Bab 11. Fine, ayo kita lakukan

Readers, mohon maaf up-nya hari ini agak telat. Dikarenakan author lagi kurang mood untuk ngetiknya🤣 Tapi untuk selanjutnya, author akan berusaha membangun mood semangat itu lagi supaya bisa crazy up.

Untuk yang nungguin novel Stuck in love CEO, hari ini tidak up dulu ya. Maaf❤️🤗🙏

Jangan lupa like, komen nya ya buat author.

...***...

Gadis itu masih menangis di tengah air hujan yang mengguyur nya. Air matanya mengalir bersama air hujan yang membasahi tubuhnya.

Mendengarkan nyanyian pengamen jalanan itu membuatnya galau, menyadarkan nya akan sesuatu.

Sejak awal keputusan nya untuk bercerai itu sudah benar. Hubungan yang bermula dari sebuah transaksi, cinta sepihak menyakitkan, penantian yang mungkin tidak berujung, hanya akan memberikan luka. Hujan dan lirik lagu itu menyadarkan nya, bahwa dirinya tidak akan mengejar lagi cinta Raymond Argantara.

Aku pernah bermimpi tentang hidupku tanpa ada dirimu, dapatkah lebih indah dari yang ku jalani sampai kini, tapi nyatanya cinta ku saja tidak cukup membuat pernikahan kita bahagia. Aku pernah memimpikan indah hari tua bersama mu, aku pernah memimpikan dicintai oleh mu, tapi kamu tidak pernah membuka hatimu untukku. Sudah ku putuskan, meski ini sulit.. aku tidak akan mengejar mu lagi, aku tidak akan mengejar hal yang tidak pasti.

Tisha menikmati air hujan yang mengalir dengan deras membasahi tubuhnya, membiarkan yang mengalir itu membuatnya basah kuyup. Ia tak peduli, hari itu ia hanya ingin menumpahkan semua kesedihan nya. Di sekitarnya orang-orang melihatnya dengan pandangan aneh.

Tisha tak peduli lagi, mau disebut orang gila, atau apalah itu? ia hanya ingin bebas dari jerat cinta Raymond yang selama 2 tahun ini selalu mengikatnya. Memang bukan salah Raymond jika Tisha terlalu mencintai nya, tapi setidaknya Raymond harus punya hati untuk sekedar menjaga perasaan Tisha.

"Tisha.. kamu harus melepaskannya. Kamu harus bisa melupakan nya Tisha. Dan untuk kamu Raymond Argantara, aku tidak mengejar mu lagi.. aku tidak akan melakukan cinta yang menurutmu adalah pembodohan itu!! " Tisha tersenyum sambil memegang dadanya yang terasa sesak, lalu badannya berputar-putar menikmati air hujan.

Di dalam lubuk hatinya, Tisha merasakan kesakitan yang luar biasa. Bibirnya boleh saja tersenyum, tapi hatinya sedang meringis, menjerit kesakitan yang tiada obatnya. Bodohnya lagi, Tisha masih berharap kalau pria itu akan mengejarnya dan memberinya tempat berteduh dari air hujan yang saat ini sedang mengguyur tubuhnya.

"Bodoh, dia tidak akan mengejar mu Tisha. Aku baru ingat kalau ini masih hujan.. aku harap kamu baik-baik saja kak Ray". Tisha menatap air hujan itu.

Tubuhnya mulai gemetaran karena dinginnya air hujan, di saat seperti itu ia bingung harus bercerita pada siapa. Keluarganya sendiri bahkan meninggalkan nya tanpa kabar selama 2 tahun.

🍂🍂🍂

Ray berada di dalam rumah, ia masih dalam keadaan gusar dan bingung. Pria itu melihat hujan yang semakin deras, ada sedikit rasa cemas dihatinya untuk Tisha. Bagaimana kalau gadis itu belum mendapatkan kendaraan? bagaimana kalau gadis itu kehujanan?

"Apa peduliku? mau dia kehujanan atau tidak! dia sudah pergi dan tidak akan kembali lagi. Itu keputusan nya. Aku tidak mau memohon lagi padanya untuk tinggal disisi ku karena aku punya harga diri. Aku yang akan membuatnya memohon agar kembali pada ku" Ray meremas tangannya dengan kesal

Ray mengambil ponsel nya yang ada di dalam saku, ia baru ingat kalau ponsel Tisha ada juga di saku jas nya. Ray menyalakan ponsel Tisha, baru saja di nyalakan sudah ada yang menelpon nya.

"Siapa dia? nomor tidak dikenal?" tanya Ray sambil melihat nomor asing di ponsel Tisha. Ray mengangkat telpon itu, lalu terdengar lah suara pria.

"Halo Tisha? kenapa kamu tidak mengangkat telpon dariku? bagaimana bunganya? kamu suka kan? aku masih ingat loh, kalau ku suka mawar pink " oceh Zayn

Ray tidak bicara apa-apa, ia hanya mendengarkan suara pria yang mengoceh di ponsel milik Tisha. Perlahan-lahan raut wajahnya berubah, yang tadinya tenang menjadi kesal.

Tanpa menutup dulu telpon dari Zayn, Ray melempat hp milik istrinya itu ke tembok dengan keras. Alhasil, ponsel itu pun hancur lebur ke lantai.

PRaakkk!!!!

"Sialan! semua orang mengkhianati ku, ini sebabnya aku tidak percaya cinta. Di dunia ini tidak ada yang setia!" Ray tampak kesal, pikiran nya sekarang sedang bergelut dengan hati nuraninya.

Tiba-tiba saja ia teringat kecelakaan yang menimpa keluarga nya di hari ulang tahun nya, hari itu adalah saat hujan. Kedua orang tuanya, supir setia keluarga nya, meninggal dalam kecelakaan mobil saat hujan deras. Ray sangat membenci hujan, makanya ia tidak mau keluar dari rumahnya. Tubuhnya gemetar ketakutan, disisi lain ia mencemaskan Tisha.

Kemudian, Ray mengambil keputusan besar..

Pria itu mengambil kunci mobilnya dan payung, segera ia berlari masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya untuk mencari Tisha, walau ia sedang dalam keadaan galau dan kesal. Ditambah lagi ia belum bisa melupakan ketakutan nya akan hujan.

ZRASHH-----

Hujan semakin deras dan hari pun semakin gelap..

Namun, Ray memberanikan dirinya, dengan tangan agak gemetaran ia berusaha meneguhkan hati dan pikiran nya. Mencari Tisha adalah hal yang utama saat ini, ia masih ada hati untuk tidak membiarkan Tisha di luar sana. Bahkan tanpa ponsel di tangannya, dan hal itu yang membuat Ray khawatir.

"Jangan takut Ray, hujan tidak akan membunuhmu. " gumam Ray pada dirinya sendiri, sambil memegang setir kemudi. Ray menancap gas nya. Mengemudikan mobilnya dengan pelan-pelan.

Suara ibu dan ayahnya saat kecelakaan terjadi tiba-tiba terngiang-ngiang lagi di telinganya.

Ray.. kamu harus selamat nak, Ray.. jangan menengok ke belakang..

Ray Lari!!

Ray mengigit bibirnya, napasnya mulai tidak beraturan, ia berusaha menahan ketakutan yang ada di dalam dirinya. Dengan susah payah ia sampai di perempatan jalan, ia melihat Tisha yang masih berdiri di tengah hujan. Ray memberhentikan mobilnya di samping Tisha, ia memberanikan dirinya keluar dari mobilnya dan membawa payung.

"Kamu.." mata Tisha membulat, terpana melihat pria itu berani menyetir saat hujan.

"Sudah tau sedang hujan, kenapa kamu tidak berteduh? dasar bodoh!" omel Ray pada Tisha, sambil memayungi gadis itu.

Walau sudah terlambat untuk berteduh, karena tubuh nya sudah basah kuyup. Tisha malah merasa cemas melihat wajah Ray yang pucat, tangannya sedikit gemetaran. Kenapa pria itu berani beraninya keluar saat hujan apalagi menyetir mobil? Tisha tau benar kalau Ray sangat membenci hujan, ia bahkan pernah memilih diam di rumah atau menghentikan perjalanan nya saat hujan.

"Kakak baik-baik saja? kenapa kakak keluar saat hujan? bukankah kakak benci hujan?" tanya Tisha cemas

"Kamu tidak usah cemaskan aku, cepat masuk mobil" ucap Ray dingin, namun matanya menatap cemas tubuh Tisha yang gemetar karena kedinginan. Ray melepas jas nya dan memakaikan jas nya pada tubuh Tisha.

Dia pasti melawan rasa takutnya pada hujan demi menyusul ku? tapi kenapa? bukankah dia tidak mencintaiku? tidak Tisha, dia melakukan ini bukan karena mencintai mu...ini hanya kasihan..

"Baiklah, berikan kunci mobilnya. Aku yang akan menyetir "

"Masuk saja! kamu mau tubuhmu membeku kedinginan?" tanya Ray kesal

Memangnya kedinginan ini adalah salahku? bukankah dia sendiri yang mengusirku? Es batu tidak berperasaan! kali ini aku ikut kamu karena kasihan sama kamu yang sudah memberanikan keluar rumah demi aku. Aku hanya kasihan. gerutu Tisha dalam hatinya

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, Ray segera tancap gas menuju kembali ke rumahnya. Tisha terus menatapnya dengan bingung, apakah Ray sudah sembuh dari ketakutan nya akan hujan atau tidak?

"Ehm.. itu.. antar kan saja aku ke rumah ku" ucap Tisha

"Aku tidak bisa menyetir jauh dalam keadaan hujan seperti ini, kamu tau itu kan?"

"Tapi barang-barang ku sudah ku bawa ke rumahku"

"Barang-barang mu sudah ada di rumah"

"Apa maksudnya? aku kan sudah memindahkan nya" Tisha bingung

Ray tidak menjawab pertanyaan Tisha, setelah itu perjalanan mereka terasa hening tanpa pembicaraan yang berarti.

****

Sesampainya di rumah Ray, Tisha segera pergi pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk pergi mandi dan membersihkan badannya dari air hujan yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.

Tisha merebahkan tubuhnya di bathtub berisi air hangat dan membersihkan dirinya. Rambutnya tergerai panjang, ia juga memakai shampo untuk rambutnya itu.

Tanpa sadar, Tisha berlama-lama di kamar mandi. Tisha memikirkan hubungan antara dirinya dan Ray kedepannya, apa memang bercerai adalah yang terbaik untuk keduanya?

Tok, tok, tok

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi Tisha, siapa lagi kalau bukan Ray. "Kamu sedang BAB ya? lama sekali. Atau kamu mati?" tanya Ray dingin seperti biasanya

"Jangan sembarangan bicara! aku baik-baik saja. Ini sudah hampir selesai" gerutu Tisha dari dalam kamar mandi.

Tisha mengambil handuknya dengan cepat, tak sengaja ia terpeleset sesuatu yang licin ada di lantai kamar mandinya.

"ACKK!!!" teriak Tisha

BRUGH

Tubuhnya jatuh ke lantai dengan posisi terduduk, gadis itu sempat berpegangan ke tiang yang ada di kamar mandi.

"Hiss.. sakit.." rintih Tisha sambil melihat lututnya yang terluka.

Ray panik mendengar suara teriakan itu, ia mengetuk pintu kamar mandi Tisha dengan keras dan cepat. " Hey, kamu baik-baik saja? buka pintunya!"

Seperti nya aku mendengar sesuatu yang terjatuh di dalam sana?

"Aku.. aku baik-baik saja.. tapi sepertinya aku tidak bisa membuka pintunya.."

"Kenapa tidak bisa dibuka? kamu yakin baik-baik saja? suaramu seperti kucing kejepit pintu begitu "

"Saat ini kakak masih bisa bercanda? dasar...es batu" kata Tisha marah

"Kamu baik-baik saja? kalau begitu keluar lah, cepat!" teriak Ray

"Sabar.."

Tisha berusaha berdiri, tapi kaki nya terasa sakit dan ia terjatuh lagi.

Seperti nya kaki ku terkilir, ini sangat sakit.

"Auchh..." Tisha merangkak menggapai pintu, ia sudah memakai handuk di tubuhnya.

"Latisha! hey kamu baik-baik saja kan?" Ray tampak panik, ia terus mengetuk pintu itu dan memanggil manggil Tisha. Tapi gadis itu tak menjawabnya.

Karena Tisha tak kunjung menjawab nya,Ray memutuskan untuk membuka pintu kamar mandi. Ia melihat istrinya jatuh terduduk dengan tubuh yang hanya ditutupi handuk tipis, yang menutupi bagian tubuh intinya saja.

"Kenapa kakak membuka pintunya tanpa izin?" tanya Tisha

"Ini karena kamu tidak menjawab pertanyaan ku! jadi aku masuk ke dalam.. " Mata Ray menatap penampilan Tisha yang tampak seksi dengan handuk yang menutupi setengah badannya itu.

Kulitnya sangat bersih, seperti nya juga terlihat mulus. Aku tidak tahu karena dia selalu menutupi tubuhnya dengan baju panjang. Kedua dada itu juga tampak .. aihhh....Sial, apa yang ku pikirkan?

Pikiran Ray mulai melayang kemana-mana melihat lekuk tubuh istri nya yang sudah dua tahun ia nikahi. Selama ini ia tak pernah melihat Tisha dalam keadaan seperti itu.

"Seharusnya kakak tidak melakukan nya, aku belum berpakaian" Tangan Tisha menutupi bagian tubuhnya yang menonjol. Ia tampak malu.

Memalukan sekali.

"Kaki mu terluka ya? aku akan memapah mu"

"Aku bisa sendiri"

Aku tidak mau baper lagi karena tingkah pria ini.

"Jangan keras kepala! berjalan saja tidak bisa kan? mau ku papah atau ku gendong? pilihlah!" ujar Ray sambil duduk berlutut di depan istrinya

"I.. itu.. dipapah saja" jawab Tisha ragu-ragu

Ray memapah istrinya itu dengan hati-hati, entah kenapa matanya mengarah pada bagian depan Tisha yang tampak menyembul. Wajahnya memerah saat melihatnya, apa yang terjadi dengan nya?

Apa yang kamu lihat Ray? apa kamu sudah gila?. batin Ray kesal

Dengan cepat dan hati-hati, Ray berhasil mengantarkan istrinya sampai ke ranjang. Namun godaan untuk Ray belum cukup sampai disitu, ia juga harus mengobati luka di lutut Tisha yang terluka.

"Kak, biar aku saja. Aku bisa sendiri"

Kenapa wajahnya memerah?apa dia demam? apa karena dia menyetir saat hujan?. Tisha mencemaskan pria yang sedang mengobati lututnya dengan obat merah itu

"Diam lah! aku tidak bisa fokus karena mu" ucap Ray sambil mengoleskan obat merah di lutut Tisha, kemudian ia mengambil perban dalam kotak p3k miliknya.

Sungguh benar-benar siksaan, melihatnya dengan kondisi seperti ini. Dia sangat cantik, aku tidak bisa jika tidak menatapnya.

Setelah selesai mengobati luka luar yang ada di lutut Tisha, Ray menyuruh gadis itu agar segera berpakaian lengkap. Sebenarnya Ray tidak tahan dengan melihat istrinya yang tampak seksi.

Setelah berganti baju, Ray kembali masuk ke kamar Tisha bersama seorang pria berjas putih ,membawa stetoskop di lehernya dan membawa tas jinjing berwarna hitam.

"Loh, kenapa dokter Harun ada disini?" tanya Tisha yang mengenali dokter Harun sebagai dokter pribadi keluarga Argantara.

Pria berusia 40 tahunan itu tersenyum ramah pada Tisha.

"Apa kabar Bu Tisha? lama tidak bertemu ya, saya datang kesini atas permintaan pak Presdir" ucap pak Harun dengan senyum profesional nya

"Aku tidak bisa mengobati luka dalam, kamu kan terkilir. Jadi ku pikir kamu butuh dokter " ucap Ray dengan wajah yang datar. " Pak Harun, tolong periksa kakinya yang terluka. Aku akan turun kebawah dan membuat teh"

Membuat teh? aku tidak salah dengar kan? Kak Ray mau buat teh?

Ray meninggalkan Harun dan Tisha dengan pintu kamar yang terbuka. Harun dengan sigap langsung memeriksa kaki kiri Tisha yang terkilir lalu sedikit memijatnya.

"Maaf dokter Harun, dokter harus kesini malam-malam hanya untuk mengobati kaki saya"

"Ini sudah tugas saya. Sebenernya saya merasa sedikit terkejut karena mendapat telpon dari Presdir secara tiba-tiba" ucap pak Harun sambil memberikan perban di kaki kiri Tisha yang terkilir.

"Maaf, dokter Harun sudah merepotkan anda"

Apa yang kak Ray lakukan? kenapa dia menghubungi dokter Harun malam-malam begini disaat hujan? kasihan dia sudah mulai tua dan dokter Harun kan itu dokter pribadi kakek.

"Tidak apa-apa, jangan merasa tidak enak. Saya malah senang karena pak Presdir, memiliki Bu Tisha disampingnya." jelas dokter Harun

Aku tidak pernah melihat Presdir begitu cemas pada seorang wanita, seperti nya rumor tentang pak Presdir yang tidak mencintai istrinya itu tidak benar. Nyatanya pak presdir sangat memperhatikan istrinya, sampai menelpon ku, malam-malam begini untuk memeriksa istrinya yang terjatuh, saat itu dia terdengar panik.

"Eh? apa maksud dokter?" tanya Tisha tak mengerti

"Tolong temani pak Presdir, walaupun sikapnya dingin, tapi dia bukan anak yang sombong dan arogan. Dia memiliki hati yang baik, hanya saja dia butuh kasih sayang dan perhatian dari orang di sekitar nya..hatinya sebenarnya sangat kesepian. Dulu pak Presdir tidak seperti ini sikapnya.. " jelas dokter Harun dengan nada yang sedih.

Dokter Harun pun menceritakan sesuatu tentang Ray pada Tisha yang belum Tisha ketahui...

Secara garis besar, Dokter Harun yang sudah sejak lama bekerja pada keluarga Argantara. Mengetahui sifat Raymond dari kecil. Raymond kecil adalah anak yang ceria sebelum orang tuanya meninggal dunia. Dokter Harun bahkan pernah memeriksa mental Ray yang sempat terganggu karena kecelakaan orang tuanya.

Ray sangat menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada orang tuanya. Setiap hari ulang tahunnya, ia merasa sedih dan tidak mau merayakan nya lagi. Jika ada yang mengingatkan nya tentang hari ulang tahun, Ray selalu marah. Sikap Ray yang ceria perlahan mulai menghilang, ia berubah menjadi anak yang dingin yang memiliki hati tertutup.

Tisha sedih mengetahui masa lalu suaminya yang selalu ditutupi oleh Ray darinya. Tisha sadar, bahwa ternyata selama ini ia tidak cukup tau tentang Ray. Dia hanya tau kalau Ray memiliki trauma pada hujan, dan trauma akan cintanya pada Zee.

Lukamu tidak sesederhana itu kak Ray. Tapi bagaimana bisa aku membuka hatimu? selama dua tahun hidup bersamamu saja, aku tidak bisa melakukan nya.

****

Setelah selesai mengobati luka Tisha dan menjelaskan kepada Tisha pada pasangan suami istri itu. Pak Harun pamit pulang pada Tisha dan Ray, karena hari itu sudah malam.

"Kamu dengar kan? apa kata dokter Harun, kaki mu yang terkilir tidak akan sembuh dengan cepat kalau kamu tidak beristirahat. "

"Pekerjaan ku di kantor cukup banyak, aku tidak bisa beristirahat apalagi cuti" gumam Tisha memikirkan pekerjaan menumpuk yang diberikan oleh Ray.

"Ada Gerry yang bisa melakukan nya, kamu beristirahat saja. Sementara untuk memulihkan kakimu, tinggallah disini" ucap Ray

"Tolong jangan seperti ini lagi, jangan bersikap seperti ini lagi padaku. Aku tidak mau berharap lagi padamu kak" ucap Tisha sedih

"Tenang saja, aku tidak akan melarang mu lagi jika kamu memang ingin pergi dariku. Aku tidak akan memohon padamu lagi, harga diriku tidak sebanyak itu. "

"Apa maksud kakak?" tanya Tisha

" Fine, ayo kita lakukan. Bercerai" jawab Ray dengan memasang wajah terluka.

Tisha tercengang mendengar nya, kepalanya menengadah melihat ke arah suaminya.

...---***---...

Terpopuler

Comments

Junita Junita

Junita Junita

tingalin aja dulu si es batu nya mana tau stlah di tigalin mencair dengan sndri nya😊

2022-08-01

0

Yulianst

Yulianst

aku kira baca di part ini lirik lagu starla thor

2022-06-20

1

Lovely

Lovely

Hal ini yg sulit meleraikan pertengkaran, juga meluruskan slh paham "Egois n Trtutup" 😵😏
Bukannya membaik, malah akan timbul penyesalan 😩😥😫

2022-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!