Hari yang tak pernah diharapkan oleh Vaya akhirnya tiba. Hari pertama Ivona masuk ke Great Grammar School. Sekolah elit ternama di Victoria.
Ivona turun dari mobil keluarga Iswara yang dikemudikan oleh Joseph, sementara Vaya, tadi dia pergi dengan mobil yang berbeda dengan Ivona.
Ivona menatap nyalang pada bangunan tinggi nan megah di depannya. Persis seperti sekolah-sekolah elit yang selama ini ia ketahui. Sekolah dengan gedung tinggi dan halaman yang luas, serta fasilitas-fasilitas mewah yang disediakan untuk para anak orang kaya.
Namun, bukan hanya sekedar mewah dan mahal, G-School juga memiliki kwalitas terbaik di bidang akademik. Tidak mudah untuk bisa masuk ke sekolah itu, karena setiap siswa harus mengikuti tes dan seleksi yang ketat demi menyandang gelar lulusan dari Great Grammar School.
Ivona merapikan seragam sekolahnya sebelum melangkah untuk mencari ruang guru yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Thomas. Ia menarik ujung jas almamaternya agar terlihat rapi. Berbekal denah sekolah, Ivona mulai melangkahkan kakinya.
Sementara itu, topik pembahasan di kelas G semakin memanas, semuanya sedang membicarakan murid pindahan baru yang akan mulai masuk hari ini. Vaya yang baru saja memasuki kelas merasa risih dan terganggu dengan topik yang hanya membicarakan tentang kedatangan Ivona.
Jelas saja Vaya tidak suka, apalagi jika harus mengingat bagaimana cara Ivona bisa masuk ke sekolah ini, terkhusus di kelas G. Sebagai Nona Besar keluarga Iswara, Vaya masuk ke dalam kelas G karena lulus ujian masuk, sedangkan Ivona langsung masuk tanpa ujian.
Tak ada yang melewatkan topik ini. Bahkan di koridor-koridor yang Ivona lewati, para siswa menatap dengan tatapan merendahkan. Tak sedikit dari mereka yang menggunjing kehadiran Ivona hari ini, terlebih setelah mereka melihat langsung penampilan Ivona.
"Apa dia, murid pindahan itu?" bisik salah seorang siswi yang berdiri di samping pintu kelas yang Ivona lalui.
"Lumayan juga wajahnya," timpal yang lainnya.
"Apa dia benar-benar saudari Vaya? wajahnya tidak mirip sama sekali," penggosip lainnya mulai beraksi.
"Iya, tidak mirip sama sekali. Lalu bagaimana dia bisa seberuntung itu hingga bisa masuk ke sekolah ini?"
"Mungkin dia adalah kerabat jauh yang miskin dari keluarga Iswara, karenanya dia mendapatkan keuntungan direkomendasikan untuk langsung bisa masuk ke kelas G tanpa ujian."
"Entahlah." Seorang siswi mengangkat bahunya ke atas sebagai jawaban dari ketidaktahuannya.
Bukan hanya itu, masih banyak lagi omong kosong yang mereka ucapkan untuk membuat rumor semakin panas.
Ivona terus melangkah menyusuri koridor yang panjang. Sekolah ini sungguh luas, bahkan setelah membaca denah yang Thomas berikan, Ivona tak mampu menemukan ruang guru yang di maksud. Ivona berjalan mendekat pada beberapa siswi yang sedang bergerombol.
"Permisi, di mana ruang guru berada?" tanya Ivona dengan sopan.
Para siswi itu tak langsung menjawab, mereka justru memperhatikan Ivona dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Bukankah kau sudah membawa denah, apa kau tidak bisa membaca? atau mungkin kau buta?" jawab salah seorang diantara gerombolan, tentu saja dengan nada merendahkan.
Bagai lelucon, siswi yang lain mentertawakan Ivona. Mereka semua terlihat senang sekali mengerjai orang lain, apalagi siswi yang terlihat lemah.
Ivona berusaha bersikap tenang, ia tak ingin terpancing di hari pertamanya masuk ke G-School. Tak ingin meladeni mereka, Ivona langsung berbalik mengabaikan.
Baru saja ia berjalan dua langkah, saat seseorang berkata, "Lurus saja, lalu belok ke kanan," serunya.
Ivona membalik badannya, ia melihat seorang siswi berkaca mata yang sedang diomeli teman-teman segerombolannya karena telah menjawab pertanyaan Ivona.
Ivona tersenyum ke arah siswi itu. "Terima kasih." Ivona menganggukkan kepalanya.
Sekarang ia melangkah dengan yakin ke ruang guru. "Permisi." Ivona mengetuk pintu yang bertuliskan 'Ruang Guru'.
Ivona akan masuk saat ia melihat seorang siswa yang juga tengah menatapnya. Dialah Roy Gibson, pemeran utama pria dalam novel.
Roy adalah pria yang tampan, bisa dikatakan bahwa ia adalah ikon pria di sekolah ini. Dalam kisah novel, Roy memiliki perjanjian pernikahan dengan Ivona—pemilik tubuh asli—tapi yang dia sukai adalah Vaya.
Demi membuat Vaya marah, Roy sengaja bersikap baik pada pemilik tubuh asli di hadapan umum, tapi di saat sendirian, dia menyuruh pemilik tubuh asli untuk tidak bermimpi. Bahkan dia juga suka ringan tangan kepada pemilik tubuh asli karena Vaya.
Roy punya banyak penggemar, sampai-sampai pemilik tubuh asli menerima hinaan dari banyak gadis karena Roy memilihnya. Namun, pada akhirnya pemilik tubuh asli harus melihat Roy dan Vaya hidup bahagia bersama.
Roy merasa familiar saat melihat Ivona berdiri di hadapannya. Dalam sekejap dia ingat siapa gadis ini.
Dengan percaya dirinya dia berkata, "Apa kau pindah sekolah kemari hanya untuk mengejarku?"
Kemudian Roy tersenyum. "Harusnya kau tidak perlu melakukannya."
Ivona secara terang-terangan mengabaikan perkataan Roy, lalu berjalan ke hadapan guru.
"Selamat pagi," sapa Ivona. "Apakah Anda Mrs. Angela?" tanya Ivona memastikan.
"Ya ... saya sendiri," jawab Mrs. Angela.
"Perkenalkan, nama saya Ivona Carminda. Saya adalah murid pindahan yang direkomendasikan oleh keluarga Iswara." Ivona menyerahkan berkas-berkas dirinya kepada Mrs. Angela.
Mrs. Angela menerima berkas yang diberikan Ivona, lalu memeriksanya. Pandangan Mrs. Angela beralih, dari berkas yang ia baca berpindah pada Roy yang masih berdiri menatap Ivona.
"Apakah kau mengenal dia?" tanya Mrs. Angela pada Ivona.
Ivona menoleh sekejap. "Ya," jawabnya singkat.
"Di mana kalian berkenalan?" tanya Mrs. Angela, lagi.
"Di rumah sakit jiwa."
Mrs. Angela tercengang mendengar jawaban Ivona, tapi tak ia ambil pusing. Mungkin beginilah gaya remaja berbicara, tidak semua hal dianggap serius.
Mrs. Angela segera mengurus prosedur perpindahan Ivona. Setelah menyelesaikannya, ia menyuruh Ivona untuk langsung masuk kelas.
Tanpa mempedulikan Roy, Ivona terus berjalan ke arah kelas. Mengikuti petunjuk yang diberikan Mrs. Angela, Ivona berhasil menemukan kelas G. Ia sengaja tak lagi mengandalkan denah, ia lebih memilih untuk bertanya langsung pada Mrs. Angela agar tidak bingung seperti sebelumnya.
Para murid yang tadinya masih berdiri santai di depan pintu, langsung berlari masuk begitu melihat Ivona dari jauh.
"Murid baru sudah datang," teriaknya mengabarkan. Satu kelas mulai berseru.
"Di mana?"
"Mana?"
"Eh ... di mana ... di mana?"
Semua riuh, penasaran ingin melihat seperti apa rupa dari kerabat Vaya—sang primadona sekolah.
Kelas G mulai ramai. Mereka menanti kedatangan Ivona, yang kabarnya membuat geger satu sekolah.
"Lihat, dia sudah datang. Kerabat dari primadona kita," ucap seorang siswa pada teman sebangkunya.
"Kudengar dia juga mudah ditindas," sambungnya.
Teman yang ia ajak bicara terlihat senang, ia bahkan tersenyum menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Senja
setelah bca kedua kali bru ngeh kalo nama roy nya berubah
2021-12-20
1