Bab 4. Berubah

Gadis itu keluar dengan wajah kesal bercampur sedih, ia bahkan berani menendang pintu Presdir untuk melampiaskan kekesalannya. Gerry yang ada disana dan melihatnya, hanya bisa menahan tawa.

Hanya nyonya muda saja yang bisa melakukan ini pada pak Presdir. Padahal sebelum nya nyonya muda tidak pernah marah atau bertengkar dengan pak Presdir. Dia selalu patuh, tapi kenapa hari ini mereka bertengkar?

Dengan wajah semrawut nya, ia kembali ke lantai bawah untuk mengambil semua barang-barang nya yang ada di ruangan tempatnya bekerja, ia diikuti oleh Gerry dibelakang nya.

TING!

Lift terbuka, Tisha dan Gerry masuk ke dalam lift.

"Kenapa pak sekretaris juga ikut?" tanya Tisha sebal

"Saya hanya mematuhi perintah pak Presdir untuk memastikan kenyamanan nyonya muda" Gerry tersenyum, senyuman yang menunjukkan profesionalitas nya.

"Kenyamanan apaan? si es batu itu pasti ingin memastikan aku menuruti perintah nya atau tidak! aku tidak habis pikir, bagaimana bisa orang yang tidak kekurangan apapun apalagi kekurangan uang, akan sangat perhitungan dengan uang dua milyar. Cih! apa dia juga lintah darat? menyebalkan, es batu menyebalkan. Mati saja kau! " gerutu Tisha sambil memaki maki suaminya itu.

Gerry hanya senyum-senyum mendengar gadis itu sedang memaki bos nya di depannya, di dalam lift pula.

" Ahaha.. maafkan aku pak sekretaris, aku tidak bermaksud memaki nya di depanmu. Tolong jaga rahasia ini kita berdua saja ya pak sekretaris " Tisha tersenyum canggung dan malu, secara tidak sadar ia memaki Ray di depan sekretaris nya sendiri.

Bisa mati aku kalau dia tau kalau aku memakinya, bisa-bisa dia berfikir macam-macam lagi dan bersikap tidak sesuai skenario yang aku pikirkan. Selama ini dia selalu mengabaikan ku, maka biarlah dia begitu. Aku hanya ingin cerai.

" Maksud nyonya, merahasiakan makian barusan?" tanya Gerry

"Iya, tolong ya"

"Nyonya santai saja"

"Oh ya, pak sekretaris selalu memanggil saya nyonya. Tolong jangan panggil saya begitu, saya tidak nyaman"

"Maaf nyonya, tapi ini perintah pak Presdir. Nyonya adalah istri pak Presdir, otomatis nyonya adalah nyonya saya juga. " jelas Gerry

Istri? kenapa aku jadi sedih mendengar kata istri? hatiku terasa sakit mendengar nya. Dulu aku sangat bahagia disebut sebagai istri es batu itu, tapi sekarang kok aku merasa sedih?. Batin Tisha sedih

"Nyonya? kenapa anda malah melamun?" tanya Gerry heran melihat Tisha yang melamun

"Pak sekretaris jangan lupa ya, di hadapan orang lain panggil saya wakil manager, jangan nyonya. Mereka kan tidak ada yang tau kalau saya istri si es batu itu, eh.. maksudku istri pak Raymond " jelas Tisha pada Gerry

"Saya mengerti nyonya, maksud saya wakil manager " Gerry tersenyum sopan

Ada apa ini?aku pikir pak Ray akan membicarakan nya pada nyonya juga. Tapi sepertinya nyonya tidak tau apapun tentang itu. Gerry terlihat bingung.

TING!

Lift terbuka dan sudah sampai di lantai dasar. Tepat saat lift terbuka, terlihat sosok yang tidak menyenangkan sedang berdiri di depan Tisha. Penampilan dan riasan nya yang cukup tebal, juga bajunya yang cukup menantang kaum Adam. Menjadi ciri khas dari wanita itu, cantik sih, tapi sayangnya tidak menarik. Itulah kata yang cocok untuk Zefanya.

"Kamu lagi?" Zee tersenyum sinis melihat Tisha, menatap gadis itu dengan tatapan merendahkan

Lebih baik tidak berurusan dengan nya.

"Heee.. aku mau bertemu suami mu"

"Silahkan saja " jawab Tisha santai

Ada apa dengan gadis ini? biasanya dia akan menghalangiku saat aku akan menemui Ray, tapi kenapa sekarang dia santai saja?. Zee melihat Tisha, ia heran dan bingung dengan sikap Tisha.

Selama dua tahun menikah dengan mu, aku selalu menghalangi jalan wanita ini untuk mendekati mu. Tapi kamu selalu saja dekat-dekat dengannya, sekarang apakah kamu akan senang ketika aku membuka jalan lebar untuk kalian berdekatan? aku akan berusaha bersikap tidak peduli, meskipun cinta ini masih ada di hatiku, kak Ray. Tapi.. aku sudah lelah, berjuang sendirian membuatku lelah.

ucap Tisha, perih dalam hatinya.

Tisha pun mengabaikan Zee, ia melangkah menuju ke tempat nya bekerja sebelumnya bersama Gerry. Zee merasa bahwa Tisha adalah gadis yang sombong, padahal dulu gadis itu selalu menghalangi nya untuk bertemu Ray. Tapi kenapa saat ini Tisha berubah sikapnya.

Zee melanjutkan perjalanan nya, ternyata ia mengunjungi Ray di ruangannya.

Ray tampak tidak senang dengan kehadiran wanita itu. Tapi Zee tidak tau malu, ia menerobos masuk ke dalam ruangan Ray meskipun tidak diizinkan.

"Sayang, kita makan siang bareng yuk" ucap Zee sambil duduk dipangkuan Ray

"Zee, kamu apa-apaan sih? pergi lah, aku sibuk " ucap Ray dingin, sambil mendorong Zee dari pangkuan nya

"Kenapa sikap kalian sangat berbeda sekarang? si gadis kampung itu, dia melihatku kemari dan membiarkannya begitu saja.Biasanya dia selalu menghalangiku, apa mungkin dia tidak menyukai mu lagi? ah aku tau, dia mungkin sudah sadar diri kalau dia tidak pantas untukmu" Zee tersenyum senang

Tidak menyukaiku lagi? bagaimana mungkin? selama ini dia hanya menyukaiku! apa mungkin benar-benar ada pria lain. Ray meremas kertas yang ada di mejanya, ia tampak kesal.

"Keluar kamu!" teriak Ray pada Zee

"Sayang, kamu kenapa sih?"tanya Zee keheranan melihat Ray tiba-tiba saja marah.

"Keluar! mulai sekarang jangan datang lagi ke kantorku!" ujar Ray marah

"Sayang, kamu tuh kenapa sih?" tanya Zee tak paham, sebelumnya Ray selalu membiarkan nya masuk ke dalam kantornya sesuka hati. Sekarang pria itu malah mengusirnya dan ia tak boleh datang lagi ke kantornya.

Ray mendorong Zee sampai ke depan pintu. Saat sampai di depan pintu, seseorang membuka pintu ruangan itu dan membuat Zee terdorong ke depan, memeluk Ray.

Gerry dan Tisha lah yang masuk ke dalam ruangan itu, mereka melihat pemandangan Ray dan Zee yang berpelukan, terlihat seperti pasangan yang sedang bermesraan.

Tisha menahan kesalnya melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain. Ia berusaha tersenyum palsu dan tetap tenang di luar.

Sudah berapa kali kamu melihat ini Tisha. Harusnya kamu sudah terbiasa dengan rasa sakit ini. Ternyata ini cukup sulit. Ya Allah.. tolong berilah aku kesabaran ekstra. Tisha mengepal tangannya.

Celaka! seperti nya aku dan nyonya masuk di saat yang tidak tepat. batin Gerry panik

" Pak sekretaris, seperti nya kita masuk di saat yang tidak tepat. Kita masuk lagi lain kali saja, seperti nya Presdir sedang sibuk" Tisha tersenyum pahit, lalu melangkah keluar dari ruangan yang baru saja ia akan masuki itu.

Tidak, ini tidak seperti yang kamu pikirkan! kenapa kamu berubah? kenapa kamu seperti tidak peduli padaku lagi?

Ray kecewa melihat Tisha pergi begitu saja dan tidak menghentikan nya saat bersama dengan Zee. Padahal sebelumnya gadis itu selalu marah ketika Ray berdekatan dengan mantan kekasihnya itu.

Kenapa? kita adalah suami istri, tapi rasanya jarak begitu jauh diantara kita? kita seperti orang asing.. Sial! kenapa aku seperti ini? perasaan tidak nyaman apa ini yang ada di dalam hatiku? Rasanya dada ku seperti di tusuk tusuk melihat senyuman pahit di wajahnya itu.

Pria egois itu memegang dadanya, ia merasakan ada bagian organ dalam tubuhnya yang sakit tapi tidak terlihat di mana lukanya. Sakit tapi tidak berdarah, melihat istrinya yang selama ini selalu memperhatikan nya, kini malah mengabaikan nya.

Ray segera menyuruh Gerry untuk menyeret Zee keluar dari ruangannya bahkan dari kantornya. Ia melarang Zee masuk ke kantornya tanpa alasan jelas dan secara sembarangan lagi. Zee merasakan Ray sudah mulai berubah padanya.

Segera setelah Zee pergi, dengan perintah Ray, Gerry membantu Tisha untuk membereskan barang-barang nya ke ruangan Presdir. Meja tempat Tisha bekerja berada dalam satu ruangan bersama ruangan tempat suaminya bekerja.

"Terimakasih pak sekretaris sudah membantu saya beres-beres" ucap Tisha sambil tersenyum lalu menyerahkan segelas kopi panas pada Gerry.

"Sama-sama nyonya, maksud saya Bu Tisha " jawab Gerry sambil menyeruput kopi nya pelan-pelan

Ray terlihat tidak senang melihat pemandangan di depannya itu. Ia mengerutkan dahinya, menggerutu di dalam hati nya. Kenapa ia tidak dapat kopi dari Tisha seperti Gerry? Ray berfikir kalau Tisha pilih kasih.

"Ehem, apa hanya Gerry saja yang di berikan kopi?" Ray berdehem, wajah dinginnya masih tetap sama.

Wanita ini begitu pilih kasih, kepada pria lain dia bisa tersenyum seperti itu dan membuatkan kopi. Kepadaku yang suaminya sendiri, dia cuek sekali.

"Bapak mau kopi juga?"tanya Tisha

"Yah, kalau ditawarkan sih boleh lah " jawab Ray dengan wajah jaim nya

Kalau kamu yang kasih, aku pasti mau.

"Pak sekretaris, bapak dengar kan? pak Presdir katanya mau kopi " ucap Tisha pada Gerry

Apa nyonya Tisha tidak mengerti maksud Presdir? seperti nya dia cemburu karena tidak dibelikan kopi oleh nyonya. Tunggu dulu? pak Presdir cemburu??!. Gerry melirik ke arah Presdir nya yang terlihat kesal, menatapnya tajam.

"Ah? pak presdir saya akan segera membuatkan kopi ke pantry" ucap Gerry dengan wajah bingung

"Tidak perlu! Gerry, seperti nya tugasmu masih banyak yang belum selesai, mulai sekarang aku sudah punya asisten pribadi yang akan mengerjakan tugas itu. Kamu tidak perlu repot-repot lagi " Ray tersenyum tipis memandangi istrinya itu

Apa kata-kata nya di tujukan untukku?. ucap Tisha dalam hatinya

"Baik pak presdir, saya akan kembali ke meja saya "

Sebenarnya keadaan ini cukup bagus dan mengurangi pekerjaan ku juga. Tapi bagaimana nasib nyonya? apa maksud pak Presdir memperkerjakan nya sebagai asisten pribadinya? Ini aneh sekali. Padahal pak Presdir tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke ruangan pribadinya.

Gerry menunduk hormat, lalu ia pun keluar dari ruangan Presdir.

"Kenapa kamu diam saja?" tanya nya pada Tisha

"Lalu apa yang harus saya lakukan?" tanya Tisha sambil duduk di kursi tempatnya akan bekerja

"Aku mau kopi"

"Lalu?" tanya Tisha bingung

"Tentu saja buatkan! kamu kan asisten pribadi ku sekarang!" seru Ray marah

"Baiklah pak " jawab Tisha patuh

Kenapa dia jadi menyebalkan dan banyak bicara? padahal harusnya dia mengabaikan ku seperti biasanya saja.

"Kamu tau kan kopi yang ku mau?" tanya Ray sambil membalikkan dokumen yang ada di mejanya dan mengamati nya satu persatu.

Bagaimana mungkin Tisha bisa melupakan kopi kesukaan suaminya? selama 2 tahun Tisha sudah belajar dan berusaha menjadi istri yang baik untuk suami nya. Dia tau semua hal yang disukai dan tidak disukai suaminya, pria yang ia cintai setulus hatinya itu, yang bahkan tak pernah melihatnya sama sekali.

"Saya tau, moccacino tanpa whipe krim " jawab Tisha

Tisha pergi ke pantry untuk membuatkan Ray, kopi yang ia inginkan. Sementara itu Ray terlihat serius dengan dokumen yang menumpuk di mejanya. Perlahan-lahan tumpukan dokumen itu sudah hampir selesai ia kerjakan semua.

Beberapa menit kemudian, Tisha datang dan membawakan kopi ke meja Ray. Gadis itu kembali duduk ke meja nya, ia juga mengerjakan beberapa hal yang berkaitan dengan jadwal Ray. Tisha bisa bekerja dengan baik meski ia tak menikmati pekerjaan nya sebagai asisten Ray.

Sore itu selesai rapat, Ray menerima telpon dari sang kakek yang mengajaknya makan malam bersama di rumah besar. Kakek nya menyuruh Ray datang bersama Tisha.

"Kakek mengundang kita ke rumah besar"

"Ada apa? apa kakek baik-baik saja?" tanya Tisha cemas, ia tau kalau selama ini kesehatan pak Faisal ( kakek Ray ) kurang baik.

"Tenang saja, kakek baik-baik saja kok. Kakek hanya ingin mengajak kita makan malam bersama, disana juga ada bibi, paman dan juga sepupu ku yang lain." jelas Ray pada istrinya itu

Perasaan Tisha sangat tidak nyaman, saat ia mendengar kalau bibi, paman dan sepupu sepupu Ray akan hadir dalam makan malam itu. Tisha teringat kejadian tidak menyenangkan saat berada di dekat mereka, wajahnya menjadi sedih.

#FLASHBACK

2 tahun yang lalu..

1 minggu setelah pernikahan Ray dan Tisha. Pasangan pengantin baru itu mendatangi rumah keluarga besar Argantara. Di sanalah Tisha pertama kali bertemu dengan keluarga besar Argantara dalam sebuah makan malam.

Tisha hanya mendapatkan sambutan hangat dari pak Faisal, sedangkan paman, bibi dan kedua sepupu Ray sama sekali tidak menyambut nya dengan baik.

"Ray, selamat ya atas pernikahan kamu " ucap Bu Daniah ( bibi Ray ) dengan sedikit senyum di bibirnya.

"Sama-sama " jawab Ray dingin dan singkat

"Ray Ray, aku bisa mengerti tujuan kamu menikah dengan cepat demi merebut perusahaan Argantara. Tapi aku tidak mengerti kenapa harus dia?" tanya seorang pria yang mungkin usia nya tidak jauh berbeda dengan Ray. Dia adalah Armand ( sepupu Ray) anak dari Bu Daniah.

Armand melirik ke arah Tisha dengan pandangan sinis. Tisha tersentak mendengar penghinaan yang ada di depannya itu. Memangnya apa yang salah dengannya? kenapa Armand memandang nya dengan tatapan sinis seolah merendahkan nya?

"Tolong garis bawahi, Kak Armand. Aku tidak merebut, tapi perusahaan Argantara memang milikku " Ray tersenyum penuh percaya diri

Tidak akan kubiarkan kalian merebut perusahaan yang sudah dibangun oleh kakek dan ayahku, walau kalian adalah keluarga ku sendiri. ucap Ray dalam hatinya

"Kenapa kalian malah ribut-ribut begini di meja makan? ini tempat makan bukan tempat berdebat!" ujar Pak Faisal pada anak dan cucu cucunya.

Saat itu Tisha menyadari kalau Ray tidak memiliki hubungan baik dengan paman, bibi dan kedua sepupunya yang selalu menginginkan posisi Presdir Argantara. Sesekali Bu Daniah mengundang Tisha ke rumahnya, Tisha ingin menolak namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Demi menghormati keinginan bibi suaminya, ia selalu datang memenuhi panggilan nya.

Bu Daniah dengan sengaja mengundangnya ke rumah hanya untuk membantunya menyiapkan makanan saat arisan keluarga. Bahkan Bu Daniah juga secara terang-terangan menghina Tisha di depan semua temannya karena Tisha berasal dari keluarga miskin yang terlilit banyak hutang.

Perlakuan seperti itu tidak hanya satu atau dua kali ia dapatkan dari keluarga Ray. Sangat sering Bu Daniah memaksanya datang ke rumah dan memperkejakan nya sebagai pembantu.

Suatu hari Ray pulang ke rumah besar, ia melihat Tisha sedang menyiapkan makanan untuk para tamu Bu Daniah yang sedang duduk di sofa.

"Kenapa istriku bisa ada disini Tante?" tanya Ray

"Istri kamu gak sengaja berkunjung kesini, jadi sekalian aja deh Tante suruh ikut gabung ke perkumpulan ibu-ibu arisan. Ya kan, Tisha?" Bu Daniah memasang senyuman palsunya, seolah tidak bersalah

"I-iya Tante "

"Bagus lah,kamu jangan membuatku malu" bisik nya pada Ray pada Tisha, dengan nada yang dingin tanpa perasaan.

Bukannya membantu Tisha keluar dari keadaan sulit, Ray malah menutup mata melihat istrinya di hina dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga nya. Melihat Tisha yang diperlakukan seperti itu oleh Ray, Bu Daniah, dan kedua sepupu Ray semakin merendahkan Tisha.

Selama 2 tahun itu Tisha selalu sendirian menghadapi semua perlakuan keluarga Ray, karena Ray sama sekali tidak mempedulikan nya.

#END FLASHBACK

.

.

Kali ini aku harus menolak, aku tidak mau lagi di hina dan di rendahkan. Apalagi tidak ada Ray yang akan membelaku. Aku tidak mau merasakan sakit lagi. Tisha melamun dan terlihat sedih.

Ray melihat Tisha yang berdiri terdiam mematung di depannya. " Hey, kamu dengar aku?" tanya Ray

"Bisakah saya tidak ikut?" tanya Tisha

"Kenapa?apa kamu sakit?" tanya Ray dengan nada suara yang hangat, tidak seperti biasanya.

"Apa harus ada alasan sakit saja agar saya tidak ikut kesana? saya hanya tidak mau ikut!" ucap Tisha kesal.

"Ya baiklah kalau kamu tidak mau ikut, aku akan bilang pada kakek " ucap Ray santai

Seperti nya keadaan nya tidak baik, aku tidak memaksanya pergi. Biarkan saja beristirahat di rumah. ucap Ray cemas pada Tisha

Kenapa? kenapa baru sekarang kamu bersikap seperti ini? Dulu.. dulu kamu selalu memaksaku walau aku tidak mau dan dalam keadaan sakit pun aku harus pergi denganmu. Kenapa sekarang kamu berubah?

Ray terkejut saat melihat wajah Tisha yang terlihat tidak baik, matanya berkaca-kaca.

"Hey, apa kamu baik-baik saja?" tanya Ray cemas

Kata-kata ini yang sangat ingin sekali aku dengar darinya, sambil menatapku dengan cemas, menanyakan padaku apakah aku baik-baik saja? tapi selama 2 tahun itu, dia tidak pernah melakukan nya. Apapun yang dia lakukan aku tidak akan merubah keputusan ku untuk bercerai, aku tidak akan goyah! karena kalau hubungan ini dilanjutkan, hanya akan menjadi toxic.

"Saya tidak butuh perhatian bapak, juga tidak usah bilang pada kakek. Saya akan datang malam ini untuk makan malam bersama " ucap Tisha sambil tersenyum pahit

"Kalau kamu tidak bisa datang, tidak apa" ucap Ray

"Saya akan datang " ucap Tisha tegas

Tisha kembali ke tempat duduknya, kembali mengerjakan tugasnya bersama komputer yang ada di depannya. Ray juga kembali ke tempat duduknya, diam-diam ia melihat ke arah istrinya yang tampak serius dengan komputer nya.

Sebenarnya ada apa dengan nya? dia yang selalu perhatian padaku, menyiapkan sarapan, menyiapkan bekal makanan, yang selalu tersenyum setiap pagi, menyambut kepulangan ku dengan senyuman hangatnya. Kenapa sekarang dia seperti tidak peduli padaku? Kemana Tisha Anindita, gadis yang selalu tersenyum hangat dan cerewet di depanku itu? sebenarnya, ada apa juga denganku?

...---***---...

Terpopuler

Comments

Umi Abi

Umi Abi

haduh dasar ga peka

2022-08-05

0

Junita Junita

Junita Junita

bukankah si zee itu mntan si Rey kok msih pangil sayang ya thor.mlah dudk di pangkuan si Rey lgi

2022-08-01

0

Lovely

Lovely

Ohh Ray... Brubahlah... Seblm trlambat.
Wanita jika brkehendak, apa lagi tentang Batin, sulit akan brubah konsep.

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!