Begitu Jasmine masuk hanya cahaya temaram yang hanya diterangi lampu tidur yang dia temui, ruangan berantakan, pecahan gelas bahkan semua barang berserakan dimana-mana. Sungguh benar-benar seperti kapal pecah. Sepertinya itu semua hasil amukan Tuan Muda tadi. Jasmine terdiam sebentar, dilangkahkan kakinya pelan agar tidak menginjak pecahan gelas yang dilihatnya.
Dia terus berjalan dalam ruangan yang minim cahaya itu untuk menemukan keberadaan suaminya yang entah dimana, kamarnya begitu luas itu yang dapat dilihat. Hingga langkahnya tiba-tiba berhenti ketika menemukan orang yang sedari tadi dicarinya.
Stevano terlihat terlelap di atas ranjang. Tapi bukan itu yang menjadi fokus Jasmine, Jasmine melihat tangan dan kaki suaminya diikat di setiap sudut ranjang. Hatinya begitu tersayat melihat apa yang ada di depan matanya. Bahkan tak hanya itu, dia juga melihat banyak luka sayatan di pergelangan tangannya. Wajahnya yang pucat dan banyak noda darah yang menempel di alas ranjangnya yang berwarna putih.
Jasmine mengambil sapu tangan yang selalu dibawanya untuk membalut luka pada pergelangan tangan suaminya agar darah itu tidak lagi menetes.
Kemeja yang biasa terlihat rapi kini terlihat acak-acakan. Tanpa sadar Jasmine menyentuh wajah pucat itu dan bergumam "Apa yang terjadi dengan Anda? Kenapa Anda terlihat begitu menyedihkan? Apakah Anda kesakitan selama ini? Kenapa Anda menanggung rasa sakit ini sendiri?" Berbagai pertanyaan Jasmine utarakan pada pria yang saat ini terbaring lemah dihadapannya. Tapi percuma saja, Jasmine tak akan mendapatkan jawabannya, karena dia bertanya disaat pria itu bahkan tidak sadarkan diri. Sungguh Jasmine merasa iba melihat keadaan suaminya itu.
"Bagaimana aku mengganti pakaiannya, dalam keadaan terikat begini?" Gumamnya pelan. Apa lebih baik aku lepas saja ikatannya? Jika tidak begitu bagaimana aku memasangkan pakaian padanya."
Dengan berani Jasmine akhirnya melepaskan ikatan pada kedua tangan suaminya.
Kemudian Jasmine melepas kancing kemeja suaminya satu per satu. Suhu tubuh Stevano hangat dan aromanya wangi. Tubuhnya bagus dan perutnya…, Jasmine lalu menutup matanya dan tidak berani lagi menatap tubuh seksi suaminya dalam keadaan setengah telan***g. Jasmine tidak ingin menodai matanya dengan pemandangan yang indah yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
Satu menit hingga lima menit sudah berlalu, tapi Jasmine belum selesai melepas kancing kemeja suaminya. Tangannya gemetar, jantungnya berdebar tak karuan hingga keringat dingin menetes dari keningnya.
"Jasmine ayolah cepat, tinggal satu lagi, kamu pasti bisa, ucapnya dalam hati.
Jasmine menghela nafas lega ketika dia sudah berhasil melepas kancing terakhir. Tapi itu belum benar - benar berakhir karena Jasmine harus melepaskan kemeja itu dari tubuh suaminya kemudian memakaikan pakaian yang baru.
Jasmine sedikit mengangkat tubuh suaminya agar memudahkan melepas kemeja yang tadi dipakai. Tapi sebelum dia menyelesaikannya tiba-tiba
Sret
.
.
.
Stevano terbangun dan dengan cepat dia mengunci tubuh Jasmine dibawahnya.
Deg
Deg
Deg
"Siapa kau berani masuk ke kamarku dan melepas pakaianku?" Suara Stevano terdengar mengerikan.
Jantung Jasmine berdetak kencang seperti orang yang tengah lari maraton.
"Siapa kau beraninya melepaskan pakaianku? Tanya Stevano lagi karena sebelumnya dia tidak mendapatkan jawaban dari Jasmine.
Jasmine ketakutan, dia meraba-raba sesuatu yang ada di sekitarnya. Dan "brakk"..
Tanpa sengaja dia menyenggol lampu tidur yang sedari tadi menjadi cahayanya. Hingga lampu itu mati, dan membuat seluruh ruangan menjadi gelap.
Jasmine tidak tahu apa yang dilakukan suaminya di atas tubuhnya, tapi dia merasa ada benda dingin yang dia yakin kalau itu sebuah pisau berada di dekat lehernya.
"Tu…Tuan bukankah Anda tadi tertidur?" Tanya Jasmine gugup.
Stevano mengernyitkan dahi ketika mendengar suara yang ada di bawah tubuhnya.
"Kau wanita? Siapa kau?" tanya Stevano lagi.
"Ini aku, Istri Anda, to...tolong singkirkan benda itu!
Klang..
Stevano melemah saat mendengar suara itu, hingga dia menjatuhkan benda yang dimaksud Jasmine, yang ternyata memang sebuah pisau.
Stevano kemudian menyentuh rambut Jasmine dan menghirup aromanya dalam-dalam. Kemudian tangannya menelusuri seluruh wajah cantik istrinya yang kini ada di bawah tubuhnya.
"Olivia?"
Deg
Jantung Jasmine berdetak lebih kencang. Begitu mendengar suara berat itu memanggil namanya.
"Olivia"
Stevano kembali menyebut nama istrinya untuk yang kedua kali. Dia menatap wajah cantik itu dalam kegelapan. Seakan dirinya jelas melihat keindahan itu tepat ada di depan matanya.
Tapi tiba-tiba tubuh Stevano bergetar dan Jasmine jelas merasakannya.
Tes
Tes
Tes
Sesuatu seperti cairan kental menetes tepat di kening Jasmine, tanpa sadar Jasmine mengulurkan tangan kanannya menyentuh wajah sang suami dengan lembut. Tubuh Stevano yang tadi gemetar, seakan menemukan penyangga yang menopang tubuh lemahnya.
"Tuan, hidung Anda berdarah!" panik Jasmine.
"Tuan, Anda kenapa? Anda tidak apa-apa kan? Jasmine terus bertanya tapi sedari tadi suaminya hanya diam saja, tidak sama sekali menjawab pertanyaannya.
Suara nafasnya terdengar semakin lemah. Jasmine dengan berani menyentuh wajah suaminya dengan kedua tangan.
"Tuan"
Tiba-tiba
Bruk
"Akh"
Tubuh besar itu jatuh tepat diatas tubuh Jasmine. Stevano kembali tidak sadarkan diri. Kepala Stevano jatuh tepat di atas dada Jasmine.
"Tuan"
Jasmine mengelus kepala Stevano yang jatuh di tempat yang empuk. Jasmine menghirup rambut suaminya yang wangi.
"Suamiku" panggil Jasmine lagi. Tapi sama sekali Stevano tidak memberikan respon apapun.
Baru kali ini Jasmine berada di posisi sedekat ini dengan seorang pria. Apalagi memeluknya seperti ini, tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tapi sekarang, dia bisa merasakannya, memeluk suaminya walaupun kini pria itu sedang tidak sadarkan diri. Bahkan nafas pria itu yang hangat kini menyentuh lehernya yang dingin.
Jantung Jasmine berdetak semakin kencang. "Ada apa ini, kenapa jantungku serasa mau lompat dari tempatnya? ucapnya dalam hati. Jasmine kemudian kembali mengelus kepala suaminya, sambil berkata "Sepertinya malam ini tugasku bertambah, tidak hanya mengganti pakaian Anda, aku juga harus menemani Anda tidur disini. Lihatlah karena Anda, aku bahkan tidak bisa beranjak dari kasur, tubuh Anda yang berat menimpa tubuhku" ucapnya. Entah sadar atau tidak Jasmine tersenyum ketika mengucapkan itu.
"Apa aku sebaiknya berteriak minta tolong? Tapi aku takut, bagaimana kalau mereka menghukumku karena telah melepaskan ikatan pada tangan Anda? Anda tahu tubuh anda berat sekali, ucap Jasmine lagi, dia benar-benar sudah seperti orang gila yang berbicara dengan orang yang sedang pingsan.
Jasmine merasa geli dan risih karena kepala Stevano yang berada tepat di atas dadanya.
Dia mencoba menggeser tubuh Stevano pelan agar tidak terjatuh. Tapi tenaganya tidak sebanding dengan berat badan suaminya itu. Tak menyerah Jasmine kembali mencoba menggeser Stevano lagi, tapi tiba-tiba
"Jangan tinggalkan aku sendiri " Stevano memeluk Jasmine erat.
"Tuan Anda sudah bangun?" Tak ada respon sama sekali. "Sepertinya tadi hanya mengigau" gumam Jasmine.
Setelah cukup lama terdiam, Jasmine kini mencoba lagi untuk lepas dari suaminya, saat pelukannya sudah tidak seerat sebelumnya. Jasmine berusaha sekuat tenaga menyingkirkan tubuh suaminya dari atas tubuhnya. Hingga tak menunggu lama akhirnya tubuh besar suaminya itu jatuh di sampingnya. Dengan cepat juga Jasmine segera bangun dan lekas mengganti pakaian suaminya, setelah selesai Jasmine pun berdiri hendak bangun dari ranjang tapi tiba-tiba
Sret
Sebuah tangan yang kekar menarik tangan mungil Jasmine, Stevano kembali menarik tangan Jasmine hingga jatuh tepat di sampingnya. "Jangan tinggalkan aku" sekali lagi Stevano mengucapkan kata itu, Jasmine seperti sedang dalam mimpi. Lalu Stevano kembali memeluk Jasmine erat. Jasmine pun merasa nyaman bersandar pada dada bidang dan hangat milik pria itu hingga dia pun tak lama ikut tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
hem kasian suami mu
2024-04-26
1
Yunerty Blessa
jadilah penyemangat buat suami mu
2022-12-16
2
gek aida
penisirin aku
2022-05-05
2