Siang itu dokter Harun datang ke rumah yang ditempati oleh Ray dan Tisha. Ia diminta oleh Ray untuk mengecek keadaan Tisha dan membawakannya kursi roda.
Setelah mengecek keadaan Tisha secara menyeluruh, Tisha duduk di kursi roda yang dibelikan suaminya itu. Ia melihat seperti sedang sakit parah saja, padahal ia hanya keseleo biasa. Seperti nya Ray sudah berlebihan.
"Dokter Harun, maaf sudah merepotkan bapak lagi" kata Tisha tidak enak hati
Kenapa kak Ray tidak beli tongkat saja? malah bawa kursi roda? memangnya aku cacat?
"Ini sudah tugas saya sebagai dokter pribadi keluarga Argantara" jawab dokter Harun sambil tersenyum ramah
"Dokter Harun, jika bapak masih ada waktu luang. Mari kita minum teh atau minum kopi dulu" ajak Tisha
"Baiklah Bu Tisha" jawab dokter Harun dengan senang hati
"Dokter mau minum apa? kopi atau teh?" tanya Tisha
"Saya mau teh saja, jangan banyak gula" pesan Dokter Harun
"Baiklah.. Bi Ani, tolong buatkan teh untuk dokter Harun ya" kata Tisha pada ART di rumahnya itu.
"Ya.. nyonya, akan saya buatkan" sahut Bi Ani patuh, Bi Ani bergegas menyiapkan teh ke dapur.
Beberapa menit kemudian, 2 gelas teh hangat sudah tersaji di meja. Tisha dan pak Harun menikmati teh tersebut, menyeruput nya pelan-pelan.
Ting tong! Ting tong!
Bell rumah berbunyi saat Tisha sedang asyik mengobrol dan minum teh dengan dokter Harun. Tisha mendorong kursi roda yang ia duduki dan berjalan ke arah pintu. Tanpa melihat siapa tamu nya, gadis itu langsung membuka pintu rumahnya.
CEKRET
Mau apa dia kesini?. Tisha menengadah melihat gadis cantik dengan riasan tebal ada di depannya itu. Dia adalah mantan pacar dari suaminya. Dan Zee tidak datang sendiri, ia datang bersama Daniah, Tante dari suaminya.
"Aku menelpon mu dari tadi, kenapa ponselmu tidak aktif?" tanya Zee sinis
"Mau apa, Bu Zefanya kemari?" tanya Tisha
Mau apa juga bu Daniah kemari?
"Kami mau bicara denganmu" jawab Daniah dengan wajah sinis nya menatap Tisha.
"Bibi juga, mau bicara dengan saya?" tanya Tisha
"Memang ya kamu itu kelas rendahan, harusnya kalau ada tamu yang datang. Kamu langsung suruh masuk dong, bukannya membuat tamu berdiri di depan pintu. Benar-benar tidak sopan!" ucap Bu Daniah dengan mulut pedasnya
Mulutnya benar-benar pedas, apa dia habis makan sambal? gerutu Tisha dalam hatinya
"Silahkan masuk, Bibi Daniah dan Bu Zee" kata Tisha sambil tersenyum ramah di luar, dengan sengaja Tisha membukakan pintu lebar-lebar untuk kedua wanita yang melihat nya dengan tatapan tidak suka itu.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah, disana masih ada dokter Harun yang sedang berdiri dan bersiap untuk pulang menjinjing tas hitam nya.
"Kenapa dokter Harun ada disini?" tanya Bu Daniah dengan nada bicara yang sinis
"Saya di perintahkan pak Raymond untuk memeriksa kondisi Bu Tisha, Bu.." jawabnya singkat, sambil melihat ke arah Daniah.
Mau apa Bu Daniah kemari? mendengarnya memarahi Bu Tisha barusan, seperti nya ada sesuatu?.
"Oh ya sudah, kalau sudah selesai cepat pulang sana!" usir bu Daniah pada Dokter yang usianya lebih tua darinya. "Jangan beritahukan kepada siapapun kalau saya datang kemari, terutama pada Raymond" kata Bu Daniah pada dokter Harun
Dokter Harun tidak bicara apa-apa, ia sempat menatap Tisha dengan cemas sebelum ia pergi. Lalu pamit pulang meninggalkan kediaman Ray dan Tisha.
Tak lama setelah dokter Harun pergi, Bu Daniah dan Zee duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Mereka berdua duduk berhadapan dengan Tisha.
Bi Ani menyajikan teh untuk kedua wanita yang bertamu ke rumah Ray itu. Dengan sinis nya, Bu Daniah memerintahkan Bi Ani untuk pergi dari rumah itu karena ia ingin bicara sesuatu pada Tisha.
"Bi Ani tidak usah pergi, lakukan saja pekerjaan bi Ani yang belum selesai." kata Tisha tegas pada Bi Ani
Kenapa anak ini jadi melawanku? biasanya dia gemetar dan selalu bersembunyi di belakang Ray seperti tikus yang ketakutan. Kenapa sekarang dia melawanku? tatapannya juga benar-benar menyebalkan.
"Kamu berani melawan perintah ku? orang rendahan?" kata Bu Daniah sambil melotot pada Tisha, berharap gadis itu akan takut padanya seperti masa lalu
"Maaf bibi Daniah, saya tidak melawan perintah bibi..Tapi, bi Ani bekerja pada saya dan kak Ray. Jadi dia tidak ada kewajiban untuk melakukan perintah Bibi daniah" jelas Tisha tegas, dengan senyuman tipis di bibirnya
Aku harus nya melakukan ini dari dulu, Bu Daniah sangat keterlaluan padaku dan aku hanya diam saja. Saat dia menghinaku, bahkan kak Ray tidak pernah membelaku. Teringat masa masa itu, aku jadi kesal lagi pada kak Ray.
Bu Daniah dan Zee menatap tajam ke arah Tisha. Akhirnya bi Ani pun melakukan tugasnya kembali di halaman belakang, tugas yang belum ia selesaikan.
Tisha dengan tatapan tegas dan berani, membuat Bu Daniah terperangah dengan perubahan sikap Tisha. Mungkin dunia yang kejam sudah mengubahnya menjadi tegas, begitulah pikir Bu Daniah dalam hatinya.
Bu Daniah dan Zee langsung membicarakan inti dari kedatangan mereka menemui Tisha. Bu Daniah membuka sebuah dokumen, menyimpan nya di meja ruang tamu, tepat di depan Tisha.
"Kamu lihat ini!" seru Bu Daniah dengan suara yang lantang
Sementara gadis cantik berambut agak ikal yang duduk disebelahnya, duduk santai dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Ini..." Tisha mengambil kertas yang ada di meja, ia melihatnya baik-baik. Tiba-tiba saja mata Tisha membulat karena kaget.
"Kamu pasti kaget kan? bagaimana bisa kami tau tentang ini? perjanjian pernikahan kontrak mu dan Ray" tanya Zee dengan senyum kemenangan di bibirnya
Tisha membeku, ia terkejut bagaimana bisa mereka mempunyai salinan surat perjanjian kontrak nikah antara Tisha dan Ray yang hanya diketahui oleh Ray dan Tisha saja.
"Apa mau bibi dan Bu Zefanya sebenarnya?" tanya Tisha
"Tadinya aku berencana menemui kakek untuk memberitahu nya tentang surat kontrak ini" kata Zee sinis
Tidak sia-sia aku mencuri dokumen ini dari meja kerja Ray saat itu dan memfotokopi nya, tidak kusangka akan berguna.
"Kalian mau apa sebenarnya?" tanya Tisha
"Aku dengar dari Zee, kalau kamu ingin bercerai dari Ray. Mari kita lakukan negosiasi" ucap Bu Daniah
Bu Daniah dan Zee menawarkan pada Tisha untuk membayar semua hutang Tisha pada Ray yang ditotal sebanyak 2 milyar beserta pinalti nya. Asalkan Tisha bercerai dan meninggalkan Ray untuk selamanya.
Kenapa Bu Daniah ingin Tisha meninggalkan Ray? sudah jelas alasannya karena ia ingin menghancurkan Ray, dengan perceraian Ray. Bu Daniah bisa menyingkirkan Ray dari posisi Presdir Argantara grup, kemudian salah satu dari anaknya bisa mengambil posisi Ray. Tisha sudah bisa menebak akal bulus licik, tante suaminya itu. Karena jika Ray bercerai sebelum 5 tahun pernikahan dengan nya dengan Tisha, posisinya sebagai Presdir akan dicabut oleh pak Faisal.
Dan untuk Zee, apa alasannya ia ingin Tisha dan Ray bercerai? apa keuntungan nya? Zee hanya punya satu tujuan, ia ingin Ray kembali ke pelukannya.
Gadis itu akhirnya menyadari bahwa kedua wanita yang ada di depannya itu hanya ingin menghancurkan Ray, ternyata berat juga untuk bercerai dari Ray. Ia tidak mempertimbangkan, bahwa bibi dan pamannya selalu ingin menjatuhkan Ray, ia jadi ingin melindungi Ray. Lalu bagaimana dengan bercerai? Tisha menjadi dilema.
Saat ini, aku harus mempertahankan posisi ku sebagai istri kak Ray dulu. Aku harus melindungi kak Ray dan perusahaan Argantara grup.
"Siapa yang bilang kalau saya ingin bercerai dari kak Ray? itu tidak benar" Tisha memasang senyuman tegas di bibirnya.
"Jangan bohong, kami tau kamu ingin bercerai. Kami bisa membantu kamu, kita bisa saling membantu. Aku melepaskan hutang-hutang mu, mengembalikan hidupmu dari hubungan kontrak ini. Kamu hanya perlu pergi jauh-jauh dari Ray, selamanya. Mudah saja kan?" tanya Bu Daniah
"Saya tidak bisa bercerai, kecuali kak Ray memang menginginkan nya" kata Tisha tegas
Aku harus mengatakan pada kak Ray, bahwa
"Ini hanya hubungan kontrak, kenapa kamu sombong sekali sih? atau.. jangan-jangan.. kamu benar-benar mencintai Ray?" tanya Zee sambil menatap tajam Tisha yang ada di depannya itu.
Tisha terdiam tak bisa menjawab nya, Zee si tau hanya dengan sekali lihat bahwa Tisha mencintai Ray.
"Jadi itu benar ya? kamu mencintai Ray? haa...tidak tahu diri" gumam Zee sinis
"Nona Zefanya lah yang tidak tau diri, beraninya anda mendambakan suami orang lain."
"Apa kamu bilang?!!" teriak Zee emosi
"Apa saya harus memanggil anda pelakor?selama dua tahun, kamu terus menempel pada suami saya. Walaupun aku dan kak Ray hanya suami istri kontrak tanpa cinta, kami tetap suami istri sah di mata negara dan agama. Itulah faktanya, sedangkan anda siapa? anda hanyalah mantan kekasih suami saya yang bertransformasi menjadi pelakor!" Teriak Tisha emosi, ia jadi
teringat bagaimana selama dua tahun itu Zee berusaha menggoda suaminya, memeluk suaminya, mencium suaminya, di depan Tisha, dan selalu berusaha menciptakan kesalahpahaman antara dirinya dan suami.
Zee murka mendengar ucapan Tisha, ia mendorong Tisha dari kursi rodanya hingga gadis itu jatuh ke lantai.
"Wanita j*lang!" seru Zee pada Tisha
BRAK
BRUGH
"Zee! HENTIKAN!" ucap Bu Daniah sambil menarik Zee yang ingin memukul Tisha. "Seperti nya kamu tidak bisa di ajak bicara baik-baik, oke kalau begitu. Aku beri kamu waktu untuk berfikir, kalau dalam waktu satu Minggu kamu belum memutuskan perceraian mu dengan Ray. Aku akan memberitahu kan tentang kontrak konyol kalian ini pada kakek, dan kita lihat apa yang akan terjadi pada kakek" Bu Daniah mengancam Tisha.
Tisha sedikit takut jika disinggung soal pak Faisal yang memiliki penyakit jantung. Jika ia tau tentang pernikahan kontrak mereka, apa yang akan terjadi?
Zee dan Bu Daniah pergi meninggalkan rumah itu dengan keadaan marah setelah negosiasi mereka tidak berhasil.
Beberapa detik kemudian setelah kedua wanita itu pergi, Bi Ani menghampiri Tisha yang jatuh terduduk di lantai. Bi Ani membantunya berdiri naik ke kursi roda.
"Mereka jahat sekali sama nyonya, astagfirullah" gumam Bi Ani cemas
"Udah bi, saya gak papa kok.. Bibi jangan bilang-bilang ini sama kak Ray ya. Please..." ucap Tisha memohon
"Tapi nyonya.."
"Please bi, anggap saja bibi gak lihat apa-apa" kata Tisha sambil tersenyum
"Ya nyonya" jawab Bi Ani patuh
Ya Allah aku harus bagaimana, kalau ini menyangkut kakek..Urusannya bisa lebih rumit, apa ini memang kehendak Allah yang menginginkan ku bercerai dari kak Ray?. Tisha diam dengan wajah sedihnya.
.
.
Sore itu, terdengar lagi suara bel masuk berbunyi di rumah itu. Tisha membuka pintu rumahnya dan ia melihat seorang pria membawa sebuket besar bunga mawar pink berdiri di depan pintu rumahnya.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
EHH jalang Lu tuh yg g tau diri
2023-02-03
0
Umi Abi
gimana ini sama tisha
2022-08-05
0
Sunnyta Mukherji
kenapa ga kasih tau Ray aja Tisha,,biar Ray membuka fakta bibi paman dan sepupunya yang ga bener
2022-06-20
1