(Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)

“Ya Neng? Napa lu?”

“Temenin ke kamar mandi yuk.” Dia berjalan ke arahku dengan senyum yang aneh, dia menarik tanganku, anehnya aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sehingga aku mengikutinya ke kamar mandi.

“Neng, beneran sama gue ditemeninnya?” Aku memastikan sebelum kami benar-benar masuk ke kamar mandi.

Kulihat dia hanya menoleh lalu tersenyum.

Apa Neneng hanya minta ditemani? Tapi dia tidak biasanya memintaku, aku bukan teman dekatnya.

Begitu kami masuk pintu kamar mandi, kosong, tidak ada orang, padahal ini jam istirahat, biasanya banyak anak perempuan suka ke kamar mandi, sekedar membetulkan baju atau roknya, maklum saat istirahat, kan biasanya pasangan-pasangan remaja itu saling bertemu dan berkencan dadakan.

“Neng, gue tunggu sini ya, lu ....

Neneng masuk bilik kamar mandi paling dalam, di sini ada enam bilik kamar mandi, posisinya setiap 3 kamar mandi saling berhadapan, aku heran, kenapa si Neneng sok kenal banget, biasanya dia ogah ditemenin aku, namanya memang agak desa, Neneng, tapi kelakuannya sok kota, dia nggak mau temenan ama perempuan miskin macam aku.

“Neng, kalau udah keluar ya, jangan lama-lama.” Aku mulai was-was, ini sudah 5 menit, harusnya tidak selama itu, kan kalau hanya buang air kecil.

Tidak ada jawaban, “Neng ... “ aku memanggilnya sekali lagi.

Masih tidak ada jawaban.

Aku berjalan ke arah bilik yang Neneng masuk, perlahan, jujur nyaliku ciut, ada rasa takut.

“Neng.” Aku mengetuk pintunya, tidak ada jawaban, aku mendorong pintu itu, tapi dikunci dari dalam, aku memegang handle pintunya, aku memutar handle dan mendorong pintunya.

“Seira!” Astagfirullah, ada seseorang yang masuk dari luar, “dicariin Malik lu.” Teman sekelasku ternyata.

“Iya, ini gue lagi nungguin si Neneng, dia tadi minta temenin ke kamar mandi.”

“Seira! Gila lu ya, si Neneng ijin nggak masuk.” Teman sekelasku itu langsung, keluar dan menatapkku dengan aneh.

Aku langsung melihat ke arah bilik kamar mandi, pintunya terbuka, tidak ada Neneng di sana!

Apa aku sudah gila, aku langsung berlari keluar, saat sampai pintu kamar mandi, kudengar bilik pintu kamar mandi dibanting, sontak aku langsung berlari secepat mungkin.

“Ser!” ada seseorang memanggilku dari belakang.

“Malik.” Aku langsung menghampirinya.

“Kenapa kamu, pucet banget.”

“Hmm, kalau gue cerita pasti lu nggak bakal percaya.”

“Aku percaya kok, semua orang boleh aja sih nggak percaya sama kamu, tapi aku akan selalu percaya Ser, lupa kamu?” Oh ya, Malik pasti akan percaya, aku lupa dia adalah lelaki paling mengerti aku, makanya aku suka, walau bertepuk sebelah tangan.

“Tadi pas elu ninggalin gue di kelas, gue yakin kelas kosong, tapi tiba-tiba Neneng dari arah dalam kelas minta gue temenin ke kamar mandi, gue sih rada aneh, tapi nggak tau kenapa gue ikut aja, pas dia narik gue keluar kelas, gue ngerasa tangannya dingin banget. Tapi entah kenapa gue tetep ikutin dia.”

“Ok, terus.” Malik terlihat serius, dia tidak memotong kata-kataku sama sekali.

“Trus gue ama dia ke kamar mandi, ya gue tungguin dia di dalem, di wastafel, dia masuk bilik paling belakang, trus agak lama, gue akhirnya panggil-panggil dia, gue takut dia kenapa-kenapa, kan kemaren dia pingsan.”

“Ok, lalu?” Malik masih mendengarkan dengan serius.

“Dia nggak nyaut, gue samperin lah ke biliknya, gue ketok, gue puter handle pintunya, dia masih nggak nyaut, sampe ada yang masuk ke kamar mandi, bilang kalau Neneng tuh nggak masuk sekolah, dan pas gue liat ke biliknya, ternyata biliknya udah kebuka, nggak ada siapa-siapa disana, gue lari lah, pas gue lari, gue seprti mendengar auman yang menyeramkan, trus bilik kamar mandinya kayak di banting gitu, abis itu kayak ada suara-suara perkelahian.”

“Ser, nanti Mama kasih kamu air lagi ya, nanti pulang aku mampir ke rumah ngomong sama Mama.”

“Malik, aku kenapa sih? Aku nggak tau tapi kok kayaknya mereka masih mengikutiku.”

“Ser, percaya Malik ya, pokoknya Seira nggak apa-apa, Seira normal, dan kita akan lalui ini bareng.” Ah, Malik, padahal dia masih SMP tapi entah kenapa dia begitu dewasa dan membuatku aman.

....

“Ser, udah denger belum?” Teman sekelas menyapaku saat kau baru sampai.

“Denger apa sih?” Aku menuju kursiku dan menaruh tas.

“Neneng.” Deg, aku langsung merasa ada berita buruk, ku lihat mejanya kosong, dia belum datang.

“Neneng kenapa?” Aku bertanya.

“Hari ini kita pulang cepet, rame-rame mau ke rumahnya, lu ikut nggak?”

“Ikut, emang dia masih sakit.”

“Sembarangan lu, dia udah nggak ada!”

“Astagfirullah.”

“Innalillahi Seira!”

“Eh iya, Innalillahi wa Inna Illaihi rajiun.” Tak terasa air mataku jatuh.

“Lu tau nggak kapan meninggalnya?”

“Kapan?”

“Kemaren siang jam dua belasan.”

“Apa?”

Kemaren sekitar jam setengah satuan, dia memintaku menemaninya ke kamar mandi, lalu siapa yang kemarin bersamaku? Ya Allah ada apa lagi ini!

“Malik.” Aku melihat Malik datang.

“Napa Ser?” dia menaruh tas di mejanya dan duduk di mejaku.

“Neneng udah nggak ada Malik, kemarin dia meninggal pas jam aku nememin dia ke toilet!” Aku menghapus air mata, antara takut dan sedih.

“It’s Ok Ser, nggak akan ada apa-apa lagi, kemaren udah minum air lagi, kan? Yang Mama kasih pake botol air mineral.”

“Iya udah minum.”

“Udah, nanti kalau takut nggak usah ikut aja ke rumah Neneng.”

“Tapi nggak enak ama yang lain, nanti mereka pikir aku nggak setia kawan dan nggak pedulian.”

“Peduli amat ama pikiran orang Ser, dah aku juga nggak ikut rumah Neneng ya.”

“Ok, temenin aku ya.” Aku memegang lengannya.

“Malik!” di waktu bersamaan, aku melihat kakak kelas menghampiri kami, tepatnya Malik.

Dia langsung mengambil lengan Malik yang aku pegang, dan menarik Malik ke luar kelas.

Dasar perempuan nakal, kerjaannya godain adik kelas yang bening, padahal anak kepala sekolah.

....

“Kenapa sih cemberut mulu, ini udah dibeliin siomay loh, kesukaan kamu, nugget juga udah aku bungkus untuk sore.”

“Lagian ngapain sih lu, pagi ama Siska, kemaren istirahat ama Siska, nih bentar lagi pasti dia bakal samperin lu.”

“Kan kamu udah aku ajak, kenapa nggak mau ikut?”

“Kemarin nggak diajak, kamu langsung pergi aja, sampe aku ketemu si ... trus tadi pagi juga.” Aku tidak mau menyebut namanya lagi, lebih baik Almarhum tenang di sana.

“Ser, udah denger belum? Katanya bukan hanya SPP kamu yang gratis, seragam sekolah, peralatan sekolah dan semua kebutuhan kamu akan ditanggung selama kamu sekolah di sini.”

“Aku belum denger, serius itu?”

“Yup, makanya jangan fokus ama yang nggak penting.”

Malik mencubit hidungku dan mengacak-acak rambutku. Ah, Malik lagi-lagi aku terpesona.

“Malik.” Kulihat Kak Siska datang lagi, dia kembali menarik Malik untuk ikut dengannya.

Setelah Neneng, aku tidak pernah melihat dan mengalami kejadian aneh lagi berhubungan dengan mereka yang tak terlihat, aku menjalani kehidupan yang normal dan tentu saja di samping Malik.

Kenangan masa SMP ku memang tidak semua baik, ada susah, ada senang dan ada sedih, tapi semua kenangan selalu ada Malik bersamaku, SD, SMP, SMA, kuliah dan sekarang kerja.

Aku adalah tangan kanan bos air mineral paling besar di negeri ini, semua hal yang menyangkut perusahaan selalu berdasarkan keputusanku, Malik tidak pernah sekalipun mengambil keputusan tanpa persetujuan dariku.

Malik selalu percaya intuisiku, dia bilang cukup Seira, sisanya pasti sukses. Aku bahagia bahwa sepenting itu aku di sisi Malik, karena untuk Malik, Siska atau wanita lain di sisinya yang pernah jadi pacarnya, hanya orang-orang yang bermanfaat saja, setelah selesai maka dia akan meninggalkannya.

Aku adalah orang yang tidak pernah sekalipun akan dia tinggalkan, karena aku sahabatnya, baiklah Bos Malik, aku akan menjadi sahabatmu, sampai ... sampai kau bisa mencintaiku.

______________________________________

Catatan Author :

Cinta itu hal yang berat untuk dijalani tapi bukan hal mustahil untuk diraih, kalau kita tetap bertahan dan menjadi kuat karenanya.

Untuk kamu-kamu yang sedang menahan sakit karena cinta yang tak kunjung datang, maka tetaplah mencinta, kau akan bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.

Karena tidak ada penantian yang sia-sia, walau terkadang jodoh bukan yang kita harapkan, tapi percayalah, jodoh pasti yang kita butuhkan.

Terpopuler

Comments

ic

ic

selesai apa neh..??? wkwkwk

2024-02-29

0

Rikko Nur Bakti

Rikko Nur Bakti

catatan yg lucu....

2023-10-23

0

Mey-mey89

Mey-mey89

semangat

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 (Bagian 1 : Seira dan Malik)
2 (Bagian 2 : Seira Kecil)
3 (Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4 (Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5 (Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6 (Bagian 6 : Susuk)
7 Bagian 7 : Cemburu
8 Bagian 8 : Pulau
9 Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10 Bagian 10 : Abah
11 Bagian 11 : Ayah
12 Bagian 12 : Ayi Mahogra
13 Bagian 13 : Malik
14 Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15 Bagian 15 : Aqan Asta
16 ​Bagian 16 : Rahim
17 Bagian 17 : Terhempas
18 Bagian 18 : Aqan Asta
19 Bagian 19 : Cinta Segitiga
20 Bagian 20 : Kepercayaan
21 Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22 Bagian 22 : Malik dan cintanya
23 (Bagian 23 : Masa Kuliah)
24 Bagian 24 : Buka Segel
25 Bagian 25 : Pertarungan
26 Bagian 26 : Perlindungan
27 Bagian 27 : Kejujuran
28 Bagian 28 : Masa Kuliah II
29 Bagian 29 : Cinta Kami
30 Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31 Bagian 31 : Hatiku
32 Bagian 32 : Pramudya Aksara
33 Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34 Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35 Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36 Bagian 36 : Perpisahan
37 Bagian 37 : Ayi Tirung
38 Bagian 38 : Pengorbanan
39 Bagian 39 : Dunia Ghaib
40 Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41 Bagian 41 : Lembah Merah
42 Bagian 42 : Kesepian
43 Bagian 43 : Penantian
44 Bagian 44 : Tanah Pejuang
45 Bagian 45 : Cermin
46 Bagian 46 : Tugas Tertunda
47 Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48 Bagian 48 : Malik Rainan
49 Bagian 49 : Penaklukan Monster
50 Bagian 50 : Si Aing Lengir
51 Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52 Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53 Bagian 53 : Jebakan
54 Bagian 54 : Penaklukan
55 Bagian 55 : Petapa
56 Bagian 56 :Pelepasan
57 Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58 Bagian 58 : Petapa
59 Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60 Episode 60 : Kerinduan
61 Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62 Bagian 62 : Kita
63 Bagian 63 : Kiriman
64 Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65 Bagian 65 : Raja Bapati
66 Bagian 66 : Strategi Perang
67 Bagian 67 : Panglima Bapati
68 Bagian 68 : Pertahanan
69 Bagian 69 : Keserakahan
70 Bagian 70 : Persiapan
71 Bagian 71: Tragedi
72 Bagian 72 : Terjebak
73 Bagian 73: Kepercayaan
74 Bagian 74: Desa Ayah
75 Bagian 75 : Desa Ayah II
76 Bagian 76 : Pagar Ghaib
77 Bagian 77 : Janggal
78 Bagian 78 : Jawaban
79 Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80 Bagian 80 : Undangan Perang
81 Bagian 81 : Perang!!!
82 Bagian 82 : Perang II
83 Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84 Bagian 84 : Hukuman
85 (Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
(Bagian 1 : Seira dan Malik)
2
(Bagian 2 : Seira Kecil)
3
(Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4
(Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5
(Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6
(Bagian 6 : Susuk)
7
Bagian 7 : Cemburu
8
Bagian 8 : Pulau
9
Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10
Bagian 10 : Abah
11
Bagian 11 : Ayah
12
Bagian 12 : Ayi Mahogra
13
Bagian 13 : Malik
14
Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15
Bagian 15 : Aqan Asta
16
​Bagian 16 : Rahim
17
Bagian 17 : Terhempas
18
Bagian 18 : Aqan Asta
19
Bagian 19 : Cinta Segitiga
20
Bagian 20 : Kepercayaan
21
Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22
Bagian 22 : Malik dan cintanya
23
(Bagian 23 : Masa Kuliah)
24
Bagian 24 : Buka Segel
25
Bagian 25 : Pertarungan
26
Bagian 26 : Perlindungan
27
Bagian 27 : Kejujuran
28
Bagian 28 : Masa Kuliah II
29
Bagian 29 : Cinta Kami
30
Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31
Bagian 31 : Hatiku
32
Bagian 32 : Pramudya Aksara
33
Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34
Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35
Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36
Bagian 36 : Perpisahan
37
Bagian 37 : Ayi Tirung
38
Bagian 38 : Pengorbanan
39
Bagian 39 : Dunia Ghaib
40
Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41
Bagian 41 : Lembah Merah
42
Bagian 42 : Kesepian
43
Bagian 43 : Penantian
44
Bagian 44 : Tanah Pejuang
45
Bagian 45 : Cermin
46
Bagian 46 : Tugas Tertunda
47
Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48
Bagian 48 : Malik Rainan
49
Bagian 49 : Penaklukan Monster
50
Bagian 50 : Si Aing Lengir
51
Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52
Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53
Bagian 53 : Jebakan
54
Bagian 54 : Penaklukan
55
Bagian 55 : Petapa
56
Bagian 56 :Pelepasan
57
Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58
Bagian 58 : Petapa
59
Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60
Episode 60 : Kerinduan
61
Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62
Bagian 62 : Kita
63
Bagian 63 : Kiriman
64
Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65
Bagian 65 : Raja Bapati
66
Bagian 66 : Strategi Perang
67
Bagian 67 : Panglima Bapati
68
Bagian 68 : Pertahanan
69
Bagian 69 : Keserakahan
70
Bagian 70 : Persiapan
71
Bagian 71: Tragedi
72
Bagian 72 : Terjebak
73
Bagian 73: Kepercayaan
74
Bagian 74: Desa Ayah
75
Bagian 75 : Desa Ayah II
76
Bagian 76 : Pagar Ghaib
77
Bagian 77 : Janggal
78
Bagian 78 : Jawaban
79
Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80
Bagian 80 : Undangan Perang
81
Bagian 81 : Perang!!!
82
Bagian 82 : Perang II
83
Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84
Bagian 84 : Hukuman
85
(Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!