Pria itu berdiri dengan buket bunga mawar pink besar, kemudian pria itu memberikan bunganya pada Tisha.
"Untukmu.." Ray memberikan buket bunga itu pada istrinya.
"Kak Ray sudah pulang?" ucapnya melihat Ray yang masuk dalam dalam rumah
Kenapa dia bawa bunga mawar banyak sekali?
"Iya" jawab Ray sambil menutup pintu rumahnya
"Kenapa kakak bawa bunga sebanyak ini? kakak membelinya? sayang sekali uangnya.." tanya Tisha sambil melihat bunga yang ada di tangan nya.
"Aku tidak membelinya, mana mungkin aku membelikan bunga untukmu... A-aku memungutnya di jalan" jawab Ray dengan wajah datarnya
"Memungut? eh.. jelas-jelas ini beli, ini ada nama toko bunga nya" Tisha tersenyum melihat di depan buket itu ada tulisan "Angela Florist"
"I.. itu.. iya.. aku memungutnya dari toko itu, tadi pegawai toko itu mau buang bunganya. Karena sayang dibuang dan masih bagus, jadi aku pungut saja" jelas Ray dengan bicara yang sedikit gagap
Kenapa aku harus mengarang cerita?
Tisha tersenyum lembut, ia tau bahwa suaminya sedang berbohong dan mencari alasan. Hal yang tidak pernah di lakukan Ray selama mereka hidup bersama. Tisha merasa senang karena Ray terlihat sedikit memiliki emosi, tidak dingin seperti biasanya.
Gadis itu menahan tawa nya, lalu ia bertanya kenapa Ray memungut bunga itu dan diberikan untuknya. "Biasanya orang berkencan akan membawa bunga untuk kencan pertama mereka" jawab Ray
DEG!
Hati Tisha berdegup kencang, dan pipi nya merona, mendengar jawaban Ray, berfokus pada kata kencan. Sejak kapan Ray bisa mengatakan hal hal romantis seperti ini dan bisa menggetarkan hatinya? apa selama ini sikap dinginnya hanya kedok saja untuk menutupi kesedihannya?
"Kencan? memangnya kita akan melakukan kencan pertama hari ini?" tanya Tisha
"Bukan hari ini, tapi malam ini. Mari kita kencan" kata Ray
Apa aku terlalu terburu-buru? dia sampai kaget begitu?
"Apa?" Tisha terperangah kaget
"Dandan yang cantik ya, malam ini kita akan kencan. " Ray tersenyum
"Haa.. kita akan pergi kencan kemana kak?" tanya Tisha
"Di rumah saja, kaki mu kan masih sakit" jawab Ray
"Tidak kak, kaki ku baik-baik saja. Dokter Harun sudah memeriksaku, bahwa aku besok bisa mulai bekerja. Ayo kita keluar!"
Ini pertama kalinya di es batu mengajakku keluar rumah, apalagi ini kencan. Aku tidak boleh menghabiskan waktu kencan nya di rumah saja.
Gadis itu senang diajak kencan oleh suaminya, saking senang nya ia lupa bahwa mereka akan segera bercerai setelah satu bulan. Ia jadi lupa ancaman Bu Daniah dan Zee padanya. Dia lupa bahwa ia pernah disakiti oleh pria yang dipanggil es batu olehnya itu.
Melihat Tisha yang bersemangat dan senang, Ray setuju untuk melakukan kencan pertama mereka di luar.
Di dalam kamarnya, Tisha yang keadaan kakinya sudah agak membaik. Mencoba berdiri dengan kedua kakinya, ia mengambil beberapa baju dari lemarinya. Tisha tampak kebingungan mencari baju yang harus dipakai untuk kencan pertama dengan suaminya.
"Aduh, aku pilih bajunya yang mana ya? ya ampun, kenapa ini sulit sekali" Tisha meletakkan semua baju baju nya di ranjang, melihat baju itu satu persatu dengan bingung.
Tisha baru sadar kalau ia tidak punya banyak gaun, kebanyakan bajunya adalah setelan casual dan setelan baju kerja. Dia menjadi sedikit menyesal, kenapa ia tidak membeli banyak gaun?
Tisha berkaca ke masa lalu saat Ray masih berpacaran dengan Zee, memperhatikan penampilan Zee, gadis yang pernah disukai oleh Ray. Gadis cantik itu selalu memakai gaun seksi yang bisa menantang kaum Adam. Akhirnya ia berinisiatif memakai gaun satu satunya miliknya yang ada di dalam lemarinya.
Setelah 1 jam berdandan di dalam kamar masing-masing, Ray keluar lebih dulu, ia memakai setelah kemeja dan jas, tampak rapi dan menunjukkan sedikit otot tangannya, Ray tengah menunggu istrinya.
"Latisha, sudah belum dandannya? lama sekali.." gerutu Ray sebal karena sudah menunggu 15 menit di luar kamar
"I-iya kak.."
Gadis itu membuka pintu kamarnya, ia terlihat malu-malu memakai gaun berwarna silver yang pendeknya tidak sampai menutupi lutut itu. Mata Ray membulat melihat istrinya berpakaian seperti itu? sejak kapan istrinya punya pakaian yang terbuka seperti itu? Ray tidak habis pikir!
"Ka-kamu.."
"Kenapa kak?" tanya Tisha
Apa kak Ray mau bilang aku cantik?
"Ganti bajumu sana!" seru Ray kesal sambil melihat ke arah Tisha, dan bagian paha milik istrinya yang mulus, juga bersih
"Kenapa? baju ini bagus kan?" tanya Tisha dengan wajah polosnya
Bagaimana bisa aku membiarkan nya pergi keluar dengan pakaian seperti itu? Apa pandangan para pria yang melihatnya di luar sana? Aku saja yang melihatnya langsung bergairah seperti ini, apalagi mereka.
Ray baru menyadari bahwa wanita sederhana yang mendampingi nya selama dua tahun itu, adalah wanita yang cantik nya luar biasa. Sama seperti perkataan Sam, sahabatnya. Tatapan mata nya yang polos dan berkilau, bagai cahaya terang, gadis itu mampu membuat nya tergoda. Godaan yang sangat berat! mungkin iman pun, bisa runtuh karena gadis yang bernama Latisha Anindita itu.
"Ganti bajumu sekarang juga! mana bisa kamu keluar dengan baju kurang bahan seperti itu!" ujar Ray kesal
"Baju kurang bahan? bukankah ini gaun yang diberikan kak Ray?" tanya Tisha
"Aku memberikan nya? kapan? aku tidak ingat tuh. Pokoknya ganti gaun itu, atau ku robek gaunnya!" teriak Ray
Aku harus menghancurkan gaun pendek sialan itu setelah dia melepasnya.
"Ini gaun pemberian dari kakak, pokonya aku akan tetap memakainya keluar"
Aku pikir kak Ray akan senang karena aku memakai gaun pertama pemberiannya. Kenapa dia terdengar marah?. Tisha mengerutkan dahinya, menatap suaminya dengan heran.
"Kamu berani keluar memakai pakaian itu?" tanya Ray dengan suara yang semakin meninggi
"Ini gaun pertama yang kakak berikan padaku, dan aku baru sempat memakainya. Aku tidak mau melepasnya" kata Tisha sambil melangkah pelan, dan acuh pada Ray yang sedang kesal.
"Kamu.. memang benar-benar tidak bisa di bujuk.." gumam Ray sambil menatap tajam istrinya
Pria itu mendengus kesal, lalu ia memegang tangan Tisha. Ray menarik resleting belakang, gaun yang dipakai istrinya.
SRET
SRET
"Kakak!! apa yang kakak lakukan?" tanya Tisha yang kaget karena bagian resleting belakang gaunnya itu ditarik oleh Ray.
"Lepas gaunnya.. atau aku yang bantu melepaskan nya??" Ray semakin mendekat ke arah Tisha, bahkan tangan kekarnya itu menyentuh punggung mulus istrinya.
"Aaahhh....Ahh... " erangan meluncur dari bibir Tisha, ketika jari-jari Ray dengan sengaja menyentuh lembut punggung mulus istrinya.
Kenapa aku mengeluarkan suara seperti ini?
Ray bisa merasakan ada tali pengaman bra yang melindungi bagian atas milik istrinya. Dengan sengaja Ray menggigit gemas bahu istrinya.
"Kalau kamu tidak mau melepaskan nya juga, aku yang akan membantumu melepaskan nya. Tidak masalah.." ucap Ray setengah berbisik ditelinga Tisha.
Tisha mulai ketakutan, ia merasa tubuhnya seperti terbakar saat suaminya menyentuhnya. Apa ini yang namanya terangsang? Rasanya persis saat ia berciuman dengan suaminya.
"Aaahh.... aku.. kumohon jangan.."
"Menyerah atau tidak?" tanya Ray dengan senyum nakal nya. Tangan Ray mulai membuka bra milik Tisha.
Bra ku? tidak!
Gadis itu mendorong suaminya, ia mengatakan bahwa ia menyerah dan akan melepaskan gaun itu. Mengganti baju nya dengan yang lain, ia tak tahan lagi dengan panas membakar dari dalam tubuhnya saat Ray menyentuh nya.
"Kak Ray sangat cabul! jangan lakukan ini lagi.. hiss.. menyebalkan!!" teriak Tisha marah, sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan wajah kesal dan malu.
BRAK
Tisha menutup pintu kamarnya dengan keras.
Ray yang berada di luar kamar itu langsung menutup mulutnya dengan tangan, wajahnya memerah, seperti kepiting rebus.
"Huuh.. kenapa sangat panas disini?" gerutu nya kepanasan
Hampir saja aku berbuat yang tidak-tidak. Sungguh godaan ini benar-benar menyiksa, gadis ini berniat membunuhku. Sial! bagian bawah tubuhku tiba-tiba mengeras, ada apa ini?
Ray tampak panik di dalam hatinya dan tubuhnya juga merasa kelabakan. Hanya menyentuh Tisha sedikit saja, ia sudah merasa kepanasan. Ray tau dari reaksi tubuhnya bahwa ia ingin melakukan hal yang lebih dengan istrinya, akan tetapi masih terlalu awal untuknya memulai hal yang intim seperti itu sebelum mereka memastikan perasaan masing masing.
Untunglah Ray masih bisa berfikir rasional..
5 menit kemudian, Tisha mengganti bajunya dengan blouse yang menutupi lekuk tubuhnya. Gadis itu tampak cemberut, seperti enggan mengganti bajunya.
"Sudah selesai" ucap Tisha sebal
Padahal aku ingin memakai gaun cantik itu. Huh!
"Nah begini baru bagus" kata Ray memuji sambil tersenyum memperhatikan baju yang dipakai oleh istrinya dari atas ke bawah.
Bahu tertutup, bagus! baju tidak ketat, bagus! leher juga tertutup, bagus! menutupi paha, bagus! sempurna.
"Iya ayo berangkat" ajak Tisha
"Tunggu dulu, mana baju kurang bahan yang tadi itu?" tanya Ray
"Ada di dalam, kenapa kakak menanyakan nya?"tanya nya
"Ambil kemari"
"Ya?"
"Ambilkan"
"Kenapa?"
"Ambil saja!" seru Ray tegas
Tisha menghela napas, ia kembali ke dalam kamar dan mengambil gaun berwarna silver itu. Lalu diberikan lah gaun itu pada suaminya, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Ray pada gaun miliknya? apa ia berencana untuk memberikan nya pada Zee? begitulah pikiran negatifnya.
Namun, Tisha salah mengira. Pria itu malah membakar gaun nya di depan rumah dengan korek dan bensin yang dibelikan oleh satpam penjaga rumah yang bernama pak Udin.
WUSH!
Gaun yang harganya puluhan juta itu, yang hanya dipakai sekali oleh pemiliknya, dibakar begitu saja oleh Ray.
"Kakak, itu kan gaun harga puluhan juta? itu gaun yang kamu berikan padaku? kenapa kamu membakarnya?!! itu baru sekali aku pakai, dan itupun barusan!!! " tanya Tisha dengan wajah tercengang melihat gaun mahal miliknya sudah hampir jadi abu
"Kelak kamu tidak boleh memakai gaun seperti ini lagi, paham?" kata Ray mengingatkan
"Apa kakak sudah gila?!! itu puluhan juta!!" teriak Tisha yang hampir menangis melihat gaunnya
"Aku akan belikan gaun yang lebih bagus dan tidak berbahaya seperti gaun itu. " kata Ray santai
Kelak, dia tidak boleh memakai gaun seperti ini lagi, atau para pria diluar sana akan menatapnya. Aku akan belikan gaun yang aman dan tidak berbahaya.
Tisha kembali tercengang, bagaimana bisa gaun disebut berbahaya? berbahaya nya dari mana? Tisha menyayangkan gaun puluhan juta yang dibakar itu!
Kemudian, Ray mengajak Tisha masuk ke dalam mobil untuk pergi ke tempat kencan mereka.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Umi Abi
masa ada gaun berbahaya, bom kalian yang berbahaya
2022-08-05
0
Lovely
Yaa... Es Batu kok Posesif 😱😰😁
Gimana mau cerai 😁😁 bisa" Depresi 😂😂😂
2022-05-27
1
Kiki Yanah
seru makin kesini cerita nya
2022-05-21
1