Bagian 27 : Kejujuran
28
Bagian 28 : Masa Kuliah II
29
Bagian 29 : Cinta Kami
30
Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31
Bagian 31 : Hatiku
32
Bagian 32 : Pramudya Aksara
33
Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34
Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35
Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36
Bagian 36 : Perpisahan
37
Bagian 37 : Ayi Tirung
38
Bagian 38 : Pengorbanan
39
Bagian 39 : Dunia Ghaib
40
Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41
Bagian 41 : Lembah Merah
42
Bagian 42 : Kesepian
43
Bagian 43 : Penantian
44
Bagian 44 : Tanah Pejuang
45
Bagian 45 : Cermin
46
Bagian 46 : Tugas Tertunda
47
Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48
Bagian 48 : Malik Rainan
49
Bagian 49 : Penaklukan Monster
50
Bagian 50 : Si Aing Lengir
51
Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52
Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53
Bagian 53 : Jebakan
54
Bagian 54 : Penaklukan
55
Bagian 55 : Petapa
56
Bagian 56 :Pelepasan
57
Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58
Bagian 58 : Petapa
59
Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60
Episode 60 : Kerinduan
61
Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62
Bagian 62 : Kita
63
Bagian 63 : Kiriman
64
Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65
Bagian 65 : Raja Bapati
66
Bagian 66 : Strategi Perang
67
Bagian 67 : Panglima Bapati
68
Bagian 68 : Pertahanan
69
Bagian 69 : Keserakahan
70
Bagian 70 : Persiapan
71
Bagian 71: Tragedi
72
Bagian 72 : Terjebak
73
Bagian 73: Kepercayaan
74
Bagian 74: Desa Ayah
75
Bagian 75 : Desa Ayah II
76
Bagian 76 : Pagar Ghaib
77
Bagian 77 : Janggal
78
Bagian 78 : Jawaban
79
Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80
Bagian 80 : Undangan Perang
81
Bagian 81 : Perang!!!
82
Bagian 82 : Perang II
83
Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84
Bagian 84 : Hukuman
85
(Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!