Tisha menatap Sam, dan Ray dengan pandangan tidak senang. Seperti nya ia sudah tau kalau suaminya itu mabuk-mabukan lagi di luar rumah.
Sementara Sam tiba-tiba membatu ketika melihat wanita cantik yang ada di depannya itu.
Apa ini istri nya si Ray? gila! cantik banget, kalau ada istri secantik ini di rumah, aku tidak akan akan kemana-mana lagi. Di rumah saja setiap hari.
"Maaf, anda siapa ya?" tanya Tisha ramah
Kenapa pria ini menatapku begitu?
"Sorry, aku cuma ingin mengantar Ray pulang saja. Dia tidak sadarkan diri " ucap Sam yang kesulitan memapah temannya yang tidak sadarkan diri itu.
Tercium bau alkohol yang menusuk hidung dari tubuh Ray. Entah berapa banyak dia minum? Pikiran nya mengatakan tidak ingin peduli lagi pada Ray, namun nyatanya hatinya tidak mengatakan begitu. Di matanya masih tampak kekhawatiran yang nyata, melihat kondisi Ray yang sedang mabuk. Padahal ia masih kesal dengan sikap Ray, tapi kenapa dia masih peduli?
"Bisakah bapak membantu saya membawanya ke dalam?" tanya Tisha sopan
"Oke " jawab Sam setuju
Sam memapah Ray yang tidak sadarkan diri itu masuk ke dalam rumah, berikutnya Sam mengantarkan Ray ke kamarnya. Kamar yang luas dan memiliki interior mewah, elegan, banyak buku-buku tersimpan di lemari kamarnya, sangat mencerminkan betapa workaholic dirinya.
Ray sudah terbaring di ranjangnya, tubuhnya berkeringat dan wajahnya tampak merah. Tisha memandangi nya dengan tatapan kesal bercampur cemas. Ia tak tau harus marah atau bagaimana melihat kondisi Ray saat itu.
"Terimakasih pak karena sudah mengantar suami saya dengan selamat" ucap Tisha ramah
"Sama-sama, kamu bisa panggil aku Sam saja" ucap Sam
"Iya, saya Tisha " jawab Tisha
"Aku tidak tau Ray ada masalah apa sampai dia minum banyak seperti itu. Tapi aku yakin itu berhubungan dengan kamu, biasanya Ray minum-minum saat punya masalah yang berkaitan dengan hatinya " jelas Sam
Tisha hanya mendengarkan kata-kata Sam, masuk telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Mendengar tapi pura-pura tak mendengar, tidak memperhatikan.
Rasanya tidak mungkin pria berdarah dingin ini akan punya masalah yang berkaitan dengan hatinya? Ya, mungkin saja dia sedang ada masalah rumah tangga dengan si nona Zee, itu..
"Sekali lagi terimakasih, dan maaf karena saya tidak bisa membiarkan anda berlama-lama disini apalagi menjamu anda. Bukan maksud saya mengusir, hanya saja ini sudah dini hari. Mungkin lain kali saya akan menjamu pak Sam " Jelas gadis itu sopan
"Baiklah, aku akan datang lagi loh lain kali" Sam tersenyum ramah pada Tisha
Lebih baik jangan datang lagi. Karena ketika kamu datang lagi, mungkin aku sudah tidak ada disini.
Setelah mengantar Sam sampai ke depan rumah, Tisha bergegas masuk kembali ke dalam kamar suaminya. Ia melihat Ray yang tertidur pulas sambil memakai sepatu, dengan hati-hati Tisha melepaskan sepatu dari kaki Ray.
"Menyebalkan, kenapa aku harus mengurus orang mabuk? Tisha, kenapa kamu masih peduli padanya? ah.. yang benar saja.., aku? peduli? ini cuma rasa kemanusiaan saja. Ya, ini sama seperti teman yang tinggal serumah. Aku dan dia hanya sebatas itu "
Tisha membantu suaminya yang sedang tidur itu untuk membuka sedikit kancing kemejanya yang sedikit mencekik nya.
"Hem.. Hem..." gumam Ray dalam tidur nya
Setelah selesai membuat Ray terlihat lebih nyaman, gadis itu melangkah keluar dari kamar Ray.
GREP
Langkahnya terhenti saat tangan Ray memegang tangannya dengan erat. " Jangan pergi.. jangan.. "
"Kamu tau, aku bukan Zefanya? kamu mengatakan ini padanya bukan?" tanya Tisha pada Ray, ia menatap suami nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Pelan-pelan ia melepaskan tangan Ray yang memegang erat tangannya, namun Ray kembali lagi memegang tangannya. Seolah Ray tidak ingin gadis itu pergi darinya.
"jangan.. jangan tinggalkan aku.."
"Aku harus pergi, ini yang terbaik" Tisha menepis tangan Ray, ia melangkah pergi. Ia memandang suaminya itu dengan wajah yang sedih.
Ini yang terbaik Tisha, kamu dan dia memang berada di dunia yang berbeda. Sejak awal kalian memang tidak harusnya bersama.
Tisha pergi ke kamarnya sendiri, ia memandangi koper yang ada di sudut kamarnya. Kemudian ia mengeluarkan selembar kertas, lalu mulai menulis sesuatu di kertas itu dengan bolpoin nya.
Sesekali terlihat matanya yang berkaca-kaca, saat ia menulis sesuatu di secarik kertas itu. Entah apa yang ia tulis, hingga membuatnya sedih.
...***...
Keesokan harinya, pagi itu Ray terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa nyut nyutan, sekujur tubuhnya lemas.
"Kepalaku sangat sakit.. duh " Ray melihat ke sekeliling nya, ia berada di ruangan yang tampak familiar untuknya. Tapi mengapa ia bisa ada disana? bukankah semalam ia bersama Sam? bagaimana caranya ia bisa pulang dan berada di kamarnya sendiri?
Apa mungkin wanita itu yang membawaku pulang?. Pikirnya dalam hati
Tercium bau masakan yang terasa sedap di hidung, Ray langsung bangun dari ranjang nya segera keluar dari kamarnya.
Dia pasti sedang memasak untukku, seperti biasanya. Ya, mana mungkin dia mau bercerai denganku. Semalam pasti dia hanya melantur saja. Ray menunjukkan sedikit senyum di bibir seksinya.
Namun bukannya seperti yang ia harapkan, seseorang yang memasak di dapur apartemen nya itu bukanlah istrinya. Melainkan seorang ibu ibu paruh baya, pembantu rumah tangga yang selalu membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah.
Dalam sekejap senyuman di wajah Ray lenyap, saat bayangan nya tidak seperti kenyataan.
"Tuan sudah bangun " sapa Bi Ani ramah
"Oh, ternyata kamu. " jawab Ray datar
"Tuan, nyonya menitipkan ini untuk tuan. Saya disuruh menyampaikan ini untuk tuan begitu tuan sudah bangun " Bi Ani memberikan amplop kecil pada Ray.
Ray mengambil amplop itu, wajahnya tampak dingin seperti biasanya. Ray yang penasaran langsung membuka isinya, lalu membacanya. Beberapa detik kemudian, kertas yang dibacanya hancur di remas remas oleh tangan Ray.
Ray terlihat sangat marah dengan isi surat itu, Bi Ani melihat nya dengan keheranan. Bulu kuduk nya berdiri saat melihat ada kobaran api di wajah Ray.
"Bi Ani, dimana dia?" tanya Ray dengan nada yang kesal
Hiiiy menakutkan, kenapa wajah tuan seperti itu? apa yang ditulis oleh nyonya di dalam suratnya?
"Maksud tuan, nyonya?"
"Memangnya siapa lagi?" suara Ray mulai meninggi
"Nyonya sudah pergi ke kantor, tuan.." jawab Bi Ani Hati-hati.
Wanita sialan! beraninya meminta cerai dariku dan pergi dari rumah ini? dia juga meninggalkan suaminya yang sedang mabuk, wanita kejam. Lihat saja bagaimana aku akan membalas mu.
Ray terlihat marah, ia bahkan menendang vas bunga hingga pecah. Bi Ani ketakutan melihat sosok Ray yang cuek dan dingin, bisa marah seperti itu.
PRANG!!
Sial! aku ingin sekali mengumpat!. batin Ray kesal
Tuan kenapa ya?ada apa dengan nyonya dan tuan?. batin Bi Ani keheranan melihat Ray yang marah-marah.
***
Kemarahan nya tidak kunjung mereda, bahkan saat pergi ke kantor untuk bekerja. Ia membawa kemarahannya saat bekerja, semua orang yang bicara dengannya terkena imbasnya dan kemarahannya.
Gerry, si sekretaris juga heran melihat Ray yang terus marah-marah tidak seperti biasanya.
Ada apa dengan pak Raymond? hari ini sudah dua orang dipecat olehnya.
"Gerry, kamu mau bengong saja atau kerjakan pekerjaan mu!" teriak Ray marah
"Maafkan saya pak " Gerry tersadar dari lamunannya.
"Aku tidak menggaji mu untuk bengong! cepat pergi kerjakan tugasmu, jangan berdiri seperti orang bodoh!" ujar Ray emosi
"iya pak, saya akan kembali ke meja saya" ucap Gerry sambil menunduk patuh, ia pun meninggalkan ruangan Presdir.
Tadinya ia ingin bertanya pada Ray apa yang membuat pria itu moodnya jelek, tapi Gerry mengurungkan niatnya. Karena seperti nya Ray tidak bisa ditanyai oleh nya, yang ada dia bisa dipecat oleh Ray jika menyinggung nya.
Ray melihat-lihat laporan yang ada di mejanya, ia masih tampak kesal. Kemudian ia tersenyum setelah melihat satu dokumen di mejanya.
" Gerry! tunggu!" ucap nya pada Gerry yang baru saja membuka pintu untuk keluar dari ruangan itu.
Gerry membalikkan badannya dan melihat ke arah Presdir nya.
"Panggilkan ketua tim perencanaan 1 dan wakil ketua nya, kemari!"
"Baik pak, tapi ada apa ya?"
"Gerry, aku pikir aku terlalu baik padamu akhir-akhir ini " Ray menatap sekretaris nya itu dengan tatapan tajam.
"Saya tidak akan bertanya lagi. Maafkan saya pak, saya akan segera menyampaikan nya pada ketua tim perencanaan dan wakil ketua tim perencanaan 1! " ucap Gerry ketakutan melihat Presdir nya itu
Seperti nya benar kalau pak Presdir sedang ada masalah dengan nyonya Tisha. Presdir seperti mencari alasan untuk memanggil nyonya. Lebih baik aku tidak banyak bicara, aku masih mau bekerja.
Setelah Gerry menyampaikan pesannya pada tim perencanaan. Ketua tim perencanaan 1, Bu Riani dan juga wakilnya, Tisha segera memenuhi panggilan dari Presdir mereka. Mereka berdua sama-sama pergi ke kantor Presdir, kepala mereka memiliki banyak pertanyaan. Ada apa mereka sampai di panggil ke kantor presdir? orang-orang bahkan mengira kalau yang dipanggil ke kantor presdir berarti ada masalah.
Kini Tisha dan Bu Riani sudah berdiri di depan Ray. Mereka berdua berdiri dengan tegap.
Ray melihat ke arah istrinya, namun Tisha memalingkan wajahnya darinya.
Berani sekali dia memalingkan wajahnya dariku dan pura-pura tidak mengenalku? aku ini suaminya. gerutu Ray dalam hatinya sebal
Mau apa sih dia memanggilku kemari juga? harusnya kan ketua tim saja. keluh Tisha dalam hatinya
"Apa kalian tau kenapa aku memanggil kalian kemari?" tanya Ray dengan nada bicara nya yang tegas
"Kami tidak tau pak" jawab Bu Riani
"Hey, kamu tidak jawab pertanyaan ku?" tanya Ray pada Tisha
"Anda bertanya pada saya, pak?"
"Tentu, memangnya siapa lagi!"
"Saya tidak tau kenapa bapak memanggil kami kemari, karena bapak kan belum memberitahu kami" jawab Tisha dengan senyum santai nya
Tenang, Tisha.. stay calm.
Bu Riani langsung melirik ke arah Tisha dengan wajah yang kaget.
Tisha, matilah kamu menyinggung Presdir.
"Kamu berani menjawab ku?"tanya Ray kesal
"Kan tadi bapak sendiri yang suruh saya menjawabnya, ya saya jawab" jawab Tisha santai
Bagus Tisha, teruslah buat dia marah. Lalu dia akan menceraikan mu, di pecat juga baik-baik saja. Bagus bagus, kamu berhasil melawan es batu ini. ucap Tisha merasa bangga pada dirinya.
Ray tercengang mendengar jawaban Tisha, ia pun tersenyum sinis.
Apa maksudnya dia bersikap seperti ini? apa dia sedang memberontak?
Bu Riani langsung mencubit tangan Tisha, mengingatkan nya agar tidak berbicara sembarangan di depan Ray, atasannya.
"Pak Presdir, mohon maafkan ketidaksopanan Bu Tisha, dia masih perlu belajar. Saya akan mengajarkan nya dengan..."
" Cukup! kamu bisa keluar "
Ray memberikan isyarat lewat tangannya agar Bu Riani berhenti berbicara. Presdir Argantara grup itu pun menyuruh Bu Riani keluar dari ruangan itu dan ia akan mengajarkan Tisha secara pribadi.
" Tisha, semoga kamu selamat" bisik Bu Riani pada Tisha, ia takut kalau Tisha akan dimarahi habis-habisan oleh Ray.
"Bu Riani tenang saja " Tisha tersenyum santai
Ya, pasti sudah ini aku akan dipecat. Lalu kami akan bercerai.
Bu Riani pergi meninggalkan ruangan presdir dengan hati yang cemas, berharap semoga Tisha akan baik-baik saja di dalam sana.
Ray tampak tidak senang melihat wajah Tisha yang terlihat santai di depannya, padahal semalam wanita itu mengajukan cerai padanya. Bukannya terlihat sedih tapi Tisha malah terlihat senang.
"Apa yang ingin bapak bicarakan dengan saya?" tanya Tisha
"Benar, aku ingin bicara denganmu. Aku tidak suka dengan laporan hasil kerja tim perencanaan satu!" Ray melempar salah satu dokumen ke meja nya.
"Kenapa bapak mengatakan nya pada saya? hal seperti ini bukan tanggungjawab wakil manager seperti saya" jawab Tisha tegas
"Kamu bagian dari tim, kan? tentu saja ini juga adalah tanggungjawab mu. "
"Lalu bapak akan memecat saya karena tidak puas dengan laporan tim perencanaan?" tanya Tisha dengan wajah yang senang
Kenapa di terlihat senang? apa dia ingin dipecat? Tidak akan semudah itu.
"Siapa bilang aku mau memecat mu? justru aku mau mengajarimu" Ray tersenyum menyeringai
"Mengajari saya? apa maksud bapak?" tanya Tisha tak mengerti
Ray beranjak dari kursinya dan mendekat ke arah Tisha, ia tersenyum memandang istrinya yang terus berjalan mundur.
Mau apa si es batu ini?
" Mulai hari ini kamu akan menjadi asisten pribadi ku"
Ya, beginilah caranya mengikat nya di dekatku.
" APA?!!" Tisha terperangah kaget.
Apa apaan ini? ini tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan?
" Atas dasar apa saya harus menjadi asisten pribadi bapak?! saya sudah bersikap tidak sopan pada bapak, harusnya bapak memecat saya" Tisha tidak mengerti apa mau nya Ray.
"Kenapa kamu sangat ingin dipecat?" tanya Ray dengan wajah yang serius, tubuhnya semakin mendekat ke arah Tisha, bahkan tangannya memegang pinggul Tisha.
"Baiklah, ka-kalau tidak dipecat. Ke-kenapa harus jadi asisten pribadi? saya bisa belajar dari Bu Riani, ti-tidak perlu di ajari oleh pak Presdir" kata Tisha dengan keringat dingin bercucuran di wajahnya, ia gugup saat pria itu melakukan skin ship dengannya.
DEG! DEG!
Hati Tisha masih berdebar kencang saat mendapatkan sentuhan dari tangan kekar suaminya yang ingin ia ceraikan itu. Wajahnya memerah.
"Karena aku mau saja." Tangan Ray masih memegang pinggul Tisha, ia menatap istrinya ya tampak malu-malu.
Dia masih mencintai ku. Ray tersenyum melihat istrinya itu, ia pun melepaskan tangannya dari pinggul Tisha.
"Apa saya bisa menolak?" tanya Tisha
"Sayangnya tidak bisa, kamu juga sudah terikat kontrak kerja dua tahun lagi dengan perusahaan ini."
Kamu tidak bisa kabur Tisha Anindita.
"Lalu apa cerai juga tidak bisa?" tanya Tisha serius
"Ini perusahaan, tidak seharusnya kamu membicarakan urusan pribadi disini." Ray terlihat malas membahas kata cerai yang membuat mood nya jelek seharian itu.
"Tolong jangan menghindar lagi, saya tau bapak sudah membaca surat nya. Saya ingin cerai "
"Aku tidak mau, selama kontrak pernikahan kita belum selesai 5 tahun aku tidak bisa melepaskan mu. Kakek dan yang lainnya akan mengancam posisi ku kembali kalau kita bercerai sekarang " jelas Ray pada istrinya itu.
Jadi itu alasannya dia tidak mau bercerai denganku? dia takut kehilangan semua kekayaan nya? aku pikir dia ada sedikit rasa padaku. Aku berfikir terlalu positif pada nya.
"Kalau hanya itu masalahnya, saya bisa jelaskan pada kakek dan semua keluarga bapak. Kalau saya yang bersalah dan ingin minta cerai, agar bapak tidak terkena masalah. Setelah itu bapak bisa mencari istri baru " Tisha tersenyum pahit, ia berusaha sekuat hatinya menahan air mata.
Ray mengepalkan tangannya, ia tampak kesal. Kenapa Tisha sangat ingin pergi darinya? kenapa Tisha berubah padanya?
"Kamu tidak bisa, kamu lupa ya isi dalam kontrak? hanya aku yang bisa mengajukan cerai, kalau kamu mengajukan cerai lebih dulu kamu harus membayar pinalti 2 milyar. "
"Saya akan bayar" jawab Tisha
Asalkan bisa terlepas dari ikatan ini, aku harus berani. Aku tidak mau merasakan lagi sakitnya diabaikan oleh orang yang aku cintai.
"Dengan apa? memangnya kamu punya uang sebanyak itu?" tanya Ray merendahkan
Apa dia sangat ingin berpisah denganku?
"Saya memang tidak punya uang sebanyak itu untuk sekarang. Saya akan menyicilnya, tapi tolong tandatangani surat cerai nya dulu " ucap nya penuh ketegasan
"Kamu sangat ingin bercerai denganku kan? kalau begitu berikan uang dua milyar itu sekarang juga !" ujar Ray sinis
"Saya kan sudah bilang, kalau saya tidak punya uang sebanyak itu sekarang. Saya akan menyicilnya!" ujar Tisha kesal
"Aku tidak mau pembayaran yang dicicil. Aku mau dibayar lunas. Kalau tidak punya uang, maka tidak bisa cerai. Kamu paham?" Ray menatap tajam istrinya itu.
"Kamu benar-benar..." Tisha terlihat kesal pada Ray
"Keluar lah!" bentak Ray pada gadis itu
"Aku belum selesai bicara " ucap Tisha yang masih ingin bicara dengan Ray.
"Keluar! bereskan barang-barang mu dan pindah ke kantorku sekarang juga!" teriak Ray emosi.
Tisha tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, ia sudah kalah dari suaminya yang sedang emosi itu. Gadis itu keluar dari ruangan presdir dengan wajah yang sedih, air matanya sudah menggenang di matanya. Untuk apa ia terus bertahan di dalam sebuah hubungan, dimana suaminya tidak mencintai nya dan selalu mengabaikan nya?
Gerry melihat Tisha keluar dari ruangan itu, ia sudah menduga kalau keduanya bertengkar.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Umi Abi
lanjutt
2022-08-05
0
Naraa 🌻
Gregeeetaan Ray tau Istrinya cinta dia tapi dia ga mau ungkapkan perasaannya
2022-06-27
1
Lovely
Gerry... Mereka brtengkar karna perasaan yg masih Abu"
Ray masih trlalu ego. Smogah Sam blh membuat hati Ray menjadi jelas pd Tisha 😀
2022-05-27
1