Bab 6. Ciuman pertama

Seolah kehilangan kendali, Ray tidak cukup hanya dengan mencium bibir istrinya. Entah apa yang merasukinya, tangan Ray mulai menjamah beberapa bagian sensitif tubuh wanita itu.

Ray menangkup tubuh istrinya dan membawanya ke ranjang. Tubuhnya terasa panas, Tisha juga tidak diam saja. Ia takut di apa apakan oleh suaminya. Ia melawan dan mendorong Ray, tapi tenaga pria itu terlalu kuat untuk ia lawan.

"HENTIKAN! kamu bilang kamu tidak mencintai ku, kenapa kamu menyentuh ku seperti ini?! jangan seperti ini kak Ray. " tangan Tisha memukul mukul tubuh Ray yang berada di atas tubuhnya.

Egois kamu Ray! kamu benar-benar egois.

Kedua tangan Ray menggenggam, mengunci tangan Tisha. Ray menyelipkan jari-jari nya, ke dalam jari-jari cantik milik Tisha.

Aku sedang dalam keadaan sadar, aku tidak mabuk. Tapi kenapa aku ingin sekali melahapnya?

Ray menatap gadis yang berada di bawah tubuhnya itu dengan tatapan nanar, napas nya mulai memburu. Ray menelan saliva nya kuat-kuat, ia baru sadar kalau gadis yang selama ini menjadi istrinya sangatlah cantik. Seperti apa kata Sam, sahabat nya.

Bibir Ray tidak dapat di kondisikan lagi, ia mencium pelan-pelan wajah istrinya tanpa terlewat. Tangannya semakin erat menggenggam tangan istrinya.

Tidak, dia tidak mencintai ku. Aku tidak boleh membiarkan dia memiliki mahkota ku sebelum dia bilang mencintai ku. Sadarlah Tisha! bukankah kamu mau bercerai? Tisha memalingkan wajahnya yang terkena ciuman Ray, seolah ia tak mau disentuh olehnya. Kakinya yang ingin menendang Ray, tidak bisa bergerak bebas karena Ray menguncinya.

Melihat penolakan dari Tisha, Ray pun memaksanya. Mencium, melahap bibirnya yang belum terbuka sepenuhnya untuknya. Ray tidak menyerah, ia terus berusaha membuat gadis itu untuk membuka mulutnya. Ray ingin segera menikmati bagian dalam bibirnya itu, menyesap nya, sebagian hal itu adalah bagian gejolak birahi nya, atau mungkin bagian dari ekspresi cintanya? entahlah!

Tisha tidak membuka mulutnya meski Ray memaksanya, ia tidak menikmati apa yang dilakukan suaminya. Tubuhnya memang memiliki reaksi menerima sentuhan suaminya, tapi hatinya tidak mau bercinta dengan suaminya yang tidak pernah mencintai nya.

"Buka mulutmu Tisha!" ujar pria itu

"Tidak mau" Tisha menggeleng

"Kamu mau membantah perintahku? kamu lupa ya, aku ini suamimu"

"Hubungan kita bukan suami istri yang seperti itu, kak.." ucap nya dengan sedih

Mata Ray mulai memincing, ia tidak menyerah sampai gadis itu membuka mulutnya. Pada akhirnya Ray harus menggigit bibir ranum miliknya agar mulut yang ingin ia nikmati itu terbuka.

" Hmphh... "

" Hahh.." erangan meluncur dari mulut Ray yang sedang sibuk menyesap manisnya bibir milik istrinya.

Manis, ini sangat manis. Ternyata begini rasanya berciuman. ucap Ray yang juga baru pertama kalinya berciuman. Selama pacaran dengan Zee, ia tak pernah melakukan kontak fisik melebihi pelukan dan ciuman pipi saja.

Suara becek terdengar saat kedua lidah itu bertemu, saling bersahutan. Ray tampak menikmati ciuman pertama dengan istrinya. Sementara Tisha, hanya mengikuti alur nya saja. Bibirnya sudah terbuka dan dilahap oleh suaminya yang dingin dan egois.

Ciuman pertamanya sudah diambil oleh pria yang sangat ia cintai dengan cara yang tidak menyenangkan, dalam keadaan yang kurang nyaman.

Apa yang basah ini? ucap Ray dalam hatinya saat merasakan ada sesuatu yang basah menyentuh pipinya.

Ray segera menghentikan aktivitas nya setelah melihat wanita yang ada di bawahnya itu menangis sampai tersedu-sedu. Tidak tega melihatnya menangis, Ray melepaskan nya. Ia kembali duduk di ranjangnya.

" Hiks.. hiks.." Tisha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia malu seperti sudah melakukan dosa besar.

Ya Allah, aku berciuman. Aku berciuman dengan kak Ray.. maafkan aku ya Allah. keluhnya dalam hati merasa bersalah, Tisha terlalu malu untuk mengangkat wajahnya

Ray merasa dirinya sudah gila, tingkat rasionalitas itu seperti nya sudah turun sangat jauh.

Sial! Ray apa yang kamu lakukan?kenapa kamu jadi tidak rasional?. Ray merutuki dirinya di dalam hati

"Su-sudah, jangan menangis lagi.. aku sudah berhenti " ucap nya pada Ray

"Kak Ray.. kamu...kamu pencuri!" Tisha menyeka air matanya, ia langsung beranjak dari ranjang nya, dan duduk.

"Pen-pencuri?"

"Kamu mencuri ciuman pertama ku, kamu penjahat!" keluh Tisha kesal

"Hey, itu juga ciuman pertama ku, kenapa kamu merasa seperti aku yang berdosa?!"

"Aku tidak percaya, yang jelas kamu sudah mencuri ciuman pertama ku. Kamu melanggar kontrak "

Ciuman pertama? dia pasti sudah pernah melakukan ini dengan si rubah itu.

"Apa? beraninya kamu bicara soal kontrak padaku?" Ray melihat ke arah istrinya, dan tampak kesal

"Kenapa aku tidak berani? kamu jangan lupa kak, isi kontraknya poin nomor 7. Dilarang melakukan kontak fisik secara intim, dan jika ada yang melanggar poin ini maka salah seorang yang dirugikan berhak meminta satu permintaan dan harus di kabulkan" jelas Tisha sambil tersenyum

"Apa yang kamu bicarakan? tidak ada poin seperti itu "

Dia pasti mau minta cerai lagi. Tidak bisa, aku harus membakar surat kontraknya nanti.

Tisha tau kalau Ray akan mengelak, maka dari itu ia membuka ponselnya dan memperlihatkan foto surat kontrak yang ia ambil pada saat penandatanganan kontrak.

" Lihat ini! ini poin yang jelas dan aku yang dirugikan " Tisha memperlihatkan foto itu pada Ray. Suaminya memalingkan mata tidak mau melihatnya.

Sial! ternyata dia sudah mempersiapkan segala hal. Bodoh, kenapa aku menulis poin seperti itu di dalam sana?

"Aku cuma mau cerai, itu saja. Aku tidak mau yang lain " ucap Tisha sedih

Ray menutup telinga nya, ia tak mau mendengar Tisha bicara tentang cerai lagi. Akhirnya mereka berdebat seperti anak kecil, hal yang tidak pernah mereka lakukan selama dua tahun itu. Padahal Ray jarang sekali bicara, tapi dalam perdebatan itu Ray tidak mau kalah dari Tisha.

Entah kenapa hatinya merasa sedikit senang berdebat dengan istrinya itu. Tisha sudah berhasil membuatnya banyak bicara. Mereka pun lempar-lemparan bantal untuk melampiaskan kekesalan mereka, alhasil kamar mereka berantakan oleh bulu bulu yang ada di dalam bantal.

"Setidaknya aku harus mendapatkan permintaan maaf, kakak sudah mencium ku tanpa izin!" ujar Tisha sambil memukul suaminya dengan bantal.

"Haa.. suami mana yang meminta maaf setelah mencium istrinya?" tanya Ray sambil tersenyum lembut, dan melawan Tisha dengan bantal yang ia pegang.

DEG!

Sadarlah kamu Tisha.

Tisha sempat terpana melihat senyuman suaminya, senyuman tulus bukan senyuman sinis yang selalu ia tunjukkan padanya. Tapi senyuman manis dan lembut tertarik dibibir suaminya yang belum pernah ia lihat darinya.

Keduanya terlihat seperti anak kecil yang sedang berperang. Sesekali mereka tertawa meski dalam perasaan yang kesal. Suasana tegang diantara pasangan suami istri itu mulai mencair. Ray merasakan kenyamanan saat bersama Tisha, ia baru menyadari nya.

"Cepat minta maaf! kalau tidak.. aku akan terus menyerang mu"

"Sini serang aku kalau berani " kata Ray menantang

BUK

BUK

Perang bantal masih terus berlanjut, tiba-tiba Ray tertawa melihat bulu-bulu yang menempel di rambut dan wajah Tisha.

"PUAah... hey itu curang, bagaimana bisa kakak tidak mengalah pada wanita?" tanya Tisha yang tertimbun bantal bulu di ranjang itu.

"PFut.. Hahaha.. kamu seperti manusia bulu." Ray tertawa sambil memegang perutnya.

Tisha terdiam, menghentikan serangannya. Ia kebingungan setengah mati, apa yang terjadi dengan bongkahan es batu di depannya itu? apa ia tidak salah dengar? pria itu tertawa, dan menertawakan nya.

Wah, si es batu ini tertawa? apa jangan-jangan dia sudah mencair? rasanya aku tidak percaya. Seharusnya aku mengabadikan momen ini. Saat diam dia terlihat tampan, saat tertawa dia lebih tampan lagi. Kenapa Tuhan menciptakan nya begitu sempurna?

"Kamu menertawakan ku?" tanya Tisha kesal

Dalam sekejap tawa itu hilang dan berganti lagi dengan wajah dinginnya.

Apa barusan aku tertawa?. Ray tidak percaya bahwa ia baru saja tertawa.

Setelah memastikan Ray meminum obat dan teh nya. Tisha membereskan semua bulu-bulu yang berserakan di lantai dan ranjang itu. Keduanya terlihat lelah dan berkeringat setelah berperang bantal.

"Bagaimana bisa kakak diam saja? bantu aku beres-beres "

"Tidak mau, aku ngantuk. Aku mau tidur, besok aku harus bekerja" Ray berbaring dengan santai setelah mengganti bajunya dengan piyama tidur.

"Memangnya aku tidak ngantuk, besok aku juga bekerja" ucap Tisha sebal

Ray cuek saja dan mengambil selimut lalu membalikkan tubuhnya ke arah lain.

Setelah selesai beres-beres, Tisha duduk di sofa sambil minum teh hangat untuk merilekskan tubuhnya. Tak lama kemudian ia ketiduran di sofa itu dengan posisi duduk.

"Hey, Latisha!" Ray merasa ada yang tidak beres karena ia memanggil istrinya berkali-kali tapi tak ada jawaban.

Ray pun beranjak dari ranjangnya dan melihat istrinya tertidur. " Bagaimana bisa dia tidur dengan posisi duduk seperti ini?"

Seperti memanfaatkan kesempatan, Ray menatap wajah istrinya yang sedang tertidur itu. Menyentuh wajahnya dengan lembut, hal yang tidak pernah ia lakukan pada Tisha.

"Aku mungkin tidak mencintai mu, tapi aku nyaman bersama denganmu. Aku ingin kamu kembali ke dirimu yang dulu dan memperhatikan ku. Jadi, aku tidak akan melepaskan mu " Ray menangkup tubuh istrinya, memindahkan yang tertidur itu ke ranjang.

Ray juga memberikan selimut untuk istrinya yang tertidur pulas itu. Tangannya membelai lembut kening Tisha dengan hati-hati.

"Ternyata kalau sudah pulas, dia tidak akan terbangun meskipun aku menyentuhnya seperti ini" pandangan Ray beralih pada bibir cantik milik istrinya yang belum lama ia rasakan manisnya.

Sekali lagi Ray mengecupnya dengan lembut, ia tersenyum setelahnya. " Manis."

Sebelum tidur, Ray berfikir untuk menghapus beberapa poin kontrak pernikahan nya. Ia malah berencana untuk menghancurkan nya. Ray berbaring di samping Tisha, mereka pun tidur satu ranjang.

...***...

Keesokan harinya, pagi pagi sekali Pak Faisal dan perawatnya mengintip ke arah kamar Raymond yang tidak terkunci, untuk memastikan kalau pasangan suami istri itu sudah berbaikan.

Lalu terlihat lah pemandangan indah, Raymond dan Tisha yang tidur sambil berpelukan. Belum lagi dada Ray terekspos nyata. Kaki Tisha bertumpang di kaki Ray, menindihnya.

"Hum.. ternyata mereka sudah berbaikan. Baguslah" senyuman bahagia terlihat di wajah keriput pak Faisal

"Benar tuan besar, seperti nya keributan semalam bukan keributan yang besar." kata Santi sambil tersenyum

Pak Faisal melihat Ray dan Tisha dengan penuh kasih sayang. Ia berharap kalau Ray akan selalu bersama dengan Tisha dan hidup bahagia.

Pak Faisal sangat yakin kalau Tisha bisa membuat es yang ada di hati Ray mencair. Sejak kematian kedua orang tuanya, Ray berubah menjadi dingin dan sulit di dekati. Kehadiran Tisha yang ceria dan sedikit cerewet akan membantunya lebih menikmati hidup dan keluar dari rasa bersalahnya.

...--***--...

Terpopuler

Comments

Umi Abi

Umi Abi

ha ha 😂😂 pemandangan indah ga tau aja semalam perang bantal

2022-08-05

0

Lovely

Lovely

Perjalanan hidup brsama cinta, sulit trselami, mengelak pun tdk bisa jika takdir brkehendak.
Jodoh hidup, sang pencipta sdh menyiapkan, tapi kita juga hrs brusaha 😀

2022-05-27

0

mama yuhu

mama yuhu

haayyuu tisha semangat mencair kan s baru☺☺sabarrr

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!