Bab 7. Ray Emosi

Sinar mentari mulai masuk melalui celah-celah jendela yang ada di kamar itu. Cahaya mentari membuat silau mata yang melihatnya. Tisha terbangun karena nya.

Sudah jam berapa ini hingga sinar mentari sudah terlihat? dan sesuatu apa yang sedang disentuhnya itu? ia seperti menindih sesuatu, tapi bukan guling atau bantal yang empuk. Sesuatu yang cukup keras dan berotot berada di sampingnya.

Tisha kaget bukan main, melihat suaminya dengan telanjang dada sedang dipeluk olehnya. Sesaat Tisha terdiam menikmati keindahan wajah tampan suaminya dari jarak dekat, memanfaatkan keadaan Ray yang masih tertidur.

Selama menikah, gadis itu tak pernah bisa melihat wajah Ray dari dekat. Mendekatinya pun, Tisha tak bisa karena tidak memiliki keberanian masuk melewati batas perjanjian kontrak menikah mereka.

Walaupun hanya sebatas transaksi, Tisha selalu menjalankan tugasnya sebagai istri dengan patuh. Baginya bisa melihat orang yang ia cintai dari dekat dan melayaninya, membuat orang itu bahagia, sudah cukup baginya.

Namun, tanpa ia sadari ia menginginkan lebih. Ia mengharapkan cinta dari suaminya, bukan cinta sepihak seperti yang ia rasakan.

***

Pelan-pelan, Tisha bergerak menuruni ranjangnya agar ia tak membangunkan suaminya. Tisha melihat ke arah Ray yang masih tidur di ranjang nya, entah kenapa ia malu melihat tubuh Ray yang telanjang dada itu.

Aku tidur dengannya? ah.. ini pasti sudah gila. Kenapa aku bisa berada di ranjang bersamanya? seingat ku, aku berada di sofa tapi kenapa aku bisa ada di ranjang bersama nya? tubuhnya.. bagus sekali, iya sih dia rajin berolahraga setiap hari Sabtu. Tapi aku tidak tau tubuhnya akan sebagus ini. Ah... Tisha apa yang kamu pikirkan? otakmu itu.. kenapa sih?

Wanita itu malu-malu melihat suaminya yang telanjang dada. Ia semakin malu saat melihat bibir suaminya yang ada sedikit noda lipstik di sana.

"Itu pasti lipstick ku.. warnanya sama. Semalam kami berciuman, aku berciuman dengan nya dengan bibir itu... " gumam Tisha sambil memegang bibirnya

Tisha menggeleng geleng, berusaha menyingkirkan apa yang sudah terjadi semalam antara ia dan Ray. Menganggap tindakan pria itu karena kesepian saja, toh Ray sudah memperjelas kalau dia tidak mencintai nya.

Tangan Tisha menyentuh kening Ray pelan-pelan, mematikan kalau pria itu tidak demam. Karena Tisha tau jika Ray telat makan, maka maag nya akan kambuh dan ia akan demam.

"Syukurlah" ucap nya lega, sambil melihat ke arah jam dinding di kamar itu yang menunjukkan pukul 6.30.

Buru-buru Tisha menyiapkan baju yang akan dipakai oleh suaminya ke kantor, setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk mandi.

SRASHH---

Terdengar suara air mengalir dari kamar mandi yang ada di kamar itu. Setelah yakin Tisha sedang mandi, Ray yang tadinya terlihat tidur pulas. Langsung bangun.

"Hahh HAH.. akhirnya aku bisa bernapas " Ray menghela napas nya. Dia seperti habis berlari saja.

Sial! kenapa aku harus melakukan ini? kenapa aku harus pura pura tidur di depannya?Kenapa aku malu? apa karena semalam? bisa gila aku.. harus bagaimana aku menghadapi nya? aku seperti orang yang berdosa saja. Ciuman itu bukan kesalahanku, wajar kan kalau aku menyentuh istriku.

Ray tidak sadar bahwa istri yang selalu ia abaikan selama 2 tahun itu bisa mengacaukan pikiran nya yang yang selalu rasional dan bertindak sesuai logika. Kejadian semalam itu adalah contohnya, bahwa Ray sudah bertindak sesuai hatinya, bukan logikanya. Ciuman semalam rupanya sudah membekas ke dalam pikiran dan hatinya, ia merasa malu sendiri dengan tindakan nya.

***

Perhatian Tisha pada Ray masih terlihat walau sedikit. Entah karena mereka sedang di rumah besar, makanya Tisha bersikap seperti istri yang baik. Atau karena Tisha memang benar-benar masih perhatian dan peduli pada Ray.

Kedua hal itu menjadi pertanyaan terbesar Ray, dan hatinya berharap kalau Tisha akan memperhatikan nya seperti dulu lagi.

Setelah kejadian berciuman semalam, Tisha dan Ray terlihat sama-sama canggung. Bahkan saat mereka masuk ke dalam mobil untuk pergi ke kantor bersama, tidak ada topik yang bisa dibicarakan.

"ehem, kenapa kamu tidak membuatkan ku bekal makan siang lagi seperti biasanya?" tanya Ray yang tangannya memegang kemudi

"Aku malas"

"Jawaban macam apa itu?"

"Kakak tidak tanya kenapa aku malas?" tanya Tisha

"Tidak "

"Kakak selalu menghindar setiap kita mau bicara serius tentang hubungan kita. Kali ini aku tidak bisa tinggal diam dan harus memperjelas semuanya, pertama-tama maafkan aku. Mulai hari ini aku tidak bisa tinggal denganmu lagi" jelas Tisha dengan suara yang pelan.

DEG!

Ray tersentak mendengar Tisha tidak akan tidak lagi dengannya. Tangannya sedikit gemetar, hatinya juga tidak tenang.

"Kamu tidak boleh pergi " ucap Ray tidak terima

Rumah tanpa ada kamu di dalamnya, bukanlah rumah. Bagaimana bisa kamu pergi?. Ray memiliki ketakutan di dalam hatinya, takut akan kepergian Tisha akan membuat rumahnya sepi lagi.

"Tapi aku akan tetap pergi, aku juga sudah memindahkan barang-barang ku. Lebih baik kita hidup terpisah sebelum bercerai" Tisha tersenyum, senyum yang pahit. Keputusan nya sudah bulat untuk mengakhiri hubungan pernikahan kontraknya yang niatnya sudah salah sejak awal.

"Lagi-lagi CERAI? ini masih pagi dan kamu sudah membuatku marah?" Ray memberhentikan mobilnya di tengah jalan, ia marah lagi pada istrinya.

"Sejak awal pernikahan kita adalah kesalahan. Tidak perlu menunggu 5 tahun untuk mengakhiri nya"

"Aku tidak akan menceraikan mu, tidak mau!" seru Ray

"Bisa katakan alasannya kenapa tidak mau bercerai?" tanya Tisha tegas

Pertanyaan Tisha tidak bisa dijawab oleh Ray. Bukannya Ray tidak bisa menjawab nya, tapi ia bingung bagaimana harus menjawab nya dan mulai dari mana.

"Karena kamu mencintai ku "

"APA?"

"Kamu mencintaiku, jadi orang yang mencintai ku harus ada di sisiku."

"Alasan apa itu? pemikiran macam apa itu? hanya karena aku mencintai kakak, jadi aku harus selalu ada disisi kakak, begitu kah? meskipun kakak tidak mencintai ku? sungguh egois! " Tisha mulai marah, terdengar dari suaranya yang mulai meninggi.

"Selama dua tahun, kita hidup dengan aman dan nyaman saja. Aku juga merasa nyaman denganmu, lalu apa masalahnya?"

"Haha.. " Tisha tiba-tiba tertawa, ia menertawakan masa masa dua tahun pernikahan nya dengan Ray.

Hanya kamu yang merasa nyaman, tapi aku tidak. Aku tersiksa dengan perasaan ini sendirian, aku menunggu mu.. tapi kamu tidak pernah menyambut ku.

"Kenapa kamu tertawa?" tanya Ray heran

"Kenyamanan itu hanya untukmu saja, aku tidak merasakannya. Kamu tau kenapa kak? itu karena aku selalu berdiri di belakang mu, aku menunggu mu seperti orang bodoh, berharap kamu akan menyambut ku... tapi kamu selalu mengabaikan kan ku? kakak pikir aku nyaman?"

"Lalu apa ini salahku? sifat ku memang begini, kamu juga tau kan?" tanya Ray tidak mau tahu

"Tidak, sifat kakak tidak seperti ini pada si rubah itu. Maksudku nona Zee.. "

"Memangnya sikapku pada dia seperti apa?" tanya Ray tak paham

"Kenapa tidak berkaca sendiri apa yang sudah kakak lakukan dengan mantan pacar kakak yang tersayang itu? " tanya Tisha sedih.

Apa sih yang dia bicarakan?. Ray tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Tisha. Karena Ray benar-benar tidak ada perasaan lagi pada mantan pacarnya yang sudah mengkhianati nya itu. Baginya pengkhianatan adalah dosa tak termaafkan.

Aku ingat, malam itu aku menunggu lama di depan restoran tempat kita akan janjian makan malam, lalu aku melihat kak Ray dan wanita itu masuk ke dalam kamar hotel. Aku masih ingat bagaimana wanita itu tersenyum mengejekku, tidak menghargai ku sebagai istrimu. Aku tidak akan lupa...

"Kalau kakak butuh seseorang disisi kakak, pergi saja bersamanya. Karena aku juga akan pergi dengan pria lain setelah bercerai darimu" kata Tisha, berusaha tenang.

"Apa kamu bilang? ternyata benar, ada pria lain kan? makanya kamu bersikeras meminta cerai!!" teriak Ray marah

"Kenapa jadi ad pria lain? bukankah kita sedang membahas mu dan si rubah itu?" tanya Tisha tak mengerti, dia merasa tidak nyambung bicara dengan Ray.

Tak tahan dengan perdebatan yang tidak tahu kapan akhir nya, Ray pun mengusir Tisha dari mobilnya dengan kasar. Meninggalkan nya di tengah jalan yang jauh dari angkutan umum. Tisha melihat mobil yang dikendarai suaminya mulai menjauh.

"Sialan! pria brengsek, dia benar-benar meninggalkan ku? es batu tetap saja es batu! Astagfirullah.. apa aku mengumpat barusan? haha.. aku bisa mengumpat.. haha.." Tisha tertawa sendiri dengan tingkah nya, ia tak pernah mengumpat dan tak pernah berkata kasar ternyata bisa mengumpat juga

Sama hal nya seperti Tisha, Ray juga tampak marah-marah di dalam mobil. Pria itu berpikir untuk memutarkan mobilnya dan kembali pada Tisha. Tidak seharusnya ia meninggalkan Tisha sendirian di jalan sepi itu, saat ia akan memutar balikkan mobilnya.

Ray terkejut melihat Tisha berada dalam mobil bersama seorang pria yang tidak dikenalinya.

"Apa pria itu adalah selingkuhan nya? sialan" gerutu Ray kesal

...🍂🍂🍂...

Tisha sampai lebih dulu di kantor, setelah diantar oleh teman kampusnya yang kebetulan bertemu di jalan. Dia bingung karena Raymond belum sampai ke kantor, padahal Ray yang lebih dulu pergi meninggalkan nya di jalan sendirian.

Tisha segera menyiapkan kopi untuk menyambut kedatangan nya, menjalankan tugasnya sebagai asisten pribadi Ray. Beberapa menit kemudian, Ray datang dengan raut wajah yang dingin dan tampak kesal.

"Selamat pagi pak" kata Tisha dan Gerry, menunduk dan menyambut Ray dengan formal juga hormat.

Ray tidak menjawab, apalagi melirik kedua orang yang menyapanya itu. Ia berlalu begitu saja dan masuk ke dalam ruangan nya.

"Gerry, masuk!" ujar Ray

"Baik pak" jawab Gerry

Ada apa dengan pak presdir? kenapa wajahnya begitu lagi? apa dia bertengkar lagi dengan nyonya? kenapa sih nyonya selalu membuatnya kesal?

Benar saja, suasana hati Ray sangat buruk. Hari itu adalah neraka bagi orang-orang yang menghadiri rapat perusahaan. Apalagi orang yang melakukan persentasi menjadi sasaran kemarahan Ray.

"Buat ulang!"

Berikutnya ada lagi kesalahan sedikit dari karyawan nya..

"Monyet saja bisa membuat laporan seperti ini! buat lagi!" teriak Ray pada salah satu bawahannya. Begitulah berulang kali Ray memarahi para bawahan nya, dari mulai manager, ketua tim, staf keuangan, bahkan cleaning servis saja terkena kemarahan nya. Beberapa dari mereka di pecat karena sedikit kesalahan.

Di luar ruangan Presdir itu, ada 3 orang karyawan lagi yang akan dipanggil. Mereka merasa deg degan, ketakutan kalau ia akan menjadi orang yang dipecat berikutnya oleh Ray.

"Bagaimana ini? sudah tiga orang dipecat oleh Presdir." tanya seorang pria gemetar

"Kita harus minta tolong pada siapa?" tanya seorang pria lainnya dengan wajah takut.

Ketiga orang lainnya yang dipecat sedang meratapi nasib mereka di luar kantor Presdir.

Gerry menghela nafas, ia tidak bisa berdiam diri saja melihat orang-orang itu dipecat karena kesalahan kecil. Emosi Ray saat ini seperti badai yang bisa menghancurkan siapapun yang ada didepannya.

" Pak Gerry, tolonglah kami.. kami tidak mau dipecat"

"Iya pak, tolonglah kami pak. Kami punya anak istri di rumah"

Ketiga karyawan yang nasibnya berada di ujung tanduk itu memohon pada Gerry, orang terdekat Ray untuk di selamatkan. Gerry juga sudah menasehati Ray agar tidak memecat mereka, akan tetapi emosi menguasai pikiran dan hatinya. Membuat pria itu tak bisa berfikir dengan jernih.

"Haa...baiklah saya akan coba bicara pada seseorang yang mungkin bisa meredakan amarahnya"

" Terimakasih sebelumnya pak Gerry"

Kasihan orang-orang ini. Baiklah, aku hanya bertaruh kalau nyonya bisa meredakan amarah Presdir, berarti benar penyebab emosi Presdir hari ini karena nyonya.

Gerry mengambil ponselnya penuh tekad, lalu menghubungi Tisha yang sedang bekerja di kantor Presdir. Saat Ray sedang sibuk memarahi salah satu karyawan nya. Tisha segera mengangkat telpon itu dengan suara setengah berbisik.

Ada apa pak Gerry menelpon ku? bukannya dia ada diluar? kenapa juga si es batu ini marah-marah terus? harusnya aku yang marah karena sudah ditinggal pergi. gumam Tisha di dalam hatinya

"Halo pak Gerry, ada apa?" tanya Tisha

"Nyonya, saya mohon tolong mereka. " ucap Gerry

"Mereka siapa? dan tolong apaan?" tanya Tisha

"Tolong hentikan Presdir agar jangan memecat mereka, hanya nyonya yang bisa" Gerry memohon

"Aku tidak tau apa maksud pak sekretaris. Aku tidak ada hubungan nya dengan ini, jadi aku juga tidak bisa menghentikan nya"

"Ini semua karena nyonya, suasana hati Presdir saat ini karena dia marah pada nyonya. Jadi, nyonya harus memenangkan nya. Saya mohon nyonya! kasihan mereka yang ada disini, mereka punya anak istri bahkan cucu yang harus di nafkahi" Gerry merengek pada istri bos nya itu

Masa sih? dia marah seperti ini karena aku? memangnya aku orang penting dalam hidupnya? konyol. Hanya karena marah padaku, dia melampiaskan nya pada orang lain? rasanya gak mungkin. batin Tisha berfikir

"Baiklah.. akan ku coba, tapi aku tidak janji ini akan berhasil"

"Saya mohon sekarang ya nyonya!" ujar Gerry

"Ya baiklah.. huftt.." Tisha menutup telpon nya, ia merasakan tatapan tajam dari suaminya yang sedang duduk di meja presdir.

Mana mungkin aku bisa meredakan amarahnya? pak sekretaris mikir apa sih. Tisha merasa tidak percaya diri kalau dia bisa meredakan emosi Ray yang meledak ledak itu.

Gerry tersenyum, ia sedikit lega setelah pembicaraan nya dengan Tisha dan berharap kalau Tisha berhasil membujuk Ray menarik kembali pemecatan terhadap karyawan karyawan di kantornya.

"Pak Gerry, anda menelepon siapa pak?"

"Nyonya Presdir" jawab Gerry

"Semoga saja nona Zefanya, bisa meredakan amarah pak Raymond ya" kata salah satu karyawan itu.

Nona Zefanya? kenapa mereka semua menganggap kalau dia adalah nyonya Presdir? ya ampun, ini salah paham besar. Pantas saja nyonya selalu bertengkar dengan Presdir, seperti nya ini adalah salah satu alasannya.

****

Tisha mendekati meja Presdir dan menyela omongan nya pada seorang karyawan. Ray yang tadinya sedang marah pada karyawan nya itu jadi terdiam.

"Mau berapa banyak lagi bapak memecat karyawan?" tanya Tisha

"Apa peduli mu? seorang asisten, lebih baik kamu kerjakan saja tugasmu di sana!" ujar Ray sinis

Kenapa dia peduli pada karyawan karyawan ku?. Ray menatap seorang manager keuangan yang sedang ada disana dengan tajam.

Hiiyy apa salahku? kenapa aku merasa seperti akan dibunuh oleh tatapan Presdir?

"Saya akan pergi makan siang, ini sudah waktunya makan siang" ucap Tisha sambil melangkah pergi

Emosinya sangat berlebihan, tapi aku harus memenangkan nya. Sigh..

"Hey! bagaimana bisa kamu..

Bagaimana bisa dia meninggalkan bos nya dan makan siang sendiri?

"Apa bapak mau makan siang bersama?" tanya Tisha sambil tersenyum pada Ray

Apa ini berhasil?. Tisha menunggu reaksi dari Ray.

Ray tidak bisa menolak ajakan Tisha, karena selama 3 hari itu Tisha selalu mengabaikan nya. Ia tak mau diabaikan lagi oleh istrinya.

"Aku beri kesempatan satu kali lagi padamu, pergi dan beritahu orang-orang di luar kalau mereka harus menyerahkan laporan nya kembali besok pagi. Harus sudah ada di mejaku " jelas Ray tegas

Apa aku selamat?

"Maksudnya, mereka tidak di-di pecat?" tanya manager keuangan gugup

"Apa kamu tuli? mau ku ulangi lagi ucapan ku?" tanya Ray kesal

"Tidak pak Presdir, saya mohon maafkan saya. Saya akan segera memberitahukan pada mereka, dan juga terimakasih "

Kata-kata dari asisten pribadi pak Presdir sangat berpengaruh pada Presdir. Pak Presdir langsung menurut padanya. Kedepannya aku harus baik-baik pada nona asisten, agar posisi ku aman.

Manager keuangan itu membawa dokumennya dengan wajah gembira, ia tersenyum pada Tisha, lalu berjalan melewatinya. Tisha sendiri tak percaya setelah melihat secara langsung bahwa emosi suaminya terpengaruh dari dirinya.

"Ngapain melamun disana? katanya mau makan siang?" tanya Ray yang beranjak dari kursinya, melihat Tisha berdiri mematung di depan pintu.

"Ah iya, saya akan makan siang sama pak Gerry."

"Kenapa dengan nya?"

Bukannya dia mengajakku?.

"Karyawan memang harus makan bersama karyawan kan?" Tisha tersenyum

"Kamu istriku, jadi makan siang bersama ku" kata Ray

"Tapi semua orang di kantor ini tidak tau kalau saya istri bapak, jadi tidak baik kalau kita makan bersama dan terlihat orang luar" kata Tisha sambil membuka pintu

"Sekarang aku sudah tidak peduli..aku tidak menyembunyikan nya lagi. " Ray memegang tangan Tisha dan menggandeng nya.

Kenapa aku masih merasa seperti ini? kenapa dia bersikap seperti ini lagi? tapi.. aku tetap ingin cerai..

Aku tidak akan melepaskan orang yang mencintaiku. Meskipun aku tidak mencintai nya.

Ray menggandeng tangan Tisha, mereka berdua berjalan bersama untuk masuk ke dalam lift. Semua orang disana melihat mereka bergandengan tangan, mereka mulai berbisik bisik dengan membicarakan Tisha dan Ray.

Hati Tisha menjerit bahagia, ia tak bisa memungkiri bahwa ia senang saat suaminya memegang tangannya. Hal yang tidak pernah di lakukan nya semenjak mereka menikah, dan yang di lakukan Ray kali ini bukanlah pura-pura.

...---***---...

Terpopuler

Comments

Porman Siahaan

Porman Siahaan

thor knp sih tulisanx bicara dlm hati, terus diulang lg yg didlm hati, jdbacax bosannnn

2023-03-31

0

Umi Abi

Umi Abi

xixixi gedeg aku sama si es batu

2022-08-05

0

Lovely

Lovely

Saya : Ray..!! Kamu itu gimana sih 😏
Cinta sama Tisha, ngak!! Tapi lihat Tisha senyum n perhatian ke org lain, marah n emosi 😡
Ray : Bodoh!!! Saya akan mempertahankan org yg mencintai saya 😤
Tisha : Kamu egois Ray 😵😲
Ray : Biarin 😏
Saya n Tisha : Dasar Hati Es 😡😠😤

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai?
2 Bab 2. Terlilit hutang
3 Bab 3. Mengajarkan mu
4 Bab 4. Berubah
5 Bab 5. Care
6 Bab 6. Ciuman pertama
7 Bab 7. Ray Emosi
8 Bab 8. Makan siang bersama
9 Bab 9. Teman lama
10 Bab 10. Kenapa kamu begini?
11 Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12 Bab 12. Tidur bersama
13 Bab 13. Bekal cinta
14 Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15 Bab 15. Baju kurang bahan
16 Bab 16. Kencan pertama (1)
17 Bab 17. Kencan pertama (2)
18 Bab 18. Hubungan suami istri
19 Bab 19. Digigit serangga
20 Bab 20. Minta cium
21 Bab 21. Dia istriku
22 Bab 22. Hukuman
23 Bab 23. Keluarga?
24 Bab 24. Tisha mengalah
25 Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26 Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27 Bab 27. Terbakar
28 Bab 28. Maaf lagi?
29 Bab 29. Marahan
30 Bab 30. Sudah cukup
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Pahit
33 Bab 33. Divorce Agreement
34 Bab 34. Pertanggungjawaban
35 Bab 35. Zee pelakor (1)
36 Bab 36. Zee pelakor (2)
37 Bab 37. Ini bukan kesempatan
38 Bab 38. Kewajiban istri
39 Bab 39. Keributan Pagi hari
40 Bab 40. Dibalik duka ada..
41 Bab 41. Aku membencimu
42 Bab 42. Rencana setelah cerai
43 Bab 43. Sidang perceraian (1)
44 Bab 44. Sidang perceraian (2)
45 Bab 45. Terpaksa pindah
46 Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47 Bab 47. Hasil pemeriksaan
48 Bab 48. Karma dibayar tunai
49 Bab 49. Gugurkan
50 Bab 50. Mual-mual
51 Bab 51. Ray tak percaya
52 Bab 52. Ketahuan
53 Bab 53. Kecelakaan
54 Bab 54. Tidak mungkin
55 Bab 55. Ray tidak waras?
56 Bab 56. Mimpi buruk
57 Bab 57. Tisha siuman
58 Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59 Bab 59. Zayn takut
60 Bab 60. Perjalanan bisnis
61 Bab 61. Mana mama papa mu?
62 Bab 62. Bocah imut
63 Bab 63. Om eskrim
64 Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65 Bab 65. Pertemuan
66 Bab 66. Zayn brengsek!
67 Bab 67. Penjelasan Zayn
68 Bab 68. Om itu papa ku?
69 Bab 69. Ingatan kembali
70 Bab 70. Rasya di sekolah
71 Bab 71. Tidak tahu malu
72 Bab 72. Rasya ngambek (1)
73 Bab 73. Rasya ngambek (2)
74 Bab 74. Berdebat
75 Bab 75. Ayah dan anak kompak
76 Bab 76. Di pesawat
77 Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78 Bab 78. Akal bulus
79 Bab 79. Kembali ke Jakarta
80 Bab 80. Kamu masih hidup?
81 Bab 81. Zevanya
82 Bab 82.Tidak ada artinya
83 Bab 83. Mulai perhatian
84 Bab 84. Ganti kesempatan
85 Bab 85. Video Call
86 Bab 86. Berdebar
87 Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88 Bab 88. Jambak
89 Bab 89. Zee buat rusuh
90 Bab 90. Zee akan dapat balasan
91 Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92 Bab 92. Anak haram lagi
93 Bab 93. Penipuan
94 Bab 94. Diancam
95 Bab 95. Berita Zayn
96 Bab 96. Keputusan Zayn
97 Bab 97. Dia bukan istrimu
98 Bab 98. Belanja bersama
99 Bab 99. Rasa yang pernah ada
100 Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101 Bab 101. Berita bagus
102 Bab 102. Sarapan pagi
103 Bab 103. Pengakuan Ahmad
104 Bab 104. Rasya hilang
105 Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106 Bab 106. Rasya diculik
107 Bab 107. Permainan Zee
108 Bab 108. Penyelamatan
109 Bab 109. Akhir Zevanya
110 Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111 Bab 111. Dissapointed
112 Bab 112. Niat pindah
113 Bab 113. Pindah rumah
114 Bab 114. Diterima kerja
115 Bab 115. Di kantor
116 Bab 116. Ray manja
117 Bab 117. Rasya ke kantor papa
118 Bab 118. Rasya rese
119 Bab 119. Presdir baru
120 Bab 120. Menuduh
121 Bab 121. Senyum profesional
122 Bab 122. Fayra kecelakaan
123 Bab 123. Bimbang
124 Bab 124. Gara-gara martabak
125 Bab 125. Jangan rindu padaku
126 Bab 126. Teringat pesan terakhir
127 Bab 127. Tak ada logika
128 Bab 128. King
129 Bab 129. Sekolah baru Rasya
130 Bab 130. Ray pergi
131 Bab 131. Rumah sakit
132 Bab 132. Kejujuran Zee
133 Bab 133. Cepat pulang
134 Bab 134. Selamat tinggal
135 Bab 135. Ray kembali
136 Bab 136. Mengaku Rindu
137 Bab 137. Takluk
138 Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139 Bab 139. Mantan
140 Bab 140. Siuman
141 Bab 141. Kebenaran Dean
142 Bab 142. Duka
143 Bab 143. Pergi makan malam
144 Bab 144. Candle light dinner
145 Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146 Bab 146. Aku masih mencintaimu
147 Bab 147. Parfum wanita
148 Bab 148. Resah
149 Bab 149. Aku sudah memilihnya
150 Bab 150. Permintaan maaf Zee
151 Bab 151. Rasya rewel
152 Bab 152. Surat wasiat
153 Bab 153. Satu malam
154 Bab 154. Kiss bye
155 Bab 155. Skandal
156 Bab 156. Menikah sekarang?
157 Bab 157. Sah
158 Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159 Bab 159. Tidak sabaran!
160 Bab 160. Pagi indah
161 Bab 161. Berdua denganmu
162 Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163 Bab 163. Hadiah dari Zayn
164 Bab 164. Menikah dijodohkan
165 Bab 165. Kerja keras
166 Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167 Bab 167. Masa lalu apa itu?
168 Bab 168. Wanita tersakiti
169 Bab 169. Dipersulit
170 Bab 170. Resign
171 Bab 171. Keanehan Tisha
172 Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173 Bab 173. Rasya jadi kakak
174 Bab 174. Ibu Hamil
175 Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176 Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177 Bab 177. Menengok bayi
178 Bab 178. Titik terang
179 Bab 179. Bohong
180 Bab 180. Kepergok
181 Bab 181. Aku lelah
182 Bab 182. Aku menemukan mu
183 Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184 Bab 184. Mogok kerja
185 Bab 185. Godaan rumah tangga
186 Bab 186. Wanita hamil kabur
187 Bab 187. Apartemen mawar
188 Bab 188. Kehilangan istri
189 Bab 189. Masih mencari
190 Bab 190. Pulanglah sayang
191 Bab 191. Firasat
192 Bab 192. Ray kecelakaan
193 Bab 193. Ini mimpi kan?
194 Bab 194. Aku menunggu mu
195 Promosi cerita kak Ramanda
196 Bab 195. Penghujung cinta
197 Bab 196. Pulang ke rumah
198 Skyskal
199 Bab 197. Di gigit ular
200 Bab 198. Bucin dari kecil
201 Bab 199. Fayra melahirkan
202 Bab. 200. Menuju bahagia
203 Bab 201. Welcome baby (End)
204 Promo kak rafizqi
205 Kisah cinta gadis tomboy
206 Budakku Mr. Mafia
207 Boncap 1
208 Boncap 2
209 Promo kak Anha
210 Dijodohkan dengan cinta pertama
211 Promo novel baru author Irma Kirana
212 Belenggu Cinta Papa Angkatku
213 Obsesi Cinta Tuan Mafia
214 Satu malam bersama pamanku???
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Cerai?
2
Bab 2. Terlilit hutang
3
Bab 3. Mengajarkan mu
4
Bab 4. Berubah
5
Bab 5. Care
6
Bab 6. Ciuman pertama
7
Bab 7. Ray Emosi
8
Bab 8. Makan siang bersama
9
Bab 9. Teman lama
10
Bab 10. Kenapa kamu begini?
11
Bab 11. Fine, ayo kita lakukan
12
Bab 12. Tidur bersama
13
Bab 13. Bekal cinta
14
Bab 14. Tawaran untuk Tisha
15
Bab 15. Baju kurang bahan
16
Bab 16. Kencan pertama (1)
17
Bab 17. Kencan pertama (2)
18
Bab 18. Hubungan suami istri
19
Bab 19. Digigit serangga
20
Bab 20. Minta cium
21
Bab 21. Dia istriku
22
Bab 22. Hukuman
23
Bab 23. Keluarga?
24
Bab 24. Tisha mengalah
25
Bab 25. Ibu dan anak sama saja
26
Bab 26. Maaf untuk masa lalu
27
Bab 27. Terbakar
28
Bab 28. Maaf lagi?
29
Bab 29. Marahan
30
Bab 30. Sudah cukup
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Pahit
33
Bab 33. Divorce Agreement
34
Bab 34. Pertanggungjawaban
35
Bab 35. Zee pelakor (1)
36
Bab 36. Zee pelakor (2)
37
Bab 37. Ini bukan kesempatan
38
Bab 38. Kewajiban istri
39
Bab 39. Keributan Pagi hari
40
Bab 40. Dibalik duka ada..
41
Bab 41. Aku membencimu
42
Bab 42. Rencana setelah cerai
43
Bab 43. Sidang perceraian (1)
44
Bab 44. Sidang perceraian (2)
45
Bab 45. Terpaksa pindah
46
Bab 46. Persiapan pernikahan Zee
47
Bab 47. Hasil pemeriksaan
48
Bab 48. Karma dibayar tunai
49
Bab 49. Gugurkan
50
Bab 50. Mual-mual
51
Bab 51. Ray tak percaya
52
Bab 52. Ketahuan
53
Bab 53. Kecelakaan
54
Bab 54. Tidak mungkin
55
Bab 55. Ray tidak waras?
56
Bab 56. Mimpi buruk
57
Bab 57. Tisha siuman
58
Bab 58. Siapa papa ku, ma?
59
Bab 59. Zayn takut
60
Bab 60. Perjalanan bisnis
61
Bab 61. Mana mama papa mu?
62
Bab 62. Bocah imut
63
Bab 63. Om eskrim
64
Bab 64. Doa Rasya untuk Ray
65
Bab 65. Pertemuan
66
Bab 66. Zayn brengsek!
67
Bab 67. Penjelasan Zayn
68
Bab 68. Om itu papa ku?
69
Bab 69. Ingatan kembali
70
Bab 70. Rasya di sekolah
71
Bab 71. Tidak tahu malu
72
Bab 72. Rasya ngambek (1)
73
Bab 73. Rasya ngambek (2)
74
Bab 74. Berdebat
75
Bab 75. Ayah dan anak kompak
76
Bab 76. Di pesawat
77
Bab 77. Ngambek lagi, Rasya?
78
Bab 78. Akal bulus
79
Bab 79. Kembali ke Jakarta
80
Bab 80. Kamu masih hidup?
81
Bab 81. Zevanya
82
Bab 82.Tidak ada artinya
83
Bab 83. Mulai perhatian
84
Bab 84. Ganti kesempatan
85
Bab 85. Video Call
86
Bab 86. Berdebar
87
Bab 87. Kakek buyut dan cicitnya
88
Bab 88. Jambak
89
Bab 89. Zee buat rusuh
90
Bab 90. Zee akan dapat balasan
91
Bab 91. Kamu akan dukung papa, kan?
92
Bab 92. Anak haram lagi
93
Bab 93. Penipuan
94
Bab 94. Diancam
95
Bab 95. Berita Zayn
96
Bab 96. Keputusan Zayn
97
Bab 97. Dia bukan istrimu
98
Bab 98. Belanja bersama
99
Bab 99. Rasa yang pernah ada
100
Bab 100. Tanpa sadar (spesial chap)
101
Bab 101. Berita bagus
102
Bab 102. Sarapan pagi
103
Bab 103. Pengakuan Ahmad
104
Bab 104. Rasya hilang
105
Bab 105. Permohonan Bu Lisa
106
Bab 106. Rasya diculik
107
Bab 107. Permainan Zee
108
Bab 108. Penyelamatan
109
Bab 109. Akhir Zevanya
110
Bab 110. Zayn menjenguk Rasya
111
Bab 111. Dissapointed
112
Bab 112. Niat pindah
113
Bab 113. Pindah rumah
114
Bab 114. Diterima kerja
115
Bab 115. Di kantor
116
Bab 116. Ray manja
117
Bab 117. Rasya ke kantor papa
118
Bab 118. Rasya rese
119
Bab 119. Presdir baru
120
Bab 120. Menuduh
121
Bab 121. Senyum profesional
122
Bab 122. Fayra kecelakaan
123
Bab 123. Bimbang
124
Bab 124. Gara-gara martabak
125
Bab 125. Jangan rindu padaku
126
Bab 126. Teringat pesan terakhir
127
Bab 127. Tak ada logika
128
Bab 128. King
129
Bab 129. Sekolah baru Rasya
130
Bab 130. Ray pergi
131
Bab 131. Rumah sakit
132
Bab 132. Kejujuran Zee
133
Bab 133. Cepat pulang
134
Bab 134. Selamat tinggal
135
Bab 135. Ray kembali
136
Bab 136. Mengaku Rindu
137
Bab 137. Takluk
138
Bab 138. Aku butuh waktu sendiri
139
Bab 139. Mantan
140
Bab 140. Siuman
141
Bab 141. Kebenaran Dean
142
Bab 142. Duka
143
Bab 143. Pergi makan malam
144
Bab 144. Candle light dinner
145
Bab 145. Gagal romantis tapi berhasil
146
Bab 146. Aku masih mencintaimu
147
Bab 147. Parfum wanita
148
Bab 148. Resah
149
Bab 149. Aku sudah memilihnya
150
Bab 150. Permintaan maaf Zee
151
Bab 151. Rasya rewel
152
Bab 152. Surat wasiat
153
Bab 153. Satu malam
154
Bab 154. Kiss bye
155
Bab 155. Skandal
156
Bab 156. Menikah sekarang?
157
Bab 157. Sah
158
Bab 158. Papa mama harus kerjasama
159
Bab 159. Tidak sabaran!
160
Bab 160. Pagi indah
161
Bab 161. Berdua denganmu
162
Bab 162. Dia untukmu bukan untukku
163
Bab 163. Hadiah dari Zayn
164
Bab 164. Menikah dijodohkan
165
Bab 165. Kerja keras
166
Bab 166. Penyambutan Presdir baru
167
Bab 167. Masa lalu apa itu?
168
Bab 168. Wanita tersakiti
169
Bab 169. Dipersulit
170
Bab 170. Resign
171
Bab 171. Keanehan Tisha
172
Bab 172. Papa mama jangan berpisah
173
Bab 173. Rasya jadi kakak
174
Bab 174. Ibu Hamil
175
Bab 175. Keluarga kita akan bahagia
176
Bab 176. Aku diatas kamu dibawah
177
Bab 177. Menengok bayi
178
Bab 178. Titik terang
179
Bab 179. Bohong
180
Bab 180. Kepergok
181
Bab 181. Aku lelah
182
Bab 182. Aku menemukan mu
183
Bab 183. Anak ini bukan milikmu
184
Bab 184. Mogok kerja
185
Bab 185. Godaan rumah tangga
186
Bab 186. Wanita hamil kabur
187
Bab 187. Apartemen mawar
188
Bab 188. Kehilangan istri
189
Bab 189. Masih mencari
190
Bab 190. Pulanglah sayang
191
Bab 191. Firasat
192
Bab 192. Ray kecelakaan
193
Bab 193. Ini mimpi kan?
194
Bab 194. Aku menunggu mu
195
Promosi cerita kak Ramanda
196
Bab 195. Penghujung cinta
197
Bab 196. Pulang ke rumah
198
Skyskal
199
Bab 197. Di gigit ular
200
Bab 198. Bucin dari kecil
201
Bab 199. Fayra melahirkan
202
Bab. 200. Menuju bahagia
203
Bab 201. Welcome baby (End)
204
Promo kak rafizqi
205
Kisah cinta gadis tomboy
206
Budakku Mr. Mafia
207
Boncap 1
208
Boncap 2
209
Promo kak Anha
210
Dijodohkan dengan cinta pertama
211
Promo novel baru author Irma Kirana
212
Belenggu Cinta Papa Angkatku
213
Obsesi Cinta Tuan Mafia
214
Satu malam bersama pamanku???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!