Ivona melihat sosok yang tengah diguyur derasnya rinai hujan. Pria yang mengenakan setelan jas hitam itu terlihat tenang meski tubuhnya basah kuyup.
Dialah Alexander Alberic, seorang pengusaha muda yang memiliki kerajaan bisnis terbesar di Victoria. Pria bertubuh tinggi, tegap dengan wajah rupawan, tapi dingin dan tak tersentuh wanita itu telah menarik perhatian Ivona. Gadis itu masih terduduk di atas hamparan bunga sembari mengusap bulu halus Max yang terus saja menjilatinya.
Satpam rumah sakit yang sedari tadi mencari Ivona, segera berlarian menyusul ke arah Ivona saat mendengar teriakan asisten tuan Alexander. Namun, mereka semua seketika berhenti di depan pria yang penuh kharisma itu. Mereka tau benar, siapa Alexander Alberic. Selain dikenal sebagai pengusaha yang sukses pada bisnis perhotelan dan real estate, Alexander Alberic juga seorang Mafia yang berpengaruh di Victoria.
Tak ada yang meragukan kekuasaannya, karana namanya begitu masyhur di dunia bawah tanah.
Alexander memperhatikan Ivona yang terlihat menyedihkan dengan penampilannya. Sorot matanya yang tajam, mengamati setiap jengkal tubuh Ivona. Gadis berpakaian rumah sakit yang terlihat lusuh, dengan mata sayu dan ada luka di kakinya itu nampak menyedihkan.
"Maafkan kami, Tuan, kami akan membawa gadis ini kembali," ucap salah seorang satpam. Menyadarkan Alexander dari mengamati Ivona.
Tatapan Alexander yang dingin membuat kedua satpam yang berdiri di hadapannya menjadi segan. Ia tak ingin mengambil resiko bermain-main dengan Alexander. Dua satpam itu mundur selangkah.
"Dia adalah pasien di rumah sakit ini, pengidap gangguan jiwa. Dia sedang berusaha kabur dari bangsal tempatnya dirawat, karena itu kami akan membawanya kembali agar tidak membuat masalah," ucap yang lainnya dengan berbohong. Ia harus meyakinkan Alexander dengan baik agar tidak merugikan dirinya sendiri.
Ivona tak menyangka jika dirinya akan difitnah oleh dua orang penjaga keamanan ini. Masih dengan posisinya yang terduduk di atas hamparan bunga dan di bawah guyuran hujan, Ivona menatap Alexander dengan tenang. "Tuan, tolong bantu aku lapor polisi, kepala rumah sakit di sini adalah seorang pervert yang suka menyiksa gadis muda sepertiku," ucap Ivona dengan raut sendu.
Alexander menatap kedua satpam yang berdiri di hadapannya. Mencari kebenaran kata-kata petugas keamanan itu sebelumnya.
"Tidak, Tuan, gadis ini berbohong. Dia adalah gadis gila, ucapannya tidak bisa dipercaya," sanggah salah satu dari satpam itu. Ia menolak pernyataan Ivona untuk memperkuat kebenaran kata-kata yang ia ucapakan sebelumnya. Bagaimana pun ia harus membawa gadis gila ini kembali pada kepala rumah sakit.
"Tidak, bukan aku yang berbohong. Mereka berdua yang menyembunyikan kebenaran!" teriak Ivona.
"Percayalah kepada kami Tuan, kami mencarinya untuk membawa gadis ini kembali demi pengobatannya. Tidak ada niatan yang buruk untuk gadis ini." Satpam itu masih berusaha meyakinkan.
"Tidak! kalian berbohong, kalian sudah memfitnahku!" teriak Ivona.
Alexander memperhatikan perdebatan antara Ivona dan dua orang penjaga keamanan. Matanya silih berganti menatap Ivona dan juga kedua satpam itu. Menilai setiap ucapan dari mereka, dan melihat kebenaran dari sorot mata yang mereka tampilkan.
"Percayalah padaku, Tuan. Aku berkata jujur," ucap Ivona, berharap Tuan muda nan tampan itu mempercayai ucapannya.
"Tidak, Tuan, jangan percaya pada orang gila. Mereka berkata apapun yang mereka inginkan tanpa ada kebenarannya. Gadis ini tidak bisa membedakan mana yang nyata dan yang mana halusinasi. Dia gila." Satpam itu terus saja menyanggah perkataan Ivona.
"Tu ...." Ivona hendak menjelaskan kejadian sebenarnya, tapi terpotong oleh Alexander yang tiba-tiba mendekat ke arahnya.
Pria itu mengulurkan ujung jarinya dengan mesra dan menunjuk kening Ivona. "Kenapa memanggilku Tuan?" Alexander mengukir senyum tipis di bibirnya. Tampak manis bagi Ivona. Ucapannya pun halus, terdengar lembut bagi indera pendengaran Ivona.
"Panggil aku Kakak," sambung Alexander.
Ivona menatap bingung dengan perlakuan pria di hadapannya. Namun, sejurus kemudian dia menyadari jika dirinya sedang dipermainkan, setelah dia merasakan kehangatan di ujung jari Alexander.
Tidak hanya Ivona, bahkan asisten Alexander, Rico, pun terkejut. Majikannya, Tuan Alexander yang sudah menahan hasrat selama lebih dari 20 tahun bisa-bisanya mempermainkan seorang gadis gila. Sikap yang sungguh bertolak belakang dengan kepribadiannya yang sedingin es.
Ivona menyadari permainan Alexander, tak berpikir lama ia menyambut permainan pria serupa dewa itu. Dia pun berpikir untuk ikut dalam permainan Alexander, dengan mempermainkan balik pria itu. "Kak, tolong bawa aku pergi?" ucap Ivona dengan wajah memohon.
Alexander kembali tersenyum ke arah Ivona yang terlihat polos. Binar yang terpancar dari sorot mata Alexander, seolah memberi Ivona harapan untuk terbebas dari neraka ini.
Alexander menoleh ke arah Rico, dia meminta anak buahnya itu untuk melapor polisi. "Hubungi polisi sekarang juga," titahnya pada asistennya.
Dua petugas keamanan yang masih berada di sana terlihat panik, dan berusaha untuk menghentikan Alexander.
"Tuan, apa yang Anda lakukan. Untuk apa Anda mempercayai gadis gila ini," ucap salah seorang satpam.
Alexander membalas pertanyaan satpam itu dengan tatapan dingin. Namun, tidak menggubris pertanyaan dari satpam tersebut. Dia justru memerintahkan asistennya untuk membawa anjing itu pulang. "Bawa anjing itu pulang," ucap Alexander pada Rico.
Hampir saja Rico membawa anjing alaskan itu pergi, dengan memegang tali kekang Max. Ivona merasa sedih saat anjingnya akan pergi, dengan cepat Ivona berseru memanggil anjing itu ke sisinya.
"Max!" seru Ivona. Anjing yang sudah hampir dibawa pergi itu, berbalik dan meronta untuk kembali pada Ivona. Max berbaring di hadapan Ivona dengan patuh, dan menggosok perutnya.
Melihat pemandangan di hadapannya, asisten Rico baru sadar kalau yang dipelihara tuannya selama ini adalah hewan peliharaan gadis ini. Terbukti dari kepatuhan Max pada suara Ivona. Terlihat keakraban dan saling menyayangi antara gadis yang disangka gila itu dengan Max.
Ivona menengadahkan kepala demi melihat Alexander yang masih berdiri di hadapannya. Gadis itu terlihat patuh dengan sorot mata yang tampak murni. "Jangan rebut anjingnya, Kak. Bawa saja orangnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
IG👉Salsabilagresya
Alexander, aku padamu
2022-03-13
0
Zaitun
lanjut
2022-01-04
1
〒_〒
What? Dunia bawah tanah? Jujur aku gk ngerti maksudnya
2021-12-17
1