Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni

Astagfirullah, wanita buruk rupa itu lagi

Dia mengetuk pintu kamarku.

Dug ... dug ... dug

Ketukannya perlahan tapi begitu menyayat, dia menyadari aku telah mengintipnya dari lubang intip, dia lalu menyeringai padaku.

“Pergi kau! Aku tidak memiliki apapun yang kamu inginkan!” Aku mundur dan mulai menangis.

“Seiraaa ... buka pintunya sayang.” Wanita buruk rupa itu berbicara di balik pintu.

Aku segera mengambil tasku, aku merasa ada yang tidak beres dengan hotel ini, kenapa dia bisa masuk dan mengetuk pintu itu, tapi kalau dia setan, kenapa dia harus menget ....

“Seiraaa .... “ ada yang berbicara di belakangku, tepatnya di tengkukku, dingin sekali.

Aku berbalik dengan perlahan, aku merasakan ada seseorang di belakang, seluruh tubuh bagian belakangku sangat dingin.

Saat aku berbalik, Astagfirullah!!! bukankah wanita buruk rupa ini ada di pintu luar, berarti dia  bukan manusia, dia setan!

Aku berlari ke arah pintu, tas sudah kutenteng, untung tadi belum sempat mengluarkan isi tasku.

Aku berjalan dengan cepat, berlari kecil kearah pintu.

Sial! Pintu terkunci, kuncinya dimana? Aku mencoba mengingat, sementara wanita buruk rupa itu hilang entah kemana.

Aku meraba seluruh kantong baju dan celanaku, tidak ada kunciku disana sambil memandang sekeliling, aku takut dia datang lagi.

Aku mendekati kamar dan mencari keseluruh bagian di kasur tempatku tadi sempat tidur beberapa menit, siapa tahu jatuh disana, aku terus mereba kasurnya, dan ....

Tanganku di tarik oleh sesuatu dari balik sprei kasur ini! Aku berusaha melepaskan tanganku, oh Tuhan apalagi ini? Aku menarik tanganku dengan kencang, lalu badanku terjungkal karena tarikan kerasku, saat badanku jatuh ke lantai aku merasa telah menindih sesuatu, sesuatu yang berbau anyir dan dingin, aku menoleh kebelakang.

Wanita buruk rupa itu lagi, tapi ini adalah yang di perahu telah mengguyurku dengan air kotoran dari mulutnya. Dia mencengkram tubuhku dari belakang, dia memegang pinggangku dengan erat, lalu menyeret tubuhku yang masih menindih tubuhnya, kami bahkan sekarang ada di atap kamar ini, lalu seketika wanita buruk rupa ini melepaskan pegangannya padaku, sontak aku jatuh tepat di lantai keramik, wajahku mendarat lebih dulu.

Sakit sekali, wajahku penuh dengan darah, darah keluar dari mulut, hidung dan pelipisku. Aku menyesal telah datang ke sini sendirian, seharusnya aku mendengar kata-kata Malik. Malik, tolong aku ....

Aku berusaha bangkit dengan rasa sakit yang begitu hebat di sekitar muka, tidak sengaja aku melihat kunci kamarku ada di kolong tempat tidur, aku meengerahkan semua kekuatan yang tersisa untuk mengabilnya, aku mngulurkan tanganku ke kolong tepat tidur, aku berusaha meraih kuncinya, lalu tiba-tiba lampu padam.

Aku menangis sejadinya, kenapa aku bodoh berani datang ke pulau ini, kenapa aku bodoh, berkali-kali aku mengutuk diriku, sekarang untuk keluar dari kamar ini saja aku harus babak belur.

Diantara keputusasaan, aku masih berusaha meraih kunci kamarku, kuraba semua permukaan lantai agar bisa meraih kuncinya, di kegelapan seperti ini sulit mlihat, apalagi letaknya di kolong tempat tidur.

“Kena!” kuncinya teraba, aku menarik kunci itu keluar dari kolong tempat tidur.

“Aahhh!!!” aku melepas kunci itu karena bersamaan dengan kunci itu ada tangan buntung yang ikut terbawa.

Aku gemetar, karena tangan itu busuk dan masih bergerak, dia tidak melepaskan kuncinya, lalu tangan itu terbang, aku berlari kearah pintu, tangan buntung busuk itu mencengkram leherku, aku membelakangi pintu, aku memang sengaja berlari kearah sini, kulihat kunci pintu masih menggantung di tangan busuk ini, aku mematahkan jari kelingkingnya yang memang sudah busuk untuk mengambil kuncinya, begitu dapat aku langsung mencoba membuka pintu, sementara leherku sudah di cekik dengan kencang, diantara sesak nafas dan sakit di cekik aku berusaha membuka pintu.

Berhasil!!! Pintu terbuka, aku segera memegang tangan busuk itu dan sekuat tenaga melepaskannya dari leherku, begitu terlepas aku berlari sekencang yang aku bisa, semua gelap, lorong ini terasa aneh, sepertinya panjang sekali, aku berlari terus berlari sekencang-kencangnya, aku tidak menemukan ujung dari lorong gelap ini, aku ngos-ngosan dan mulai kelelahan.

Aku pun berhenti, aku berusaha melihat keadaan sekitar, lalu ada cekikikan aneh, satu, dua, tiga lalu mereka tertawa berbarengan, tertawa yang begitu bergemuruh, mereka seperti melihat aku sedang melawak, menertawakan ketololanku berlari dan terus berlari.

Tapi mereka tidak terlihat, dimana aku, kenapa lorong ini terlihat berbeda, kenapa semua tembok bahkan bukan hanya mengelupas, tapi sudah berdebu tebal sekali, aku menyentuh temboknya, bahkan debu ini sangat tebal, seperti bangunan yang sudah lama di tinggalkan.

Di tengah ketakutan, dari belakang lamat-lamat kudengar ada langkah kaki yang di seret, aku segera menengok.

“Kau ... kau anak pemilik hotel kan?” Aku berteriak, karena jarak kami memang jauh. Dia masih terus saja berjalan kearahku tanpa menjawab, akupun sama, berlari kearahnya.

“Kau tau kemana pintu keluar hotel ini? Aku tersesat, kenapa lorong ini tidak seperti sebelumya, ada lukisan, ada lampu-lampu ada karpet kena .... “ Saat aku berbicara, anak pemilik hotel ini tertawa dengan mendesis, aku mundur.

“Entahlah  Seira,” dia akhirnya menjawab. “entahlah, apa kami mau mengeluarkanmu dari sini, lalu dia menunjukan wajahnya, tidak ada wajah disana! Hanya ada tengkorak  yang di balut rambut panjang, bukankah kata pegawai yang mengantarku tadi dia anak pemilik hotel, tapi sepertinya bukan!

Aku kembali berlari, terus berlari, sampai ...

“Bu Seira.” Aku menengok ke arah suara yang memanggilku, dia pegawai yang mengantarku tadi kekamar ini.

“Mas, Mas, tolong saya!” Aku mendekatinya.

“Tadi saya lihat kamar Bu Seira terbuka dan tasnya tergeletak, nih.” Mas pegawainya memberikan tasku.

“Mas bisa tunjukan jalan keluarnya? Aku nggak jadi nginap.” Aku berusaha mengambil tas yang dibawa oleh lelaki itu, tapi tasnya tidak dilepaskan.

“Mau kemana Bu Seirahhh .... ” Lelaki itu berubah menjadi pucat, tangan dan kakinya penuh dengan luka, lagi-lagi tubuhnya busuk seperti dua wanita di perahu boat tadi.

“Ka-kamu.”

Lalu kulihat di lorong begitu banyak makhluk yang menatap kearahku, lorong yang tadinya gelap dan sepi sekarang ramai, mereka semua seperti Zombie, tubuhnya tidak ada yang utuh, ada yang berjalan terseok, ada yang mengesot dan ada yang loncat-loncat, mungkin mereka yang disebut pocong, kuntilanak dan genderuwo.

“Ya Allah, tolong aku, apa mau kalian!” Aku berteriak.

“Kami, kami mau kamuhhh!”

“Tolong, To-tolooooooooong.” Aku meminta bantuan kepada siapa saja yang mendengar suaraku.”

Kulihat mereka semakin dekat dan akan mencengkeram tubuhku, lalu ....

BUMMMM!!!

Dua makhluk buas jatuh dari atap, si belang tiga dan si putih, tubuh mereka berdua menindh makhluk-makhluk astral itu, mereka menghajar satu-persatu makhluk itu, sementara aku mundur karena masih ada yang terlepas dan mengejarku, aku terpojok, mereka mulai meraih tangan, kaki, kepalaku dan seluruh tubuhku sudah ada di tangan mereka.

“Tolooooongggggg!!!” Aku menjerit sekuat tenaga.

___________________________________

Catatan Author : ini adalah part terberat yang aku tulis, karena lumayan menguras rasa takutku yang sebenarnya memang penakut. Anehkan? Penulis horor tapi penakut, ya akulah si kucing.

 

 

Terpopuler

Comments

Styaningsih Danik

Styaningsih Danik

sama thor...aq jg penakut tp ntah knp hobi bgt baca novel genre horor misteri ada dunia gaibnya ...kayak seru deg2 ser adrenalin bisa tinggi

2024-02-03

0

Rikko Nur Bakti

Rikko Nur Bakti

jempol...

2023-10-23

0

zhawil ztonez

zhawil ztonez

ssesuai review pas baca angkot jemputan,
ternyata karuhun emang lbh ok horor nya...

2023-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 (Bagian 1 : Seira dan Malik)
2 (Bagian 2 : Seira Kecil)
3 (Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4 (Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5 (Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6 (Bagian 6 : Susuk)
7 Bagian 7 : Cemburu
8 Bagian 8 : Pulau
9 Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10 Bagian 10 : Abah
11 Bagian 11 : Ayah
12 Bagian 12 : Ayi Mahogra
13 Bagian 13 : Malik
14 Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15 Bagian 15 : Aqan Asta
16 ​Bagian 16 : Rahim
17 Bagian 17 : Terhempas
18 Bagian 18 : Aqan Asta
19 Bagian 19 : Cinta Segitiga
20 Bagian 20 : Kepercayaan
21 Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22 Bagian 22 : Malik dan cintanya
23 (Bagian 23 : Masa Kuliah)
24 Bagian 24 : Buka Segel
25 Bagian 25 : Pertarungan
26 Bagian 26 : Perlindungan
27 Bagian 27 : Kejujuran
28 Bagian 28 : Masa Kuliah II
29 Bagian 29 : Cinta Kami
30 Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31 Bagian 31 : Hatiku
32 Bagian 32 : Pramudya Aksara
33 Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34 Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35 Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36 Bagian 36 : Perpisahan
37 Bagian 37 : Ayi Tirung
38 Bagian 38 : Pengorbanan
39 Bagian 39 : Dunia Ghaib
40 Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41 Bagian 41 : Lembah Merah
42 Bagian 42 : Kesepian
43 Bagian 43 : Penantian
44 Bagian 44 : Tanah Pejuang
45 Bagian 45 : Cermin
46 Bagian 46 : Tugas Tertunda
47 Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48 Bagian 48 : Malik Rainan
49 Bagian 49 : Penaklukan Monster
50 Bagian 50 : Si Aing Lengir
51 Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52 Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53 Bagian 53 : Jebakan
54 Bagian 54 : Penaklukan
55 Bagian 55 : Petapa
56 Bagian 56 :Pelepasan
57 Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58 Bagian 58 : Petapa
59 Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60 Episode 60 : Kerinduan
61 Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62 Bagian 62 : Kita
63 Bagian 63 : Kiriman
64 Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65 Bagian 65 : Raja Bapati
66 Bagian 66 : Strategi Perang
67 Bagian 67 : Panglima Bapati
68 Bagian 68 : Pertahanan
69 Bagian 69 : Keserakahan
70 Bagian 70 : Persiapan
71 Bagian 71: Tragedi
72 Bagian 72 : Terjebak
73 Bagian 73: Kepercayaan
74 Bagian 74: Desa Ayah
75 Bagian 75 : Desa Ayah II
76 Bagian 76 : Pagar Ghaib
77 Bagian 77 : Janggal
78 Bagian 78 : Jawaban
79 Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80 Bagian 80 : Undangan Perang
81 Bagian 81 : Perang!!!
82 Bagian 82 : Perang II
83 Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84 Bagian 84 : Hukuman
85 (Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
(Bagian 1 : Seira dan Malik)
2
(Bagian 2 : Seira Kecil)
3
(Bagian 3 : Seira Kecil Lanjutan)
4
(Bagian 4 : Seira Kecil Lanjutan)
5
(Bagian 5 : Menikahlah denganku)
6
(Bagian 6 : Susuk)
7
Bagian 7 : Cemburu
8
Bagian 8 : Pulau
9
Bagian 9 : Pulau Tak Berpenghuni
10
Bagian 10 : Abah
11
Bagian 11 : Ayah
12
Bagian 12 : Ayi Mahogra
13
Bagian 13 : Malik
14
Bagian 14 : Anak Cucu Iblis
15
Bagian 15 : Aqan Asta
16
​Bagian 16 : Rahim
17
Bagian 17 : Terhempas
18
Bagian 18 : Aqan Asta
19
Bagian 19 : Cinta Segitiga
20
Bagian 20 : Kepercayaan
21
Bagian 21 : Iblis Bertanduk
22
Bagian 22 : Malik dan cintanya
23
(Bagian 23 : Masa Kuliah)
24
Bagian 24 : Buka Segel
25
Bagian 25 : Pertarungan
26
Bagian 26 : Perlindungan
27
Bagian 27 : Kejujuran
28
Bagian 28 : Masa Kuliah II
29
Bagian 29 : Cinta Kami
30
Bagian 30 : Cintaku, Seira ....
31
Bagian 31 : Hatiku
32
Bagian 32 : Pramudya Aksara
33
Bagian 33 : Pramudya Aksara II
34
Bagian 34 : Pramudya Aksara III
35
Bagian 35 : Cinta Seira dan Malik
36
Bagian 36 : Perpisahan
37
Bagian 37 : Ayi Tirung
38
Bagian 38 : Pengorbanan
39
Bagian 39 : Dunia Ghaib
40
Bagian 40 : Gunung Butir-Butir
41
Bagian 41 : Lembah Merah
42
Bagian 42 : Kesepian
43
Bagian 43 : Penantian
44
Bagian 44 : Tanah Pejuang
45
Bagian 45 : Cermin
46
Bagian 46 : Tugas Tertunda
47
Bagian 47 : Ayi Kayas Gandaria
48
Bagian 48 : Malik Rainan
49
Bagian 49 : Penaklukan Monster
50
Bagian 50 : Si Aing Lengir
51
Bagian 51 : Cinta Tanpa Syarat
52
Bagian 52 : Desa Dusun Mati
53
Bagian 53 : Jebakan
54
Bagian 54 : Penaklukan
55
Bagian 55 : Petapa
56
Bagian 56 :Pelepasan
57
Bagian 57 : Pertarungan Rumit
58
Bagian 58 : Petapa
59
Episode 59 : Cinta Seira & Malik
60
Episode 60 : Kerinduan
61
Bagian 61 : Pertemuan Kembali
62
Bagian 62 : Kita
63
Bagian 63 : Kiriman
64
Bagian 64 : Kerajaan Hutan Selatan
65
Bagian 65 : Raja Bapati
66
Bagian 66 : Strategi Perang
67
Bagian 67 : Panglima Bapati
68
Bagian 68 : Pertahanan
69
Bagian 69 : Keserakahan
70
Bagian 70 : Persiapan
71
Bagian 71: Tragedi
72
Bagian 72 : Terjebak
73
Bagian 73: Kepercayaan
74
Bagian 74: Desa Ayah
75
Bagian 75 : Desa Ayah II
76
Bagian 76 : Pagar Ghaib
77
Bagian 77 : Janggal
78
Bagian 78 : Jawaban
79
Bagian 79 : Satu Lawan Satu
80
Bagian 80 : Undangan Perang
81
Bagian 81 : Perang!!!
82
Bagian 82 : Perang II
83
Bagian 83 : Perang Terakhir 2
84
Bagian 84 : Hukuman
85
(Bagian 85 : Akhir Sebuah Kisah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!