Chapter 5

Tiada henti nya suara-suara itu terus terdengar, mengiringi langkah Jasmine. Dia hanya bisa menundukkan kepala, berusaha tetap anggun, tanpa terkecoh.

Setelah melewati hari yang menyedihkan baginya, dan canda tawa mereka yang berhasil menusuk relung hatinya. 

Ditinggalkan sendiri oleh mempelai pria, bahkan harus menghadapi lidah tajam orang-orang yang terus menghina pria yang bahkan sudah tidak ada di tempatnya. Bukankah hal itu sia-sia?, lantas kenapa tidak sedari tadi disaat pria itu berada disini? 

Kenapa harus dirinya yang mendengarkan segala caci maki itu, benar-benar tragis.

Bisik-bisik penuh hina semakin menjadi, ketika mereka tahu Jasmine menikah dengan pria yang bahkan sangat buruk di mata mereka walau hanya  mendengar namanya saja, Stevano Anderson. Ya, dialah putra pertama keluarga besar Anderson.

"Mari, Nyonya!!" 

Terdengar suara pelayan dari arah belakang Jasmine. Jasmine mengikuti langkah pelayan itu dengan berat, tapi tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan kemudian memeluknya erat.

Liliana, sang ibu yang tiba-tiba datang memeluk putrinya itu. Dia melepaskan pelukan dan meletakkan tangannya di pipi Jasmine  sambil berkata "Putri ku, boleh Ibu titip pesan kepadamu" 

Jasmine sudah tidak bisa menahan lagi. Bibirnya bergetar karena menahan tangis sejak tadi, hingga kemudian air matanya tumpah begitu saja.

Liliana kembali memeluk Jasmine sambil berbisik "Putriku adalah gadis yang hebat, jadilah istri yang baik untuk suamimu. Mungkin yang kamu lihat sekarang, hanya semua kekurangannya, tapi suatu saat kamu akan menemukan kelebihan pada dirinya, bahkan jika kelak semua orang tahu tentang kelebihannya, dan seseorang bahkan berlutut meminta kamu untuk meninggalkannya, jangan pernah kamu lakukan hal itu, karena kamu akan sangat-sangat menyesal melepaskan pria seperti dia."

Liliana melepaskan pelukan, lalu dengan lembut dia mengusap pipi putrinya yang lembab dan basah. "Jangan berpikir kalau kau tidak beruntung karena pernikahan ini, suatu hari nanti mungkin tanganmu akan ditarik untuk pergi, dan disaat itu, ingatlah perkataan Ibu mu ini."

"Jadilah cahaya dalam gelapnya. Dan jadilah bintang untuk menemani malamnya. Jadilah teman untuk mengusir rasa sepinya. Tidak selamanya, tertusuk pisau itu bisa langsung membunuhmu," ucap  tulus sang ibu, yang akan melepaskan kepergian putrinya setelah menikah.

Tidak terlalu lama perbincangan itu, kemudian Jasmine beralih menatap ayahnya yang sedang berbincang dengan rekan bisnisnya. Jasmine begitu kesal melihat itu.

Lalu Jasmine segera masuk kedalam mobil.

Jasmine masih mengingat, di acara pernikahan tadi dia hanya sendiri. Lelaki yang telah menjadi suaminya cepat-cepat dibawa pergi karena takut jadi bahan hinaan orang-orang. Dia tidak melihat wajah suaminya, bahkan mungkin suaminya juga tidak tahu wajahnya, karena sebelumnya mereka tidak pernah bertemu.

Jasmine merasa aneh, ketika mobil itu masuk ke gerbang utama kediaman Anderson, tapi bukannya berhenti tepat di pintu, mobil itu justru terus melaju ke arah belakang kediaman utama. Dapat Jasmine lihat di sisi kanan dan kiri pepohonan yang rimbun menghiasi jalanan. Terlihat mirip seperti hutan, tapi tampak bersih dan terawat. Mereka membawanya semakin jauh masuk ke dalam hutan itu. Hingga hanya ada kesepian yang menghantui.

Sebenarnya, Jasmine enggan bertanya, tapi karena dia begitu penasaran, akhirnya dia pun mengeluarkan kata yang sedari tadi ada dalam benaknya.

"Kita mau kemana?" tanya Jasmine menatap pada orang yang mengendarai mobil itu.

"Tentu saja ke kediaman suami Anda Nyonya,"

"Jasmine benar-benar tidak bisa berpikir, niatnya untuk kabur kini sia-sia sudah. Bagaimana dia bisa kabur di tengah hutan yang luas ini, bahkan tidak ada sinyal di ponselnya.

Mobil mengantarnya semakin jauh, menuju tempat dimana keramaian jarang sekali bahkan tidak pernah ditemukan.

Jasmine mengintip keluar dari balik kaca yang ada di sampingnya, menyaksikan mobil yang semakin jauh membawanya masuk ke dalam hutan. Dia merasa tidak tenang, bahkan terus meremas kedua tangannya yang mulai basah oleh keringat.

"Sebenarnya kita mau kemana? Kalian tidak serius kan saat mengatakan kediaman Tuan Muda kalian berada jauh di dalam hutan ini?" tanya Jasmine yang mulai panik.

Sementara mereka yang mendengar pertanyaan Jasmine untuk yang kedua kalinya, mereka hanya diam saja, enggan menjawab.

Di lokasi yang semakin jauh dari keramaian, ada banyak orang berseragam berdiri di depan bangunan megah yang mirip seperti kastil. Jasmine benar-benar tidak menyangka, sebelumnya dirinya tak percaya, jika di belakang kediaman Anderson ada hutan yang lebat dan panjang, ya walaupun hutan itu seperti terawat , tetap saja Jasmine merasa takut, karena dirinya belum pernah sama sekali datang kesana. Dan juga tempat nya sangat sepi, pencahayaannya redup di malam hari, bahkan tidak ada satu  kendaraan pun yang lewat. Tampak begitu menyeramkan.

 

Belum hilang rasa tidak percayanya, kini dia berdiri di depan sebuah rumah mewah yang tampak seperti bangunan kuno mirip kastil. Sepertinya benar rumor yang beredar tentang putra pertama Anderson yang hidup terkurung seperti seorang tahanan, bedanya dia ditahan di tempat yang megah. Ibarat kata dia bagai burung di dalam sangkar emas.

Setelah turun dari mobil, bukannya matanya berbinar, justru Jasmine merasa takut, matanya berkaca-kaca, jantungnya pun berdetak dengan cepat.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa hidupnya mungkin juga akan ikut terkurung bersama pria yang baru saja resmi menjadi suaminya. Bagaimana masa depannya? bagaimana pendidikannya? mungkinkah dia harus mengubur semua mimpinya? semua itu benar-benar membuat dirinya semakin ingin lari dari tempat ini.

Seorang wanita paruh baya, segera berlari menyambutnya, dan menunduk dengan sopan.

" Selamat datang, Nyonya."

"Sebenarnya ini dimana?" Tanya Jasmine yang masih diliputi rasa penasaran.

Tiga orang pelayan berseragam hanya menundukkan kepala sopan, tanpa menjawab pertanyaan Jasmine.

Dengan keramahan, salah satu diantara mereka mengulurkan tangan, untuk membantu Nyonya baru nya berjalan menyusuri jalan yang begitu panjang. Wanita paruh baya tadi memimpin jalan. Sementara yang lainnya berjalan di belakang Jasmine.

Jasmine ragu-ragu mengikuti wanita paruh baya itu, mengarahkan pada kamar utama yang terlihat paling besar di rumah ini. Pelayan tadi membuka pintu kamar dan berkata "Ini kamar Anda Nyonya."

Jasmine masuk ke dalam kamar itu, dia sedikit takjub, ruangan yang besar dan lebar, bahkan ranjangnya begitu empuk.Tapi bangunan ini tidak ada cahaya yang cukup untuk menerangi malam yang mengerikan, tidak ada tanaman bunga, bahkan tidak ada warna, yang ada hanya kegelapan.

"Tunggu, bukankah ini kesempatan yang bagus untukku melarikan diri, aku punya ide! yang penting setidaknya aku harus keluar dari tempat ini terlebih dahulu," ucapnya dalam hati .

"Maaf, bolehkah aku kembali mobil, seperti nya ada yang ketinggalan" kata Jasmine semeyakinkan mungkin.

"Biarkan kami yang akan mengambilnya Nyonya," jawab pelayan yang tadi mengantarnya.

"Tidak, soalnya ini benar-benar barang pribadiku. Dan bukankah kalian tidak tahu barangnya seperti apa, Jadi aku akan mencarinya sendiri," kata Jasmine menolak

"Baiklah Nyonya, kami akan membantu Anda untuk mencari barang yang Anda maksud," salah satu pelayan tadi mengajukan diri.

"Hmm, baiklah terserah kalian saja!" ucap Jasmine kemudian melangkah keluar lebih dulu dan beberapa pelayan tadi yang mengantarnya, kini mengikuti dibelakangnya menuju mobil yang tadi membawa Jasmine.

Sesampainya di mobil, Jasmine berpura-pura  mencari barang yang sebenarnya tidak ada, Jasmine terus mencari dan tidak terasa sudah 10 menit berlalu. 

"Issh, kapan orang-orang ini berhenti mengikuti," gerutu Jasmine. Tak berselang lama setelah mereka terlihat sibuk mencari, Jasmine melepas sepatu dan menentengnya, mengangkat tinggi gaun yang dikenakannya, dan berlari menjauh dari rumah megah yang katanya milik suaminya.

"Nyonya Muda kabur, cepat katakan pada pengawal untuk menangkapnya," teriak salah satu pelayan tadi.

Jasmine terus berlari dan memilih jalan yang sulit dilalui." Sial, mereka tidak menyerah mengejarku," umpat nya.

"Cepat!! Itu dia!" Teriak seorang pengawal yang tadi mengejarnya.

Jasmine melihat pohon besar, dan dia berlari menuju kesana untuk bersembunyi.

"Nyonya muda pasti ada di sekitar sini. Aku tadi melihatnya berlari ke arah sini! Ayo kita berpencar!, kita harus segera menemukannya kalau tidak, kita bisa saja di hukum oleh Tuan Muda.

Jasmine terkejut mendengar perbincangan para pengawal tadi, apa benar mereka akan dihukum jika tidak menemukannya. Seketika Jasmine merasa simpati membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.

Namun tiba-tiba ….

Krek 

Kakinya yang tanpa alas menginjak ranting pohon hingga berdarah.

"Akhh! Jasmine meringis kesakitan.

"Itu dia! Disana, cepat!" Suara pengawal itu terdengar semakin dekat.

Jasmine merobek ujung gaunnya, dan mengikatkan pada kakinya yang berdarah.

Dia kembali berdiri dan membuang sepatunya.

"Cepat!!! Kejar!!!" Teriak pengawal yang lain.

Kemudian Jasmine berlari lagi semakin jauh hingga menemukan sebuah bangunan seperti gudang. Jasmine langsung menerobos masuk karena pintunya sedikit terbuka. Di dalam sana tampak gelap karena pencahayaannya hanya menggunakan sebuah lilin .

Brakk 

Dia langsung menutup pintu dengan kedua tangannya, kemudian berdiri membelakangi pintu, dan mengatur nafasnya yang terengah-engah karena sudah cukup jauh dia berlari.

"Dimana dia? Bukankah tadi dia berlari ke arah sini?" tanya salah satu pengawal.

"Benar, aku juga tadi melihatnya ke sini," ucap pengawal yang lainnya.

Suara ribut masih terdengar sangat dekat, membuat jantung Jasmine berdetak lebih cepat. Tidak lama, suara itu menghilang, dan Jasmine pun menghela nafas lega. Tiba-tiba ….

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

yg engga2 aj ,apain kabur ,mang ngaruh gt ,payah

2024-04-26

0

Siti Fatimah

Siti Fatimah

pasti suaminya ada di dlm. 😂😂😂😂😂

2022-12-14

1

safitri alfionita

safitri alfionita

mudah mudahan seru

2022-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Ekstra Part 1
127 Ekstra Part 2
128 Ekstra Part 3 (Terakhir)
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Ekstra Part 1
127
Ekstra Part 2
128
Ekstra Part 3 (Terakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!